• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Lingkup ( Scope ) Pekerjaan Instalasi Fire Alarm Hotel Amaris

Dalam dokumen SISTEM INSTALASI LISTRIK HOTEL AMARIS JA (Halaman 45-51)

2.3 Sistem Instalasi Hotel Amaris

2.3.3 Sistem Instalasi Keamanan

2.3.3.2 Uraian Lingkup ( Scope ) Pekerjaan Instalasi Fire Alarm Hotel Amaris

Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, pada pedoman rencana kerja dan syarat teknis MEP Amaris Teuku Umar, pemborong pekerjaan instalasi Fire Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar scope pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA, Annunciator dan system catu daya.

b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detector, Manual Station, Indicator Lamp, Alarm Bell dan Sistem Fire Intercome.

c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap lantai.

d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan monitor dan kontrol.

e. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang berwenang.

f. Melakukan testing dan commisioning. g. Melakukan trainning.

2.3.3.3 Ketentuan Bahan dan Peralatan

Pedoman Rencana Kerja dan Syarat Teknis MEP Hotel Amaris Teuku Umar, menjabarkan mengenai ketentuan fire alarm yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Detector Asap Tipe Ionisasi (Ionized Type Smoke Detector) Operating Voltage : 15 - 32 Vdc

Stand by current : 40 uA max Alarm Current : 100 mA max Operating Temperature : -10 - 50 °C Relative Humidity : 95 % max

Sensitivity : 2% - 3% obscuration (adjustable)

2. Detector Panas Tipe Temperatur Tetap (Fixed Temperature Heat Detector) Operating Voltage : 16 - 26 Vdc

Operating Temprature : 57 °C

3. Detektor Panas Tipe Kombinasi (Combination of Rate of Rise and Fixed Temperature Heat Detector)

Operating Voltage : 16 - 30 Vdc Operating Temperature (Fixed) : 57 °C Temperature Rate of Rise : 10 °C/menit 4. Manual Station

Type : Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan dilengkapi dengan break glass

Warna : Merah 5. Alarm Bell

Type : Surface mounting, 6” (inch) anti karat Operating Voltage : 20 - 24 Vdc

Current Consumption : 15 mA max Power Consumption : 2 vA max

Sound Level : 10 db min./1 M

Warna : Merah

6. Panel Kontrol

Panel kontrol ini terdiri dari Power Module, Control Module, Alarm Signal Modul (continues & intermittent), Zone Module. Panel kontrol harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat.

Panel kontrol harus mempunyai kapasitas minimum 20 zone yang dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut :

a. Lampu-lampu.

Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning) untuk setiap zone pada zone module.

Lampu power - ON yang menyatakan sistem mendapat suplai daya listrik yang sesuai.

Lampu AC power failure yang menyatakan adanya gangguan dari jala-jala listrik yang ada.

Lampu low baterai yang menyatakan bahwa tegangan back-up baterai sudah berada pada level dc yang rendah.

Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian bell.

Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm sistem tersebut.

Lampu common trouble yang menyatakn terjadinya gangguan padasistem tersebut.

b. Tombol-tombol (switch).

Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi trouble atau alarm.

Silence switch yang berfungsi untuk menghentikan Buzzer bila buzzer itu berbunyi.

Alarm Lamp Test Switch yang berfungsi untuk pengecekan apakah lampu-lampu indikator alarm masih berfungsi baik.

c. Telepon autodial melalui key telepon ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat (bila diperlukan).

d. Menghidupkan sirene generator pada sistem tata suara dan meng-overide sistem tata suara untuk keperluan program evakuasi.

e. Fasilitas Fire Intercom.

Materi Fire Intercome terintegrasi dengan panel kontrol fire alarm. Slave fire intercom dan jumlah fire handset intercom.

f. Battery Charger.

Sistem harus dilengkapi battery charger (pengisi baterai) yang dengan otomatis mengisi baterai setelah terpakai dan mempertahankan tegangan baterai bilamana baterai tidak terpakai. Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating baterai yang digunakan. g. Baterai.

