• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PENGOLAHAN MINYAK SAWIT DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)

PADA PTP. NUSANTARA IV PKS ADOLINA

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh Rudi Kencana

035204004

PROGRAM STUDI TEKNIK MANEJEMEN PABRIK P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

(3)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

(4)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

(5)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. atas segala limpahan taufiq,dan inayah-nya yang tiada

putus dan henti-hentinya. Segala puji bagi Allah maha pengasih yang menginginkan

kebaikan bagi hamba-Nya, dan mentakdirkan apa yang terbaik bagi hambanya yang

jikalau seluruh pohon di bumi ini dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta untuk

menulis ilmu Allah, maka tiada akan habis ilmu Allah. Dengan izin Nya lah karya

akhir ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam penulis hanturkan kepada

Rasulullah, Muhammad SAW. Rasul yang menjadi rahmat seluruh alam.

Dalam suatu proses produksi diharapkan produk yang dihasilkan memenuhi

standart mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Tetapi dalam kenyataannya terdapat

penyimpangan kualitas yang terjadi. Penulis mencoba menganalisis permasalahan

yang timbul dalam pengendalian mutu pada pabrik kelapa sawit PTP Nusantara IV

Adolina. Pada pengamatan yang dilakukan penulis menemukan variasi-varisai

penyimpangan kualitas dari produk Crude Palm Oil yang dihasilkan. Untuk itu perlu

dilakukan perbaikan standart mutu dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

penyimpangan kualitas yang terjadi.

Peneliti mencoba untuk meneliti penyimpangan kualitas yang terjadi dengan

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian, yaitu data kadar asam

lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran serta data-data yang dapat mendukung

(6)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Penulis berharap agar karya akhir ini akan memberikan manfaat yang besar

bagi pihak pabrik, fakultas, maupun penulis. Semoga karya akhir ini mendapat ridho

Allah SWT, menjadi amal jariyah bagi semua pihak. Amin.

Medan, Juli 2009

(7)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur tak terhingga kepada Allah Swt yang mentakdirkan apa yang

terbaik bagi hamba Nya. Sholawat dan salam pada Baginda Rasulullah SAW. Dalam

penulisan karya akhir penulis banyak sekali menerima masukan, kritikan, dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.

Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rosnani Ginting MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah

memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian

yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Nimpan S Depari. Selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing

penulis, serta memberikan arahan selama penyelesaian karya akhir ini.

3. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

banyak membimbing penulis, dan memberikan arahan serta masukan-masukan

selama penyelesaian karya akhir ini.

4. Ucapan terima kasih yang mendalam kepada Bapak dan Ibunda serta keluarga

yang dengan rasa cinta dan do’a, dan dengan kesabaran, serta selalu memberikan

motivasi pada ananda untuk menyelesainya Karya Akhir ini. Ananda

persembahkan karya akhir ini pada keluarga tercinta. Maafkan ananda karena

(8)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Pabrik Kelapa Sawit

PTP.Nusantara IV Adolina yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian

ini.

6. Ucapan teima kasih kepada teman-teman yang banyak membantu dan

membeikan motivasi dalam menyelesaikan karya akhir ini dan pihak Departemen

Teknik Industri yang telah membantu dalam menyelesaikan karya akhir ini serta

pihak lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi semua

pihak. Amin.

Medan, 2009

(9)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI

BAB

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

RINGKASAN ... xiv

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Pokok Permasalahan ... I-2

1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.4. Manfaat Penelitian ... I-3

1.5. Pembatasan Masalah ... I-4

1.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan ... I-4

1.7. Sistematika Penulisan Laporan Kerja Magang ... I-4

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ...II-1

(10)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

Halaman

2.3. Organisasi dan Manajemen... ....II-2

2.4. Proses Produksi...II-3

2.5. Organisasi dan Manajemen...II-3

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... ...II-5

2.5.2. Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... .. .II-8

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... ...II-12

2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... ...II-12

2.5.3.2. Jam Kerja ... ...II-13

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... ...II-14

2.6. Proses Produksi ... ...II-16

2.6.1. Standar Mutu Produk ... ...II-16

2.6.2. Bahan Yang Digunakan... ...II-17

2.6.3. Uraian Proses Produksi ... ...II-19

2.7. Mesin dan Peralatan ... .. II-24

2.7.1. Mesin Produksi ... . II-24

2.7.2. Mesin Produksi ... . II-25

2.8. Utilitas ... .. II-25

2.9. Safety and Fire Protection ... . II-26

2.10. Waste Treatment ... .. II-27

(11)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

Halaman

2.10.2. Pengolahan Limbah Padat ... . II-30

III LANDASAN TEOR..I... ...III-1

3.1. Defenisi Mutu ... ...III-1

3.2. Analisis Pengendalian Mutu ... ...III-2

3.3. Langkah-langkah Pengendalian mutu... ...III-3

3.4. Pengertian Statistical Quality Control (SQC) ... ...III-6

3.5. Data Atribut dan Data Variabel ... ...III-8

3.5.1. Data Variabel ... ...III-8

3.5.2. Data Atribut ... .. III-9

3.6. Alat-Alat Pengendalian Kualitas ... ...III-9

3.7. Metode Statistical Quality Control ... ...III-17

3.7.1. Peta Kontrol (Control Chart) ... ...III-17

3.7.1.1. Peta Kontrol Untuk Data Variabel ... ...III-18

3.7.1.2. Peta Kontrol Untuk Data Atribut ... ...III-21

3.8. Peta Kontrol Revisi ... . III-22

(12)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

Halaman

IV METODOLOGI PENELITIAN ... ...IV-1

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ...IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ... ...IV-1

