• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Uraian Kapang dan Khamir

4. Keasaman (pH)

Pada umumnya, fungi tumbuh pada pH antara 2,0 – 8,5. Akan tetapi fungi lebih cenderung hidup dalam suasana asam.

5. Oksigen

Fungi yang tumbuh pada makanan umumnya adalah aerobik karena membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya.

6. Inhibitor

Makanan yang terdapat di alam kadang-kadang mengandung senyawa atau zat penghambat pertumbuhan yang dikenal dengan antibiotik, misalnya penisilin, streptomisin, dan sebagainya (Tarigan, 1988).

E. Uraian Kapang dan Khamir 1. Kapang

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen. Filamen merupakan ciri khas morfologi kapang yang membedakan dengan khamir. Dengan adanya filamen, penampakan koloni kapang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan membentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang baik penampakan makroskopik maupun mikroskopik digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi kapang. Sifat-sifat umum kapang antara lain : mempunyai inti sel, memproduksi spora, tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis, dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filamen dengan dinding sel

yang mengandung selulosa atau kitin atau keduanya (Fardiaz, 1992).

a. Hifa dan miselium

Kapang terdiri dari suatu thalus (jamak = thalli) yang tersusun dari

filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypa, jamak = hypae).

Kumpulan dari hifa disebut misellium (tunggal = mysellium, jamak = mysellia).

Hifa tumbuh dari spora yang melakukan germinai membentuk suatu tuba germ,

dimana ini akan tumbuh terus membentuk filamen yang panjangdan bercabang

yang disebut hifa kemudia seterusnya akan membentuk suatu massa hifa yang

disebut misellium. Pembentukan misellium merupakan sifat yang membedakan

grup-grup dalam fungi (Fardiaz, 1992).

Hifa mungkin tumbuh di bawah permukaan yaitu terendam dalam

substrat/makanan, atau pertumbuhnnya mungkin muncul di atas permukaan

substrat/makanan. Pertumbuhan atau perpanjangan hif dimulai dari bagian tengah

yang disebut pertumbuhan interkalar, atau bagian ujung hifa yang disebut

pertumbuhan apikal (Fardiaz, 1992).

Hifa dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : (1) hifa vegetatif atau hifa

tumbuh, dan (2) hifa fertil yang membentuk bagian reproduksi. Pada kebanyakan

kapang hifa fertil tumbuh di atas permukaan, tetapi pada beberapa kapang

mungkin terendam. Penyerapan nutrien terjadi pada permukaan misellium

(Fardiaz, 1992).

Hifa dikelilingi oleh dinding sel tegar yang terdiri dari polisakarida.

Kandungan tertinggi dalam dinding sel pada kebanyakan kapang adalah selulosa,

12

tetapi pada beberapa kapang dinding selnya terutama dari khitin. Hifa mungkin

membentuk kumpulan misellium yang padat dan keras dengan dinding sel tebal.

Struktur ini disebut sklerotium (jamak = sklerotia) yang bersifat tahan terhadap

pemanasan dan keadaan kering. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian khusus

dalam pengelolaan pangan (Fardiaz, 1992).

Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur

hifanya, yaitu : (1) hifa tidak bersekat atau nonseptat, dan (2) hifa berekat atau

septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan

mempunyai satu atau lebih inti sel (nukleus). Dinding penyekat yang disebut

septum (jamak = septat) tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih bebas

bergerak dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya. Kapang yang tergolong

septat terutama termasuk dalam kelas Ascomycetes, Basidiomycetes, dan

Deuteromycetes, sedangkan kapang nonseptat terutama termasuk dalam kelas

Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes). Pada kapang nonseptat inti sel

tersebar di sepanjang hifa (Fardiaz, 1992).

Hifa pada kebanyakan kapang biasanya terang, tetapi pada beberapa

kapang agak keruh dan gelap. Secara mikroskopik, hifa terlihat tidak berwarna

dan transparan, tetapi kumpulan hifa secara makroskopik mungkin berwarna

(Fardiaz, 1992).

