• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Materi

Dalam dokumen Penataan Barang Dagangan 2 (Halaman 33-98)

Dalam melakukan penataan barang dagangan, kegiatan mengkalsifikasi jenis-jenis produk yang akan ditata sangat penting untuk dipelajari. Karena dengan kegiatan pengklasifikasian jenis-jenis produk yang akan ditata, akan mempengaruhi kerapihan dan penampilan produk bagi para calon pembeli yang datang pada toko/supermarket. Sehingga klasifikasi barang itu merupakan suatu kegiatan yang penting dan harus mendapat perhatian khusus, karena dapat mempengaruhi ketertarikan para pengunjung toko/swalayan untuk dapat memiliki produk/barang yang dipajangkan.

Produk merupakan unsur terpenting dalam kegiatan pemasaran, dengan menciptakan produk yang baik sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka perusahaan akan cepat mencapai tujannya, yaitu laba.

Kegiatan Penataan Barang dagangan memerlukan seseorang yang benar-benar memiliki ketrampilan dan keahlian yang cukup berarti untuk perusahaan, karena memang tidak lain tujuan perusahaan melakukan penataan barang dagangan intinya untuk memamerkan produk yang dipajang kepada para konsumen/pengunjung supaya mereka tertarik, dan berminat untuk memiliki sehingga melakukan pembelian.

Sebelum mempelajari tentang penggolongan jenis-jenis produk yang akan ditata, kita harus lebih dahulu dapat mengetahui dan memahami pengertian dari produk adalah segala sesuatu yang dapat menambah nilai jual dan`dan dibutuhkan bagi yang melakukan pembelian.

Sehingga pengertian produk dari berbagai para ahli adalah sebagai berikut :

a. Pengertian Produk menurut beberapa para ahli :

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba,

termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan (Swastha dan Irawan, 1990:165) .

Menurut Kotler dan Armstrong, yang dialihkan oleh Sindoro dalam bukunya

yang berjudul “Dasar-dasar Pemasaran” (2001;337) adalah: “ Semua yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.”

Sering barang diartikan sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia yang secara fisik

dapat diraba dalam bentuk yang nyata. 1)

Dalam tinjuan yang lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliputi atribut fisik saja, tetapi juga mencangkup sifat-sifat non fisik seperti harga, nama penjual, dan sebagainya. Semua unsur tersebut dipandang sebagai alat pemuas kebutuhan manusia/ atau pembelinya. Kombinasi yang berbeda dari unsur itu akan memberikan kepuasan yang berbeda pula karena kombinasi tersebut merupakan produk tersendiri.

Sedang menurut W.J. STANTON, yang dialihbahasakan oleh Alma dalam bukunya “manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2005:139) adalah : “

Seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga nama baik pabrik, nama baik toko yang mejual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya”.

Produk adalah segala sesuatu yangditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan (Fandy Tjiptono, 1999:95).

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh

karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas prodak dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing

Maka dari beberapa definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dpat ditawarkan kepada pelangga untuk dapat dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen melalui ciri-ciri yang dimiliki baikyang nyata maupun yang tidak nyata.

Gambar berikut ini merupakan suatu siklus, bahwa produk itu memang benar-benar dibutuhkan oleh oleh pasar berdasar pada daya beli dan kebutuhannya, sedangkan dilihat dari segi Produsen itu mempunya tujuan untuk memenuhi kapasitas hasil produksinya guna memenuhi produk yang dibutuhkan pasar/konsumen.

PRODUK

Bagan 1. 1 - Alur Produk dari Pasar dan Produsen

b. Konsep Tingkat Produk

Rancangan produk adalah pemahaman produsen sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produsen kemudian menjabarkan persepsi dan preferensi konsumen melalui rancangan produknya. Terdapat lima tingkatan produk yang pada hakekatnya mencerminkan tingkatan kebutuhan konsumen, yaitu

TUJUAN PRODUSEN KAPASITAS DAYA BELI KEBUTUHAN PASAR DAYA BELI

Bagan 1. 2 - Bagan Tingkatan Produk Berdasar pada Kebutuhan

Penjelasan untuk gambar diatas dapat dilihat berikut ini :

1) PRODUK UTAMA (Core Benefit) adalah manfaat yang sebenernya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pembeli dari setiap produk.

