• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Materi

Dalam dokumen 09. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK I (Halaman 19-67)

1. Materi Pembelajaran 1

Pengembangan Gerak Tari Kreasi Sesuai Level dan Pola Lantai

Pengenalan pola lantai dalam tari biasanya tidak terlalu diperhatikan. Secara struktur memang pola lantai menyatu dengan konsep garap tarinya. Namun selama ini pola lantai sesalu diidentikkan dengan tarian yang bersifat kelompok. Padahal secara substansial tari tunggalpun menggunakan pola lantai atau yang biasa disebut dengan komposisi tari tunggal.

Gambar 1. Tari Tunggal yang dibawakan secara kelompok dengan pola lantai

Gambar 3. Tari Kreasi berpasangan

Penerapan pola lantai yang digunakan dalam tari kreasi selalu merujuk pada konsep secara utuh bagaimana tarian itu disajikan dalam sebuah pertunjukan. Tari tradisi yang menjadi acuan garap tari kreasi baru memberikan peluang untuk berkembang lebih bebas, sehingga kreasi baru itu dapat diekspresikan dengan pola-pola baru pula. Dalam kaitannya dengan pola lantai yang disesuaikan dengan tata iringan akan memberi warna tersendiri, karena antara pola lantai dan iringan di sini memiliki keterkaitan, ketika tarian itu ditampilkan di arena luas. Konsep penataan iringan harus menyesuaikan teba atau lebar arena untuk mencapai komposisi tertentu. Oleh sebab itu, pemahaman kesatuan antara konsep

iringan dengan pola lantai dalam mendukung gerak tari adalah penting untuk dipahami.

Gambar 4. Komposisi tari kelompok sesuai dengan level

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Mengamati

Dalam kegiatan mengamati ini anda diminta mengamati hasil pengembangan gerak tari kreasi dan pengembangannya melalui media foto, dari rekaman VCD ataupun mencari dari sumber lain, misalnya dari internet. Kegiatan pengamatan ini akan memperkaya pemahaman awal anda tentang pengembangan tari kreasi. Agar kegiatan pengamatan lebih terarah, anda dapat menggunakan instruksi dari fasilitator ataupun menggunakan panduan dibawah ini sebagai panduan dalam kegiatan pengamatan. Selain berdasar format pengamatan yang sudah disediakan ini, anda juga bisa melakukan kegiatan secara individu atau secara kelompok. Kalau anda ingin melakukan secara kelompok anda bisa mencari 2-3 orang teman untuk dibuat dalam satu kelompok.

Contoh Panduan Kegiatan Pengamatan

a. Amatilah hasil pengamatan tari kreasi dan pengembangannya. b. Amatilah beberapa hasil rekaman penggunaan dan pengembangan

c. Unsur-unsur pendukung apa saja yang terdapat dalam tari kreasi Setelah anda mengamati, Tuliskan hasil pengamatan anda berdasarkan penugasan guru dengan membuat format pengamatan sendiri ataupun menggunakan format pengamatan seperti contoh di bawah ini.

Contoh Lembar kegiatan mengamati

No Pengamatan variasi gerak tari kreasi Penggunaan level pada tari kreasi Penggunaan pola lantai pada tari kreasi

2. Menanya

Setelah anda melakukan kegiatan pengamatan, apakah ada pertanyaan yang muncul dan mengganggu pikiranmu? Mulailah melakukan kegiatan menanya. Tanyakanlah kepada fasilitator yang membimbingmu tentang segala hal yang berhubungan dengan pengembangan gerak tari kreasi. Tanyakan tentang bagaimana cara mengembangkan gerak tari kreasi . Ungkaplah segala pertanyaan yang ada di benak anda agar anda terbiasa untuk mampu melihat, menggali dan menemukan permasalahan.

