• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya-Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Sepeda Motor Di Kota Denpasar

DI POLRESTA DENPASAR TAHUN 2014 S/D AGUSTUS

B. Upaya-Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Sepeda Motor Di Kota Denpasar

Kriminalitas merupakan masalah serius yang harus dihadapi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Timbulnya berbagai macam kejahatan sebagai salah satu gejala sosial yang keberadaannya senantiasa menyerang dan mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, mengharuskan kita untuk memikirkan cara-cara penanggulangannya yang tepat.

Sesuai dengan hakekat sumber terjadinya kriminalitas, penanggulangan minimalitas secara umum senantiasa dilakukan melalui upaya preventif dan represif. Berbicara tentang upaya

38

penauggulangan pencurian sepeda motor, maka hal tersebut diartikan sebagai usaha mencegah dan mengurangi kasus pencurian sepeda motor, serta meningkatkan penyelesaian kasusnya. Dalam rangka penanggulangan tersebut tantu memerlukan upaya-upaya yang bersifat terpadu, yang tidak saja melibatkan unsur-unsur aparat penegak hukum di Negara kita tetapi juga memerlukan peran serta anggota masyarakat.

Upaya Preventif

Usaha penanggulangan kriminalitas melalui upaya preventif atau pencegahan oleh pihak kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya serta dengan dukungan dan menggerakkan Pam swakarsa masyarakat, mengusahakan untuk memperkecil ruang gerak serta kesempatan dilakukannya tindak pidana pencurian sepeda motor dan kejahatan secara umum. Upaya ini meliputi kegiatan penjagaan, perondaan, pengawalan, pengembangan sistem penginderaan dan peringatan lebih dini pada lingkungan pemukiman dan lingkungan kerja.

Terkait uraian diatas, pihak kepolisian sebagai aparat penegak hukum yang paling awal berhadapan dengan kejahatan dan pelaku kejahatan memegang peranan penting dalam rangka kegiatan penanggulangan kejahatan. Menurut Bawengan, tugas preventif Pori berupa patroli- patroli yang dilakukan secara terarah dan teratur, mengadakan tanya jawab dengan orang lewat, termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

Bahwa upaya preventif dalam penanggulangan tindak pidana pencurian sepeda motor di Kota Denpasar yang telah dilakukan pihak Polresta Denpasar adalah :

a. Patroli

Kegiatan patroli pada hakekatnya adalah semua bentuk kegiatan yang mempunyai tujuan utama pencegahan kejahatan, baik dilakukan dengan jalan kaki serta kendaraan. Diantaranya dilaksanakan pada daerah-daerah atau jalur-jalur tertentu secara rutin atau waktu-waktu tertentu guna meminimalisasi kasus pencurian sepeda motor khususnya di wilayah Kota Denpasar.

39

Yakni upaya penanggulangan dengan penghadangan dan pemeriksaan terhadap kendaraan-kendaraan di jalan-jalan umum. Disini para petugas melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan surat-surat kendaraan dan kendaraan itu sendiri serta pengendara dan orang bersamanya termasuk barang-barang yang ada padanya.

c. Operasi khusus

Dalam hal ini dilakukan dengan mengadakan operasi yang diberi nama “Operasi

Jaran” (pengejaran kendaraan). Operasi ini dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun.

Adanya operasi oleh aparat kepolisian tersebut bertujuan mencapai situasi kamtibmas terkendali dan menghilangkan keresahan masyarakat, dimana yang khusus menjadi sasaran operasinya adalah pencurian kendaraan bermotor.

d. Bimbingan kepada masyarakat

Adalah petugas kepolisian memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pencegahan dan penemggulangan kejahatan baik melalui program pemerintah atau kegiatan yang diprakarsai oleh warga masyarakat sendiri. Dalam hal ini melalui media massa ataupun bertatap muka langsung dengan masyarakat dalam ceramah dan himbauannya kepada masyarakat terkait maraknya pencurian sepeda motor yaitu : memarkir kendaraan bermotor di tempat yang aman, mengguuakan kunci pengaman ganda, memasang alrm, saat memarkir kendaraan jangan sampai kunci tertinggal atau tidak terkunci dan tidak meletakkan surat-surat kendaraan pada jok.