2) PRODUK GENERIK (Generic Product) adalah produk dasar yang mampu memenuhi secara (minimal agar berfungsi) fungsional produk.

3) PRODUK HARAPAN (Expectad Product) adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan disepakati dibeli

4) PRODUK PELENGKAP (Augmented Product) adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan berbagai manfaat sehingga memberikan tambahan kepuasan dan mampu dibedakan dengan produk pesaing

5) PRODUK POTENSIAL (Potential Product) adalah kondisi produk yang

mempunyai peluang dan dipersiapkan untuk dikembangkan dimasa depan. Pendapat tentang 5 (lima) tingkatan produk menurut pendapat ahli, diantaranya : Kotler (2007:4) bahwa produk terdapat lima tingkatan produk, yaitu core benefit,

basic product, expected product, augmented product dan potential product.

Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah : a. Core benefit (manfaat dasar)

yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen. b. Basic Product (bentuk dasar))

yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c. Expected product (atribut Produk)

yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

d. Augmented product (pembeda produk)

yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing

e. Potential product (kemampuan/keungulan produk)

yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. Meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang

Tingkatan Produk

Sumber: Kotler “Manajemen Pemasaran (2007: 6)

Gambar 1. 5 - Tingkatan Produk.

Manfaat Atau jasa inti

Manfaat

c. Klasifikasi Produk

Seorang penjual yang baik, harus dapat mengklasifikasikan jenis-jenis produk yang akan dipajangkan atau ditata untuk dijual, disamping itu juga harus bisa menguasai pengetahuan produk yang dijualnya, sehingga apabila ada ada pembeli yang bertanya, dan mau membeli produk di toko, penjual bisa langsung melayaninya dengan baik.

Menurut kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2007:6), bahwa pemasar secara tradisional mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya; daya tahan; wujud; dan penggunan (konsumen atau industri). Setiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.

Jadi dengan kata lain, pengertian klasifikasi produk adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang penjual atau wiraniaga apabila akan melaksanakan kegiatan penataan barang harus dapat membedakan masing-masing produk yang akan di jualnya, menempatkan produknya disesuaikan dengan tempatnya, sehingggga akan memberikan kesan yang positif bagi para calon pembelinya.

Klasifikasi Produk adalah kegiatan penggolongan jenis produk untuk dapat membedakan produk yang akan ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Barang diartikan sebagai atribut dans ecara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata baik dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, dan pengecer, serta pelayanan perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Stanton).

Gambar 1. 6 - Klasifikasi Display

SEGERA TUJUAN

INDUSTRI

Pembahasan penataan barang dagangan (display), tidak akan bisa lepas dengan jenis kebutuhan manusia. Untuk lebih jelasnya maka akan dibahas tentang penggolongan barang pemuas kebutuhan manusia. Selain barang sebagai pemuas kebutuhan, yaitu barang dan jasa. Perbedaan anatara barang dan jasa sangatlah jelas. Kalau barang dapat dilihat dengan mata bentuk dan wujudnya, dapat dirasakan manfaatnya dan juga dapat disentuh. Misalnya makanan dan minuman yang sehari-hari dapat kita rasakan dan kita dikmati. Sedangkan jasa itu tidak dapat dilihat,tetapi dapat diasakan manfaatnya. Seperti : jasa pendidikan, jasa angkutan, dan sebagainya.

Adapun penggolongan barang secara lebih detail akan dapat dipahami, yaitu

1. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan Cara Memperolehnya

Macam barang menurut cara memperolehnya terdiri atas barang ekonomi dan barang bebas

1). Barang Ekonomi

Barang ekonomi adalah barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan.

Contoh : untuk memperoleh abras, pakaian, dan perabot rumah tangga umumnya orang harus membelinya dengan menggunakan uang. 2). Barang Bebas

Barang bebas adalah barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan

Contoh : sinar matahari, udara, kita peroleh setiap hari tanpa memerlukan pengorbanan.

2. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan tujuan pemakaiannya

Barang Konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi atau dipakai sendiri oleh konsumen anggota keluarganya, jadi tidak memerlukan pengolahan/proses produksi lagi. Menurut Kotler (2007, 6), banyak jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan menurut kebiasaan dalam belanja. Kita dapat membedakan antara barang mudah (convinience goods); barang toko (shooping goods); barang khusus Specialty goods; barang yang tidak dicari (unsouht goods).

Jadi barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Seperti disebutkan di atas bahwa menurut pemakaiannya barang konsumsi (Consumer Goods) dapat dibedakan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu :

Bagan 1. 3 - Penggolongan Produk Menurut Pemakaiannya

1) Convenience Goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “ (2007:6) :

Barang sehari-hari (Convinience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Barang mudah dapat dibagi lebih jauh.

Kebutuhan pokok (Staples) dan Barang dadakan (Impluse goods) Merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Barang Kebutuhan sehari-hari (Convinience Goods) adalah barang kebutuhan sehari-hari yang mudah didapatkan dimana tempat apabila diperlukan.

Menurut pandangan konsumen, produk konsumen ini dibedakan menjadi 3 kategori:

a. Staples Products : Produk konsumen konvenien sehari-hari yang sering dan rutin dibeli / teratur pembeliannya.

b. Impluse Products : Produk konsumen konvenien yang sering dibeli tanpa perencanaan sebelumnya karena terlihat pada saat belanja

c. Emergency Products : Produk konsumen kovenien yang harus dibeli

dengan segera dan tidak ingin menundanya kemudian

Convinience Goods pada umumnya memiliki frekuensi pembelian

tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.

Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

Contoh 1: Sabun Mandi Contoh 2: Sabun mandi

Contoh 3 : Gula Pasir Contoh 4: Surat Kabar

Gambar 1. 7 - Contoh barang/produk Convinience Goods

2) Shopping goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “ (2007:6) :barang shooping Barang toko adalah : barang-barang yang

biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Atau dapat dikatakan, bahwa barang shooping adalah merupakan Barang-barang yang dipilih-pilih.

Maksudnya apabila kita melakukan pembelian suatu barang perlu adanya pertimbangan terlebih dahulu.

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.

Berdasarkan usaha membandingkannya, produk shopping dibedakan menjadi:

a. Homogen Product b. Heterogenous Products

Contoh Barang barang Shopping, diantaranya: alat-alat rumah tangga,

pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya

Gambar 1. 9 - Contoh Barang Shopping Goods

Barang toko (shooping goods), dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Barang toko homogen (homogenous shopping goods):

Produk-produk konsumen yang relatifseragam kemampuannya dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar konsumen. Konsumen sudah mengenal tentang keseragaman berbagai ukuran, jenis, dan kualitas produk-produk sejenis sehingga yang diperbandingkan misalnya aspek harga atau merk.

Gambar 1. 8 - Contoh Barang Homogenous Shopping Goods

Produk-produk konsumen yang relative seragam kemampuannya dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar konsumen. Konsumen sudah mengenal tentang keseragaman berbagai ukuran, jenis, dan kualitas produk-produk sejenis sehingga yang diperbandingkan misalnya aspek harga atau merk.

Barang homogen sering dikatakan juga barang-barang toko yang memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari harga sehingga dapat menjadi alasan perbandingan dalam berbelanja.

Shopping Goods Homogen

Gambar 1. 10 - Contoh Barang/Produk yang Sejenis dan Memiliki Kemiripan Mutu

b) Barang toko heterogen (heterogenous shopping goods):

Barang-barang toko yang berbeda ciri-ciri produk dan layanan yang mungkin dianggap lebih penting daripada harganya. Penjual barang-barang toko hetrogen menyediakan berbagai jenis produk untuk memuaskan selera masing-masing orang dan harus memiliki wiraniaga yang terlatih dengan baik

untuk memberikan informasi dan saran kepada pelanggannya. Produk konsumen yang memerlukan usaha pembeli untuk membandingkan satu dengan yang lain. Konsumen lebih berkepentingan membandingkan kualitas dan style produk daripada factor harganya.

