• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

B. Upaya-upaya Peningkatan Disiplin Prajurit Marinir

Dari kondisi yang berkembang saat ini, gejala menurunnya disiplin prajurit di Markas Komando Korps Marinir (Mako Kormar) dapat dilihat masih tingginya angka pelanggaran disiplin pada tahun terakhir. Hal ini perlu segera dilakukan upaya-upaya

74

Arni Muhammad, Komunikasi organisasi,(Jakarta: Bumi Aksara,2008) cet.ke-9,h.124.

75

Wawancara Pribadi dengan Kasi Juang, Mayor Laut (KH) Abdul Wadud, S.Ag, tanggal 12 Februari 2010

76

65

oleh berbagai pihak dilingkungan Mako Kormar guna meningkatkan disiplin prajurit. Adapun upaya-upaya tersebut adalah dengan adanya komunikasi yang komperhensif

Aplikasi Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, Trisila TNI AL dan Enam Tuntunan Korps Marinir salah satunya adalah komunikasi yang mempererat hubungan antar sesama prajurit baik atasan, bawahan, sesama pangkat, maupun dengan masyarakat. Dengan hal tersebut setiap permasalahan akan dapat diatasi, yang pada akhirnya tidak menimbulkan pelanggaran disiplin. Oleh karena itu, komunikasi yang komperhensif harus dilakukan oleh prajurit Markas Komando Korps Marinir antara lain:

1) Hubungan antara atasan dan bawahan

Setiap pimpinan dalam satuan harus menyadari bahwa dalam hubungan dengan anggota bawahannya ia harus mempunyai peranan sebagai komandan, pimpinan, guru, pembina dan sebagai bapak yang perwujudannya telah tercermin dalam sebelas kepemimpinan TNI. Secara lebih mendalam dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Sikap sebagai komandan adalah: (1) Berpendirian teguh.

(2) Tegas dan bertanggung jawab.

(3) Memiliki kecakapan teknis, kemampuan mengambil keputusan dan memberikan perintah.

(4) Penuh inisiatif, dinamis, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan memelihara kondisi fisik dan mental anggota.

b) Sikap sebagai pemimpin

66

(2) Menghargai pendapat, pendirian dan kehendak serta sikap bawahan. (3) Bersikap arif bijaksana dalam memimpin satuan, pandai menyatukan

perasaan dan pendapat dalam mencapai tujuan.

(4) Mampu menjadi contoh/teladan dalam perkataan dan perbuatan serta menimbulkan kewibawaan diri atas dasar kepercayaan, keikhlasan dan kerelaan bawahan dan mampu membentuk calon-calon pemimpin. c) Sikap sebagai guru

(1) Senantiasa memelihara dan meningkatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pelaksanaan tugas.

(2) Memelihara ketenangan dan kesabaran dalam mendidik/melatih. (3) Bersedia setiap saat memberikan bantuan baik secara perorangan

maupun dalam hubungan kesatuan guna mencapai kemajuan dan ketrampilan kerja.

d) Sikap sebagai pembina

(1) Harus menguasai fungsi-fungsi pembinaan yaitu perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan.

(2) Senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efetivitas dalam mencapai tujuan.

(3) Bertanggung jawab penuh dalam keberhasilan setiap tugas. e) Sikap sebagai bapak

(1) Harus berlaku dan berpola hidup sederhana.

(2) Mengenal setiap anggota bawahan dan bersikap terbuka. (3) Mengayomi, bijaksana, tetapi tegas dan adil.

67

(4) Mendorong dan berusaha meningkatkan kesejahteraan anggota bawahan baik material maupun spiritual.

Contoh sikap seorang atasan terhadap bawahannya mampu mempertanggung-jawabkan pekerjaan anggotanya kepada atasan yang lebih tinggi, mampu memberikan perintah kepada bawahannya dengan tegas, sebagai seorang pemimpin akan menerima pendapat dari bawahannya untuk dikaji dan disampaikan keatasan yang lebih tinggi, ketika bawahannya menemukan kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya maka seorang atasan mampu memberikan solusi, dan seorang atasan selalu memantau, mengarahkan, serta melihat pekerjaan bawahannya demi keberhasilan dalam tugasnya.