4.3. Variabel Penelitian ... ...IV-2

4.4. Metode Pengumpulan Data ... ...IV-2

4.5. Pengolahan Data ... ...IV-3

4.6. Analisa dan Pemecahan Masalah ... ..IV-5

4.7. Kesimpulan dan Saran ... ..IV-5

V PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ... ...V-1

5.1. Pengumpulan Data ... ...V-1

5.1.1. Metode Pengumpulan Data... ...V-1

5.2. Data Hasil Pengujian... ...V-2

5.3. Pengolahan Data ... .... V-7

5.3.1. Histogram ... ...V-8

5.3.1.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas ...V-8

5.3.1.1. Histogram Kadar ...V-8

5.3.1.1. Histogram Kadar Kotoran ...V-9

(13)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

Halaman

5.3.2.1. Uji Kenormalan Untuk Kadar

Asam Lemak Bebas ... ... V-10

5.3.3. Peta X dan R untuk Kadar Asam Lemak Bebas... V-14

5.3.4. Peta X dan R untuk Kadar Air ... V-25

5.3.5. Peta X dan R untuk Kadar Kotoran ...V-35

VI ANALISA DAN EVALUASI ... ....VI-1

6.1. Analisa ... ....VI-1

6.1.1. Analisa Histogram ... .... VI-1

6.1.2. Analisa Peta Kendali X dan R ... ... VI-1

6.1.3. Analisa Kondisi Data di Luar Batas Kendali Dengan

Diagram Sebab Akibat ... ... VI-7

6.1.4. Analisa Kemampuan Proses ... .. VI-10

6.2. Evaluasi ... ... VI-11

6.2.1. Evaluasi Peta Kendali X dan R ... .... VI-11

6.2.1.1. Evaluasi Peta Kendali X dan R Kadar ALB... .... VI-11

6.2.1.2. Evaluasi Peta Kendali X dan R Kadar Air... .... VI-11

6.2.1.3. Evaluasi Peta Kendali X dan R Kadar Kotoran ... VI-12

(14)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

Halaman

6.2.4. Evaluasi Kemampuan Proses ... .. .... VI-12

6.2.5. Evaluasi Cause efect Diagram ... .... VI-13

6.2.5.1. Evaluasi Cause efect Diagram diagram

kadar ALB ... ... .... VI-13

6.2.5.2. Evaluasi Cause efect Diagram diagram

kadar Air ... ... .... VI-14

6.2.5.3. Evaluasi Cause efect Diagram diagram

kadar Kotoran ... ... .... VI-15

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... ..VII-1

7.1. Kesimpulan ... ..VII-1

7.2. Saran ... ..VII-2

(15)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Adolina ...II-7

2.1. Bagan Batas Kendali Out of Control ... III-16

4.1. Langkah-langkah Penelitian ... IV-6

5.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas ... V-8

5.2. Histogram Kadar Air ... V-9

5.3. Histogram Kadar Kotora ... V-9

5.4. Peta Kendali X Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-18

5.5. Peta Kendali R Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-19

5.6. Peta Kendali X Revisi I Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-21

5.7. Peta Kendali R Revisi I Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-21

5.8. Peta Kendali X Revisi II Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) . V-23

5.9. Peta Kendali R Revisi II Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) .. V-23

5.10. Peta Kendali X Kadar Air ... V-29

5.11. Peta Kendali R Kadar Air ... V-29

5.12. Peta Kendali X Revisi I Kadar Air ... V-31

5.13. Peta Kendali R Revisi I Kadar Air ... V-32

5.14. Peta Kendali X Revisi II Kadar Air ... V-33

5.15. Peta Kendali X Kadar Kotoran ... V-39

(16)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

5.17. Peta Kendali X Revisi I Kadar Kotoran ... V-41

5.18. Peta Kendali X Revisi I Kadar Kotoran ... V-42

6.1. Diagram Sebab Akibat Kadar Asam Lemak Bebas ... VI-8

6.2. Diagram Sebab Akibat Kadar Air ... VI-9

(17)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina ...II-12

2.1. Kriteria Matang Panen ...II-18

3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu,tujuh alat

pengendalian Kualitas dan siklus PDCA ... ....III-5

5.1. Data Hasil Pengujian Kadar ALB,Kadar Air, dan

Kadar Kotoran ... ...V-2

5.2. Data Distribusi Frekuensi Kadar Asam Lemak Bebas ... V-11

5.3. Data Luas Kurva Untuk Kadar Kotoran ... .V-12

5.4. Data Revisi Luas Kurva Dan Frekuensi Ekspektasi

Kadar ALB ... .. V-13

5.5. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data ... V-14

5.6. Perhitungan X dan R pada Pengujian Kadar Asam

Lemak Bebas ... ....V-15

5.7. Perhitungan X dan R pada Pengujian Kadar Air ... V-25

5.7. Perhitungan X dan R pada Pengujian Kadar Kotoran ... V-35

6.1. Analisis Hasil Pengolahan Kadar ALB di luar Batas Kendali ... VI-2

6.2. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Air di luar Batas Kendali ... VI-4