Gambar 1. 11 - Gambar Bermacam-Macam Jenis Barang (Heterogenous Shopping Goods)

3) Specialy Goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “ (2007:7) : Barang khusus (specialty good) adalah : barang-barang yang

empunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan karena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Atau dapat dikatakan lain barang-barang khusus itu merupakan Barang-barang istimewa, yaitu seseorang melakukan kegiatan pembelian dengan maksud barang yang dibelinya memiliki daya tarik secara khusus bagi si pembelinya.

Gambar 1. 12 - Contoh Barang Speciaty Goods, yang Memiliki Daya Tarik Khusus

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.

Product specialty goods ini, apabila mengalami kerusakan/ probelem dalam pemakaiannya jarang pembeli bisa untuk mengatasi sendiri atau memperbaikinya. Karena barang-barang yang sifatnya khusus ini juga memerlukan orang-orang benar-benar ahli, untuk menangani problem atau kerusakan.

Sebagai contoh : seseorang yang melakukan pembelian produk Televisi dengan merek Toshiba, apabila TV tersebut setelah dibeli, dan dalam masa pemakaiannya mengalami kerusakan, maka yang bisa mempperbaiki adalah orang/ tenaga ahli yang memang benar-benar mempunyai keahlian (kompeten) untuk memperbaiki/melakukan service televisi tersebut.

Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon, stelan pria sebagainya.

4) Unsought Goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “ (2007:7) : barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah : barang-barang

yang tidak diketahui konsumend an biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya. Atau dapat dikatakan bahwa barang-barang yang tidak dicari, dan merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Bisa saja terjadi konsumen belum atau tidak mengetahui nilai yang

sebenarnya dari produk sehingga tidak berusaha untuk membelinya, dan ini dibedakan dalam dua kategori yaitu

Gambar 1. 14 - Barang/Produk Unsought Goods

a. New Unsought Goods

Produk konsumen yang belum atau tidak dikenal karena tidak tersedia informasinya atau lingkungannya tidak memungkinkan menggunakan pada saat itu. Dengan kata lain, produk ini memang masih baru sehingga tidak menyadari manfaatnya.

b. Regularly Unsought Goods

Produk konsumen yang tidak atau belum diperlukan konsumen karena belum merasa perlu memilikinya. Produk-produk ini sebenarnya sudah ada atau dipasarkan., tetapi tidak atau belum diperlukan. Misalnya peti mati belum diperlukan oleh orang yang masih hidup, antenna parabola tidak diperlukan untuk orang yang tidak memiliki TV.

Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya

Gambar 1. 16 - Contoh Barang/Produk Regularly Unsought Goods

3. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan proses produksi

Pada umumnya, kegiatan industri menghasilkan barang jadi. Proses yang berlangsung dalam kegiatan industri ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Kegiatan industri yang kompleks membutuhkan peralatan mesin. Contoh industri perakitan atau asembling mobil, sepeda motor, dan televisi. Berbagai jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu.

Klasifikasi industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang dihasilkan, daerah pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja, serta departemen perindustrian.

Barang Industri adalah barang yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk kepentingan dalam industri. Barang Industri ini banyak diperlukan/dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar maupun Home industri, dimana perusahaan besar maupun perusahaan kecil (Home Industri) ini melakukan

kegiatan pembelian barang (product) bukan untuk di konsumsi secara pribadi melainkan untuk keperluan kegiatan pengolahan / di proses lagi menjadi barang yang siap pakai ataupun siap untuk di konsumsi oleh konsumen akhir. Yang termasuk barang Industri ini, yaitu :

a. Peralatan besar/utama (Mayor equipment) b. Peralatan ekstra (Minor/ accessory equipment)

c. Komponen/barang setengah jadi (Fabricating or component parts) d. Bahan-bahan proses

e. Perlengkapan penggerak f. Bahan baku

1) Klasifikasi berdasarkan pada bagaimana cara barang tersebut memasuki

proses produksi dan kemahalan relatif.

