• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPKD Mitra Usaha Bersama Di Desa Pondok Kubang

LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN 1. Desa Pondok Kubang

3. UPKD Mitra Usaha Bersama Di Desa Pondok Kubang

Komponen kegiatan BRDP yang digunakan sebagai acuan pemilihan desa Pondok Kubang dan acuan pengembangan program adalah kinerja kelembagaan di tingkat desa (UPKD) atau kegiatan PKD dan UPKD yang dinilai sebagai pusat pengembangan program di tingkat desa. Pelaksanaan kegiatan BRDP dilakukan setelah melalui penilaian terhadap kinerja UPKD. Dalam praktek desain program yang bersifat partisipatif (open menu) akan dilaksanakan warga dengan pembiayaan UPKD setelah melalui penilaian oleh tim verifikasi (POKJA) desa. Dengan demikian proyek mempunyai kepentingan agar UPKD mempunyai kinerja yang bagus sebagai cermin keberhasilan program di tingkat desa.

Gambar 3. Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama

Untuk menjalankan kegiatan UPKD Mitra Usaha Bersama, berdasarkan hasil musyawarah pengurus desa, pemuka adat, dan warga desa Pondok Kubang maka dibentuklah suatu kepengurusan UPKD Mitra Usaha Bersama. Pengurus terpilih yaitu Firda Ihsan sebagai ketua, Ahmad Soleh sebagai bendahara, Susilawati sebagai sekretaris, POKJA adalah Sriwijaya (mantan kepala desa), dengan anggota : Suwardono dan Edhi Wagimin (Pendamping BRDP). Selama

UPKD berdiri setiap tahun diadakan rapat anggota tahunan (RAT) dan sampai saat ini pengurus UPKD belum ada yang diganti.

Adapun rincian tugas pengurus UPKD adalah sebagai berikut:

1. Ketua adalah anggota yang dipilih masyarakat yang bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan yang dijalankan UPKD

2. Sekretaris adalah anggota yang melaksanakan pencatatan administrasi, pembukuan, penerimaan dan pengeluaran dana

3. Bendahara adalah anggota yang mengelola kas, menerima dan mengeluarkan dana

4. Pembentukan Kelompok Kerja/POKJA adalah anggota yang bertugas untuk menilai/verifikasi proposal yang diajukan oleh nasabah UPKD 5. Fasilitator adalah tim yang mengawasi jalannya kegiatan UPKD.

Pembentukan dan pengembangan UPKD dilakukan dengan suatu asumsi bahwa warga (desa) seharusnya mempunyai kemampuan untuk mengelola pembangunannya sendiri. Merujuk pada sejarah struktur organisasi kegiatan desa, dari LKMD menjadi UPKD, maka suatu ciri lain melekat pada desain pengembangan UPKD yang diarahkan untuk sedapat mungkin terbebas dari campur tangan pemerintah. Dengan kata lain, pembangunan benar-benar dilakukan oleh warga, untuk warga, dan atas pilihan warga sendiri.

Bagaimanapun, fungsi UPKD sebagai lembaga keuangan sebenarnya hanya bertindak sebagai faktor pendukung dalam pembangunan desa. Keberhasilan BRDP salah satunya tetap ditentukan oleh kemampuan warga dalam merencanakan kegiatannya sendiri. Dalam pelaksanaannya, untuk mendukung proses ini ada suatu komponen pengembangan kapasitas (capacity building) desa yang diwujudkan dalam bentuk penyediaan fasilitator desa. Fasilitator desa mempunyai tugas yang mencakup sosialisasi maksud dan tujuan serta pengelolaan PKD kepada kelompok sasaran, memotivasi warga agar berperan serta pada program BRDP.

3.1. Pengurus Unit Pengelola Keuangan Desa (UPKD)

Organisasi di tingkat desa merupakan ujung tombak proyek, karena institusi yang dibentuk dari, oleh dan untuk warga ini merupakan pelaksana dari proyek. Pergantian pengurus UPKD dimungkinkan dan ditempuh melalui mekanisme musyawarah desa. Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab dari pengurus UPKD Mitra Usaha Bersama:

Tahap Persiapan

a. Mengikuti kegiatan dan melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan PKD b. Membuka rekening pada bank terdekat

c. Menyusun rencana usaha UPKD (RUUPKD) yang menjadi acuan bagi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kemajuan UPKD. Tata cara penyusunan RUUPKD mengacu pada buku panduan pengelolaan UPKD. d. UPKD bersama-sama dengan tim verifikasi desa dan dapat dibantu oleh

nara sumber lain yang diperlukan, menyeleksi proposal yang diajukan masyarakat, kemudian mengajukannya ke Pimpro/Pimbagpro Kabupaten. e. Bersama-sama dengan PP dan fasilitator, melakukan survey rumah tangga

sebagai salah satu bahan verifikasi proposal.

f. Bersama Kepala Desa dan Tim Verifikasi, UPKD masing-masing desa menyelenggarakan musyawarah untuk menetapkan prioritas proposal yang lulus verifikasi dan selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh ketua POKJA dan diketahui oleh Kepala Desa.

Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan AD/ART dan RUUPKD.

b. Berdasarkan Berita Acara Musyawarah Desa, menyusun dan menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Dana (SP2D) dan Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana (BAPPD).

d. Menyalurkan dana kepada calon penerima dana/peminjam yang lulus verifikasi

e. Menyusun dan melaporkan kemajuan pelaksanaan setiap bulannya dan memberikan umpan balik kepada Pimpro/Pimbagpro Kabupaten dan Kepala Desa sehingga kemajuan pelaksanaan kegiatan dapat dievaluasi dan diawasi.

f. Bertanggungjawab dalam hal pengelolaan keuangan dan fisik PKD g. Mencatat dan mendokumentasikan data PKD

h. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat (pembukuan, pelaporan, pengembalian pinjaman)

Tahap Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan

a. Mempertanggungjawabkan penggunaan keseluruhan dana kepada masyarakat dan Pimbagpro Kabupaten melalui laporan bulanan penggunaan keseluruhan dana (LPKD) yang ditandatangani oleh ketua UPKD.

b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan PKD

c. Khusus bagi kegiatan sarana/prasarana desa, membuat dan menandatangani surat pernyataan penyelesaian pekerjaaan proyek (SP4) d. Melakukan evaluasi atas RUUPKD dengan pelaksanaan kegiatan UPKD

pada periode yang bersangkutan. Hasil evaluasi ini menjadi bahan penyusunan RUUPKD periode selanjutnya.

e. Bersama-sama dengan membentuk tim pemeliharaan yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana/prasarana desa.

3.2. Tim Verifikasi Desa/Pokja Desa

Tim verifikasi Desa Pondok Kubang dibentuk melalui musyawarah desa yang pengurusannya dipilih dari dan oleh warga. Kriteria tim verifikasi adalah:

b. Berdomisili di desa yang bersangkutan c. Minimal berpendidikan SLTP atau sederajat

d. Perempuan atau laki-laki dan diterima oleh masyarakat e. Bersedia untuk mengikuti kegiatan proyek

f. Memahami administrasi/analisa kelayakan kredit secara sederhana

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Tim verifikasi UPKD Mitra usaha Bersama (POKJA) di Desa Pondok Kubang, adalah sebagai berikut:

a. Menilai proposal yang diajukan oleh warga desa setempat b. Melakukan pengawasan terhadap fisik maupun keuangan UPKD

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengawasan kepada warga melalui forum musyawarah

3.3. Aktivitas Usaha UPKD Mitra Usaha Bersama

Dana UPKD berasal dari dana proyek BRDP, dana bergulir, simpanan masyarakat (pokok + wajib). Dana ini diajukan untuk kegiatan ekonomi anggota UPKD Mitra Usaha Bersama. Jumlah dana keseluruhan yang telah digulirkan kepada anggota sebesar Rp. 200 juta yang terdiri dari dana bergulir dan dana sarana/prasarana desa. Kegiatan masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidupnya antara lain kegiatan usaha dibidang pertukangan,industri rumah tangga, jasa, pertanian dan perkebunan. Perguliran dana proyek BRDP kepada Desa Pondok Kubang dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah dana dan peminjam dana bergulir di UPKD Mitra Usaha Bersama menurut tahapannya tahun 2004-2005

Uraian Bulan Jumlah Dana Jumlah Peminjam (orang) Tahap I Tahap II Tahap III Februari 2004 Desember 2004 Juli 2005 Rp. 16.750.000 Rp. 65.750.000 Rp. 67.560.000 25 48 68 Jumlah Rp. 150.000.000 141

Sumber: Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama, Tahun 2006

Tabel 1 memperlihatkan bahwa setiap tahap dana yang digulirkan proyek BRDP semakin meningkat. Meningkatnya dana pada setiap tahap memberikan

arti bahwa pihak UPKD telah mendapatkan kepercayaan dari proyek BRDP untuk mengelola bantuan dana program kegiatan desa.

Selain dana bergulir, UPKD Mitra Usaha Bersama juga menerima dana proyek BRDP untuk pembangunan sarana dan prasarana, yaitu sebesar Rp. 50.000.000. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dana BRDP di UPKD Mitra Usaha Bersama menurut tahapannya tahun 2004

Uraian Bulan Jumlah Dana

Tahap I Tahap II Mei 2004 Juli 2004 Rp. 30.000.000 Rp. 20.000.000 Jumlah Rp. 50.000.000

Sumber: Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama, Tahun 2006

Sarana/prasarana desa yang dibangun adalah jalan desa Pondok Kubang 1500 meter, dimana kegunaannya untuk mempermudah dan memperlancar memasarkan hasil-hasil pertanian dan produk pemasaran lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 90 hari oleh TPSP2D (Tim Pelaksana Sarana Peningkatan Pembangunan Desa).

