• Tidak ada hasil yang ditemukan

09. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "09. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK I"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Copyright 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Tari

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Penulis: Dr. Kuswarsantyo, M.Hum, 081328090666, condrowasesa@yahoo.co.id

Editor Substansi : Dr. Rumi Wiharsih, 081328755579, rumiwiharsih@uny.ac.id

Editor Bahasa : Ismiyatun, SH., M.Pd.

KOMPETENSI PROFESIONAL

KELOMPOK KOMPETENSI I

c

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Halaman SAMBUTAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN ………. iii

KATA PENGANTAR ……… v

KEGIATAN PEMBELAJARAN: PENGEMBANGAN GERAK TARI KREASI SESUAI LEVEL POLA LANTAI ……….. 5

A. Tujuan ……….. 5

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ……….. 5

C. Uraian Materi ……….. 6

D. Aktivitas Pembelajaran ……….. 8

E. Latihan/ Kasus/ Tugas ………... 13

(11)
(12)

Halaman Gambar 1 Tari Tunggal yang dibawakan secara kelompok dengan

pola lantai

6

Gambar 2 Tari kreasi baru yang dibawakan berkelompok 6

Gambar 3 Tari Kreasi berpasangan 7

(13)
(14)

KOMPETENSI PROFESIONAL

A. Latar Belakang

Modul ini secara umum akan berbicara tentang pengembangan tari kreasi sesuai level dan pola lantai. Materi ini akan lebih menekankan bagaimana memahami peristilahan yang ada dalam seni tari yang secara praktis harus dilakukan atau diperagakan pada saat diklat. Bentuk bentuk baku dalam pola lantai tersebut mengacu pada referensi umum yang ada beserta kemungkinan pengembanmgannya.

Pengembangan di sini meliputi pengembangan secara praktis yang dapat dilakukan dengan membuat susunan gerak tari. Dan atau secara konseptual dengan membuat rancangan desain gerak dengan menggubnakan level dan pola lantai yang tidak baku.

Dasar pembuatan modul ini dilindungi Undang undang yang memberi kekuatan produk modul untuk dapat dipergunakan guru peserta diklat. Adapun dasar hukum tersebut adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

5. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

(15)

6. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. 7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilikdan Angka Kreditnya

B. Tujuan

1. Modul ini dibuat untuk membantu guru guru peserta diklat agar dalam pencapaian Uji Kompetensi Guru dapat lebih baik.

2. Modul ini sekaligus untuk pengayaan materi terkait dengan wawasan kesenian khususnya pada topik topik yang secara khusus dilaksankaan di sekolah

3. Modul ini dapat dipergunakan sebagai penuntun untuk pengembangan kemampuan siswa ketika guru terjun di sekolah untuk menyampaikan materinya.

C. Peta Kompetensi

Peta kompetensi dalam modul ini meliputi aspek kognisi, afeksi dan psikomotorik, yang berupa pengetahuan, pengalaman berkesenian hingga keterampilan dalam melakukan praktik gerak tari sesuai dengan tingkatan (grade) yang dipelajari. Peta kompetensi yang harus dikuasai berdasarkan indikator esensial, diharapkan mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran seni budaya aspek tari. Selain itu dapat memahami pola pikir keilmuan mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi, yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni tari).

D. Ruang Lingkup

(16)

tari kreasi tersebut. Dasar-dasar komposisi tersebut berupa pengenalan terhadap aspek gerak, pengembangan gerak, pola lantai, pengembangan desain gerak (level, desain kostum, pengenalan pola iringan, desain rias dan pengembangan pertunjukan yang harus disiapkan.

Ruang lingkup modul ini adalah berbicara tentang bagaimana tari kreasi dibuat dengan mempertimbangkan pola lantai yang sesuai dengan iringan. Artinya susunan tari yang dibuat akan selalu berkaitan dengan teknis mengenai gerak, tata iringan desain kostum, tata panggung, pola lantai hingga masalah property. Dalam materi pembelajaran ini ruang lingkup akan difokuskan pada aspek gerak, pola lantai dan iringan yang menjadi satu kesatuan dalam pembuatan tari kreasi baru.

