• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian Pekerjaan Praktikan Pada Proyek Eco Resort

Dalam dokumen Laporan Kerja Praktek 2 (Halaman 21-33)

PEMBAHASAN PEKERJAAN PROYEK

4.1 Proyek Eco Resort

4.1.1 Uraian Pekerjaan Praktikan Pada Proyek Eco Resort

Proyek Eco Resort merupakan proyek yang pertama kali diberikan kepada praktikan, yaitu pada hari pertama praktikan menjadi peserta kerja praktek di PT. Tsana Mulia.

Proyek ini dipegang oleh bapak Gusti Yan Iwako, ST dan membagi pekerjaan kepada peserta kerja praktek yang waktu itu ada 6 orang termasuk praktikan. Pekerjaan dibagi menjadi 3 orang yang mendesain resort 1 lantai massa tunggal dan 3 orang yang mendesain resort 2 lantai 4 kamar dan 3 massa bangunan. Praktikan sendiri mendapat pekerjaan untuk mendesain resort 2 lantai 4 kamar dan 3 massa bangunan.

Dalam menyelesaikan desain praktikan menggunakan beberapa metoda, diantaranya yaitu preseden, mencari sebanyak-banyaknya referensi yang bisa dimasukkan kedalam desain, keuntungan lain dari preseden yaitu untuk menambah wawasan dari praktikan sendiri dalam hal referensi arsitektur.

22

Beberapa preseden yang diterapkan pada desain eco resort ini yaitu, Praktikan mencoba untuk menerapkan konsep ini pada desain tangga praktikan, yaitu pada tangga bagian luar bangunan, karena pada konsep awal, praktikan menggunakan skywalk sebagai akses untuk mencapai lantai 2, karena antara lantai pertama dan kedua, resort disewakan secara terpisah. setelah review dan masukan yang praktikan terima, akhirnya praktikan memutuskan untuk mengganti desain skywalk dengan tangga dan menerapkan barisan-barisan bambu seperti ini sebagai barrier ataupun dinding (lihat gambar 4.9).

Gambar 4.9. Preseden tangga

sumber : https://destiasoewoyo.files.wordpress.com/2013/07/railing.png

Kemudian pada gambar 4.10 merupakan salah satu preseden yang praktikan ambil untuk desain dinding bagian dalam atau interior.

23

Gambar 4.10. Preseden penutup dinding

sumber : http://arsindociptakarya.com/wp-content/uploads/2012/05/material-murah-untuk-rumah-1.jpg

Preseden pada gambar 4.11 praktikan terapkan pada tampak dari desain resort praktikan, akan tetapi dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian dengan desain praktikan.

Gambar 4.11. Preseden bukaan

24

Alasan praktikan mengambil preseden pada gambar 4.12 adalah karena suasana yang terlihat pada gambar tersebut terlihat begitu tenang dan alami dengan perpaduan konsep modern, konsep ini cukup sesuai dengan konsep yang praktikan terapkan pada desain.

Gambar 4.12. Preseden kamar mandi

sumber : http://ucd.hwstatic.com/propertyimages/6/68395/6.jpg

Kemudian preseden atap. Alasan praktikan memilih atap dari material ilalang (lihat gambar 4.13) adalah karena sebagian besar dinding pada resort praktikan adalah dinding bata, hal itu terlihat dengan jelas bahwa konsep dari modern lebih menonjol, oleh karena itu praktikan memilih atap ilalang untuk menyeimbangkan antara konsep alami dan modern.

25

Gambar 4.13. Preseden atap

sumber : http://farm4.static.flickr.com/3325/3558590910_37d4fa24d2_m.jpg

Dari beberapa preseden yang ada, praktikan akhirnya untuk memutuskan menerapkan beberapa pada desain praktikan yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan desain praktikan.

Tim dari PT. Tsana Mulia lebih menekankan gambar-gambar sketsa untuk konsep-konsep awal agar lebih mudah dan cepat dalam menghasilkan alternatif-alternatif. Praktikan juga diajarkan untuk mebuat steksa-sketsa detail-detail sebagai salah satu cara mendesain yaitu cara mendesain mulai dari memikirkan hal-hal kecil yang nantinya akan diterapkan pada desain tidak melulu harus memulai dari hal yang besar. Metoda ini juga membantu kita sebagai bayangan dari keseluruhan konsep desain kita nanti.

Pada gambar 4.14, praktikan yang mendapat proyek pada hari sebelumnya, dan setelah mempelajari tapak yang diberikan, berupa gambar

print screen dari www.google.co.id/maps/ dan gambar tapak berupa file autocad, praktikkan mulai membuat sketsa mind maping dan konsep yang berhubungan dengan “eco” karena pada awal proyek ini diberikan kepada

26

praktikan, praktikan sudah mendapatkan arahan mengenai garis besar proyek terkait. Beberapa konsep yang praktikan terapkan yang berkaitan dengan “eco” yaitu mengenai material yang digunakan, yaitu berupa bambu, kayu, batu alam sebagai dinding dan material lantai dan ilalang sebagai material atap.

Kemudian praktikan mulai melakukan sketsa-sketsa mengenai konsep dan detail yang akan diterapkan pada desain nantinya (lihat gambar 4.15)

Gambar 4.14. Sketsa mid maping Eco resort

Gambar 4.15 menunjukkan sketsa dari praktikan tentang gubahan massa bangunan yang direncanakan. Kemudian sketsa dari denah dan beberapa detail tentang alur massa bangunan dan detail interior, karena ketika mendesain, praktikan mencoba mendesain dari massa bangunan kemudian denah dengan disertai memasukkan konsep pada beberapa detail dari ruangan pada denah sehingga praktikan dapat merasakan keadaan yang bisa terjadi misalkan bangunan tersebut terealisasi.

