• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.3. Lokasi Perusahaan

2.6.2. Uraian Proses Produks

Tahapan proses pembuatan produk sterilizer terdiri dari 4 tahapan, yaitu: 1. Marking Process

Marking process adalah proses di mana dilakukan penandaan pada

material steel yang akan diproduksi menjadi sterilizer. Penandaan ini didasarkan pada gambar teknik dari produk tersebut. Proses penandaan dilakukan dengan bantuan meteran dan kapur besi yang dilakukan secara manual oleh operator.

2. Cutting Process

Cutting process adalah proses pemotongan material steel sesuai dengan

dilakukan dengan menggunakan cutting branch yang memanfaatkan energi gas O2 dan LPG pada tabung-tabung gas.

3. Drilling Process

Drilling process adalah proses pengeboran atau pembuatan lubang-lubang

kecil. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin drilling semi automatis.

4. Welding

Welding adalah proses pengelasan dua buah material steel yang telah

dipotong sebelumnya dengan menggunakan bantuan mesin las.

2.7. Mesin

Mesin produksi merupakan mesin-mesin yang dipergunakan dalam proses produksi sterilizer. Adapun mesin-mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi

sterilizer antara lain:

1. Mesin Blender Potong atau Cutting Torch

Mesin Blender Potong adalah mesin yang digunakan untuk memotong plat baja.

Spesifikasi Mesin:

Input Power Voltage/Frequency : Single Phase 220V +/- 15% 50/60Hz Rate Input Power Capacity : 4,8 KVA

Output Current Range : 15-40 A

Rate Output Voltage : 96 V

Duty Cycle 25 C : 60%

Efficiency : 85%

Power Factor (COS Ø) : 0,93

Arcing Way : Touch

Weight : 9 Kg

Dimension : 371 × 153 × 299 mm

Insulation Class : F

Protection Class : 1P23

Suggesting Air Compressor Air Displacement : 0,17m3/min

Max Cutting Thickness : 22 mm

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa

Cara kerja mesin ini adalah mesin dihidupkan oleh operator kemudian ujung mesin potong/cutting tip diarahkan ke tanda yang akan dipotong pada plat, kemudian cutting tip digerakkan sesuai dengan pola tanda pada plat. Gambar mesin blender potong atau cutting torch dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa

2. Mesin Las Listrik Semi Automatis

Mesin Las Listrik Semi automatis berfungsi sebagai pembawa arus listrik ke tangkai elektroda. Las listrik semiotomatis ini digunakan untuk menyambung bagian-bagian dari produk sterilizer, dan juga untuk melakukan las ikat (tack

welding). Spesifikasi Mesin:

Primary Supply : 2 Phase/380 V/50 Hz Rated Input Current : 48 A

Welding Current : L 80 A~275 A; H 100 A~335 A Duty Cycle : 50% at 300 A

Weight : 164 Kg.

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa

Cara kerja mesin yaitu mesin dihidupkan dengan menekan power untuk las lalu mesin las disambungkan ke arus listrik kemudian ujung las diarahkan pada bagian yang akan disambung. Adapun gambar bentuk mesin las listrik semi automatis dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa Gambar 2.2. Mesin Las Listrik Semiotomatis

3. Mesin Bor Magnet (Drilling)

Mesin Bor Magnet adalah mesin yang digunakan untuk melubangi plat besi ataupun mild steel. Spesifikasi Mesin Bor:

Power Input : 750 Watt

Max. Tapping Capacity : M16/M12 mm Spindle Travel : 50 mm

Overall Height : 1.220 mm N.W./G.W. : 102/120 Kg.

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa

Cara kerja mesin bor magnet yaitu benda kerja ditempatkan pada posisi yang tepat kemudian mesin bor dihidupkan dan mata bor ditekan ke benda kerja yang ingin dilubangi. Adapun gambar bentuk mesin bor magnet dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa Gambar 2.3. Mesin Bor Magnet

2.8. Limbah

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pembuatan komponen- komponen Sterilizer adalah berupa potongan plat-plat besi yang sudah tidak terpakai serta serutan baja sisa-sisa pengeboran. Plat-plat besi itu kemudian di jual atau di ambil oleh penyortir yang sudah bekerja sama dengan PT. Pancakarsa Bangun Reksa. Adapun gambar bentuk tempat penumpukan limbah plat besi dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Sumber: PT Pancakarsa Bangun Reksa

Gambar 2.4. Tempat Penumpukan Limbah Plat Besi

2.9. Sistem Jaringan Rantai Pasok Perusahaan

Sistem jaringan rantai pasok perusahaan yang diamati merupakan hanya pemasok bahan. Pemasok bahan perusahaan yang berbentuk multi echelon yang terdiri dari perusahaan pemasok bahan yaitu PT. Baja Makmur dan perusahaan pabrikasi PT. Pancakarsa Bangun Reksa yang mensuplai dua retailer di Ketapang dan Baturaja.

