HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.3 Upaya Perawat dalam Mencegah Terjadinya Luka Dekubitus
No Pertanyaan Ya Tidak
frek % Frek % Upaya perawat dalam mencegah
terjadinya luka dekubitus: Hygiene/perawatan Kulit
1 Perawat selalu menjaga kulit pasien agar tetap kering dan bersih
16 88,9 2 11,1 2 Perawat membersihkan kulit pasien
dengan air hangat
18 100 0 0 3 Jika pasien berkeringat perawat selalu
mengeringkan keringat yang terdapat di tubuh pasien
11 61,1 7 38,9
4 Perawat menganjurkan pasien untuk menggunakan lotion/pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit pasien
15 83,3 3 16,7
5 Perawat membersihkan kulit pasien dengan menggunakan sabun
16 88,9 2 11,1 Upaya perawat dalam mencegah
terjadinya luka dekubitus: Mobilisasi
6 Perawat melakukan pengaturan posisi ulang pada pasien setiap 2 jam sekali
6 33,3 12 66,7 7 Pada pasien yang mampu untuk duduk
perawat menganjurkan untuk duduk lebih dari 2 jam
2 11,1 16 88,9
8 Pada saat berbaring perawat selalu mengusahakan agar posisi tidur pasien rata tidak ada bagian tubuh pasien yang terhimpit pada saat berbaring di tempat tidur
7 38,8 11 61,1
9 Perawat memberikan perlindungan pada bagian tubuh pasien yang menonjol contohnya bokong dan siku dengan menggunakan bahan yang lembut (bantal)
2 11,1 16 88,9
10 Pada saat melakukan perubahan posisi, perawat memperhatikan gesekan yang terjadi pada kulit pasien
4 22,2 14 77,8
Upaya perawat untuk mencegah terjadinya luka dekubitus: pendidikan kesehatan 11 Keluarga dan pasien diberi pendidikan
kesehatan tentang dekubitus
12 Perawat selalu memotivasi dan memberikan dukungan psikososial dalam mencegah terjadinya luka dekubitus
3 16,7 15 83,3
13 Perawat mengajarkan cara merubah posisi yang baik pada pasien yang mampu merubah posisi sendiri
10 55,6 8 44,4
14 Perawat menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut dan menyerap keringat
14 83,3 4 16,7
15 Perawat mengajarkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama kulit pasien
17 94,4 1 5,6
Upaya perawat dalam mencegah terjadinya luka dekubitus: implementasi standart prosedur
16 Perawat rutin melakukan tindakan perubahan posisi pada pasien
8 44,4 10 55,6
17 Selama dirumah sakit pasien selalu dimandikan/di waslap setiap hari untuk menjaga kebersihan pasien
18 0 0 0
18 Perawat memperbaiki alas tidur/sprei pasien apabila alas tidur pasien kusut
18 0 0 0
19 Perawat selalu menjaga kebersihan tempat tidur pasien
16 88,9 2 11,1 20 Pasien dianjurkan makanan makanan yang
baik untuk di konsumsi contoh nya buah-buahan yang kaya akan vitamin C
14 77,8 4 22,2
5.2 Pembahasan
Upaya perawat untuk mencegah terjadinya luka dekubitus dalam penelitian ini dibagi dalam 4 kategori yang menjadi standar penilaian untuk mengkategorikan apakah upaya yang dilakukan oleh perawat dapat dikatakan baik, sedang dan buruk. Kategori tersebut adalah hygiene/perawatan kulit, mobilisasi, pendidikan kesehatan, dan implementasi standar prosedur. Dari hasil yang diperoleh peneliti untuk kategori higine/perawatan kulit dalam mencegah terjadinya luka dekubitus dalam persepsi pasien yang mengalami trauma
orthopedi dengan menjaga kebersihan dan mencegah kerusakan kulit mayoritas atau sebanyak 14 (77,8%) orang pasien mempersepsikan baik, pasien mengatakan perawat sering melakukan perawatan pada kulit pasien misalnya membersihkan kulit pasien dengan air hangat setiap pagi, menganjurkan pasien untuk menggunakan lotion/pelembab untuk mencegah kulit pasien dari kekeringan, membersihkan kulit pasien dengan menggunakan sabun dan menganjurkan pasien untuk membersihkan kulit apabila pasien berkeringat.
Sementara itu untuk kategori upaya perawat dalam mencegah terjadinya luka dekubitus dengan melaksanakan mobilisasi lebih dari setengah atau 10 (55,6%) orang pasien mempersepsikan buruk. Untuk kategori upaya pencegahan luka dekubitus dengan melaksanakan mobilisasi ini banyak pasien yang mengatakan jarang dilakukan oleh perawat khusus nya pada poin untuk menganjurkan pasien duduk, pasien mengatakan biasanya mereka melaksanakan perubahan posisi atas kesadaran sendiri ataupun di bantu oleh keluarga hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah perawat merasa pasien mampu melaksanakan perubahan posisi sendiri ataupun dibantu oleh keluarga, hal ini tidak sepenuhnya merupakan kelalaian dari perawat atau pun perawat enggan melaksanakan nya karena pada kategori pemberian pendidikan kesehatan perawat telah mengajarkan untuk melakukan perubahan posisi minimal 2 jam sekali pada pasien-pasien yang kooferatif atau pun bisa melaksanakan nya sendiri, pasien memberikan respon yang cukup baik dan mengatakan telah mengerti setelah diberikan pendidikan kesehatan khususnya perubahan posisi minimal 2 jam sekali seharusnya setelah diberikan pendidikan kesehatan tersebut pasien dapat
melaksanakan nya sendiri tanpa perlu dibantu oleh perawat, perawat hanya cukup memberikan arahan atau pun mengingatkan pasien untuk merubah posisinya.
Lain hal nya apabila pasien tidak dapat merubah posisinya sendiri maka perawat harus membantu pasien untuk melaksanakan perubahan posisi contohnya pada pasien yang tidak sadarkan diri ataupun koma. Sebaliknya untuk kategori upaya perawat dalam mencegah terjadinya luka dekubitus dengan melaksanakan pendidikan kesehatan lebih dari setengah atau 10 (55,6%) orang pasien mempersepsikan baik. Pasien mengatakan perawat sering melaksanakan penyuluhan di ruangan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, mengajarkan pasien dan keluarga cara pencegahan luka dekubitus yaitu dengan cara menganjurkan pasien untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali, menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut dan menyerap keringat, mengajarkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama kulit dan memberikan motivasi kepada pasien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus pasien mengatakan bahwa perawat sering memberikan penyuluhan tentang pencegahan luka dekubitus minimal 2 minggu sekali,. Sedangkan untuk kategori upaya pencegahan luka dekubitus dengan mengimplementasikan standar prosedur, mayoritas atau 15 (83,3%) orang pasien mempersepsikan baik, pasien mengatakan perawat sering melaksanakan tindakan-tindakan yang terdapat pada poin kuesioner contohnya dalam memperbaiki alas tidur/seprei pasien setiap pagi pasien selalu dimandikan ataupun di waslap untuk menjaga kebersihan kulit, dan perawat selalu memperhatikan kebersihan tempat
tidur pasien. Pasien mengatakan hal ini rutin dilakukan oleh perawat khususnya di pagi hari setelah pasien bangun dari tidur.
Potter & Perry (2005), menjelaskan tiga area intervensi keperawatan dalam pencegahan dekubitus, yang pertama yaitu higine dan perawatan kulit, perawat harus menjaga kulit pasien tetap bersih dan kering. Pada perlindungan dasar untuk mencegah kerusakan kulit, maka kulit klien dikaji terus menerus oleh perawat, jenis produk untuk perawatan kulit sangat banyak dan penggunaan nya harus disesuaikan dengan kebutuhan klien. Ketika kulit dibersihkan maka sabun dan air panas harus dihindari pemakaiannya. Sabun dan lotion yang mengandung alkohol menyebabkan kulit kering dan meninggalkan residu alkalin pada kulit. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di ruangan Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan justru pemakaian air hangat dilakukan pemakaian nya, setiap pagi pasien di waslap oleh perawat dengan menggunakan air hangat, pasien mengatakan setiap pagi pasien selalu diwaslap dan dibersihkan dengan menggunakan air hangat dan terkadang juga di beri sabun. Hal ini bertentangan dengan Potter & Perry yang menganjurkan untuk tidak menggunakan sabun dan air hangat namun dari hasil observasi peneliti di lapangan penggunaan air hangat dan sabun tidak berpengaruh terhadap luka dekubitus, perawat mengatakan justru penggunaan air hangat dan sabun ini untuk menghindari kuman yang terdapat di kulit pasien yang dapat membuat terjadinya luka dekubitus.
Kemudian pengaturan posisi, intervensi pengaturan posisi diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit. Dengan menjaga bagian kepala
tempat tidur setinggi 30 derajat atau kurang akan menurunkan peluang terjadinya dekubitus akibat gaya gesek. Posisi klien immobilisasi harus diubah sesuai dengan tingkat aktivitas, kemampuan persepsi, dan rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu standar perubahan posisi dengan interval 1 ½ sampai 2 jam mungkin tidak dapat mencegah terjadinya dekubitus pada beberapa klien. Telah direkomendasikan penggunaan jadwal tertulis untuk mengubah dan menentukan posisi tubuh klien minimal setiap 2 jam (Potter & Perry, 2005). Namun menurut persepsi pasien hal ini tidak pernah dilakukan oleh perawat, biasanya pasien melakukan nya sendiri atau di bantu oleh keluarga. Jadwal perubahan posisi nya juga tidak beraturan setiap 2 jam sekali, pasien mengatakan ia mengubah posisi nya apabila ia telah merasa kebas pada bagian tubuh nya yang tertindih. Hal ini menyebabkan persepsi pasien terhadap pengaturan posisi ini menjadi buruk karena perawat tidak rutin melakukan jadwal perubahan posisi ini setiap 2 jam sekali. Perawat mengatakan telah memberikan pendidikan kesehatan dan mengajarkan pasien khusunya pasien-pasien yang dapat melaksanakan nya sendiri untuk merubah posisi minimal 2 jam sekali dan hal ini tidak lagi menjadi tanggung jawab perawat sepenuhnya, karena perawat telah memberikan pendidikan kesehatan tentang perubhan posisi minimal 2 jam sekali kepada pasien, perawat hanya melakukan nya jika pasien tidak dapat melakukan perubahan posisi sendiri contoh nya pada pasien yang koma.
Kategori yang terakhir adalah alas pendukung. Berbagai jenis alas pendukung termasuk kasur dan tempat tidur khusus, telah dibuat untuk mengurangi bahaya immobilisasi pada sistem kulit dan muskuloskeletal. Tidak
ada satu alat pun yang dapat menghilangkan efek tekanan pada kulit (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pasien mempersepsikan hal ini baik, karena menurut pasien perawat selalu memperbaiki alas tidur/sprei pasien apabila alas tidur/sprei pasien tersebut kusut.
Menurut AHPCR (1994) luka dekubitus hampir 95% dapat dicegah melalui tindakan keperawatan, sisanya 5% pasien imobilisasi tetap akan mengalami luka dekubitus. Asosiasi ini juga menekankan bahwa pencegahan menjadi sangat penting yang harus diperhatikan oleh seorang perawat khususnya pada pasien-pasien yang mengalami imobilisasi berat yang membutuhkan bantuan orang lain untuk merubah posisinya.
BAB 6