• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.6.3. Uraian Proses Produks

Produk yang dihasilkan pabrik pengolahan minyak sawit PTP Nusantara IV Adolina berupa minyak mentah kelapa sawit atau juga disebut CPO (Crude Palm Oil). CPO diolah dari daging buah kelapa sawit oleh pabrik pengolahan minyak sawit PTP Nusantara IV Adolina yang berkapasitas 30 Ton/jam.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dalam proses pengolahan kelapa sawit dari tandan buah segar kelapa sawit hingga dihasilkan CPO harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan Buah.

Kelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang terlebih dahulu di jembatan timbang dengan kapasitas 50 ton yang dilengkapi denga sistem komputerisasi. Dengan menggunakan LAN (Local aArea Network) hasil penimbangan dapat dipantau langsung dari kantor manager, KDP, KDT, dan bagian- baian lain yang berkaitan. Kelapa sawit yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke loading ramp. Loading ramp ini digerakkan dengan elektromotor dengan sistem hidrolik untuk membuka dan menutup pintu (Door Sliding). Terdapat 13 pintu

loading ramp yang masing-masing berkapasitas 15 ton. Adapun fungsi dari loading

ramp ini adalah :

a. Sebagai tempat penampungan TBS untuk disortasi sebelum proses. b. Mengurangi kadar kotoran dengan memasang kisi-kisi dari reil eks pakai. c. Mengatur TBS yang akan dimasukkan kedalam lory sebelum direbus

Dari loading ramp TBS dimasukkan kedalam rangkaian lori untuk dimasukkan kedalam stasiun perebusan.

2. Stasiun Perebusan.

Di dalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp dimasukkan kedalam lori untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Lori

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tersebut didipindahkan menuju sterilizer dengan menggunakan transfer Carrier.

Sterilizer berbentuk silinder yang berjumlah 3 unit dengan sistem 2 pintu dan

memakai sistem PLC (Program Local Control) dengan waktu merebus buah ± 90 menit. Masing-masing sterilizer berkapasitas 10 lori (± 25 ton TBS). Sistem perebusan yang digunakan memakai sistem perebusan 3 puncak (Treapel Peak). Dengan menggunakan mikrokontroler ATMEL AT89S51 yang mengatur pembuangan uap dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang dibutuhkan, yaitu :

a. Puncak I : 2,0 Kg/cm2 b. Puncak II : 2,5 Kg/cm2 c. Puncak III : 3,0 Kg/cm2

Sterilizer ini memiliki fungsi sebagai berikut : a. Merebus TBS agar buah mudah lepas dari janjangan.

b. Mematikan enzim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak bebas. c. mengurangi kadar air yang terdapat pada buah

d. Memudahkan pada proses penebahan.

Dari sterilizer lori-lori yang berisi TBS hasil rebusan ditarik menuju tempat

hosting crane dengan menggunakan mesin capstand.

3. Stasiun Penebahan.

Stasiun penebahan memiliki fungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya. Buah yang terdapat di lori diatur masuk kedalam threser dengan bantuan

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

hosting crane. Hosting crane ini akan mengangkat lori berisi TBS ke auto feeder.

Didalam threser dipisahkan antara tandan dan brondolan matang dengan cara dibantingkan/dijatuhkan dari atas kebawah sambil diputar. Brondolan sawit diteruskan ke stasiun kempa dengan menggunakan fruit elevator, sedangkan janjangan kosong dikeluarkan dengan menggunakan conveyor untuk diperiksa kembali. Jika terdapat brondolan di janjangan yang belum terlepas maka janjangan akan kembali direbus untuk menghndari losis. Batas minimal brondolan sisi untuk dikembalikan sekitar 5 %. Janjangan yang benar-benar kosong di bawa ke hooper untuk dibawa ke perkebunan sebagai pupuk organik, selain itu janjangan kosong juga dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler.