Barang barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan bagaimana cara barang tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya. Ada 3 (tiga) kelompok barang Industri, yaitu :

a. Bahan baku dan suku cadang (material and part)

Bahan baku dan suku cadang adalah barang-barang yang seluruhnya termasuk produk produsen tersebut. Barang ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu bahan mentah untu bahan baku da suku cadang yan diproduksi.

Untuk bahan mentah dibedaan menjadi dua kelompok utama yaitu produk pertanian : (misalnya gandum, kapas, ternak, buah, dans ayuran); dan produk alam ( misalnya ikan, kayu minyak mentah, biji besi).

Bahan baku dan suku cadang yang diproduksi dibagi menjadi dua kategori: bahan baku komponen ( besi, benang, seme, kabel) dan suku cadang komponen (mesin kecil, ban, cetakan).

Gambar 1. 17 - Barang/ Produk Bahan Baku Dan Suku Cadang

Bahan baku komponen (componen materials) biasanya diolah lebih lanjut : gumpalan besi diolah menjadi baja, dan benang ditenu menjadi kain). Sifat standar bahan baku komponen biasanya berarti bahwa keandalanpemasok dan harga menjadi faktor pembelian utama. Sedangkan Suku cadang komponen (coponent parts) masuk ke produk jadi tanpa perubahan bentuk lebih lanjut, seperti ketika mesin kecil dipasang ke dalam penghisap debu, da ban yang dipasang pada mobil.

b. Barang modal (capital items)

Barang modal adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengolahan produk jadi. Barang modal mempunyai 2 kelompok yaitu : instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri atas bangunan (pabrik dan kantor) sedangkan peralatan (generator, bor, komputer, mainprint, elevator. Instalasi merupakan pembelian besar. Biasanya langsung dibeli dari produsennya.

Peralatan meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang dapat dipindahkan (perkakas tangan truk pengangkut) dan peralatan kantor (komputer pribadi, meja).Jenis peralatan ini tidak menjadi bagian dari produk jadi. Peralatan tersebut memiliki masa pakai yang lebih singkat daripada instalasi, tetapi lebih lama dibandingkan dengan peralatan operasi.

Walaupun beberapa produsen peralatan melakukan penjualan langsung lebih sering produsen tersebut menggunakan perantara, karena pasar tersebar secara geografis, pembeli berjumlah banyak, dan pemesanannya berjumlah sedikit.

Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir.

Barang ini meliputi :

a). Instalasi, yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan, computer, generator, dan mesin bor b). Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk

membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan pabrik dan perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat pengungkit. Peralatan ekstra juga meliputi peralatan kantor, misalnya mesin tik, mesin teleks dan meja kantor.

c) Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies dan businness service) Perlengkapan dan layanan bisnis adalah barang dan jasa

berumur pendek, memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Perelngkapan ada 2 jenis :

 barang pemeliharaan dan perbaikan (cap, paku, sapu) dan

 perlengkapan operasional (pelumas, batubara, kertas tulis, pinsil).

Secara keseluruhan, keduanya berada di bawah nama MRO. Perlengkapan adalah sesuatu yang equivalen dengan barang mudah (convenience good). Barang ini biasanya dibeli dengan upaya yang sangat sedikit dengan melakukan pembelian langsung.

2) Klasifikasi industri berdasarkan Jenis Usahanya

Berdasarkan jenis usahanya, maka klasiifikasi barang industri dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.

Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

3) Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah tangga. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar menunjukkan industri rumah tangga yang menghasilkan tahu. Jika kamu menemui industri ini amatilah proses produksinya, jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan peralatan yang digunakan. Tanyakan pula berapa modal yang digunakan. Dari jawaban-jawaban yang diperoleh dapat kamu gunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui ciri-ciri industri rumah tangga. Adapun Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

 Tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga.

 Peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin.

 Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam dokumen Penataan Barang Dagangan 2 (Halaman 33-98)

Dokumen terkait