6.3. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Kotoran di luar Batas

Kendali ... .. VI-5

(18)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

(19)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Mesin Produksi ... L-1

2. Peralatan Produksi ... .. L-2

3. Tabel Wilayah Di Bawah Kurva Normal... L-3

4. Tabel Nilai Kritik Sebaran Che-Kuadrat ... L-4

5. Surat Penjajakan Ke PKS PTPN IV Adolina ... L-5

6. Balasan Perusahaan ... L-6

7. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-7

8. Form Tugas Akhir ... L-8

(20)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. RINGKASAN

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Quality Control

(SQC)digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses produksi sehingga

dihasilkan produk yang berkualitas.

Penelitian ini dilakukan di PTP. Nusantara IV PKS Adolina, dimana perusahaan ini memproduksi minyak mentah kelapa sawit (Crude palm Oil). Data yang digunakan adalah data syarat mutu, yaitu kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SQC dengan diagram control chart mean (X) dan control chart range (R), dilanjutkan dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistik.

Hasil penelitian yang dilakukan mulai dari 27 mei -25 juni 2009 menunjukkan untuk kadar ALB dan kadar air 59,25 % tidak memenuhi standar mutu, Sedangkan kadar kotoran sebesar 18,51 % tidak memenuhi persyaratan mutu.

(21)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan dalam

persaingan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar

keputusan konsumen dalam memilih produk. Bila konsumen merasa produk tertentu

jauh lebih baik kualitasnya dari produk pesaing, maka konsumen memutuskan untuk

membeli produk tersebut. Tuntutan konsumen yang senantiasa berubah inilah yang

perlu direspon perusahaan. Oleh karena itu perusahaan haruslah menerapkan

pengendalian kualitas dalam pembuatan produk.

PTP. Nusantara IV PKS Adolina merupakan perusahaan yang memproduksi

minyak mentah kelapa sawit ( Crude Palm Oil ). Faktor-faktor yang menentukan

mutu CPO yaitu, kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar kotoran. Keadaan saaat

ini menunjukkan dalam melakukan pengolahan minyak sawit mutu yang dihasilkan

ternyata selalu bervariasi dan sering tidak memenuhi spesifikasi standard mutu yang

ditetapkan perusahaan.

Hal ini dapat diketahui dari data yang didapat untuk bulan mei sampai

dengan juni, dimana untuk kadar asam lemak bebas terdapat 144 sampel data yang

berada diluar batas normal kadar ALB yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan untuk

(22)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

ditentukan perusahaan. Untuk kadar kotoran jumlah sampel data yang berada diluar

batas normal yaitu 66 sampel.

Berdasarkan data-data diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak sawit dan cara

penanggulangannya agar mutu minyak sawit yang diproduksi dapat memenuhi

standar yang ditetapkan.

Mengacu pada uraian di atas maka dapat diketahui bahwa masalah

pengendalian mutu terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan

merupakan suatu hal yang penting dan membutuhkan kajian yang lebih mendalam,

Oleh karena itu peneliti menganggap penelitian dibidang pengendalian mutu ini

sangat penting dalam mendukung perusahaan untuk memiliki daya saing dengan

produk perusahaan lain. Dalam hal ini bentuk penelitian tentang penerapan Statistical

Quality Control (SQC).

1.2. Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka pokok

permasalahan yang di dapat adalah variasi standard mutu yang sering tidak

memenuhi spesifikasi syarat mutu minyak sawit. Spesifikasi syarat mutu minyak

sawit dalam penelitian ini yaitu kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air dan kadar

kotoran yang terdapat pada minyak sawit. Dimana untuk menghasilkan standar mutu

pada minyak sawit dilakukan dengan menggunakan teknik pengendalian mutu

(23)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu minyak

sawit yang diproduksi.

b. Tujuan khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :

- Menentukan jumlah sampel yang diluar batas kendali pada setiap faktor mutu

sesuai dengan nilai rata-rata dan range dari data syarat mutu CPO yaitu kadar

asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.

- Menentukan nilai kapabilitas proses (Cp) untuk pengolahan crude palm oil.

- Mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas dengan diagram sebab

akibat.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah kepada PTP.

Nusantara IV PKS Adolina dalam mengatasi masalah pengendalian kualitas.

b. Sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mengendalikan dan mengontrolan

(24)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 1.5. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam dalam penelitian ini adalah :

1. Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas

yang berlaku di perusahaan.

2. Syarat mutu yang diteliti adalah kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar

kotoran .