e. Mengaktifkan sistem kring (pengawasan daerah tertentu)

Sistem penangkalan kejahatan dengan cara pembentukan team yang ditempatkan di daerah rawan, sesuai dengan kerawanan kamtibmas dan masing-masing team harus dapat mengawasi dan menguasai situasi. Pada setiap kring ditentukan tempat pertemuan kembali (TPK) atau tempat berkumpul, berpencar dan berkumpul kembali.

f. Mengefektifkan peran siskamling dan siskam swakarsa

Sistem keamanan yang diprakarsai oleh Polri ini meletakkan kekuatan daya penangkalannya pada warga masyarakat. Hal ini penting untuk mengatasi kurangnya jumlah petugas keamanan dengan besarnya jumlah yang harus diberi perlindungan. Terlebih lagi mobilitas kepemilikan sepeda motor di pusat kota Propinsi Bali ini kian meningkat. Selain

40

pihak kepolisian diharapkan sistem keamanan lingkungan di masing-masing tempat perlu ditingkatkan, begitu juga dengan sistem keamanan dari dan terhadap diri pribadi.

Selain upaya-upaya yang telah disebutkan diatas, dalam rangka penanggulangan tindak pidana pencurian sepeda motor di wilayah Kota Denpasar dengan kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa upaya preventif lainnya (Cara abolionistik). Hal-hal tersebut yakni :

1. Meningkatkan penjagaan dan pengawasan di kawasan-kawasan pintu masuk pulau Bali pada umumnya dan kota Denpasar pada khususnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah keluar masuknya sepeda motor hasil curian serta mempersempit ruang gerak jaringan komplotan pencuri sepeda motor;

2. Memperluas lapangan kerja serta meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, Seperti kita ketahui bahwa Salah satu penyebab utama timbulnya permasalahan kriminalitas di masyarakat adalah karena rendahnya tingkat pendidikan dan kesulitan ekonomi yang dihadapi sebagian anggota masyarakat. Dalam hal ini peranan pemerintah sangat diperlukan sehingga nantinya diharapkan dapat meminimalisir terjadinya berbagai macam kejahatan termasuk pencurian sepeda motor.

3. Memperketat sistem pengamanan areal-areal parkir umum di wilayah Kota Denpasar. Hal ini perlu dilakukan mengingat kawasan tersebut rawan terjadi pencurian sepeda motor, dan lain-lain.

Upaya Represif

Berbicara mengenai penanggulangan kejahatan, upaya represif disini diartikan sebagai usaha aparat penegak hukum setelah terjadinya kejahatan, termasuk pencurian sepeda motor. Dalam upaya penanggulangan bersifat represif ini melibatkan seluruh aparat penegak hukum seperti: kepolisian, jaksa, hakim maupun petugas lembaga pemasyarakatan. Disini diharapkan adanya penanganan atau tindakan yang tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku terhadap setiap hentuk kejahatan yang terjadi di masyarakat. Memang terkadang sangat sulit bagi petugas kepolisian untuk melacak sepeda motor yang telah diantarpulaukan, terutama ke pulau Jawa dan Lombok karena salah satunya sudah dimodifikasi.

41

Terkait uraian diatas, pihak kepolisian utamanya reserse dapat melakukan penyelidikan dari laporan, pengaduan, diketahui langsung, tertangkap tangan maupun peringatan dini dari fungsi opersional lain. Dari hasil penyelidikan ini dapat ditentukan tersangka, bukti awal dan saksi. Tindak lanjut dari usaha ini adalah pemanggilan, penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan serta pemeriksaan dan penyerahan perkara.