E. Saran Cara Penggunaan Modul

1. Peserta diklat harus memahami modul ini secara utuh dari materi pembelajaran satu ke pembelajaran berikutnya.

2. Kesinambungan antara grade satu dengan berikutnya merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

3. Pengembangan isi modul sangat diperbolehkan, karena akan memacu kreativitas khususnya bagi guru peserta diklat dan siswa sebagai peserta didik di sekolah.

4. Melakukan uji keterampilan terkait dengan materi praktik tari

(17)
(18)

PENGEMBANGAN GERAK TARI KREASI SESUAI

LEVEL POLA LANTAI

A. Tujuan

1. Tujuan pembelajaran menyatakan secara eksplisit perilaku (behaviour) atau performansi yang akan dikuasai oleh peserta diklat

2. Tujuan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi peserta diklatdalam meraih perilaku yang telah ditetapkan

3. Tujuan pembelajaran hendaknya mensyaratkan suatu standar minimum/derajat yang mesti dikuasai oleh peserta diklat (standart performance)

B.

I

ndikator Pencapaian Kompetensi

1. Mampu menguraikan teknik pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai serta unsur pendukung gerak tari sesuai iringan

2. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari level dan pola lantai

3. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai aspek koreografinya

4. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai tema

5. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan

6. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan

(19)

C. Uraian Materi

1. Materi Pembelajaran 1

Pengembangan Gerak Tari Kreasi Sesuai Level dan Pola Lantai

Pengenalan pola lantai dalam tari biasanya tidak terlalu diperhatikan. Secara struktur memang pola lantai menyatu dengan konsep garap tarinya. Namun selama ini pola lantai sesalu diidentikkan dengan tarian yang bersifat kelompok. Padahal secara substansial tari tunggalpun menggunakan pola lantai atau yang biasa disebut dengan komposisi tari tunggal.

Gambar 1. Tari Tunggal yang dibawakan secara kelompok dengan pola lantai

(20)

Gambar 3. Tari Kreasi berpasangan

(21)

iringan dengan pola lantai dalam mendukung gerak tari adalah penting untuk dipahami.

Gambar 4. Komposisi tari kelompok sesuai dengan level

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Mengamati

Dalam kegiatan mengamati ini anda diminta mengamati hasil pengembangan gerak tari kreasi dan pengembangannya melalui media foto, dari rekaman VCD ataupun mencari dari sumber lain, misalnya dari internet. Kegiatan pengamatan ini akan memperkaya pemahaman awal anda tentang pengembangan tari kreasi. Agar kegiatan pengamatan lebih terarah, anda dapat menggunakan instruksi dari fasilitator ataupun menggunakan panduan dibawah ini sebagai panduan dalam kegiatan pengamatan. Selain berdasar format pengamatan yang sudah disediakan ini, anda juga bisa melakukan kegiatan secara individu atau secara kelompok. Kalau anda ingin melakukan secara kelompok anda bisa mencari 2-3 orang teman untuk dibuat dalam satu kelompok.

Contoh Panduan Kegiatan Pengamatan

a. Amatilah hasil pengamatan tari kreasi dan pengembangannya. b. Amatilah beberapa hasil rekaman penggunaan dan pengembangan

(22)

c. Unsur-unsur pendukung apa saja yang terdapat dalam tari kreasi

Setelah anda mengamati, Tuliskan hasil pengamatan anda berdasarkan penugasan guru dengan membuat format pengamatan sendiri ataupun menggunakan format pengamatan seperti contoh di bawah ini.

Contoh Lembar kegiatan mengamati

No Pengamatan variasi gerak tari kreasi Penggunaan level pada tari kreasi Penggunaan pola lantai pada tari kreasi

2. Menanya

Setelah anda melakukan kegiatan pengamatan, apakah ada pertanyaan yang muncul dan mengganggu pikiranmu? Mulailah melakukan kegiatan menanya. Tanyakanlah kepada fasilitator yang membimbingmu tentang segala hal yang berhubungan dengan pengembangan gerak tari kreasi. Tanyakan tentang bagaimana cara mengembangkan gerak tari kreasi .

Ungkaplah segala pertanyaan yang ada di benak anda agar anda terbiasa untuk mampu melihat, menggali dan menemukan permasalahan.

Beberapa contoh pertanyaan di bawah ini dapat saja anda gunakan dan anda kembangkan sendiri.