3. Penelitian dilakukan pada produk akhir yaitu Crude Palm Oil (CPO).

4. Penelitian dilakukan dari tanggal 27 Mei s/d 25 Juni 2009.

5. Penelitian dibatasi hanya pada shift kerja pertama mulai dari jam 06.30 sampai

jam 14.30 WIB.

1.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Proses produksi yang berlangsung pada perusahaan dianggap berjalan dengan

lancar.

2. Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian kualitas selama penelitian

berlangsung.

3. Seluruh data yang diperoleh dari pihak perusahaan dianggap benar.

(25)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Agar tulisan ini mudah dipahami maka diadakan pembagian beberapa bab.

Sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

tujuan penelitian, pembatasan masalah, asumsi yang digunakan dalam

penelitian dan sistematika penulisan karya akhir.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, jenis produk dan

spesifikasinya, bahan yang digunakan, proses produksi, mesin dan

peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori yang menunjang, penyelesaian

masalah yaitu studi kepustakaan yang berkaitan dengan teori-teori

yang merupakan landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi

kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu pemecahan

masalah.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang langkah-langkah atau tahap-tahap yang

dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan

penelitian sesuai dengan teori-teori yang digunakan dalam landasan

(26)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan prosedur pengumpulan data yang dibutuhkan dan

cara pengolahan data yang diperoleh sesuai dengan model yang telah

ditetapkan dan langkah-langkah yang digunakan.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini akan diuraikan tentang pemecahan masalah dari hasil

pengumpulan dan pengolaham data.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memberikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

dilakukan saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak

perusahaan.

(27)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan.

Unit usaha Adolina pertama kali didirikan pada tahun 1962 oleh

pemerintahan Belanda. Unit usaha ini diberi nama NV Cultuur Maatschappy

Onderneming (NV CMO). Unit usaha NV CMO ini bergerak dalam budu daya

tembakau. Sejak tahun 1983 budi daya tembakau ini di rubah menjadi budi daya

kelapa sawit dan karet, dan berubah nama menjadi NV Serdang Cultuur

Maatschappy (NV SCM). Pada tahun 1973 budi daya karet diganti dengan budi daya

kakao. Pada tahun 1942 pemerintah Jepang mengambil alih unit usaha NV SCM dari

tangan pemerintahan Belanda, dan pada tahun 1046 diambil alih lagi oleh

pemerintahan Belanda.

Pada tahun 1958 perusahaan unit usaha ini di ambil alih oleh pemerintah

(28)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

(PPN). Pada tahun 1960 PPN berganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada

Tahun 1963 PPN Baru Sumut V dipisah atas dua kesatuan, yaitu :

1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa

2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu

Tahun 1968 PPN Baru Sumut berganti nama menjadi PNP VI dengan

penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka

Tanaman II Kebun Adolina Hilir. Pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk

Persero dengan nama PT. Perkebunan VI. Tahun 1994 PTP VI, PTP VII, PTP VIII

digabung menjadi satu dan di pimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak tahun

1996 sampai dengan sekarang gabungan PTP VI, PTP VII, PTP VIII diberi nama

PTP Nusantara IV (Persero), dimana Adolina merupakan salah satu unit usaha dari

PTP Nusantara IV (Persero) dan merupakan badan usaha milik negara (BUMN).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik kelapa sawit PTP Nusantara IV Adolina merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang produksi minyak sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO). PTP

Nusantara IV PKS Adolina ini memperoleh bahan baku kelapa sawit dari

kebun-kebun PPT Nusantara IV unit Adolina sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari

kebun-kebun rakyat atau swasta sekitarnya. Selain memproduksi Crude Palm Oil

(29)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

dipasarkan, akan tetapi diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di

Pabatu.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi Pabrik pengolahan Kelapa Sawit PTP Nusantara IV Unit Adolina

berada di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya di pinggir jalan raya

Medan-Pematang Siantar Perbaungan dengan jarak 38 Km dari kota Medan. Sesuai Surat

Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) No :

04.13/Kpts/Org/93/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung

tanggal 01 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya

menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas area hak guna kebun Adolina Seluas

8.965,69 Ha. Dimana dibagi atas dua bagian yaitu 8.636 Ha untuk lahan kelapa sawit

dan 329,69 Ha untuk Emplasmaent, pondok, bibitan, pabrik,dll.

2.4. Daerah Pemasaran

Produk minyak sawit CPO yang dihasilkan PTP Nusantara IV PKS Adolina

ini dipasarkan dengan sistem pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya

pesanan minya sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO

dari unit usaha Adolina ini di ekspor ke beberapa negara seperti Belanda, Jepang,

(30)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

sawit tidak dipasarkan melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti

sawit (PPIS) di PTP Nusantara IV Pabatu.