27

Gambar 4.15. Sketsa massa bangunan.

Kemudian dilanjutkan dengan membuat lebih banyak detail dalam bentuk sketsa-stetsa sambil menyesuaikan peletakan ruangan-ruangan pada denah. Ketika proses desain pada tahap ini, praktikan sering kali mendapatkan bentukan-bentukan denah yang baru, ketika ada salah satu ruangan yang belum cukup baik menurut praktikan, dan ketika ruangan tersebut digeser atau dipindahkan, kemungkinan bisa merubah keseluruhan denah.

28

Pada sore hari setelah melakukan sholat ashar, bapak Gusti Yan Iwako, ST memutuskan untuk melakukan review kepada seluruh peserta kerja praktek yang terlibat dalam proyek ini, praktikan bersama dengan kelima orang peserta kerja praktek lainnya melakukan presentasi satu demi Satu. Gambar 4.17 merupakan salah satu gambar sketsa yang praktikan presentasikan yang telah mendapatkan beberapa masukan pada bagian denahnya.

Gambar 4.17. Sketsa detail dan denah setelah di review.

Dari sketsa-sketsa ini kemudian desain dikembangkan kedalam bentuk 3 dimensi menggunakan software sketchup. Setelah melakukan beberapa revisi setelah review kemarin, pada gambar 4.18 praktikan membuat alternatif denah lainnya dan mencoba membuat model 3 dimensinya agar kualitas ruangnya lebih terasa.

29

Gambar 4.18. Denah 3 dimensi.

Selama mengerjakan denah, banyak alternatif-alternatif yang muncul karena ada beberapa poin dari denah sebelumnya yang tidak cukup baik sehingga muncul desain-desain denah baru (lihat gambar 4.19)

Gambar 4.19. Alternatif denah

Karena tidak setiap hari review dilakukan, praktikan biasanya mengambil inisiatif sendiri apabila denah yang didesain sudah cukup baik untuk menambahkan detail, mendesain tampak bangunan bahkan sampai atap, juga meletakkannya dalam blok massa agar kesan dari bangunan baik dari skala massa maupun blok massa bisa lebih terasa. Hal ini juga mempengaruhi kualitas hasil akhir dari desain nanti. Pada gambar 4.20, dan gambar 4.21, praktikan sedah mulai mengembangkan denah yang sebelumnya didesain dengan menambahkan material dan furnitur untuk

30

membuat kesan ruangan lebih terasa dan untuk melihat alur dari sirkulasi antar ruangan setelah adanya furniture. Pada gambar dibawah ini juga dapat dilihat, praktikan sudah mulai menerapkan konsep dari material yang semula praktikan rencanakan, yaitu penerapan kayu pada lantai.

Gambar 4.20. Perspektif denah

Gambar 4.21. Perspektif massa bangunan

Kemudian pada gambar 4.22 desain dari praktikan sudah menyelesaikan desain sampai pada tahap massa bangunan, desain ini melanjutkan desain dari denah pada gambar sebelumnya dan gambar ini dipersiapkan untuk presentasi pada review selanjutnya.

31

Gambar 4.22. Perspektif blok massa bangunan

Ada beberapa masukan yang praktikan dapatkan ketika review mengenai keseluruhan desain sementara ini diantaranya pada bagian

skywalk yang terlalu massif sehingga menggangu tampak, kemudian

beberapa poin di denah dan juga untuk menyelesaikan tampak bangunan (lihat gambar 4.23).

Gambar 4.23. Denah

Gambar 4.24 dan gambar 4.25 merupakan view dari tampak bangunan resort yang praktikan desain, disini terlihat juga beberapa konsep desain yang praktikan dapatkan dari preseden dan diterapkan pada bangunan resort. Misalkan bentuk dari tampak bagian lantai pertama, merupakan konsep bukaan yang praktikan terapkan dari melihat preseden. Material atap, kemudian kisi-kisi penutup ruangan lantai 2 yang dipenuhi

32

dengan kaca, sebagian ide konsepnya praktikan dapatkan dengan melihat preseden-preseden dari desain-desain arsitek lain.

Gambar 4.24. Tampak 1

Gambar 4.25. Tampak 2

33

Pada gambar 4.26 yaitu perspektif blok massa dari resort lantai 2 yang praktikan kerjakan selama sebulan lebih, setelah melalui beberapa kali asistensi dan mendapat banyak pengarahan, akhirnya praktikan memutuskan desain ini yang akan praktikan presentasikan nantinya. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa beberapa konsep desain yang praktikan dapatkan dari preseden praktikan terapkan pada bangunan resort yang praktikan kerjakan.

Konsep Eco resort ini memang sudah ditentukan dari awal yaitu bambu. menggabungkan gaya arsitektur moderen dengan material alami yaitu bambu. PT. Tsana mulia memang sering kali menggunakan material bambu sebagai material utama desain. Pada resort 2 lantai ini material yang digunakan tidak sepenuhnya bambu karena dikombinasikan dengan material material buatan lainnya, berbeda dengan resort massa tunggal, diharapkan desainnya terkesan lebih vernakular dengan lebih banyak menggunakan material dari alam.

Dalam dokumen Laporan Kerja Praktek 2 (Halaman 21-33)

Dokumen terkait