• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Mengakibatkan Jatuh Sakit Atau Luka Berat

Dalam dokumen Skripsi (Halaman 70-75)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.2.2. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Mengakibatkan Jatuh Sakit Atau Luka Berat

Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat merupakan suatu kejahatan yang tidak hanya menyakiti orang dalam lingkup rumah tangga seperti isteri tetapi juga dapat memberikan trauma bagi kalangan keluarga lainnya seperti anak. Dalam proses penanggulangan kejahatan yang dilakukan oleh pihak berwajib Kepolisian dapat ditempuh melalui 2 (dua) upaya yaitu, upaya represif dan upaya preventif. Refresif dilakukan dengan penegakan hukum sedangkan preventif melakukan pendekatan sosial.

Kepolisian dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat sebagaimana yang tertera pada Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negera Republik Indonesia, upaya penanggulangan secara preventif tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat ini merupakan kewajiban bersama yaitu kewajiban pihak berwajib (kepolisian) dan masyarakat umum. Dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat pihak kepolisian telah melakukan beberapa upaya preventif. Berikut ini merupakan upaya preventif yang dilakukan

Kepolisian:60

1. Antara suami dan isteri dan juga anggota keluarga lainnya saling menjaga dan mengormati satu sama lain.

2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga karena ada undang-undang yang mengaturnya.

3. Menghimbau kepada masyarakat untuk menjadi polisi terhadap diri sendiri karena dengan hal semacam ini kejahatan yang akan terjadi akan mudah terdeteksi sejak dini.

4. Menghimbau masyarakat untuk segera melapor jika melihat atau mengalami tindakan kriminal.

5. Pihak Kepolisian melakukan operasi umum yang rutin dilakukan setiap hari dan setiap malam melakukan kegiatan patroli dengan beranggotakan 4 petugas polisi dilengkapi senjata api dan laras panjang.

Pada tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat yang telah terjadi, cara penanggulangan berupa penanganan kejahatan yaitu upaya represif melalui proses penegakan hukum pidana. Proses penegakan hukum pidana melalui 3 tahapan yaitu:61

1. Tahap formulasi, yaitu tahap penegakan hukum pidana oleh badan pembuat undang-undang. Dalam tahap ini pembuat undang-undang melakukan kegiatan memilih nilai-nilai yang sesuai dengan keadaan dan situsasi masa kini dan masa yang akan datang, kemudian merumuskannya dalam bentuk peraturan

60 Internet, “Pertanggungjawaban Pidana Dalam Hukum Pidana Positif”, Melalui

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25809/3/Chapter%20II.pdf, Diakses tanggal 20 Maret 2017.

perundang-undangan pidana untuk mencapai hasil perundang-undangan pidana yang paling baik dalam arti memenuhi syarat keadilan dan daya guna. Tahap ini dapat pula disebut tahap kebijakan legislatif.

2. Tahap aplikasi, yaitu tahap penegakan hukum pidana (tahap penerapan hukum pidana) oleh aparat-aparat penegak hukum mulai dari Kepolisian sampai Pengadilan. Dalam tahap ini aparat penegak hukum bertugas menegakkan serta menerapkan peraturan perundang-undangan pidana yang telah dibuat oleh pembuat undang-undang. Dalam melaksanakan tugas ini, aparat penegak hukum harus berpegang teguh pada nilai-nilai keadilan dan daya guna. Tahap ini dapat pula disebut sebagai tahap kebijakan yudikatif.

3. Tahap eksekusi, yaitu tahap penegakan (pelaksanaan) hukum pidana secara konkret oleh aparat pelaksana pidana. Dalam tahap ini aparat pelaksana pidana bertugas menegakkan peraturan perundang-undangan pidana yang telah dibuat oleh pembuat undang-undang melalui penerapan pidana yang telah ditetapkan dalam putusan pengadilan. Dalam melaksanakan pemidanaan yang telah ditetapkan dalam putusan pengadilan, aparat pelaksana pidana dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman kepada peraturan perundang- undangan pidana yang telah dibuat oleh pembuat undang-undang dan nilai- nilai keadilan serta daya guna.

Upaya penanggulangan kejahatan dengan hukum pidana merupakan salah satu obat terakhir atau dikenal dengan istilah “Ultimum Remidium” digunakan apabila sarana hukum lain diluar pidana tidak dapat digunakan untuk menanggulangi kejahatan yang semata-mata penggunaan sanksi pidana ini

diberikan untuk memberikan perlindungan, rasa aman, dan kesejahteraan kepada masyarakat maka pihak Kepolisian yang merupakan bagian dari tahap aplikasi atau tahap penerapan hukum pidana pada penerapan hukum pidana dalam upaya penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat melakukan tindakan represif melalui satuan reserse nya mengambil tindakan hukum berupa melakukan penyelidikan terhadap para pelaku tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat yang telah dilaporkan oleh masyarakat untuk mendapatkan para pelakunya dan melakukan penyidikan terhadap para pelaku yang telah tertangkap untuk diajukan ke penuntut umum sehingga mendapatkan hukuman yang adil atas perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku.

Upaya preventif yaitu pencegahan sebelum kekerasan dalam rumah tangga dilakukan para pelaku, pencegahan terjadinya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat harus dikedepan kan sebelum hilangnya nyawa seseorang. Adapun alasan tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Tindakan pencegahan adalah lebih baik daripada tindakan represif karena usaha pencegahan tidak selalu memerlukan suatu organisasi yang rumit dan birokratis, yang dapat menjurus ke arah birokratisme yang menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang. Usaha pencegahan adalah lebih ekonomis bila dibandingkan dengan usaha represif. Untuk melayani jumlah orang yang lebih besar jumlahnya tidak diperlukan banyak tenaga seperti pada

usaha represif menurut perbandingan. Usaha pencegahan juga dapat dilakukan secara perorangan dan tidak selalu memerlukan keahlian seperti pada usaha represif.

b. Usaha pencegahan tidak menimbulkan akibat negatif seperti stigmatisasi (pemberian cap pada yang dihukum atau dibina), pengasingan, penderitaan- penderitaan dalam berbagai bentuk, pelanggaran hak asasi, permusuhan atau kebencian terhadap satu sama lain yang dapat menjurus ke arah residivisme; c. Usaha pencegahan dapat pula mempererat persatuan, kerukunan dan

meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap sesama anggota masyarakat. Dengan demikian usaha pencegahan dapat membantu orang mengembangkan seseorang dalam bernegara dan bermasyarakat lebih baik lagi. Oleh karena mengamankan dan mengusahakan stabilitas dalam masyarakat, yang diperlukan demi pelaksanaan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Usaha pencegahan kriminalitas dapat merupakan suatu usaha menciptakan kesejahteraan mental, fisik dan sosial seseorang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Skripsi (Halaman 70-75)