2.5. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan landasan

beroperasinya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa

adanya struktur organisasi dan manajemen, maka semua aktivitas, baik proses

produksi maupun administrasi tidak akan berjalan dengan lancar. Struktur organisasi

merupakan sistem yang mengatur masalah penetapan dan pembagian pekerjaan yang

harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta

menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga diperoleh suatu bentuk

kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

Kata organizing berasal dari kata organisum/ organ, yang artinya adalah suatu

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu

sama lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan adanya

hubungan secara keseluruhan. Organisasi biasa diartikan sebagai adanya sekelompok

orang yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Struktur organisasi dapat didefenisikan sebagai mekanisme-mekanisme

formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan pola

(31)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tugas dan wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu

organisasi. Pembentukan struktur organisasi dapat dengan melakukan pembagian

maupun kombinasi sehingga terbentuk departemen atau unit.

Struktur ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, besarnya

usaha, dan sistem produksi perusahaan tersebut. Ada beberapa struktur organisasi

yang umum yaitu:

1. Organasi garis (Line Organization)

Organisasi garis adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan

dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada

tingkat bawahannya. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun

yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpang siuran perintah yang

diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Pada struktur organisasi garis, prinsip unity of commond atau kesatuan dalam

komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu

dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberinya perintah.

2. Organisasi fungsional

Dalam struktur organisasi fungsional, setiap petugas memiliki fungsi yang

telah ditentukan oleh pemimpin perusahaan. Jadi tugas dan tanggung jawab dalam

organisasi ini dibagi menurut fungsi masing-masing. Pimpinan tiap bidang berhak

memerintah kepada semua pelaksanaan yang menyangkut bidang kerjanya.

(32)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3. Organisasi Garis dan Staf

Organisasi garis dan staf paling banyak diterapkan karena dianggap paling

dapat memenuhi kebutuhan terutama perusahaan-perusahaan besar. Hal ini

disebabkan karena penggabungan dari kebaikan organisasi garis dan fungsional,

yakni terdapat Prinsip Unity Of Commond dan spesialisasi bidang pekerjaan.

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi dan manajemen yang baik akan memberikan pendelegasian tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang seimbang. Dengan mengetahui tugas dan

wewenang yang dibebaninya maka diharapkan kepada setiap personil akan mampu

melaksanakan pekerjaannya dengan baik sehingga organisasi dapat berjalan dengan

sistematis dan dan efisien.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina

adalah struktur organisasi campuran lini/garis, fungsional dan staf. Dalam struktur

organisasi ini pembagian tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi dari tiap karyawan.

Dalam struktur organisasi hubungan lini dapat dijumpai pada

a. Hubungan Manager Unit dengan Kepala dinas tanaman, kepala dinas teknik,

kepala dinas pengolahan dan kepala dinas tata usaha.

(33)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

c. Hubungan kepala dinas teknik dengan asisten teknik.

d. Hubungan kepala dinas pengolahan dengan asisten pengolahan dan asisten

laboratorium.

Untuk hubungan fungsional dalam struktur organisasi ini dapat dijumpai pada

kelompok asisten afdeling, asisten teknik, asisten pengolahan, asisten laboratorium.

Untuk hubungan staf dapat dijumpai pada hubungan Manager unit dengan

asisten SDM, dan perwira keamanan.

Dalam struktur organisasi ini setiap bawahan/karyawan harus berhubungan

pada beberapa atasan. Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggung

jawab, wewenang serta haknya dari atasannya dan sesuai fungsinya.

Adapun alasan struktur organisasi ini digunakan adalah karena :

a. Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan dan mempertinggi efisiensi

kerja.

b. memberikan kesempatan bagi karyawan spesialisasi untuk dapat memperingan

tugas karena hanya bertugas sesuai keahliannya.

Struktur organisasi PTP. Nusantara IV PKS Adolina dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

MANAGER UNIT

(34)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.5.2. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Adapun uraian wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing

bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, yakitu sebagai berikut:

1. Manager Unit

Tugas dari Manager Unit adalah memimpin dan mengelola seluruh sektor

produksi dan biaya yang ada di perusahaan yang berpedoman pada kebijakan

perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Adapun wewenang dan

(35)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

a. Memimpin dan pengelola seluruh sektor produksi dan pemakaian biaya yang ada

di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan.

b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun sesuai dengan pedoman

dan instruksi kerja direksi.

c. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan.

d. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.

2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman bertugas sebagaia wakil manager uunit pengolahan di

bidang tanaman perkebunan yang dibantu oleh asisten. Tugas dan tanggung jawab

Kepala Dinas Tanaman adalah sebagai berikut :

a. Membuat dan menyusun recana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target

produksi, rencana panen, pemeliharaan dan rehabilitasi.

b. Merencanakan penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap-tiap afdeling

c. Merancanakan penyediaan alat, pupuk, obat dan pemberantasan hama.

d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

3. Kepala Dinas Teknik

Kepala Dinas teknik bertugas sebagai wakil dari Manager Unit di bidang

teknik yang dibantu oleh asisten teknik. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala

Dinas Teknik adalah sebagai berikut :

a. Menyusun dan merencanakan segala kegiatan dibidang teknik.