Beberapa contoh pertanyaan di bawah ini dapat saja anda gunakan dan anda kembangkan sendiri.

a. Apakah yang disebut dengan tari kreasi ? b. Kapan anda dapat melakukan gerak tari kreasi ? c. Siapa yang mengembangkan tari kreasi ? d. Mengapa kita menggunakan tari kreasi?

e. Ada berapa macam jenis tari kreasi ?

f. Mengapa tari kreasi dikembangkan dari sumber tradisi? g. Apa perbedaan dari masing-masing jenis tari kreasi ? h. Bagaimana urutan tari kreasi yang paling sederhana ? i. Bagaimana uraian gerak tari kreasi dan pengembangannya ? Lembar kegiatan menanya:

Penggunaan format lembar pertanyaan adalah cara untuk mempermudah dalam menghimpun, mengurutkan pertanyaan yang diperoleh agar mempunyai susunan yang sistematis, dari yang sederhana/mudah ke hal yang sulit/kompleks; atau berdasar urutan waktu, dari yang awal ke yang paling mutakhir, dan seterusnya.

Buatlah daftar pertanyaan dengan menggali sebanyak mungkin pertanyaan, agar mudah pencatatannya, anda dapat membuat format kegiatan menanya ini secara mandiri atau mengembangkannya berdasar contoh yang ada di bawah ini:

Lembar pertanyaan

3. Mengumpulkan data/informasi/mencoba/eksperimen

Berdasarkan hasil kegiatan menanya sebelumnya anda telah mengumpulkan beberapa pertanyaan terkait dengan pengembangan tari kreasi untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan yang telah anda himpun. Kumpulkanlah berbagai informasi dan data yang berkaitan dengan pengembangan tari kreasi.

Informasi anda juga akan lebih menarik dan lengkap apabila diperkaya dengan searching di internet untuk melengkapi informasi tentang penggunaan dan pengembangan tari kreasi. Selain itu anda juga bisa mencari dari sumber lain seperti: artikel, laporan, jurnal, penelitian, buku elektronik, gambar, video dan sebagainya. Kumpulkanlah berbagai informasi tersebut untuk memperluas wawasan dan pengetahuan anda sebagai salah satu proses pembelajaran anda secara mandiri.

Contoh website tentang penggunaan dan pengembangan ruang dalam gerak tari: www.you tube.com www... www... www... www...

Lembar kegiatan mengumpulkan data/informasi

Apabila memungkinkan cobalah melakukan beberapa penggunaan dan pengembangan tari kreasi berdasarkan informasi yang sudah anda peroleh lewat video rekaman. Masing masing individu melakukan pengembangan tari kreasi pada bagian yang berbeda.

4. Mengasosiasi/mendiskusikan

Diskusikan dengan teman-teman di kelas perihal informasi yang telah anda kumpulkan mengenai pengembangan tari kreasi yang telah anda kumpulkan dari berbagai sumber.

Topik diskusi dapat menyangkut:

a. Unsur unsur yang mendukung dalam pengembangan tari kreasi b. Urutan gerak tari kreasi

Tuliskan beberapa catatan, khususnya masukan dari hasil diskusi anda dengan teman-teman untuk keperluan

memperkaya/memperbaiki informasi dan kesimpulan sementara yang sudah anda buat.

Catatan hasil diskusi:

... ... ... ... ... ... 5. Mengkomunikasikan

Presentasikan hasil pengumpulan informasi, data hasil pembelajaran dan kesimpulan yang berhasil anda buat tentang pengembangan tari kreasi. Presentasikan hasil pengembvangan tari dengan cara diperagakan di depan teman temanmu maupun dengan menggunakan berbagai media baik secara tertulis seperti laporan tertulis, artikel yang dilengkapi Power Point, gambar, foto, dan bahkan video. Semakin lengkap anda

menggunakan media maka pemahaman anda akan semakin lengkap, juga terhadap teman-teman anda yang sama-sama mengumpulkan informasi/data pembelajarannya. Presentasi ini akan saling memperkaya wawasan dan pengetahuan anda khususnya tentang penggunaan dan pengembangan tari kreasi.

