• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pihak kepolisian sebagai salah satu lembaga yang mempunyai tanggung jawab dalam melakukan penegakan hukum dan menjadi ujung tombak dalam menanggulangi terjadinya tindak pidana, dimana polisi merupakan penyidik utama dalam menangani suatu tindak pidana. Sebagai institusi pertama yang berinteraksi langsung dengan tindak pidana, maka diperlukan suatu keahlian dan kecakapan khusus dalam menghadapi tindak pidana yang terjadi di masyarakat.

14

Wawancara Brigadir Yahya Boudelo, KANIT UPPA Polres Bone Bolango, tanggal 10Mei 2013, diolah

Untuk itu polisi memberikan pelayanan kepada masyarakat guna memberikan perlindungan dan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Dalam hal upaya polisi untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencabulan seperti yang telah dijelaskan di atas dalam memberikan perlindungan hukum terhadap anak di bawah umur sebagai korban tindak pidana pencabulan, maka upaya-upaya yang dilakukan polisi adalah sebagai berikut:

1. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana kesusilaan dengan anak sebagai korban. Adapun upaya-upaya tersebut adalah:

a. Melakukan koordianasi dengan semua pihak yang memiliki keterkaitan dan kepentingan akan terjadinya tindak pidana kesusilaan termasuk pencabulan terhadap anak di bawah umur. Koordinasi ini penting dilakukan untuk menemukan solusi dalam pencegahan terjadinya tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. Pihak-pihak terkait ini diantaranya adalah sekolah-sekolah, pemerintah daerah, dan LSM-LSM yang mengkhususkan perhatiannya pada anak.

b. Melaksanakan penyuluhan atau sosialisasi hukum kepada masyarakat guna lebih meningkatkan kesadaran hukum masyarakat maupun bekerjasama dengan pihak sekolah untuk sosialisasi permasalahan hukum dengan pelajar. Berdasarkan wawancara dengan Briptu Adnan Tandi mengatakan bahwa dalam hal ini unit yang bertugas adalah Satuan Binamitra. Penyuluhan ini dilakukan dengan nara sumber langsung dari pihak

kepolisian yang sudah berpengalaman dalam menangani terjadinya tindak pidana. Dengan adanya penyuluhan hukum ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sehingga memperlancar dam mempermudah tugas polisi karena pada dasarnya dalam melaksanakan pekerjaannya polisi sangat membutuhkan kerjasama dengan masyarakat secara langsung.16

c. Melakukan operasi-operasi terpadu di tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat yang rawan terjadinya tindak pidana. Tempat-tempat yang dimaksud antara lain di tempat-tempat hiburan yang ditengarai merupakan tempat yang rawan terjadinya tindak pidana.

d. Melakukan penggrebekan terhadap pengedar VCD porno dan tempat-tempat penyewaan VCD porno. Hal ini dilakukan karena salah satu terjadinya tindak pidana pencabulan terhadap anak adalah karena pengaruh dari menonton VCD porno. Dengan adanya upaya ini diharapkan dapat mencegah atau minimal mengurangi angka tindak pidana kesusilaan terhadap anak di bawah umur.

Dalam upaya preventif ini pihak kepolisian hanya melakukan upaya yang terkait dengan institusinya. Pada dasarnya upaya preventif ini tidak selamanya harus dilakukan oleh kepolisian, akan tetapi juga bisa dilakukan oleh lingkungan, sekolah, maupun keluarga.

Upaya prevetif ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah atau minimal mengurangi terjadinya tindak pidanan pencabulan terhadap anak di bawah umur.

16

Wawancara dengan Briptu Adnan Tandi, penyidik polisi UPPA Polres Bone Bolango, tanggal 13 Mei 2013, diolah.

Dengan adanya upaya preventif ini, maka masyarakat terutama orangtua akan lebih hati-hati menjaga dan mengawasi anak-anaknya agar tidak menjadi korban pencabulan atau kejahatan kesusilaan lainnya. Selain itu anak juga bisa lebih hati-hati dalam bergaul karena sudah tahu akan bahayanya apabila berhubungan terlalu dekat dengan lawan jenisnya.