(23)

e. Ada berapa macam jenis tari kreasi ?

f. Mengapa tari kreasi dikembangkan dari sumber tradisi? g. Apa perbedaan dari masing-masing jenis tari kreasi ? h. Bagaimana urutan tari kreasi yang paling sederhana ? i. Bagaimana uraian gerak tari kreasi dan pengembangannya ?

Lembar kegiatan menanya:

Penggunaan format lembar pertanyaan adalah cara untuk mempermudah dalam menghimpun, mengurutkan pertanyaan yang diperoleh agar mempunyai susunan yang sistematis, dari yang sederhana/mudah ke hal yang sulit/kompleks; atau berdasar urutan waktu, dari yang awal ke yang paling mutakhir, dan seterusnya.

Buatlah daftar pertanyaan dengan menggali sebanyak mungkin pertanyaan, agar mudah pencatatannya, anda dapat membuat format kegiatan menanya ini secara mandiri atau mengembangkannya berdasar contoh yang ada di bawah ini:

Lembar pertanyaan

(24)

3. Mengumpulkan data/informasi/mencoba/eksperimen

Berdasarkan hasil kegiatan menanya sebelumnya anda telah mengumpulkan beberapa pertanyaan terkait dengan pengembangan tari kreasi untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan yang telah anda himpun. Kumpulkanlah berbagai informasi dan data yang berkaitan dengan pengembangan tari kreasi.

Informasi anda juga akan lebih menarik dan lengkap apabila diperkaya dengan searching di internet untuk melengkapi informasi tentang

penggunaan dan pengembangan tari kreasi. Selain itu anda juga bisa mencari dari sumber lain seperti: artikel, laporan, jurnal, penelitian, buku elektronik, gambar, video dan sebagainya. Kumpulkanlah berbagai informasi tersebut untuk memperluas wawasan dan pengetahuan anda sebagai salah satu proses pembelajaran anda secara mandiri.

Contoh website tentang penggunaan dan pengembangan ruang dalam gerak tari:

www.you tube.com www...

www... www... www...

Lembar kegiatan mengumpulkan data/informasi

(25)

Apabila memungkinkan cobalah melakukan beberapa penggunaan dan pengembangan tari kreasi berdasarkan informasi yang sudah anda peroleh lewat video rekaman. Masing masing individu melakukan pengembangan tari kreasi pada bagian yang berbeda.

4. Mengasosiasi/mendiskusikan

Diskusikan dengan teman-teman di kelas perihal informasi yang telah anda kumpulkan mengenai pengembangan tari kreasi yang telah anda kumpulkan dari berbagai sumber.

Topik diskusi dapat menyangkut:

a. Unsur unsur yang mendukung dalam pengembangan tari kreasi b. Urutan gerak tari kreasi

Tuliskan beberapa catatan, khususnya masukan dari hasil diskusi anda dengan teman-teman untuk keperluan

memperkaya/memperbaiki informasi dan kesimpulan sementara yang sudah anda buat.

5. Mengkomunikasikan

Presentasikan hasil pengumpulan informasi, data hasil pembelajaran dan kesimpulan yang berhasil anda buat tentang pengembangan tari kreasi.

(26)

menggunakan media maka pemahaman anda akan semakin lengkap, juga terhadap teman-teman anda yang sama-sama mengumpulkan informasi/data pembelajarannya. Presentasi ini akan saling memperkaya wawasan dan pengetahuan anda khususnya tentang penggunaan dan pengembangan tari kreasi.

Tuliskan masukan-masukan yang anda peroleh dari presentasi yang anda sajikan di kelas/sekolah ataupun forum ilmiah lain yang dapat digunakan untuk menampilkan temuan anda tentang pengembangan tari kreasi.