Struktur miselia mungkin spesifik untuk beberapa jenis kapang dan

sehingga dapat digunakan untuk identifikasi. Bentuk-bentuk spesifik tersebut

misalnya rhizoid (holdfast) pada Rhizopus dan Absidia, foot cell pada

Aspergillus, percabangan bentuk Y pada Geotrichum (Fardiaz, 1992).

xxxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Sistem reproduksi kapang

Dikenal dua macam reproduksi kapang, yaitu (1) reproduksi aseksual,

dan (2) reproduksi seksual. Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong

miselium, tetapi cara ini jarang terjadi, dan yang paling umum terjadi adalah

pertumbuhan dari spora aseksual.

2. Khamir

Khamir adalah fungi uniseluler yang mikroskopik dan tidak membentuk

percabangan permanen. Sebagian besar khamir termasuk dalam kelas

Ascomycetes, sebagian kecil termasuk dalam kelas Basidiomycetes dan fungi

imperfecti. Khamir yang termasuk kelas pertama dan kelas kedua berkembang

biak dengan tunas (budding), pembelahan sel, spora aseksual, dan spora seksual.

Kelas ketiga hanya dapat berkembang biak secara aseksual yaitu dengan tunas,

pembelahan sel, dan spora aseksual. Pada umumnya, kebanyakan khamir

berkembang biak dengan tunas.

Ukuran khamir 4 – 20 kali lebih besar daripada ukuran bakteri, yaitu

berkisar antara 1 – 9 µm x 2 – 20 µm, tergantung pada spesiesnya. Bentuk khamir

bermacam-macam yaitu, bulat (spheroid), bulat telur (elips), silindris (seperti

silinder), seperti sosis, seperti buah jeruk, dan sebagainya. Beberapa khamir

tertentu dapat mengalami dimorfisme, yaitu membentuk fase Y (yeast, khamir,

bentuk sel tunggal) dan fase F (filamen, bentuk benang). Khamir tidak

mempunyai flagela jadi tidak dapat bergerak aktif.

14

Dinding sel khamir terdiri dari khitin. Sel yang masih muda dinding

selnya tipis dan lentur, sedangkan sel yang sudah tua dinding selnya tebal dan

kaku. Di bawah dinding sel terdapat membran sitoplasma yang bersifat permeable

selektif. Di dalam sitoplasma terdapat banyak granul-granul, seperti mitokondria,

volutin, granula lemak, dan granula glikogen. Makin tua sel khamir makin jelas

granula-granulanya. Di dalam sel terdapat vakuola yang besar yang berisi inti sel

(vakuola initi). Tipe sel khamir adalah eukaryotik (Jutono dkk, 1980).

3. Patogenitas fungi

Fungi dapat menimbulkan penyakit yang dapat dibedakan atas dua

golongan yaitu :

a. Infeksi oleh kapang yang disebut mikosis

b. Mikotoksikosis, yaitu suatu gejala keracunan yang disebabkan oleh

tertelannya suatu hasil metabolisme yang beracun dari kapang atau fungi.

Dari kedua golongan tersebut, hanya mikotoksikosis yang umumnya disebarkan

melalui makanan, sedangkan mikosis disebabkan melalui sentuhan pakaian, angin,

dan sebagainya. Senyawa beracun yang diproduksi oleh fungi disebut mikotoksin.

Toksin ini dapat menimbulkan gejala sakit dan kadang-kadang fatal. Beberapa di

antaranya mempunyai sifat karsinogenik, yaitu dapat menimbulkan kanker.

Kapang yang memproduksi mikotoksin terutama dari jenis Aspergillus,

Penicillium, dan Vusarium, selain itu mikotoksin juga diproduksi oleh fungi

Amanita sp. Mikotoksin pada umumnya tahan terhadap panas, sehingga

xxxiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengolahan atau pemasakan tidak menjamin hilangnya atau berkurangnya

aktivitas toksin tersebut (Fardiaz, 1992).

Dokumen terkait