Bila ternyata kemudian tidak diperoleh cukup bukti atas kasus pencurian sepeda motor tersebut, segera dilakukan penghentian penyidikan, sebaliknya terhadap kasus pencurian sepeda motor yang dapat diungkap dapat segera dikirim ke kejaksaan.

Jadi disini secara umum dapat kita lihat upaya represif pihak kepolisian adalah menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan kembali barang-barang hasil curian pada kasus curanmor, melakukan penahanan untuk kemudian diserahkan ke pihak kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke pengadilan.

Reskrim Polresta Denpasar menekankan bahwa dalam penanganan kasus pencurian sepeda motor di wilayah Kota Denpasar, pihak Polresta Denpasar intensif melakukan pengejaran terhadap para pelakunya baik yang ada di Bali maupun luar Bali terutama daerah Jawa. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap mengadakan koordinasi dengan aparat kepolisian di wilayah hukum yang lain. Selain itu menurut beliau, hasil pemeriksaan kepada setiap pelaku pencurian sepeda motor akan sangat membantu untuk mengetahui lebih jauh jaringan-jaringan komplotan pencuri sepeda motor yang melakukan aksi di Kota Denpasar. Tentunya dalam proses pemeriksaan tersebut tetap memperhatikan ketentuan- ketentuan hukum yang ada.

Berikutnya, peranan Lembaga Pemasyarakatan (LP) dalam penanggulangan masalah tindak pidana pencurian sepeda motor tidak dapat kita abaikan. Hal tersebut akan terlihat ketika para pelaku pencurian sepeda motor yang divonis bersalah oleh pengadilan menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan sebagai narapidana. Perlu kita ingat pendapat Sutherland yang mengatakan bahwa kegiatan penanggulangan kejahatan selain diarahkan kepada usaha peucegahan terhadap kejahatan yang pertama kali akan dilakukan seseorang, juga ditujukan untuk reformasi bagi narapidana dalam kaitannya dengan upaya pengurangan jumlah residivis (kejahatan ulangan). Dalam kaitannya dengan hal ini, Bapak I Wayan Landriana (Kepala Seksi Pembinaan LP Kelas IIA Denpasar), mengatakan bahwa upaya-upaya yang dapat dilakukan

42

pihak LP Kelas IIA Denpasar adalah dengan memberikan pembinaan kepada seluruh Napi termasuk para pelaku pencurian sepeda motor yang menjadi warga binaannya sesuai dengan sistem pemasyarakatan dan aturan hukum yang ada. Adapun upaya-upaya tersebut, meliputi: pembinaan moral dan keagamaan (cara moralistik) pemberian keterampilan-keterampilan (seperti: menjahit, membuat kerajinan kayu, montir), pembinaan disiplin, dll. Dengan adanya hal ini diharapkan mampu memberikan efek jera, serta nantinya setelah para Napi tersebut keluar dari lembaga pemasyarakatan, mereka dapat kembali ke lingkungan masyarakat dan tidak mengulangi perbuatannya.

Lebih lanjut, Bapak I Made Suardana (Kasubsi Registrasi LP Kelas IIA Denpasar), dalam wawancara tanggal 10 Agustus 2015, menyatakan bahwa sejauh ini tidak dapat dipungkiri bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan pihak LP Kelas IIA Denpasar belum sepenuhnya memberikan efek jera kepada para Napi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih banyaknya pencurian- pencurian sepeda motor di wilayah Denpasar dilakukan oleh residivis curanmor, sehingga menurut beliau dibutuhkan usaha yang lebih intensif lagi serta masih perlu adanya perbaikan terhadap kelemahan-kelamahan dalam sistem pemasyarakatan yang ada sekarang.

Secara keseluruhan upaya-upaya penanggulangan tindak pidana pencurian sepeda motor di wilayah Kota Denpasar yang telah dilakukan aparat penegak hukum, khususnya dalam pembahasan ini aparat kepolisian dan petugas Lembaga Pemasyarakatan sudah cukup maksimal. Kedepan upaya-upaya penanggulangan tersebut harus ditingkatkan bukan saja terhadap upaya- upaya yang bersifat preventif, tetapi juga yang bersifat represif (misalnya : menjatuhkan pidana yang lebih berat kepada residivis curanmor), mengingat kasus pencurian sepeda motor dalam kurun waktu lima tahun terakhir masih marak terjadi.