4. Stasiun Kempa.

Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke mesin

digester. Fungsi dari mesin digester ini untuk mencincang dan melumat brondolan

sehingga daging an biji mudah dipisahkan. Selain itu degister juga berfungsi mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan. Degister juga memudahkan untuk mengelurakan minyak di screw press. Buah yang sudah di lumat di digester dipress untuk mengeluarkan minyak dan memisahkan daging buah dengan biji. Hasil minyak kasar dari screw press dialirkan menuju Sand Trap Tank dan oil gutter. Sedangkan biji yang telah terpisah dari daging dibawa ke Cake Brake Conveyor (CBC) menuju stasiun pabrik biji.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Di stasiun klarifikasi minyak kasar tersebut menuju San Trap Tank. Sand

Trap Tank adalah suatu alat berbentuk silinder yang bekerja dengan berdasarkan

berat jenis antara air dengan minya, dimana berat jenis air lebih tinggi dbandingkan dengan berat jenis minyak sehinggan dengan mudah minyak yang berada diatas air mengalir masuk ke saringan getar (Circular Vibrating Screen).

Untuk pengiriman minyak kasar ke San Trap Tank dibatu dengan air panas dari Hot Water Tank. Di saringan getar minyak akan disaringdan dipisahkan dari kotoran. Hasil saringan akan dimasukkan ke Crude Oil Tank (Bak RO), sedang kotoran yang masih mengandung minyak dikembalikan untuk diolah kembali di digester. Di bak RO minyak akan diendapkan sementara, dimana minyak bersih yang berada pada lapisan atas dipompakan menuju Continous Settling Tank (CST). Sedangkan kotoran yang masih mengandung minyak dialirkan ke parit untuk dikutip kebali di bak Vet Vit. Minyak yang berada di CST dipanaskan 950C dan diaduk untuk memisahkan minyak, air, dan kotoran. Minyak bersih yang berada di lapisan paling atas sekitar 60 cm dari permukaaan. Kadar minyak yang 99 % di masukkan ke

Oil Tank untuk di reduksi kadar airnya dengan oil purifer. Minyak murni dari Oil Purifier di alirkan ke Vacum Dryer untuk dimurnikan kembali sebelum ke tangki

timbun. Sedangkan minyak kotor yang bercampur lumpur (sludge) yang berada pada lapisan bawah dialirkan menuju sludge tank untuk memisahkan minyak lumpur dan kotoran halus seperti pasir.

Setelah dari sludge tank minyak kotor menuju Balancing Tank sebagai penampung cairan sludge sebelum diolah sludge seperator. Pada sludge seperator

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

minyak yang bercampur dipisahkan dengan sistem centrifugal dan prinsip berat jenis. Minyak yang berat jenisnya rendah akan tersisi didalam dan dialirkan ke oil tank untuk selanjutnya kembali ke oil purifier dan dialirkan ke vacum dryer. Sedangkan lumpur dibuang sebagai limbah. Minyak murni yang berada di vacum dryer dikurangai kadar airnya dengan sistem pemanasan dan vakum. Minyak murni kemudian dikirimkan ke tangki timbun.

6. Stasiun Penimbunan Minyak.

Di stasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri dari 2 unit dengan kapasitas 500 ton dan 1 unit berkapasitas 950 ton. Setiap tangkinya dilengkapi dengan pipa pemanas uap. Pipa ini juga dilengkapai dengan pompa minyak sebanyak 2 unit dengan kapasitas 30 dan 60 m3/jam.

Fungsi dari tangki timbun ini adalah sebagai berikut :

1. Tempat penimbunan minyak CPO.

2. Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahan. 3. Tempat pegiriman minya via truk.

7. Stasiun Pengutipan Minyak.

Stasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk mengutip minyak dari limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak. Di stasiun pengutipan minyak ini terdiri dari bak Vet Vit dengan kapasitas 2 x 84 m3 dilengkapi pemanas dan pompa-pompa dengan kapasitas 20 m3/jam. Limbah yang diperkirakan masih

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

mengandung minyak ditampung di bak dan diendapkan untuk diambil sisa minyak yang kemudian akan diolah kembali di stasiun klarifikasi.

Minyak yang masih terbawa dari buangan Vet Vit menuju rodos, yaitu alat yang berupa drum-drum yang ditempatkan dalam bak yang ditambahkan air untuk memisahkan minyak dan kotoran berdasarkan berat jenisnya sehingga minya berada di lapisan permukaan. Rodos dilengkapi talang untuk mengalirkan minyak ke crude

oil tank.

Dokumen terkait