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Buatlah tari kreasi sederhana dengan menggunakan pola lantai! 2. Buatah tari kreasi dengan menggunakan level

3. Buatlah kombinasi karya tari kreasi dengan level dan pola lantai

F. Rangkuman

Tari kreasi ternyata dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberi variasi sajian.ada beberapa tipe tari kreasi yang dapat ditampilkan, salah satunya adalah tari kreasi yang mengacu pada sumber tradisi lokal. Sumber ini memberikan inspirasi terwujudnya garap baru yang bernuansa tradisional. Dengan demikian tari kreasi tersepta tidak bisa dilepaskan dengan tradisi yang ada.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

(27)
(28)

Setelah mempelajari dan memahami isi modul tentang pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai akan lebih banyak membantu para peserta diklat dalam menyusun dan mengembangkan modul ini baik dari materi pedagogik maupun materi bidang studi yang menjadi standar dari modul ini. Pengembangan di sini meliputi pengembangan secara praktis yang dapat dilakukan dengan membuat konsep pengembangan gerak, dinamika sesuai dengan pola lantai dan level yang diharapkan.

Dengan demikian peserta diklat akan :

1. Mampu menguraikan teknik pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai serta unsur pendukung gerak tari sesuai iringan.

2. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari level dan pola lantai.

3. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai aspek koreografinya. 4. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai

dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai tema.

5. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan.

Semoga apa yang kita hasilkan melalui penulisan modul ini akan dapat dimanfaatkan peserta diklat dan pendidik secara umum untuk pelaksanaan pembelajaran seni budaya (tari) di kelasnya masing masing.

(29)
(30)

1. Untuk menyusun tari kreasi peserta diklat diwajibkan untuk konsentrasi. Dalam tari biasa disebut dengan

a. Sengguh b. Sawiji c. Ora Mingkuh d. Betul semua

2. Pengenalan tari tradisional yang telah dikembankan ada yang berpasangan. Ini mengandung maksud agar materi yang diajarkan juga berkaitan dengan .... a. Kerjasama antar teman

b. Kerja mandiri c. Kerja dengan guru d. Salam semua

3. Untuk melakukan proses pengembangan tari dibutuhkan a. Latihan berkelompok

b. Latihan sendiri c. Latihan dengan guru d. Latihan dengan video

4. Dengan permainan bisik berantai, peserta diklat diperkenalkan untuk menyampaikan informasi sebenar-benarnya. Permainan ini untuk menguji ... a. Keberanian

b. Kejujuran c. Keteladanan d. Kepiawaian

5. Belajar mengekspresikan tari hasil pengembangan adalah belajar untuk: a. Mengolah raga

(31)

b. Mengolah keterampilan c. Mengolah pikir

d. Mengolah irama

6. Melakukan proses pengembangan gerak sesuai dengan pola lantai harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ini artinya harus ....

a. Greget b. Sawiji c. Sengguh d. Ora Mingkuh

7. Menirukan guru saat memberi materi adalah salah satu upaya untuk dapat menguasai materi. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan sikap ...

a. Semaunya b. Tidak peduli c. Totalitas (greged) d. Pant ang menyerah

8. Materi tari kreasi untuk pementasan lebih bebas dikembangkan , mengapa? a. Karena tari kreasi memiliki peluang untuk dikembangkan

(32)

Tari tradisi : Tari daerah yang masih asli Pola lantai : Tempat penari di atas pentas Level : Tinggi rendahnya posisi menari

Pementasan : Hasil dari latihan untuk dipertontonkan Tari Tunggal : Tari yang dibawakan sendiri

Tari berpasangan : Tari yang dibawakan dua orang Tari kelompok : Tari yang dibawakan secfara massal Koreografi : Ilmu tentang menata tari

Estetis : Keindahan

Greged : Totalitas dalam mempelajari tari

Sengguh : Percaya diri dapat melakukan tari namun tidak sombong

(33)
(34)

Murgiyanto, Sal. 1983. KOREOGRAFI : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari.

Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdikbud.

Kussudiardja, Bagong. 1997. OLAH SENI. Yogyakarta: Padepokan Press

Suharto, Ben. 1981. KOMPOSISI TARI, Terjemahan dari buku Dance Compotition,

Jacquelin Smith. Yogyakarta: ASTI Press

Hawkins, Alma. 1964. Creating Though Dance Diterjemahkan Sedarsono.

Yogyakarta: ISI Press.

(35)
(36)

                                     

   

(37)
(38)

Lampiran 1.

Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari

Kreasi Sesuai Level Pola Lantai

1. Siswa memperagakan bersama kelompok untuk membuat karya tari kreasi. 2. Siswa membuat susunan tari kreasi berdasar level bersama kelomppoknya. 3. Siswa melakukan gerak tari kreasi bersama kelompok untuk membuat pola

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

Copyright 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan

c

KOMPETENSI PEDAGOGIK

KELOMPOK KOMPETENSI I

PEMANFAATAN INFORMASI

HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN INFORMASI

HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Penulis: Dr. Kuswarsantyo, M.Hum, 081328090666, condrowasesa@yahoo.co.id

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... iii KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vii DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... xi

PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 4 C. Peta Kompetensi ... 4 D. Ruang Lingkup ... 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMANFAATAN INFORMASI HASIL

PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN ... 5 A. Tujuan ... 5 B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar ... 5 C. Uraian Materi ... 6 D. Aktivitas Pembelajaran ... 16 E. Latihan/Tugas ... 16 F. Rangkuman ... 16 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 19 LAMPIRAN

1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran Pemanfaatan

(51)
(52)

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari delapan standar. Salah satu dari 8 (delapan) standar tersebut adalah standar penilaian, yang bertujuan untuk menjamin; (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; (b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum memenuhi tujuan penilaian seperti standar yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 merupakan bagian dalam melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis sejak tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35,

(53)

menyebutkan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya: (i) konten kurikulum masih terlalu padat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya muatan pelajaran dan banyaknya materi dimana keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnva berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnva pendidikan karakter,

metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,

kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

(54)

pendidikan, negara dan bangsa, hingga masyarakat umum secara keseluruhan.

(55)

belajar, b) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, c) mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, dan d) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. 

B. Tujuan

Modul ini disusun sebagai bahan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru SMK Kelompok Seni Dan Budaya untuk semua mata pelajaran. Modul ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan tentang Pengembangan Kurikulum. Materi dalam modul terdiri dari:

1. Memahami tentang pengertian hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar; 2. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi belajar untuk penyusunan

remedial dan pengayaan;

3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar dengan pemangku kepentingan (orang tua/wali, peserta didik, pendidik dan satuan pendidikan); dan

4. Meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik dan pendidik.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi Utama Pedagogik

Kompetensi Guru Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

D. Ruang Lingkup

(56)

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu

1. menggunakan info hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar sesuai kriteria,

2. menggunakan info hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan yang sesuai,

3. mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan sesuai kebutuhan, dan

4. memanfaatkan info hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai standar yang ditetapkan.

B. Ruang Lingkup Penilaian Hasi Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran, kompetensi muatan, kompetensi program dan proses.

Pada Kurikulum 2013 kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar. Kompetensi Inti (KI) menjadi

unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, artinya

semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. Kompetensi Dasar (KD) dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling

PEMANFAATAN INFORMASI HASIL

PENILAIAN DAN EVALUASI

(57)

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kompetensi Inti terdiri dari kompetensi sikap spiritual (KI-1), kompetensi sikap sosial (KI-2), kompetensi pengetahuan (KI-3), dan kompetensi keterampilan (KI-4). Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD pada setiap aspek KI-3 dan KI-4.

C. Uraian Materi

1. Konsep hasil penilaian belajar

a.

Pengertian hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran

Berikut adalah pengertian evaluasi menurut beberapa ahli:

1) Lessinger 1973 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai;

2) Wysong 1974 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan;

3) Gibson dan Mitchell 1981 (Uman, 2007: 91) mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah proses untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.

4) Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to

the act or process to determining the value of something. Menurut

definisi ini, evaluasi merujuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

(58)

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.

2. Bentuk Penilaian dan Teknik/Metode

a. Bentuk penilaian autentik dan non-autentik.

1) Penilaian autentik dengan teknik/metode terdiri dari:

a) Pengamatan, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati;

b) Portofolio, penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan;

c) projek, adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan,

d) Produk, penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni,

seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata

de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta

gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam;

(59)

kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku;

f) Unjuk kerja, penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi;

g) Penilaian diri, adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif.

Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya, menalar dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas atau kontekstual yang memungkinkan peserta didik memajukan kompetensi mereka yang meliputi sikap,

pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata (real life).