43 BAB VI

PENUTUP

a. Simpulan

(a). Yang menjadi motif kejahatan pencurian kendaraan bermotor disebabkan karena faktor ingin memiliki kendaraan, karena kebutuhan ekonomi, juga atas dasar pesanan kendaraan bermotor berbagai merek, faktor diajak teman untuk ikut merampok sepeda motor, dan alasan yang dipakai adalah untuk pulang kampong atau biaya perkawinan.

Sedangkan trend terjadinya pencurian kendaraan bermotor di Denpasar Bali adalah terjadi penurunan kejadian, tetapi kualitas kejahatannya sudah sangat sadis bahkan melukai korban atau pemilik/pengemudi kendaraan yang sering disebut begal. Di samping itu pelaku kejahatan kendaraan bermotor melakukan kejahatannya dengan modus menggunakan kunci palsu, mengambil sepeda motor karena kunci sepedanya nyantol di kendaraannya, mengambil secara paksa, mengambil kuci di kamar saat korban sedang tidur, menggandakan, mengambil kunci di kamar, dan pura-pura meminjamnya tanpa mengembalikannya;

(b). Upaya apa yang dijadikan solusi terhadap pencurian kendaraan bermotor di wilayah Denpasar dengan cara preventif maupun represif. Cara preventif ditempuh dengan cara mengadakan patrol, rasia, operasi khusus, bimbingan kemasyarakatan, mengefektifkan sistem

kringpada daerah-daerah tertentu, dan mengefektidkan sistem keamanan lingkungan maupun swakarsa. Sedangkan secara represif dengan memberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

b. Saran

Sebaiknyapara pemilikatau pengendara sepeda motorbaik di rumah, di kantor, di tempat parkiran agar lebih berhati-hati dan membuat kunci ganda/pengaman lainnya agar tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian, pembuatan kunci ganda/palsu. Dan berharap juga agar pemilik/ pengemudi sepeda motor untuk berhati-hati jangan meninggalkan kunci di kendaraan atau menaruh barang berharga di jok sepeda motor atau terlalu percaya kepada temah, sahabat, atau siapa saja yang mau meminjam motor anda.

44

Dalam hal penegakan hukumnya agar perlu diperhatikan pula bahwa para pelaku kemungkinan bekerjasama dengan para penadah atau bahkan tukang parkir, sehingga memudahkan terjadinya pencurian kendaraan bermotor. Modus pencurian yang terjadi akibat

pesanan kemungkinan motor tersebut “dipreteli” terlebih dahulu untuk memudahkan pengiriman

45 DAFTAR PUSTAKA

A. Strauss and J. Corbin Busir, 1990. Qualitative Research; Grounded Theory Procedure and Techniques, Lindon Sage Publication

Bryan A Garner, 2004. Black's Law Dictionary, Eighth Edition, Editor in Chief, Thomson West, United State of America.

Chaedar Alwasilah, 2001. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif, Pustaka Jaya, Jakarta.

Edwin H Sutherland (1995) PrincipleofCriminology, revised by Donald R Creseey, Philadelphia; JB Lipincolt Co

Heribertus Sutopo, 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar- dasar Teori dan Praktis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mulyana W. Kusumah. 1983. Kejahatan, Penjahat, dan Reaksi Sosial, Alumni Bandung. Mettew B. Miles and A. Michael Haberman,1992. Analisis Data Kualitatif, UI Press, Jakarta. Sahetapy, JE, 1983. Kejahatan kekerasan Suatu Pendekatan Interdisipliner.Sinar Wijaya.Jkt Sulistyowati Irianto & Shidarta (Editor), 2011. Metode Penelitian Hukum Konstelasi dan

Refleksi, PenerbitYayasanObor Indonesia.