Tuliskan masukan-masukan yang anda peroleh dari presentasi yang anda sajikan di kelas/sekolah ataupun forum ilmiah lain yang dapat digunakan untuk menampilkan temuan anda tentang pengembangan tari kreasi.

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Buatlah tari kreasi sederhana dengan menggunakan pola lantai! 2. Buatah tari kreasi dengan menggunakan level

3. Buatlah kombinasi karya tari kreasi dengan level dan pola lantai

F. Rangkuman

Tari kreasi ternyata dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberi variasi sajian.ada beberapa tipe tari kreasi yang dapat ditampilkan, salah satunya adalah tari kreasi yang mengacu pada sumber tradisi lokal. Sumber ini memberikan inspirasi terwujudnya garap baru yang bernuansa tradisional. Dengan demikian tari kreasi tersepta tidak bisa dilepaskan dengan tradisi yang ada.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Siswa akan mampu membuat susunan gerak tari dengan menggunakan level, pola lantai yang ada dalam dasar dasar komposisi tari.

Setelah mempelajari dan memahami isi modul tentang pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai akan lebih banyak membantu para peserta diklat dalam menyusun dan mengembangkan modul ini baik dari materi pedagogik maupun materi bidang studi yang menjadi standar dari modul ini. Pengembangan di sini meliputi pengembangan secara praktis yang dapat dilakukan dengan membuat konsep pengembangan gerak, dinamika sesuai dengan pola lantai dan level yang diharapkan.

Dengan demikian peserta diklat akan :

1. Mampu menguraikan teknik pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai serta unsur pendukung gerak tari sesuai iringan.

2. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari level dan pola lantai.

3. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai aspek koreografinya. 4. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai

dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai tema.

5. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan.

Semoga apa yang kita hasilkan melalui penulisan modul ini akan dapat dimanfaatkan peserta diklat dan pendidik secara umum untuk pelaksanaan pembelajaran seni budaya (tari) di kelasnya masing masing.

1. Untuk menyusun tari kreasi peserta diklat diwajibkan untuk konsentrasi. Dalam tari biasa disebut dengan

a. Sengguh b. Sawiji c. Ora Mingkuh d. Betul semua

2. Pengenalan tari tradisional yang telah dikembankan ada yang berpasangan. Ini mengandung maksud agar materi yang diajarkan juga berkaitan dengan .... a. Kerjasama antar teman

b. Kerja mandiri c. Kerja dengan guru d. Salam semua

3. Untuk melakukan proses pengembangan tari dibutuhkan a. Latihan berkelompok

b. Latihan sendiri c. Latihan dengan guru d. Latihan dengan video

4. Dengan permainan bisik berantai, peserta diklat diperkenalkan untuk menyampaikan informasi sebenar-benarnya. Permainan ini untuk menguji ... a. Keberanian

b. Kejujuran c. Keteladanan d. Kepiawaian

5. Belajar mengekspresikan tari hasil pengembangan adalah belajar untuk: a. Mengolah raga

b. Mengolah keterampilan c. Mengolah pikir

d. Mengolah irama

6. Melakukan proses pengembangan gerak sesuai dengan pola lantai harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ini artinya harus ....

a. Greget b. Sawiji c. Sengguh d. Ora Mingkuh

7. Menirukan guru saat memberi materi adalah salah satu upaya untuk dapat menguasai materi. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan sikap ...

a. Semaunya b. Tidak peduli c. Totalitas (greged) d. Pant ang menyerah

8. Materi tari kreasi untuk pementasan lebih bebas dikembangkan , mengapa? a. Karena tari kreasi memiliki peluang untuk dikembangkan

b. Karena tari kreasi tidak selalu mengacu pada tradisi c. Karena tari kreasi tidak terkait dengan tata aturan kraton d. Karena tari kreasi bisa dijual mudah

Tari tradisi : Tari daerah yang masih asli Pola lantai : Tempat penari di atas pentas Level : Tinggi rendahnya posisi menari