2. Upaya Represif

Upaya represif merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memberantas terjadinya suatu tindak pidana. Upaya ini dilakukan setelah tindak pidana itu terjadi. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Polres Bone Bolango adalah:

a. Menerapkan aturan hukum yang tepat baik dalam KUHP maupun diluar KUHP yang terkait dengan tindak pidana kesusilaan terhadap anak dibawah umur misalnya UUPA. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan penerapan pasal dengan tujuan agar pelaku tidak lepas dari jeratan hukum.

b. Kepada saksi dilakukan pemanggilan secara resmi yaitu dengan mengirimkan surat pemanggilan untuk menjadi saksi pada perkara tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 146 ayat (2) KUHAP, yaitu: “Penuntut umum menyampaikan surat panggilan kepada saksi yang memuat tanggal, hari serta jam sidang yang untuk perkara apa ia dipanggil yang harus sudah

diterima oleh yang bersangkutan selambat-lambatnya tiga hari sebelum sidang dimulai.”17

Apabila saksi menolak untuk datang memenuhi panggilan dengan alasan yang bisa diterima oleh penyidik, maka penyidik akan mendatangi saksi ke rumahnya dan selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap saksi secara langsung di rumahnya. Akan tetapi apabila saksi memang pada dasarnya sengaja tidak mau hadir memenuhi panggilan, maka saksi tersebut dapat dikenai ancaman Pasal 224 KUHP, yaitu:18

Pasal 224

Barangsiapa yang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi suatu kewajiban yang menurut undang-undang selaku demikian harus dipenuhinya, diancam:

1. dalam perkara pidana, dengan pidana pencara paling lama sembilan bulan;

2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan. Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses hukum sehingga pelaku dapat dihukum secepatnya sesuai dengan perbuatannya. Selain itu juga pada korban memberikan dampak positif karena dengan melihat upaya yang dilakukan oleh kepolisian yang secara bersungguh menangani kasusnya, korban akan merasa dihargai dan diperhatikan. Hal ini secara psikologis dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri lagi bagi korban untuk lebih siap dalam menghadapi masa depannya pasca kejadianyang dialaminya

17

Andi HAmzah, Op.cit., hal 289-290

c. Kepada tersangka yang melarikan diri, polisi melakukan upaya pencarian terhadap tersangka dan apabila tidak juga menemukan, maka polisi memasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Apabila tersangka sudah ditemukan, maka polisi segera melakukan penangkapan terhadap tersangka. Adapun yang dimaksud dengan penangkapan berdasarkan Pasal 1 angka 20 KUHAP, yang berbunyi: “Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.”19 Penangkapan ini dilakukan setelah adanya pelaporan korban atau pihak lain yang tahu dan berdasarkan bukti permulaan yang cukup sebagaimana diatur dalam Pasal 17 KUHAP, yang berbunyi: “Perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.”20

Dengan tertangkapnya pelaku diharapkan korban merasa aman karena tidak akan mendapatkan perlakuan yang sama untuk kedua kalinya. Hal ini sebagaiamana diatur dalam Pasal 64 ayat (3) huruf c UUPA, yaitu:21

Pasal 64 ayat (3) huruf c

(3) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui:

c. pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mental, maupun sosial.

19

Andi HAmzah, Op.cit., hal 232.

20 Andi HAmzah, Op.cit., hal 239.

21

Undang-Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Beserta Penjelasannya,

Pada pelaksanaan upaya penanggulangan jenis represif ini yang dilakukan Polres Bone Bolango adalah jenis treatmen atau perlakuan yaitu mengenai sanksi pidana. Sedangkan untuk punishment atau penghukuman sudah bukan merupakan tanggung jawab pihak kepolisian melainkan tugas hakim pengadilan.

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Yahya B. dalam hal upaya polisi untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencabulan di wilayah hukum Polres Bone Bolango diantaranya yaitu:22

1. Untuk penempatan korban mengenai rumah aman, masih diusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk membangun rumah aman di Kabupaten Bone Bolango.

2. Menambah jumlah personil Polres Bone Bolango, khususnya untuk Unit PPA. Mengingat jumlah petugas yang menangani tindak pidana pencabulan terhadap anak masih kurang terutama petugas polisi wanita yang hanya satu orang.

22 Wawancara dengan Brigadir Yahya Boudelo, KANIT UPPA Polres Bone Bolango, tanggal 10 Mei 2013, diolah.

Dokumen terkait