Penilaian autentik merupakan peningkatan penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas antara lain: membaca dan meringkasnya, melakukan eksperimen, mengamati, melakukan survei, membuat proyek, menyusun makalah, membuat karangan dan diskusi kelas. Dengan demikian penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan

(60)

autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan

2) Penilaian Non-Autentik

Penilaian non autentik dengan teknik/metode:

a)

Tes tulis dan lisan,

(1) Tes tulis:

(a) Ulangan (harian), adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran. (b) Ujian tengah semester (UTS) adalah penilaian yang

dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester.

(c) Ujian akhir semester (UAS), adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.

Bentuk tes tertulis antara lain: a) uraian, b) obyektif tes seperti: benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi.

(2) Tes Lisan

Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

Tes ini pada umumnya berbentuk tanya

jawab face to face. Penilai memberikan pertanyaan

(interview) langsung kepada (peserta didik). Tes lisan

(61)

lisan ini dirasa mempunyai kedudukan yang cukup penting. Namun karena alasan teknis (kepraktisan), ujian lisan ini pada umumnya jarang digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi dalam pembelajaran yang rutin. Tes lisan dapat dilakukan dengan cara: (a) Observasi

(b) Wawancara

(c) Angket (quetioner)

(d) Daftar Cek (check list)

b. Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku budaya adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.

4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

(62)

9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi

a.

Merancang remedial dan pengayaan

Pemanfaatan dan tindak lanjut hasil penilaian

Penilaian terhadap hasil pembelajaran selama dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, dan digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, juga dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui pembelajaran remedial dan pengayaan

1) Pembelajaran remedial dan pengayaan

Pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan sebagai

konsekuensi dari pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk

setiap individu. Dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi setiap peserta didik harus menguasai secara menyeluruh kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. Pada dasarnya peserta didik harus mencapai ketuntasan belajar yang merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi, terutama untuk pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, sementara pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar

a) Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

(1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik;

(2) Pemberian bimbingan secara perorangan;

(63)

(4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar.

Pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum semester berakhir atau batas akhir pemasukan nilai ke dalam buku rapor.

b) Pembelajaran pengayaan

Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

(1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan bersama pada atau di luar jam-jam pelajaran sekolah;

(2) Belajar mandiri, yaitu peserta didik diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/individual;

(3) Pemadatan kurikukulum yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang telah diketahui peserta didik. Dengan demikian, tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2) Pengolahan hasil pembelajaran

Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan melalui:

a) Nilai remedial yang diperoleh dan diolah menjadi nilai akhir; b) Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung

dengan mengganti nilai indikator yana belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD;

(64)

d) Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio.

4. Bentuk Laporan Hasil Belajar

Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka dan data kualitatif dalam bentuk uraian keterangan tentang nilai tersebut. Misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 pada pelajaran matematika, maka nilai tunggal seperti ini kurang dipahami oleh orang tua maupun oleh peserta didik itu sendiri karena terlalu umum. Hal ini membuat sulit orang tua menindak lanjutinya, apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar, geometri atau hal lain. Oleh karena itu, informasi yang diberikan pada orang tua hendaknya:

a.

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami;

b.

Menitikberatkan pada kekuatan dan apa yang telah dicapai peserta

didik;

c.

Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran

peserta didik;

d.

Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam

kurikulum;

e.

Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

5. Mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku

kepentingan

(65)

Pelaporan hasil belajar hendaknya:

a. Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik;

b. Memberikan informasi yang jelas, komprehensif dan akurat;

c. Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar.

6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Pendidik yang baik adalah pendidik yang dapat memanfaatkan hasil penilaiannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kelasnya maupun pada lembaga tempat ia bekerja. Pernyataan tersebut senada dengan pentingnya hasil penilaian bagi sekolah. Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk semua pihak yang berkepentingan (orang tua peserta didik/wali, pendidik, satuan pendididikan, dinas pendidikan, pusat-pusat pelatihan pendidik, dan lain lain). Dalam praktiknya, masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami pemanfaatan hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif (misalnya) banyak dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan mengisi buku rapor. Meskipun demikian, untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi ini secara komprehensif, dapat ditinjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:

a.

Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:

1) Meningkatkan minat dan motivasi belajar;

2) Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran; 3) Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik;

4) Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik dan benar;

5) Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas.

b.

