DAFTAR LAMPIRAN
KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
1. Komunikasi Partisipatif dalam Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, keterlibatan warga sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kegiatan BRDP di desa Pondok Kubang. Diharapkan warga dapat memberikan masukan dan keinginan serta dukungan terhadap kegiatan BRDP yang akan dilaksanakan.
Tabel 5. Jumlah anggota UPKD menurut kategorinya pada tahap perencanaan Jumlah No. Komunikasi Partisipatif Kategori
N %
1. Tahap Perencanaan Aktif Tidak Aktif 8 17 32 68 Jumlah 25 100
Perencanaan kegiatan UPKD merupakan kegiatan komunikasi partisipatif dalam BRDP untuk mengidentifikasi keinginan dan permasalahan yang dihadapi warga terkait pengembangan usahanya. Salah satu teknik yang dipergunakan untuk pengumpulan informasi dan pengenalan kebutuhan warga adalah pemahaman secara partisipatif. Metode ini ditujukan untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai informasi yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan BRDP. Tetapi pada kenyataannya metode partisipatif ini tidak berjalan dengan baik dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pada Tabel di atas terlihat sebagian besar anggota UPKD pada tahap perencanaan sebagian besar warga tidak terlibat aktif dalam kegiatan BRDP yang dilaksanakan di Desa Pondok Kubang. Pada tahap perencanaan anggota UPKD yang terlibat secara aktif sebanyak delapan orang (32 persen), dan yang tidak aktif sebanyak (68 persen).
Pengurus UPKD Mitra Usaha Bersama menyatakan bahwa setiap ada musyawarah atau rapat rutin yang diadakan oleh pengurus UPKD untuk merencanakan kegiatan BRDP yang nantinya akan dilaksanakan, warga yang diundang selalu ikut dalam pertemuan-pertemuan tersebut. Tetapi dalam memberikan sumbangan, pikiran, ide serta saran guna perkembangan UPKD kurang. Mereka lebih banyak sebagai pendengar pasif, hanya beberapa orang saja yang memang berantusias untuk dapat mengikuti pertemuan-pertemuan tersebut secara aktif.
Sedangkan dari pihak Anggota UPKD, mereka menganggap pengurus UPKD tidak secara detail dalam menjelaskan kegiatan BRDP. Banyak dari mereka menganggap BRDP merupakan proyek Pemerintah yang dilaksanakan dengan maksud memberikan bantuan cuma-cuma kepada masyarakat sehingga ketika pengurus UPKD menagih uang cicilan kredit, banyak dari anggota UPKD yang menerima bantuan modal bergulir menjadi kaget dan tidak siap. mereka menganggap uang tersebut uang bantuan guna meringankan beban hidup keluarga mereka bukan uang pinjaman.
Selain itu, warga juga merasa pengurus UPKD tidak melakukan musyawarah dalam merencanakan kegiatan BRDP yang akan dilaksanakan di desa mereka. Warga hanya tahu ketika ada pelaksanaan perbaikan jalan di desa mereka, yang ternyata dibiayai oleh dana BRDP. Padahal menurut warga, perbaikan jalan bukanlah yang mereka inginkan. Tetapi pembangunan pasar yang mereka perlukan di desa mereka. Warga juga mengatakan kalau pengurus UPKD hanya memberikan penjelasan tentang bantuan ekonomi modal bergulir saja pada saat musyawarah perencanaan kegiatan BRDP. Jadi mereka menilai kegiatan BRDP sama dengan bantuan ekonomi modal bergulir.
1.1 Pengaruh Kredibilitas Agen Pendamping
Kredibilitas merupakan suatu tingkat sampai sejauh mana agen pendamping BRDP dalam hal ini adalah pengurus UPKD sebagai sumber pesan (komunikator) dapat dipercaya oleh warga pada umumnya dan anggota UPKD khususnya sebagai penerima pesan (komunikan). Koefisien korelasi Tau Kendall
antara kredibilitas agen pendampinbg dengan tahap perencanaan pada komunikasi partisipatif disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel kredibilitas agen pendamping dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan No. Variabel Kredibilitas Agen
Pendamping
Komunikasi Partisipatif pada Tahap Perencanaan (Y1.1)
1. Keahlian (X1.1) 0,081
2. Kejujuran (X1.2) 0,086
3. Daya Tarik (X1.3) 0,167
4. Keakraban (X1.4) 0,075
Dari hasil Tabel di atas, dapat dilihat bahwa peubah-peubah dari kredibilitas agen pendamping yaitu keahlian, kejujuran, daya tarik dan keakraban tidak memiliki hubungan dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan pada kegiatan BRDP. Artinya keterlibatan anggota UPKD pada tahap perencanaan kegiatan BRDP tidak dipengaruhi oleh kredibilitas agen pendamping, dalam hal ini yaitu keahlian, kejujuran, daya tarik dan keakraban.
Pada tahap awal pemilihan pengurus UPKD yang dilakukan secara musyawarah oleh warga Desa Pondok Kubang, tidak adanya kriteria khusus yang ditetapkan untuk pengurus UPKD terpilih nantinya. Warga yang merasa memiliki kemampuan dan dapat melaksanakan tanggungjawab dapat mencalonkan diri. Setelah diperoleh daftar nama warga yang mencalonkan diri untuk menjadi pengurus UPKD, dilakukan musyawarah siapa yang berhak menjadi ketua, sekretaris, bendahara, ketua POKJA dan anggota POKJA. Pemilihan pengurus UPKD tidak didasarkan pada keahlian,kejujuran, daya tarik dan keakraban yang dimiliki oleh warga yang mencalonkan dirinya.
1.2 Pengaruh Keragaan Individu
Keragaan individu merupakan potensi diri yang dimiliki oleh warga untuk dapat menjadi modal untuk ikut terlibat dalam kegiatan BRDP. Analisis Tau Kendall antara keragaan individu yaitu kesempatan, kemauan dan kemampuan
dengan tahap perencanaan pada komunikasi partisipatif pada kegiatan BRDP dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel keragaan Individu dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan
No. Variabel Keragaan Individu Komunikasi Partisipatif pada Tahap Perencanaan (Y1.1)
1. Kesempatan (X2.1) 0,069
2. Kemauan (X2.2) 0,092
3. Kemampuan (X2.3) 0,456**
** signifikan pada taraf 0,01
Hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 7, menunjukkan bahwa kesempatan dan kemauan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan. Artinya kesempatan yang diberikan kepada anggota UPKD dan kemauan yang dimiliki oleh anggota UPKD untuk terlibat dalam kegiatan BRDP tidak mempengaruhi pada komunikasi partisipatif yang dilaksanakan pada tahap perencanaan.
Peubah kemampuan memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan. Artinya semakin tinggi dan besar kemampuan yang dimiliki oleh warga maka akan semakin baik pula komunikasi partisipatif yang dilakukan pada tahap perencanaan. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan yang dimiliki oleh warga semakin rendah maka akan semakin rendah pula komunikasi partisipatif yang terjadi pada tahap perencanaan ini.
Kemampuan yang rendah akan menyebabkan komunikasi partisipatif yang diharapkan dapat berjalan antara pengurus UPKD dan warga tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Kemampuan yang rendah mengakibatkan rendahnya kemauan warga untuk dapat berpartisipasi pada kegiatan BRDP. Mereka tidak memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk mmemberikan pertanyaan, masukan atau pendapat kepada pengurus UPKD. Sedangkan, pengurus UPKD telah memberikan kesempatan dan memotivasi warga agar dapat berpartisipasi.