Pemasok bahan perusahaan berkordinasi dengan perushaan sebagai pemasok bahan tunggal untuk material mild steel yang nanti akan di produksi. Sistem pemesanan masih menggunakan system konvensioanal di mana pemesanan bahan hanya dilakukan ketika stock material di inventory perusahaan mendekati safety stock.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin-mesin dan peralatan produksi adalah unsur yang paling penting didalam mendukung kelangsungan produksi sebuah perusahaan manufaktur. Perawatan yang terjadwal sangat diperlukan pada mesin-mesin produksi di perusahaan, dikarenakan mesin-mesin dan peralatan produksi sangat rawan dengan timbulnya kerusakan. Kerusakan mengakibatkan terhambatnya dan gangguan produksi.

PT. Pancakarsa Bangun Reksa merupakan perusahaan yang memproduksi mesin dan peralatan pada pabrik kelapa sawit diantaranya yaitu bejana tekan (vessel), rebusan (sterilizer), boiler, dearator, storage tank, filter storage tank. Untuk kelangsungan proses produksinya, perusahaan tersebut didukung oleh sejumlah mesin dan peralatan yang saling berinteraksi untuk mencapai produktivitas yang optimal.

Saat ini yang menjadi kendala dalam produksi yang sering terjadi di PT. Pancakarsa Bangun Reksa adalah tidak berjalannya kegiatan produksi dilantai produksi sterilizer akibat adanya kerusakan mesin produksi.

Jika proses produksi berjalan dengan baik, maka target perusahaan akan tercapai dan permintaan konsumen juga terpenuhi. Untuk itu diperlukan sistem perawatan yang sudah terjadwal pada mesin-mesin/ peralatan produksi di perusahaan untuk meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi

kerusakan. Tingginya tingkat downtime mesin produksi sterilizer yang terjadi di perusahaan dari periode November 2013 s/d Oktober 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Downtime Mesin Produksi Sterilizer Bulan November 2013 s/d Oktober 2014

Tahun Bulan Downtime (Jam) Jam Operasi % Downtime

2013 Nov 34 216 15.74 Dec 45 220 20.45 2014 Jan 37 208 17.78 Feb 39 216 18.05 Mar 35 228 15.35 Apr 27 216 12.50 May 35 208 16.82 Jun 41 216 18.98 Jul 34 196 17.34 Aug 30 228 13.15 Sep 24 216 11.11 Oct 47 208 22.59

(Sumber :PT. Pancakarsa Bangun Reksa)

Keterlambatan produksi sterilizer mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan dimana jadwal produksi , kegiatan produksi dan produktivitas produksi menjadi rendah. Kerusakan dan kegagalan yang terjadi diakibatkan rendahnya keandalan mesin dan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen. Sistem perawatan pada PT. Pancakarsa Bangun Reksa bersifat corrective maintenance yaitu pihak perusahaan

melakukan perbaikan dengan mencari komponen-komponen yang rusak, dan menggantinya dengan komponen yang baru.

Oleh karena itu, perlu digunakan metode RCM (Reliability Centered

Maintenance) untuk menganalisis keandalan mesin-mesin, meminimisasi waktu downtime dan mengusulkan jadwal perawatan. RCM merupakan suatu teknik

didalam mengembangkan preventive maintenance. RCM meupakan proses yang sistematis digunakan untuk perancangan ,pemeliharaan dan pencegahan kegagalan tertentu yang mungkin terjadi1. RCM juga dapat membantu pihak perusahaan dalam penurunan cost.2

1.2. Perumusan Masalah

Kelebihan dari metode RCM adalah menghasilkan jadwal perawatan yang paling efisien dengan mengeliminasi kegiatan perawatan yang tidak diperlukan, meminimisasi downtime, focus pada komponen yang kritis dan meningkatkan keadalan komponen.

PT. Pancakarsa Bangun Reksa pada saat ini menghadapi permasalahan berupa tingginya kegagalan komponen mesin yang berakibat pada penurunan kapasitas produksi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengembangan sistem pemeliharaan mesin dengan penerapan Reliability Centered Maintenance (RCM) di PT. Pancakarsa Bangun Reksa.

1

B. Yssaad, M. Khiat, A. Chaker. 2014. Reliability Centered Maintenance Optimization for Power Distribution Systems.Algeria: University Center of Relizane, Algeria.

2

Ahmad Nizar Prata, Yudha Prasetyawan. 2014. Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance. ITS : Institute Teknologi Sepuluh November.

Dokumen terkait