• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pengelolaan Risiko 1. Upaya Pengelolaan Risiko Negara

Dalam dokumen transformasi untuk pertumbuhan masa depan (Halaman 146-150)

Perusahaan menangani negara dengan :

- Terlibat secara aktif dalam memberikan masukan tentang perlunya kebijakan energi yang konsisten dan koheren kepada pemangku kebijakan dalam rangka mengantisipasi keterbatasan sumber daya energi,

- Menciptakan broad-base initiatives dalam

rangka implementasi kepatuhan Perusahaan terhadap regulasi, dengan cara memberikan laporan berkala kepada regulator dan melakukan tindakan proaktif dalam rangka mengantisipasi perubahan kebijakan, dengan cara melakukan dan mempertimbangkan relokasi jaringan dan fasilitas gas,

- Membuka kesempatan melalui aliansi dan

partnership, berupa joint venture secara global

dengan tetap memperhitungkan kelayakan ekonomi dan operasi.

2. Upaya Pengelolaan Risiko Pasokan Gas Perusahaan menangani risiko pasokan gas ini dengan :

- Melakukan kordinasi secara intensif dengan melibatkan pihak pemasok gas serta BPMIGAS selaku regulator dengan maksud untuk memastikan kesinambungan pasokan bagi Perusahaan.

- Mencari pasokan baru untuk mengatasi

shortage pemenuhan kebutuhan gas baik

melalui moda transportasi konvensional pipa maupun moda transportasi baru seperti LNG. 3. Upaya Pengelolaan Risiko Operasional Perusahaan menangani risiko operasional ini

dengan :

- Mendapatkan pasokan gas dari sumber lain serta mengatur kapasitas penyaluran kepada pelanggan pada saat terjadi gangguan kontinuitas penyaluran gas akibat dari

- Melaksanakan inspeksi dengan menggunakan

sonar scan dan Remotely Operated Underwater

Vehicle (ROV) serta melakukan penguatan

jaringan pipa bawah laut.

- Memperbesar kapasitas dari fasilitas penerima gas agar dapat mengoptimalkan pengaliran gas kepada pelanggan.

4. Upaya Pengelolaan Risiko Regulasi

Perusahaan menangani risiko regulasi ini dengan melakukan upaya koordinasi dan klarifikasi kepada pihak yang memiliki otoritas mengenai penerapan UU No 7 Tahun 2011 tersebut terhadap kontrak jangka panjang Perusahaan yang telah berjalan dalam rangka memastikan kepatuhan terhadap regulasi dimaksud tanpa menimbulkan masalah baru dengan mitra bisnis Perusahaan.

5. Upaya Pengelolaan Risiko Mata Uang Perusahaan menangani risiko mata uang ini

dengan melakukan transaksi lindung nilai atas perubahan nilai wajar kewajiban dari risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing terkait.

Inisiatif – Inisiatif bagi Peningkatan Maturity

Level Penerapan Manajemen Risiko

Perusahaan telah memiliki rencana induk (blueprint

dan roadmap) penerapan manajemen risiko.

Perusahaan juga telah melakukan evaluasi internal dalam rangka mendapatkan gambaran obyektif

atas maturity level penerapan manajemen risiko.

Kesenjangan antara praktik ideal yang menjadi

karakteristik dari perusahaan dengan maturity

level tertinggi dengan praktik manajemen risiko

yang sedang berjalan saat ini diatasi dengan mengimplementasikan inisiatif-inisiatif peningkatan

maturity level. Sepanjang tahun 2011, Perusahaan

telah melaksanakan beberapa inisiatif berikut:

• Penyempurnaan Kebijakan, Prosedur, dan Instruksi Kerja Manajemen Risiko

Perusahaan melakukan penyempurnaan terhadap perangkat-perangkat penerapan manajemen risiko termasuk kebijakan, prosedur, dan instruksi kerja

sebagai bagian dari continuous improvement,

dengan semangat untuk semakin mendekatkan

praktek manajemen risiko Perusahan kepada best

practices dan agar perangkat-perangkat dimaksud

semakin implementable dari perspektif para

process owners maupun Direksi,

• Penyempurnaan Risk Appetite

Menimbang bahwa dampak negatif dari kejadian risiko dapat bersifat multidimensi sesuai

karekterisktik dari kejadian serta jenis

eksposur-nya, Perusahaan telah mempertajam rumusan risk

appetite menjadi appetite dalam perspektif: (i)

finansial, (ii) reputasi, (iii) hukum, perundang-undangan dan kebijakan internal perusahaan, (iv) lingkungan, dan (v) keselamatan. Penetapan

risk appetite dengan pendekatan multi perspektif

ini memberikan kemudahan bagi Direksi dalam

menetapkan tingkat appetite untuk tiap perspektif

serta dalam menetapkan prioritas pemantauan dan penanganan risiko.

• Inisialisasi Penerapan Loss Event Reporting Penilaian risiko dengan pendekatan semi

kuantitatif yang berjalan saat ini akan dipertajam dengan pendekatan kuantitatif dalam hal penilaian tingkat kemungkinan kejadian risiko dan tingkat dampak risiko (khususnya untuk perspektif keuangan). Pendekatan kuantitatif mensyaratkan keberadaan dan kecukupan data historis sebagai salah satu parameter terpenting dalam memperkirakan tingkat kemungkinan maupun dampak risiko. Terkait dengan hal ini, Perusahaan pada tahun 2011 mulai merumuskan kebijakan

dan prosedur untuk penerapan loss event

Tata Kelola Perusahaan

ini, seluruh kejadian aktual berdampak negatif

yang memenuhi kriteria threshold tingkat dampak

tertentu direkam dalam loss event database.

Diharapkan dalam beberapa waktu ke depan,

Perusahaan akan memiliki loss event database

yang lengkap atas seluruh kegiatan usaha. • Implementasi Sistem Informasi Manajemen

Risiko

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pengelolaan informasi dalam kegiatan manajemen risiko, Perusahaan telah menginisiasi kegiatan implementasi Sistem Informasi

Manajemen Risiko (SIMR). Sistem aplikasi

terpilih merupakan sistem paket (bukan custom

development) yang telah dikenal luas dalam

berbagai industri sebagai solusi GRC (Governance,

Risk Management, and Compliance). Bagi process owners, keberadaan SIMR akan memberikan

kemudahan dalam mendokumentasikan, melaporkan, dan menelusuri status realiasasi rencana penanganan risiko. Divisi Manajemen Risiko juga mendapatkan manfaat dari SIMR berupa kemudahan dalam memantau tingkat kepatuhan pelaksanaan asesmen dan penanganan

risiko oleh satuan kerja serta dalam analisis dan

pelaporan risiko. Fasilitas business intelligence

yang disediakan oleh SIMR akan memberikan informasi kepada Direksi mengenai profil risiko Perusahaan dari waktu ke waktu serta risiko-risiko yang perlu menjadi fokus perhatian dan prioritas. • Pengembangan Kompetensi Personil

Menyadari peran penting dari personil dalam memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko, Perusahaan telah mengadakan kegiatan pelatihan asesmen risiko bagi para anggota

Risk Champion Team sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan personil dalam memfasilitasi kegiatan asesmen di satuan

kerjanya. Beberapa personil dari Divisi Manajemen Risiko juga telah memperoleh sertifikat keahlian

Certified Risk Analyst dari Asia Risk Management Institute.

• Pelaksanaan Coaching Clinic

Divisi Manajemen Risiko memfasilitasi kegiatan

coaching clinic dan pemantauan risiko di SBU

maupun satuan-satuan kerja di Kantor Pusat secara periodik sepanjang tahun 2011. Dalam

Tata Kelola Perusahaan

• Pelaksanaan Maturity Level Assessment Lanjutan

Maturity level assessment kembali dilaksanakan

pada tahun 2011 melibatkan para anggota Risk

Champion Team dan process owner sebagai

responden. Dari hasil asesmen terungkap bahwa

maturity level penerapan manajemen risiko

Perusahaan menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Evaluasi Terhadap Tata Kelola Manajemen

Dalam dokumen transformasi untuk pertumbuhan masa depan (Halaman 146-150)

Dokumen terkait