Bagi pendidik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:

(66)

2)

Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok;

3)

Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik

berdasarkan prestasi masing-masing;

4)

Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem

pembelajaran;

5)

Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik;

6)

Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan

pembelajaran;

7)

Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remidial.

c.

Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:

1)

Mengetahui kemajuan belajar peserta didik;

2)

Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah;

3)

Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan

kemampuan anaknya;

4)

Memperkirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut

dalam bidang pekerjaannya.

d.

Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:

1)

Menentukan penempatan peserta didik;

2)

Menentukan kenaikan kelas;

3)

Pengelompokan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya

fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang;

4)

Bagi kepala sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk;

5)

Untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa;

6)

Untuk memikirkan upaya – upaya pembinaan para guru dan siswa

(67)

7)

Meningkatkan profesionalitas tenaga guru, pelayan sekolah, perpustakaan sekolah, tata tertib sekolah, disiplin kerja, pengawasan dan lain-lain.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Peserta diklat membaca modul secara perorangan;

2. Peserta merumuskan permasalahan yang ditemukan terkait materi tentang pemanfaatan hasil belajar dan evaluasi pembelajaran;

3. Peserta diklat melakukan diskusi kelompok (5-6 orang untuk setiap kelompoknya ) untuk membahas permasalahan yang ditemukan;

4. Bersama dengan fasilitator peserta diklat membahas hasil diskusi untuk diambil kesimpulan bersama;

5. Peserta diklat melakukan konfirmasi dalam bentuk tanya jawab dengan fasilitator untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pemanfaatan hasil belajar dan evaluasi pembelajaran;

6. Peserta diklat mengerjakan tugas modul;

7. Peserta diklat mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas.

E. Latihan/Tugas

1. Buatlah analisa terhadap contoh laporan hasil belajar peserta didik (lampiran rapor) baik dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan selanjutnya berikan masukan/umpan balik bagi peserta didik tentang apa saja yang harus dilakukan serta bagaimana mengomunikasikannya dengan orang tuanya.

2. Prosedur/langkah-langkah seperti apa yang harus dilakukan oleh pendidik sebelum menuliskan hasil belajar dan evaluasinya ke dalam rapor.

F. Rangkuman

(68)

penugasan dan evaluasi hasil belajar. Pemanfatan hasil belajar digunakan untuk melakukan remedial jika peserta didik belum dapat memenuhi kompetensi dasar yang diujikan dan dilakukan pengayaan bagi peserta didik

yang telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning).

G. Umpan Balik

Untuk memperkuat pemahaman serta keterampilan pendidik dalam menerapkan beragam model penilaian, maka dianjurkan pendidik untuk melakukan pilihan penilaian sesaui dengan tuntutan kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam pembelajaran seni budaya di dalam kelas maupun di luar kelas.

(69)
(70)

Alimudin. (2009). Penilaian Berbasis kelas. (http://penilaianhasilbelajar. blogspot.com/)

Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan Prosedur.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Doug Boughton (dkk), (1996). Evaluating And Assessing The Visual Arts In

Education. International Perspectives. New York: Teachers College Press,

1234.

Fajar, Arnie. 2004. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Jenny Ozga (dkk), (2006). Education Research and Policy: Steering the

Knowledge-based Economy. New York .

Karyadi, Didit. (2011). Penilaian Berbasis Kelas. (http://didot4com. wordpress.com

/ 2011/01/24/penilaian-berbasis-kelas/)

Kemdikbud, (2015). Panduan Penilaian SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Nursobah, Ahmad. 2012. Model Penilaian Portofolio.

(http://cobah-ajah.blogspot.com/ 2012/07/model-penilaian-portofolio_06.html)

Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Thamrin. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Surakarta: FKIP UNS 

(71)
(72)

LAMPIRAN

(73)
(74)

Kriteria untuk tugas 1

Kriteria Nilai

Dapat menguraikan secara lengkap dan riil serta mampu

menggunakan kalimat sendiri 100

Dapat menguraikan sebagian besar sesuai dengan rumusan para

ahli 75

Dapat menguraikan sebagian kecil sesuai dengan rumusan para

ahli 50

Tidak dapat menguraikan secara lengkap dan riil sesuai dengan

para ahli maupun kalimat yang disusun sendiri. 25

Kriteria untuk Tugas 2

Kriteria Nilai

Dapat menguraikan sesuai dengan langkah-langkah dalam

menyusun buku laporan hasil belajar 100

Dapat menguraikan sebagian besar angkah-langkah dalam

menyusun buku laporan hasil belajar 75

Dapat menguraikan sebagian kecil langkah-langkah dalam

menyusun buku laporan hasil belajar 50

Tidak dapat menguraikan langkah-langkah dalam menyusun buku

(75)
(76)

23 

J. Contoh Rapor SMK

Format 1. Contoh Daftar Nilai Mata Pelajaran DAFTAR NILAI MATA PELAJARAN

Sekolah : SMK ... Nama Guru : ...