Soetandyo Wignyosoebroto dalam

MasalahMetodologikdalamPenelitianHukumsehubungandenganMasalahKeragamanPen dekatanKonseptualnya, Makalah disajikan dalam Forum Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Hukum, DirBinlitabmas, Dirjen Dikti, Depdikbud, Bandungan, 5-6 Desember 1994.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2002.

Sutopo,HB. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif Bagian II, Universitas Negeri Sebelasmaret Press, Surakarta.

46 FOTO KEGIATAN

47 LAMPIRAN

a. Perincian Biaya Penelitian A. ATK DAN KONSUMSI

Biaya Foto Copy Proporsal dan Pelaporan hasil Penelitian dan

biaya konsumsi penelitian hasil/FGD (Focus Group Discussion) Rp. 1.180.000,-

B. Honor

1. Kordinator Peneliti : 420.000 x 6 bulan Rp. 2.520.000,-

2. Pembantu Peneliti : 40 hari x 2 jam x Rp. 25.000 Rp. 2.000.000,- 3. Pembantu Peneliti : 40 hari x 2 jam x Rp. 25.000 Rp. 2.000.000,- 4. Tenaga Lapangan/Mahasiswa s2: 20 hari x Rp. 50.000 Rp. 1.000.000,-

5. Sekretariat Peneliti Rp. 200.000 x 6 bulan Rp. 1.200.000,-

Total Rp. 9.9 00.000,- b. JadualPelaksanaan NO Bulan ke Kegiatan Mei 2015

Juni Juli Agust Sept Okt 2015

1 Persiapan & Penelitian xxxx xxxx

2 Pengumpulan Data xxxx xxxx

3 Pengolahan & Analisis data xxxx xxxx

4 Penulisan laporan xxxx

5 Pelaporan – FGD xxxx

c. Instrumen Penelitian

Istrumen penelitian adalah berupa kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan secara terstruktur baik dengan jawaban terbuka maupun tertutup

48 d. Personalia Tenaga Penelitian

1. Ketua Tim :

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Gde Made Swardhana, SH., MH b. Tempat/ Tgl lahir : Singaraja, 25 Maret 1959

c. NIP : 19590325.198403.1.002 d. Pangkat/Golongan : Pembina Tk I / IVb e. Jabatan : Lektor Kepala

f. Alamat : Jalan Kerta Dalem V/8 Denpasar g. e-mail / HP : gmswar@yahoo.com / cell. 0818560828

2. Anggota Tim:

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ida Bagus Surya Dharma Jaya, SH., MH b. Tempat/ Tgl lahir : Denpasar, 5 Juni 1962

c. NIP : 19620605.1988.03.1.020 d. Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIb e. Jabatan : Assisten ahli

f. Alamat : Jalan WR Supratman Gang I No. 10 Kertalangu Dps g. e-mail / HP : Suryadharma_62@yahoo.com

3. Anggota Tim

a. Nama Lengkap dan Gelar : I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH b. Tempat/ Tgl lahir : Denpasar, 9 Juli 1960

c. NIP : 19600706. 198601.1.001 d. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IVb e. Jabatan : Lektor Kepala

f. Alamat : Jalan Karangsari Gang V /1 Denpasar Barat g. e-mail / HP : belasikilaayang@gmail.com / cell. 08123958176

49 a. Nama Lengkap dan Gelar : I Wayan Jimat, SH.

b. Tempat/ Tgl lahir : c. NIP : d. Pangkat/Golongan : e. Jabatan : f. Alamat : g. e-mail / HP :

5. Anggota Tim Pegawai S2:

a. Nama Lengkap dan Gelar : Anak Agung Yuniana b. Tempat/ Tgl lahir : c. NIP : d. Pangkat/Golongan : e. Jabatan : f. Alamat : g. e-mail / HP :

50 e. CV PENELITI

1. CV. Gde Made Swardhana

Dokumen terkait