Apabila kelima peranan tersebut dilaksanakan dengan baik oleh setiap pemimpin/komandan, maka diharapkan setiap anggota prajurit akan selalu berada pada kondisi disiplin, taat dan tertib, penuh pengabdian pada tugas secara optimal. Sebaliknya apabila diabaikan peranan-peranan tersebut maka akan mempercepat proses mengendornya disiplin dan rapuhnya kesadaran akan pengabdian terhadap tugas.

2) Hubungan antar sesama prajurit

Setiap prjurit korps marinir sesama pangkat, hendaknya menyadari bahwa kedudukan mereka adalah sama satu dengan yang lainnya adalah sebagai teman seperjuangan, rekan kerja, kawan segolongan dan saudara sekorps. Hubungan ini hendaknya didasarkan atas kesadaran, keserasian, dan keseimbangan yang dilandasi dan dijiwai oleh nilai-nilai Sapta Marga,

68

Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, Trisila TNI AL dan Enam Tuntunan Korps Marinir. Adapun penjelasan sebagai berikut:

a) Sikap sebagai teman seperjuangan

(1) Pandai menyesuaikan diri, agar menjadi team work yang dapat diandalkan.

(2) Memiliki rasa senasib sepenanggungan

(3) Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban (4) Mencintai bangsa dan tanah air

(5) Menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan satuan diatas kepentingan pribadinya.

(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai keprajuritan

(7) Keikhlasan dan kerelaan berkorban baik fisik maupun perasaan. b) Sikap sebagai rekan kerja

(1) Menghargai hasil karya orang lain (2) Suka bekerja keras

(3) menjauhi sikap pemerasan terhadap sesama prajurit (4) Tidak memaksakan kehendaknya kepada sesama prajurit (5) Menghormati hak-hak orang lain

(6) Bersikap hormat menghormati, harga menghargai, bantu membantu tanpa mengharapkan balas jasa, silih asah, silih asih, silih asuh dalam mencapai kemajuan pekerjaan terhadap sesama.

c) Sikap sebagai kawan (1) sikap setia kawan

69

(2) Memiliki keseragaman dalam sikap dan perilaku sesuai dengan nilai dan insan Sapta Marga.

(3) Bersatu padu tindakan/perbuatan dalam kegiatan pengabdian terhadap nusa dan bangsa.

(4) Menjaga kehormatan prajurit, nama baik dan prestasi kerja yang baik.

(5) Tidak melakukan kegiatan/perbuatan yang merugikan sesama prajurit.

(6) Tidak suka memamerkan kekayaan dan bergaya hidup mewah. d) Sikap sebagai saudara sekorps

(1) Memelihara disiplin yang baik dalam menaati/mematuhi aturan-aturan yang berlaku dilingkungan prjurit.

(2) Bersikap bijaksana.

(3) Ramah tamah, sopan santun dan rendah hati. (4) Berani mengakui kelemahan/kekurangannya. (5) Memiliki jiwa korsa yang tinggi.

Adapun contoh sikap sebagai antar sesama prajurit adalah saling menghargai hasil pekerjaan temannya, saling membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan misalnya membersihkan kendaraan tank amfibi.

3) Hubungan bawahan terhadap atasan

Setiap anggota bawahan hendaknya menyadari bahwa ia mempunyai kedudukan terhadap atasannya sebagai pejuang dalam pelaksanaan tugas, sebagai pembangun dan sebagai pelaksana. Hubungan dengan atasan ini

70

hendaknya dilandasi oleh kepercayaan terhadap pimpinan. Adapun penjelasannya sebagai berikut;

a) Sikap sebagai pejuang

Memiliki dedikasi, kreatif yang dinamis terhadap pelaksanaan tugas, menunjukkan keikhlasan, kerelaan berkorban untuk mengemban tugas dan memiliki kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang tinggi dan siap sedia melaksanakan tugas-tugas yang diberikan serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi yang dilandasi oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Sikap sebagai pembangun