3.4. Desain Pinjaman UPKD dan Pengembaliannya

UPKD telah mendesain pinjaman atau kredit kepada anggota atau nasabah dengan menetapkan jumlah pinjaman kredit yang diajukan. Rata-rata pengajuan kredit maksimal Rp. 3.000.000. Jangka waktu pengajuan proposal hingga diverifikasi berkisar antara satu minggu sampai dengan satu bulan, sedangkan jangka waktu proposal setelah diverifikasi hingga pencairan berkisar antara tiga hari sampai satu bulan. Dalam pengembalian UPKD tidak memberikan masa tenggang, artinya apabila pada bulan tertentu meminjam maka pada bulan berikutnya nasabah diharuskan membayar cicilan pinjamannya.

Cara pencicilan pinjaman, UPKD menerapkan sistem bunga pinjaman dan pengembaliannya setiap bulan, hal ini dilakukan untuk mempercepat perputaran keuangan UPKD. Pengembalian dana titipan dilakukan secara rutin tiap bulan yaitu dengan membayar pokok pinjaman + bunga + simpanan wajib (Rp. 2.000/bulan). Adapun persentase pengembalian sampai dengan tahap sebelum pasca proyek BRDP adalah sebesar 100%. Kegiatan UPKD yaitu pengembalian

dana dari anggota terus digulirkan setiap bulan kepada anggota yang membutuhkan modal usaha pertanian maupun usaha lainnya. Dengan cara pengembalian setiap bulan, maka jangka waktu pelunasan pinjaman UPKD biasanya menetapkan 12 bulan hingga 24 bulan dengan tingkat bunga tetap.

Untuk pengajuan kredit kepada UPKD Mitra Usaha Bersama, anggota harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Fotocopy KTP 2. Pas photo

3. Membuat surat permohonan (blanko disiapkan UPKD). 4. Mempunyai usaha yang jelas

5. Mempunyai agunan/jaminan

6. Menandatangani surat perjanjian pemberian pinjaman 7. Angsuran pinjaman dibayar setiap pada tanggal jatuh tempo

8. Membayar biaya administrasi yaitu: Wajib (Rp. 2.000) dan pokok (Rp. 5.000)

Untuk tahap awal anggota UPKD meminjam dana bergulir sebesar Rp. 500.000 dengan waktu pengajuan usulan peminjaman permohonan sekitar satu bulan. Untuk tahap selanjutnya, masyarakat yang ingin meminjam dana bergulir akan lebih besar kesempatan yang diperoleh dan jumlah dana yang dipinjam di atas Rp. 500.000 apabila pengembalian kredit setiap bulannya lancar dalam arti tidak menunggak. Sedang dasar penetapan pinjaman adalah hasil verifikasi terhadap kelayakan usaha yang diajukan, jenis usahanya dan penilaian terhadap keadaan usaha sekarang.

Setelah dana pinjaman disalurkan kepada masyarakat/anggota, UPKD mengadakan kunjungan langsung ke peminjam untuk memeriksa apakah pemanfaatan pinjaman sesuai dengan peruntukkannya atau kebutuhannya. Apabila pemanfaatan tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak UPKD melakukan verifikasi ulang untuk menentukan tindakan penyelamatan kredit.

3.5. Pihak-pihak yang Berkepentingan (Stakeholders)

Berbagai pihak-pihak yang berkepentingan telah memberikan masukan/keterlibatan terhadap UPKD. Masukan yang pernah umumnya berasal dari manajemen proyek, aparat dan badan perwakilan desa, tokoh-tokoh informal di tingkat desa, fasilitator, PPL dan aparat kecamatan, serta beberapa dinas teknis seperti Dinas Kimpraswil dan Dinas Pertanian Kabupaten. Masukan-masukan tersebut berkaitan dengan hal manajemen dan administrasi UPKD, penyelesaian tunggakan kredit anggota, penerapan hukum adat, dan dorongan/motivasi.

Pengurus UPKD mengharapkan pula masukan/keterlibatan pihak yang selama ini belum memberikan perhatian penuh terhadap UPKD maupun belum pernah terlibat tetapi seharusnya terlibat, antara lain DPRD. Diharapkan mereka dapat merancang perda atau pengawasan terutama untuk pasca proyek.

Selanjutnya, pengurus UPKD kepada manajemen proyek dapat mempertimbangkan pemberian insentif berupa honor tetap bulanan kepada pengurus UPKD. Hal ini mengingat pekerjaan pengurus cukup menyita waktu dan mereka berhadapan dengan masyarakat banyak yang tidak semuanya memahami keberadaan UPKD itu sendiri.