Pementasan : Hasil dari latihan untuk dipertontonkan Tari Tunggal : Tari yang dibawakan sendiri

Tari berpasangan : Tari yang dibawakan dua orang Tari kelompok : Tari yang dibawakan secfara massal Koreografi : Ilmu tentang menata tari

Estetis : Keindahan

Greged : Totalitas dalam mempelajari tari

Sengguh : Percaya diri dapat melakukan tari namun tidak sombong

Ora mingkuh : Pantang menyerah

GLOSARIUM

Murgiyanto, Sal. 1983. KOREOGRAFI : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari.

Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdikbud.

Kussudiardja, Bagong. 1997. OLAH SENI. Yogyakarta: Padepokan Press

Suharto, Ben. 1981. KOMPOSISI TARI, Terjemahan dari buku Dance Compotition, Jacquelin Smith. Yogyakarta: ASTI Press

Hawkins, Alma. 1964. Creating Though Dance Diterjemahkan Sedarsono. Yogyakarta: ISI Press.

                                             

Lampiran 1.

Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari

Kreasi Sesuai Level Pola Lantai

1. Siswa memperagakan bersama kelompok untuk membuat karya tari kreasi. 2. Siswa membuat susunan tari kreasi berdasar level bersama kelomppoknya. 3. Siswa melakukan gerak tari kreasi bersama kelompok untuk membuat pola

1. b 2. a 3. a 4. b 5. c 6. b 7. d 8. b

Copyright 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan

c

KOMPETENSI PEDAGOGIK

KELOMPOK KOMPETENSI I

PEMANFAATAN INFORMASI

HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARANPEMANFAATAN INFORMASI

HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Penulis: Dr. Kuswarsantyo, M.Hum, 081328090666, condrowasesa@yahoo.co.id

Editor Substansi : Dr. Rumi Wiharsih, 081328755579, rumiwiharsih@uny.ac.id

Editor Bahasa :Digna Sjamsiar, M.Pd.BI

SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... iii KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vii DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... xi PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 4 C. Peta Kompetensi ... 4 D. Ruang Lingkup ... 4 KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMANFAATAN INFORMASI HASIL

PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN ... 5 A. Tujuan ... 5 B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar ... 5 C. Uraian Materi ... 6 D. Aktivitas Pembelajaran ... 16 E. Latihan/Tugas ... 16 F. Rangkuman ... 16 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 17 DAFTAR PUSTAKA ... 19 LAMPIRAN

1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran Pemanfaatan

Informasi Hasil Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran ... 21 2. Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ... 23

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari delapan standar. Salah satu dari 8 (delapan) standar tersebut adalah standar penilaian, yang bertujuan untuk menjamin; (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; (b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum memenuhi tujuan penilaian seperti standar yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 merupakan bagian dalam melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis sejak tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35,

menyebutkan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya: (i) konten kurikulum masih terlalu padat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya muatan pelajaran dan banyaknya materi dimana keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnva berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnva pendidikan karakter,

metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,

kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

Kurikulum ini dipersiapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi aneka tantangan globalisasi di masa depan, dengan lebih memfokuskan pada fenomena alam, sosial, seni dan budaya. Melalui pendekatan tersebut diharapkan peserta didik memiliki kompetensi, sikap keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Pada kurikulum 2013 terdapat sedikitnya ada lima (5) entitas yang diharapkan mengalami perbaikan yakni, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (guru), manajemen dan satuan

pendidikan, negara dan bangsa, hingga masyarakat umum secara keseluruhan.