Baterai harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu-waktu sumber utama (PLN) mati, sistem alarm masih berfungsi dengan baik. Jenis yang digunakan harus jenis dry cell rechargable type Ni-Cd battery (24 Vdc). Baterai ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 V) dengan kapasitas kebutuhan (ampere-hour) yang disesuaikan, sehingga baterai ini sanggup memberikan suplai secara normal dan terus-menerus kepada sistem selama 24 jam dalam keadaan stand by dan 30 menit dalam keadaan general alarm pada akhir periode.

7. Kabel

Fire Alarm jenis full addressable, kabel feeder yang dipakai adalah jenis 2 pair Twisted Shielded AWG 18 dengan jumlah dan ukuran kawat. Fire Alarm jenis Conventional Zoning, kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah jenis NYYHY dengan ukuran 2 x 1,5 mm2 dipasang dalam pipa konduit. Kabel untuk annunciator dan fire intercom menggunakan 1 pair

twisted shielded AWG 18 dengan jumlah kawat serta memakai pipa konduit jenis high impact.

8. Konduit.

Konduit yang dipakai adalah konduit PVC (EGA, Gelflex, Clipsal) dengan diameter dalam minimum 1 1/2 kali diameter kabel.

9. Panel Indikator Remote/Annunciator Panel (apabila diperlukan).

Berisi lampu indikator alarm setiap zone dan dilengkapi dengan buzzer, lamp dan buzzer test, berkapasitas minimum 8 zone. Panel Indikator Remote/Announciator. Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi sumber kebakaran (zone area) dan indikasi gangguan dari instalasi dengan indikator audio berupa buzzer, dan indikator visual berupa alarm. Pada panel yang dilengkapi fasility button yang berfungsi sebagai silence alarm/ Acknowledge. Unit ini dilengkapi dengan tombol test untuk lampu (lampu test) dan tombol test untuk buzzer test.

10.Surge Arrestor yang terdiri dari 2 (dua) unit. a. Surge Arrestor untuk power line MCPFA.

b. Surge Arrestor untuk incoming line terminal dan outgoing line terminal cable. Surge Arrestor ini ditanahkan pada sistem arde yang memiliki tahanan tanah maksimum 1 ohm yang letak batang ardenya sejauh minimal 10 meter dari arde penyalur petir.

2.3.3.4 Persyaratan Teknis Pemasangan

Persyaratan teknis pemasangan fire alarm berdasarkan rencana kerja dan syarat teknis Hotel Amaris Teuku Umar yaitu sebagai berikut:

1. Peralatan

Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual push button dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar hydrant box, maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai. Alarm bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar

hydrant box, maka dipasang pada jarak ± 0,5 m di bawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan. Disekitar detektor harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari detektor. Peralatan sistem fire alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan maksimum 1 ohm. Suplai listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency Load dari genset.

2. Kabel & Konduit

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel/tray dan instalasinya memakai pipa konduit.

b. Semua kabel yang dipasang dishaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel dan diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

c. Pemakaian konduit di dalam gedung atau instalasinya menggunakan PVC konduit (EGA, Gilflex, Clipsal).

d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 m. ohm.

3. Kabel Trunking (kabel tray) dan tangga kabel

a. Trunking kabel harus terbuat dari pelat baja galvanised hot deep dengan lebar 20 cm atau sesuai Gambar rencana; penyangga dari bahan besi setrip setiap 40 cm, atau dinyatakan lain pada Gambar atau produk. Trunking kabel ini dipakai untuk instalasi sistem elektronik (telephone dan fire alarm).

b. Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak beton dengan besi bundar berulir (iron rod diameter 10 mm) yang digalvanis hot dip.

c. Pada setiap belokan atau pencabangan, bentuk trunking harus dibuat sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.

d. Kabel yang dipasag di atas trunking dan pada cable ladder harus diklem (diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet, merk LEGRAND atau setaraf.

e. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing dan listrik).

f. Jarak minimm antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 300 mm.

g. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran 1x2 cm pada jarak 75 cm.

h. Trunking kabel digantung di lantai bangunan dengan dynabolt berukuran 1x2 cm.

Dalam dokumen SISTEM INSTALASI LISTRIK HOTEL AMARIS JA (Halaman 45-51)

Dokumen terkait