Mata Pelajaran : ... Tahun Pelajaran : ...

Kelas/Semester : ...

No Nama Peserta Didik

Nilai Pengetahuan Keterampilan Nilai Sikap

Ket. Nilai Ulangan

Harian

Bobot

Nilai Rapor Nilai Proses Nilai Rapor Observasi Nilai Rapor

Rerata UH UTS UAS

(77)

24 

L E G E R

Sekolah : SMK ... Tahun Pelajaran : ...

Kelas : ... Semester : ...

Nama Wali Kelas :

No Nama Peserta Didik

Mapel Kelompok A Mapel Kelompok B Mapel Kelompok C

Kehadiran Pengembangan diri

Catatan Prestasi yang Dicapai

P. Agama PPKn Dst Seni Budaya Dst Dasar Bidang Kejuruan (C1) Dst

P K S P K S P K S P K S

S I A

% hadir PD 1 Predikat Dst

(78)

25 

MATA PELAJARAN Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan Spiritual

Nilai Huruf Nilai Huruf Dalam Mapel Antar Mapel

Kelompok A : Wajib

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Nama guru:

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Nama guru : 3 Dst.

Kelompok B : Wajib

7 Seni Budaya

Nama guru:

(79)

26 

MATA PELAJARAN

Nilai Huruf Nilai Huruf Dalam Mapel Antar Mapel

9 Dst.

Kelompok C : Peminatan C1 Dasar Bidang Keahlian

1 Mata Pelajaran (Nama Guru) 2 Dst.

C2 Dasar Program Keahlian

1 Mata Pelajaran

(Nama Guru)

2 Dst.

C3 Paket Keahlian

1 Mata Pelajaran

(Nama Guru)

2 Dst.

Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat (Diisi sesuai dengan minat peserta didik)

1 Mata Pelajaran

(80)

27 

Ketidakhadiran Sakit

Ijin Tanpa Keterangan

: hari : hari : hari

Orang tua/Wali Siswa,

______________________

..., ... 2015 Wali Kelas,

_________________________  

 

 

 

(81)

28 

LAPORAN CAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK

TAHUN PELAJARAN ………

No. Mata Pelajaran Kompetensi Catatan

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti Pengetahuan Keterampilan

Sikap Spiritual dan Sosial 2. Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Pengetahuan Keterampilan

(82)

29 

C1 Dasar Bidang Keahlian

1 Mata Pelajaran

C2 Dasar Program Keahlian

1 Mata Pelajaran C3 Paket Keahlian

(83)

30 

Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat (Diisi sesuai dengan minat peserta didik)

(84)
(85)

Gambar

Gambar 1. Tari Tunggal yang dibawakan secara kelompok  dengan pola lantai
Gambar 3. Tari Kreasi berpasangan
Gambar 4. Komposisi tari kelompok sesuai dengan level

Referensi

Dokumen terkait

[r]

banyak daerah di Sumatera Utara yang berpotensi untuk dibangun pembangkit listrik tenaga. mikro hidro, tetapi terkendala oleh teknologi

Peraturan Peresiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah dirubah

BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN PERTI Jalan Geteng kali Nomor

Fungsi kognitif dinilai berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan traffic jam puzzle sebelum sarapan dan sesudah sarapan.. Analisis data dengan menggunakan uji t

Aspal Porus merupakan generasi baru dalam perkerasan lentur yang menggunakan agregat bergradasi terbuka yang mempunyai minimum 85% fraksi agregat kasar dari berat total

Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kejadian Insomnia Pada Lanjut Usia Di Karang Werdha Semeru Jaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember; Ericha Aditya Raharja;

penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam