Perusahaan menangani negara dengan :
- Terlibat secara aktif dalam memberikan masukan tentang perlunya kebijakan energi yang konsisten dan koheren kepada pemangku kebijakan dalam rangka mengantisipasi keterbatasan sumber daya energi,
- Menciptakan broad-base initiatives dalam
rangka implementasi kepatuhan Perusahaan terhadap regulasi, dengan cara memberikan laporan berkala kepada regulator dan melakukan tindakan proaktif dalam rangka mengantisipasi perubahan kebijakan, dengan cara melakukan dan mempertimbangkan relokasi jaringan dan fasilitas gas,
- Membuka kesempatan melalui aliansi dan
partnership, berupa joint venture secara global
dengan tetap memperhitungkan kelayakan ekonomi dan operasi.
2. Upaya Pengelolaan Risiko Pasokan Gas Perusahaan menangani risiko pasokan gas ini dengan :
- Melakukan kordinasi secara intensif dengan melibatkan pihak pemasok gas serta BPMIGAS selaku regulator dengan maksud untuk memastikan kesinambungan pasokan bagi Perusahaan.
- Mencari pasokan baru untuk mengatasi
shortage pemenuhan kebutuhan gas baik
melalui moda transportasi konvensional pipa maupun moda transportasi baru seperti LNG. 3. Upaya Pengelolaan Risiko Operasional Perusahaan menangani risiko operasional ini
dengan :
- Mendapatkan pasokan gas dari sumber lain serta mengatur kapasitas penyaluran kepada pelanggan pada saat terjadi gangguan kontinuitas penyaluran gas akibat dari
- Melaksanakan inspeksi dengan menggunakan
sonar scan dan Remotely Operated Underwater
Vehicle (ROV) serta melakukan penguatan
jaringan pipa bawah laut.
- Memperbesar kapasitas dari fasilitas penerima gas agar dapat mengoptimalkan pengaliran gas kepada pelanggan.
4. Upaya Pengelolaan Risiko Regulasi
Perusahaan menangani risiko regulasi ini dengan melakukan upaya koordinasi dan klarifikasi kepada pihak yang memiliki otoritas mengenai penerapan UU No 7 Tahun 2011 tersebut terhadap kontrak jangka panjang Perusahaan yang telah berjalan dalam rangka memastikan kepatuhan terhadap regulasi dimaksud tanpa menimbulkan masalah baru dengan mitra bisnis Perusahaan.
5. Upaya Pengelolaan Risiko Mata Uang Perusahaan menangani risiko mata uang ini
dengan melakukan transaksi lindung nilai atas perubahan nilai wajar kewajiban dari risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing terkait.
Inisiatif – Inisiatif bagi Peningkatan Maturity
Level Penerapan Manajemen Risiko
Perusahaan telah memiliki rencana induk (blueprint
dan roadmap) penerapan manajemen risiko.
Perusahaan juga telah melakukan evaluasi internal dalam rangka mendapatkan gambaran obyektif
atas maturity level penerapan manajemen risiko.
Kesenjangan antara praktik ideal yang menjadi
karakteristik dari perusahaan dengan maturity
level tertinggi dengan praktik manajemen risiko
yang sedang berjalan saat ini diatasi dengan mengimplementasikan inisiatif-inisiatif peningkatan
maturity level. Sepanjang tahun 2011, Perusahaan
telah melaksanakan beberapa inisiatif berikut:
• Penyempurnaan Kebijakan, Prosedur, dan Instruksi Kerja Manajemen Risiko
Perusahaan melakukan penyempurnaan terhadap perangkat-perangkat penerapan manajemen risiko termasuk kebijakan, prosedur, dan instruksi kerja
sebagai bagian dari continuous improvement,
dengan semangat untuk semakin mendekatkan
praktek manajemen risiko Perusahan kepada best
practices dan agar perangkat-perangkat dimaksud
semakin implementable dari perspektif para
process owners maupun Direksi,
• Penyempurnaan Risk Appetite
Menimbang bahwa dampak negatif dari kejadian risiko dapat bersifat multidimensi sesuai
karekterisktik dari kejadian serta jenis
eksposur-nya, Perusahaan telah mempertajam rumusan risk
appetite menjadi appetite dalam perspektif: (i)
finansial, (ii) reputasi, (iii) hukum, perundang-undangan dan kebijakan internal perusahaan, (iv) lingkungan, dan (v) keselamatan. Penetapan
risk appetite dengan pendekatan multi perspektif
ini memberikan kemudahan bagi Direksi dalam
menetapkan tingkat appetite untuk tiap perspektif
serta dalam menetapkan prioritas pemantauan dan penanganan risiko.
• Inisialisasi Penerapan Loss Event Reporting Penilaian risiko dengan pendekatan semi
kuantitatif yang berjalan saat ini akan dipertajam dengan pendekatan kuantitatif dalam hal penilaian tingkat kemungkinan kejadian risiko dan tingkat dampak risiko (khususnya untuk perspektif keuangan). Pendekatan kuantitatif mensyaratkan keberadaan dan kecukupan data historis sebagai salah satu parameter terpenting dalam memperkirakan tingkat kemungkinan maupun dampak risiko. Terkait dengan hal ini, Perusahaan pada tahun 2011 mulai merumuskan kebijakan
dan prosedur untuk penerapan loss event
Tata Kelola Perusahaan
ini, seluruh kejadian aktual berdampak negatif
yang memenuhi kriteria threshold tingkat dampak
tertentu direkam dalam loss event database.
Diharapkan dalam beberapa waktu ke depan,
Perusahaan akan memiliki loss event database
yang lengkap atas seluruh kegiatan usaha. • Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Risiko
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pengelolaan informasi dalam kegiatan manajemen risiko, Perusahaan telah menginisiasi kegiatan implementasi Sistem Informasi
Manajemen Risiko (SIMR). Sistem aplikasi
terpilih merupakan sistem paket (bukan custom
development) yang telah dikenal luas dalam
berbagai industri sebagai solusi GRC (Governance,
Risk Management, and Compliance). Bagi process owners, keberadaan SIMR akan memberikan
kemudahan dalam mendokumentasikan, melaporkan, dan menelusuri status realiasasi rencana penanganan risiko. Divisi Manajemen Risiko juga mendapatkan manfaat dari SIMR berupa kemudahan dalam memantau tingkat kepatuhan pelaksanaan asesmen dan penanganan
risiko oleh satuan kerja serta dalam analisis dan
pelaporan risiko. Fasilitas business intelligence
yang disediakan oleh SIMR akan memberikan informasi kepada Direksi mengenai profil risiko Perusahaan dari waktu ke waktu serta risiko-risiko yang perlu menjadi fokus perhatian dan prioritas. • Pengembangan Kompetensi Personil
Menyadari peran penting dari personil dalam memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko, Perusahaan telah mengadakan kegiatan pelatihan asesmen risiko bagi para anggota
Risk Champion Team sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan personil dalam memfasilitasi kegiatan asesmen di satuan
kerjanya. Beberapa personil dari Divisi Manajemen Risiko juga telah memperoleh sertifikat keahlian
Certified Risk Analyst dari Asia Risk Management Institute.
• Pelaksanaan Coaching Clinic
Divisi Manajemen Risiko memfasilitasi kegiatan
coaching clinic dan pemantauan risiko di SBU
maupun satuan-satuan kerja di Kantor Pusat secara periodik sepanjang tahun 2011. Dalam
Tata Kelola Perusahaan
• Pelaksanaan Maturity Level Assessment Lanjutan
Maturity level assessment kembali dilaksanakan
pada tahun 2011 melibatkan para anggota Risk
Champion Team dan process owner sebagai
responden. Dari hasil asesmen terungkap bahwa
maturity level penerapan manajemen risiko
Perusahaan menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.