Pandai mengendalikan diri, mengutamakan kewajiban daripada menuntut haknya, memiliki kesetiaan dan loyalitas yang tinggi kepada atasannya serta melaksanakan setiap tugas dan perintah dengan penuh rasa tanggung jawab.

c) Sikap sebagai pelaksana

Senantiasa berusaha untuk memelihara dan meningkatkan ketrampilannya dalam bidang tugasnya, memegang teguh disiplin keprajuritan, kepatuhan dan ketaatan kepada pimpinan, tidak mudah putus asa, bersikap tangguh, ulet dan gigih dalam menghadapi kesukaran serta selalu bersemangat dan bertekad bulat akan kepentingan terlaksananya tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

71 4) Hubungan dengan masyarakat

Prajurit harus menyadari bahwa di sekitarnya ada masyarakat lainnya, hubungan dengan masyarakat sekitar harus harmonis, tidak saling memusuhi. Oleh karena itu prajurit harus berusaha menjadi contoh dan tauladan disekitarnya sesuai dengan nilai-nilai Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, Trisila TNI AL dan Enam Tuntunan Korps Marinir.

a. Aplikasi Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, Trisila TNI AL dan Enam Tuntunan Korps Marinir.

Prajurit di Markas Komando Korps Marinir harus memahami tentang Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, Trisila TNI AL dan Enam Tuntunan Korps Marinir sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun metode untuk menjadikan prajurit di Markas Komando Korps Marinir memahami dan mengaplikasikannya melalui pembinaan personel secara terus menerus tanpa henti dan berlanjut.

b. Membina Disiplin Prajurit di Markas Komando Korps Marinir 1) Meningkatkan kualitas prajurit

Kualitas disiplin prajurit di Markas Komando Korps Marinir yang mempunyai pengetahuan yang luas, skill, dan ketahanan fisik yang tinggi tanpa dilandasi disiplin yang baik tentu tidak akan berhasil pada setiap pelaksanaan tugasnya. Dengan demikian harus ada peran atasan dikaitkan dengan pembinaan karena atasan harus membina disiplin bawahan melalui pemeliharaan dan peningkatan kondisi disiplin yang telah dicapai. Peran

72

dan sikap atasan dalam mengendalikan bawahan melalui keteladanan perilaku yang menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadilan.

Pembinaan disiplin juga dapat diwujudkan dalam bentuk bimbingan dan penindakan secara tegas bagi yang melanggar aturan, sehingga peningkatan disiplin dapat terwujud. Oleh karena itu prajurit di Markas Komando Korps Marinir harus dilatih dan diberi tugas untuk meningkatkan skill dan pengalaman. Peningkatan skill yang di dapat, di samping berguna untuk kepentingan organisasi juga untuk meningkatkan kualitas diri dari personel tersebut.

2) Meningkatkan latihan

Prajurit di Markas Komando Korps Marinir harus diberi latihan untuk meningkatkan ketrampilan secara berjenjang dan berlanjut. Sehingga peningkatan kemahiran atau kecakapan personel dapat terwujud yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kerjanya.

3) Penegakan hukum

Menindak tegas setiap pelanggaran dan kejahatan yang membahayakan satuan dan nama Korps Marinir, penegakan hukum dilaksanakan dengan tegas dan lugas, namun tetap berpedoman serta menjunjung tinggi keadilan, kearifan, dan konsisten terhadap peraturan yang berlaku.

4) Memberi penghargaan

Pimpinan di Markas Komando Korps Marinir harus memberikan penghargaan kepada prajurit yang dapat menunjukkan prestasinya.

73

Sehingga mereka merasa dihargai dan akan muncul motivasi untuk berbuat yang terbaik pada setiap tugas yang dilaksanakannya.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Sub Dinas Pembinaan Mental dalam

Dokumen terkait