Dalam kurikulum 2013 ada tiga aspek yang menjadi fokus, yakni aspek filosofis, yuridis, dan konseptual. Perubahan yang terjadi pada lima (5) entitas juga menyentuh tiga aspek penting tersebut. Ada empat standar dalam kurikulum yang akan berubah, yakni standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua (2) strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Efektivitas pembelajaran dicapai melalui tiga (3) tahapan yaitu efektivitas interaksi, efektivitas pemahaman, dan efektivitas penyerapan. Sebagai bagian perubahan penting dalam Kurikulum 13 yakni pada standar penilaian. Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, dan lingkup penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan yang mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan. Terkait dengan alasan di atas maka modul ini perlu disusun agar dapat melaksanakan dua (2) kompetensi yakni: a) kompetensi pedagogik dan b) kompetensi profesional. Diharapkan kedua kompetensi tersebut membantu pendidik melaksanakan tugas mengajar yang lebih baik lagi. Kompetensi pedagogi menyangkut penguasaan guru terhadap teori-teori pendidikan serta kemampuan mengaplikasikannya didalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Kompetensi profesional menyangkut penguasaaan guru terhadap substansi materi yang harus diajarkan sesuai dengan bidang tugasnya. Kedua kompetensi ini menjadi landasan pokok yang harus benar-benar dikuasai oleh seorang guru. Terkait dengan peran seorang guru seni budaya maka penguasaan kompetensi pedagogik tidak hanya mengenal dan memahami teori-teori pendidikan yang bersifat murni namun harus bersifat aplikatif disesuaikan dengan konteks pembelajaran seni budaya. Dalam modul ini materi kompetensi pedagogik membahas tentang pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi peserta didik untuk kepentingan pembelajaran. Sedangkan materi kompetensi profesional mencakup a) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi hasil

belajar, b) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, c) mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, dan d) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. 

B. Tujuan

Modul ini disusun sebagai bahan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru SMK Kelompok Seni Dan Budaya untuk semua mata pelajaran. Modul ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan tentang Pengembangan Kurikulum. Materi dalam modul terdiri dari:

1. Memahami tentang pengertian hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar; 2. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi belajar untuk penyusunan

remedial dan pengayaan;

3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar dengan pemangku kepentingan (orang tua/wali, peserta didik, pendidik dan satuan pendidikan); dan

4. Meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik dan pendidik.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi Utama Pedagogik

Kompetensi Guru Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

D. Ruang Lingkup

Materi atau isi modul untuk setiap unit pembelajaran adalah memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu

1. menggunakan info hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar sesuai kriteria,

2. menggunakan info hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan yang sesuai,

3. mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan sesuai kebutuhan, dan

4. memanfaatkan info hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai standar yang ditetapkan.

B. Ruang Lingkup Penilaian Hasi Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran, kompetensi muatan, kompetensi program dan proses.

Pada Kurikulum 2013 kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar. Kompetensi Inti (KI) menjadi

unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, artinya

semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. Kompetensi Dasar (KD) dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling

PEMANFAATAN INFORMASI HASIL

PENILAIAN DAN EVALUASI

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kompetensi Inti terdiri dari kompetensi sikap spiritual (KI-1), kompetensi sikap sosial (KI-2), kompetensi pengetahuan (KI-3), dan kompetensi keterampilan (KI-4). Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD pada setiap aspek KI-3 dan KI-4.

C. Uraian Materi

1. Konsep hasil penilaian belajar

a.

Pengertian hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran

Berikut adalah pengertian evaluasi menurut beberapa ahli:

1) Lessinger 1973 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai;

2) Wysong 1974 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan;

3) Gibson dan Mitchell 1981 (Uman, 2007: 91) mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah proses untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.

4) Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to

the act or process to determining the value of something. Menurut

definisi ini, evaluasi merujuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Sedangkan menurut Kemendikbud (2015) dikatakan bahwa Penilaian Hasil Belajar (PHB) oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.

2. Bentuk Penilaian dan Teknik/Metode

a. Bentuk penilaian autentik dan non-autentik.

1) Penilaian autentik dengan teknik/metode terdiri dari:

a) Pengamatan, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati;

b) Portofolio, penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut

Dalam dokumen 09. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK I (Halaman 19-67)

Dokumen terkait