(36)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

c. Menyusun dan merencanakan penyediaan bahan-bahan untuk untuk bagian

teknik pengolahan.

d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

4. Kepala Dinas Pengolahan

Kepala Dinas Pengolahan bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam

memimpin pekerjaaan dibidang pengolahan. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala

Dinas Pengolahan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun dan merencanakan kegiatan bagian pengolahan dan laboratoroium.

b. Mengkoordinir kerja dari bagian laboratorium.

c. Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

5. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata Usaha bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam bidang

administrasi. Kepala Dinas Tata Usaha memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Mengkoordini segala kegiatan dibidang administrasi.

b. Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang-barang.

c. Menyusun anggaran belanja tahunan.

d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari

gudang.

e. Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

(37)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Asisten Tata Usaha dan SDM bertugas sebagai wakil dari manager Unit

dalam bidang SDM dan penerimaan tenaga kerja. Tugas dan tanggung jawab dari

Asisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada

standard yang ditetapkan direksi.

b. Mengkoordinir kegiatan dalam peningkatan kesejahtraan karyawan.

c. Membina semua hubungan baik dengan semua pihak didalam dan diluar

perusahaan.

d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

7. Perwira Pengaman (Pa.Pam)

Perwira Pengaman bertugas memimpin bagian pengamanan di dalam

perusahaan dibantu oleh satuan keamanan. Tugas dan tanggung jawab dari satuan

pengamanan adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinir segala kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan

perkebunan.

b. Menjaga keamanan informasi dan inventaris perusahaan.

c. Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan

perkebunan.

d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

(38)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Asisten afdeling bertugas membantu Kepala Dinas Tanaman memimpin

kegiatan di afdeling. Tugas dan tanggung jawab dari asisten afdeling adalah sebagai

berikut :

a. Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas

Tanaman dan Manager Unit.

b. Mengawasi produksi hasil panen di lapangan.

c. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tanaman.

9. Asisten Teknik Sipil/Trans/Motor

Asisten Teknik Sipil/Trans/Motor bertugas membantu Kepala Dinas

memimpin kegiatan transportasi, dan pengadaan sarana pabrik. Tugas dan wewenang

dari Asisten Teknik Sipil/Trans/Motor, yaitu :

a. Mengkoordinir pemakaian kendaraan transportasi/traktor.

b. Mengawasi pemeliharaan kendaraan transportasi/traktor.

c. Merencanakan prsarana yang diperlukan dalam pabrik

d. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Teknik.

10. Asisten Pengolahan

Asisten pengolahan bertugas membantu memimpin segala kegiatan dibidang

pengolahan.

11. Asisten Tata Usaha

Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas tata usaha dalam

(39)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Karyawan di PTP Nusantara IV PKS Adolina Tenaga kerja atau karyawan

direkrut oleh pihak PTP Nusantara IV. Tenaga kerja ditempatkan sesuai dengan

keahliandan kemampuan dari masing-masing karyawan terssebut.

Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PTP Nusantara Unit Adolina baik

yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi berjumlah

1.454 orang. Tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina terbagi dalam 2 golongan

yaitu :

1. Pegawai Staf

Pegawai staf merupakan pegawai yang terdiri atas para pimpina, kepala dinas,

asisten.

2. Pegawai Pelaksana

Pegawai pelaksana adalah karyawan harian yang bekerja pada perusahaan, surat

pengangkatannya dikeluarkan oleh kantor direksi PTP Nusantara IV. Dapat

diangkat menjadi pegawai staff berdasarkan usulan dan penilaian prestasi kerja

pegawai.

Komposisi tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina dapat dilihat pada

(40)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

[image:40.595.135.503.146.711.2]

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 2.1 Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina

Afdeling/Bagian

Karyawan

Pimpinan

Karyawan

Pelaksana Total

Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh

Manager Unit 2 - 2 - - 2

Kep.Dinas Tanaman 3 - 3 - - 3

K.Dinas Tata Usaha 1 - 1 - - 1

K.Dinas Pengolahan 1 - 1 - - 1

K.Dinas Teknik 1 - 1 - - 1

Ass.SDM - Umum 2 - 2 - - 2

Ass. Tata Usaha 1 - 1 - - 1

Ass. Teknik 2 - 2 - - 2

Ass. Pabrik 3 - 3 - - 3

Ass. Tanaman 13 - 13 - - 13

Afd.1 - - 80 32 112 112

Afd.2 - - 31 27 58 58

Afd.3 - - 83 32 115 115

Afd.4 - - 41 20 61 61

Afd.5 - - 45 36 81 81

Afd.6 - - 27 17 44 44

Afd.7 - - 25 18 43 43

(41)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Afd.9 - - 84 31 115 115

Afd.10 - - 87 23 110 110

Afd.11 - - 72 45 117 117

Afd.12 - - 80 21 101 101

Afd.13 - - 38 23 61 61

Dinas Sipil - - 50 14 64 64

Kantor - - 115 40 155 155

Bengkel - - 58 - 58 58

Total 1454

Sumber : Pabrik PTPN IV PKS Adolina

2.5.3.2. Jam kerja

Jam kerja yang berlaku di PTP Nusantara IV PKS Adolina dibagi atas dua

bagian, yaitu :

1. Bagian Kantor

Untuk bagian kantor diberlakukan 1 shift dengan 7 jam/hari dan dan 40

(42)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

a. Hari Senin s/d Kamis

Pukul 06.30 – 09.30 : Kerja aktif

Pukul 09.30– 10.30 : Istirahat

Pukul 10.30 – 15.00 : Kerja aktif

b. Hari Jum’at

Pukul 06.30 – 09.30 : Kerja aktif

Pukul 09.30– 10.30 : Istirahat

Pukul 10.30 – 12.00 : Kerja aktif

c. Hari Sabtu

Pukul 06.30 – 09.30 : Kerja aktif

Pukul 09.30– 10.30 : Istirahat

Pukul 10.30 – 13.00 : Kerja aktif

2. Bagian Pabrik

Untuk Bagian pabrik terbagi atas 2 shift, yaitu :

Shift I : Pukul 06.30 – 14.30

(43)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Sistem pengupahan atau gaji pada PTP Nusantara IV PKS Adolina dilakukan

sebanyak 2 kali pada setiap bulannya, yaitu pada tanggal 4 yang disebut gaji besar

dan pada tanggal 15 yang disebut dengan gaji kecil. Sistem pengupahan kepada

karyawan dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah melalui Surat keputusan

Bersama (SKB) yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen

Pertanian. Jumlah gaji yang dibeikan kepada karyawan disesuaikan berdasarkan

golongan pegawai. Dimana karyawan terdiri dari golongan IA s/d IVD. Selain gaji

bulanan karyawan mendapatkan upah lembur dihitung diluar jam kerja serta setiap

karyawan akan mendapatkan 39 Kg beras.

Untuk meningkatkan kesejahtraan karyawan perusahaan menyediakan

fasilitas seperti :

1. Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang

berada di sekitar lokasi perkebunan pabrik.

2. Air dan listrik untuk keperluan rumah tangga.

3. Rumah sakit yang memberikan palayanan kesehatan bagi karyawan.

4. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita, dan tunjangan harian lainnya

5. Tempat penitipan bayi.

6. Sarana Pendidikan/sekolah bagi anak karyawan.

7. Tempat ibadah disekitar perumahan karyawan.

8. Sarana olahraga.

(44)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standar Mutu Produk

PTP Nusantara IV PKS Adolina memproduksi minyak kelapa sawit dengan

standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu dari minyak kelapa sawit

berhubungan dengan aspek kadar asam lemak, kelembapan, kotoran. Dalam hal ini

syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi

kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, kotoran, Logam besi, logam tembaga,

peroksida dan ukuran pemucatan. Kelapa sawit bermutu akan menghasilkan

rendemen minyak 22,1 % - 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % -

2,1 % (terendah), kadar air 0,150 % (tertinggi), kotoran 0,020 %.

Sedangkan Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975

2. Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975

3. Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP-SMP-31-19975

4. Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP-SMP-31-1975

Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan

pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Adapun untuk

analisa angka mutu dan kerugian pada minyak kelapa sawit dilakukan pada beberapa

(45)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

penebahan, pengempaan buah, klarifikasi, pengolahan biji, vacum dryer, dan tangki

timbun.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

a. Bahan Baku

Bahan baku yang diolah oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah Tandan

Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari kebun-kebun PTP Nusantara IV

unit Adolina dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat disekitarnya.

Kelompok varietas tertentu memiliki mutu buah tertentu yang sudah dikenal baik

dalam seleksi. Kelompok-kelompok tersebut diklarifikasikan berdasarkan ketebalan

relatif dari perikarp, cangkang dan inti dari tandan buah segar. Adapun jenis kelapa

sawit yang dibudidayakan adalah :

1. Kongo : Perikrap tipis 30-40 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,4-0,85 cm, inti

tipis hingga tebal.

2. Dura (Dura Deli di Sumatera) : Perikrap 40-70 % dari bobot buah, tebal

cangkang 0,2-0,5 cm

3. Tenera : Perikrap agak tebal ± 60 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,1-0,25

cm, , ketebalan initi bervariasimenurut tebal cangkang.

4. Pisifera : Buah tanpa cangkang, memiliki serat mengelilingi cangkang yang

sangat tipis, jarang terdapat diperkebunan.

5. Diwakkawakka : Buah ditandai oleh mantel yang terdiri dari 6 carpel sekeliling

(46)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tandan buah segar yang matang memiliki kriteria panen seperti perubahan

warna dalam membrondolnya buah dari tandan. Adapun kriterian matang panen

[image:46.595.114.524.276.703.2]

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Kriteria Matang Panen

Fraksi

Panen

Kriteria Matanga Panen Derajat Kematangan

00

Tidak ada buah membrondol, buah

berwarna hitam pekat

Sangat merah

0

1-12,5 % dari buah luar, buah berwarna

hitam kemerahan

Merah

1

12,5-25 % dari buah luar membrondol,

buah berwarna kemerahan

Kurang matang

2

25-50% buah luar membrondol, buah

berwarna merah mengkilat

Matang

3

50-75 % buah luar membrondol, buah

berwarna orange

Matang

(47)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

berwarna dominan orange

5 Buah bagian dalam ikut membrondol Lewat matang

Sumber : PTPN IV PKS Adolina

Fraksi panen ini sangat mempengaruhi rendemen minyak dan kadar asam

lemak bebas. Semakin tinggi fraksi panen maka rendemen minyak akan semakin

meningkat.

b. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang di

tambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu

produk. Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan CPO antara lain adalah:

1. Air

Air di gunakan untuk memudahkan pemisahan antara minyak dari daging buah

sawit disaat perebusan berlangsung.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Produk yang dihasilkan pabrik pengolahan minyak sawit PTP Nusantara IV

Adolina berupa minyak mentah kelapa sawit atau juga disebut CPO (Crude Palm

Oil). CPO diolah dari daging buah kelapa sawit oleh pabrik pengolahan minyak sawit

(48)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dalam proses pengolahan kelapa sawit dari tandan buah segar kelapa sawit

hingga dihasilkan CPO harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan Buah.

Kelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan

menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang

terlebih dahulu di jembatan timbang dengan kapasitas 50 ton yang dilengkapi denga

sistem komputerisasi. Dengan menggunakan LAN (Local aArea Network) hasil

penimbangan dapat dipantau langsung dari kantor manager, KDP, KDT, dan

bagian-baian lain yang berkaitan. Kelapa sawit yang telah ditimbang kemudian dimasukkan

ke loading ramp. Loading ramp ini digerakkan dengan elektromotor dengan sistem

hidrolik untuk membuka dan menutup pintu (Door Sliding). Terdapat 13 pintu

loading ramp yang masing-masing berkapasitas 15 ton. Adapun fungsi dari loading

ramp ini adalah :

a. Sebagai tempat penampungan TBS untuk disortasi sebelum proses.

b. Mengurangi kadar kotoran dengan memasang kisi-kisi dari reil eks pakai.

c. Mengatur TBS yang akan dimasukkan kedalam lory sebelum direbus

Dari loading ramp TBS dimasukkan kedalam rangkaian lori untuk

dimasukkan kedalam stasiun perebusan.

2. Stasiun Perebusan.

Di dalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp

(49)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tersebut didipindahkan menuju sterilizer dengan menggunakan transfer Carrier.

Sterilizer berbentuk silinder yang berjumlah 3 unit dengan sistem 2 pintu dan

memakai sistem PLC (Program Local Control) dengan waktu merebus buah ± 90

menit. Masing-masing sterilizer berkapasitas 10 lori (± 25 ton TBS). Sistem

perebusan yang digunakan memakai sistem perebusan 3 puncak (Treapel Peak).

Dengan menggunakan mikrokontroler ATMEL AT89S51 yang mengatur

pembuangan uap dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang

dibutuhkan, yaitu :

a. Puncak I : 2,0 Kg/cm2

b. Puncak II : 2,5 Kg/cm2

c. Puncak III : 3,0 Kg/cm2

Sterilizer ini memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Merebus TBS agar buah mudah lepas dari janjangan.

b. Mematikan enzim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak bebas.

c. mengurangi kadar air yang terdapat pada buah

d. Memudahkan pada proses penebahan.

Dari sterilizer lori-lori yang berisi TBS hasil rebusan ditarik menuju tempat

hosting crane dengan menggunakan mesin capstand.

3. Stasiun Penebahan.

Stasiun penebahan memiliki fungsi untuk memisahkan brondolan dari

(50)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

hosting crane. Hosting crane ini akan mengangkat lori berisi TBS ke auto feeder.

Didalam threser dipisahkan antara tandan dan brondolan matang dengan cara

dibantingkan/dijatuhkan dari atas kebawah sambil diputar. Brondolan sawit

diteruskan ke stasiun kempa dengan menggunakan fruit elevator, sedangkan

janjangan kosong dikeluarkan dengan menggunakan conveyor untuk diperiksa

kembali. Jika terdapat brondolan di janjangan yang belum terlepas maka janjangan

akan kembali direbus untuk menghndari losis. Batas minimal brondolan sisi untuk

dikembalikan sekitar 5 %. Janjangan yang benar-benar kosong di bawa ke hooper

untuk dibawa ke perkebunan sebagai pupuk organik, selain itu janjangan kosong juga

dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler.

4. Stasiun Kempa.

Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke mesin

digester. Fungsi dari mesin digester ini untuk mencincang dan melumat brondolan

sehingga daging an biji mudah dipisahkan. Selain itu degister juga berfungsi

mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses

pengadukan. Degister juga memudahkan untuk mengelurakan minyak di screw press.

Buah yang sudah di lumat di digester dipress untuk mengeluarkan minyak dan

memisahkan daging buah dengan biji. Hasil minyak kasar dari screw press dialirkan

menuju Sand Trap Tank dan oil gutter. Sedangkan biji yang telah terpisah dari

daging dibawa ke Cake Brake Conveyor (CBC) menuju stasiun pabrik biji.

(51)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Di stasiun klarifikasi minyak kasar tersebut menuju San Trap Tank. Sand

Trap Tank adalah suatu alat berbentuk silinder yang bekerja dengan berdasarkan

berat jenis antara air dengan minya, dimana berat jenis air lebih tinggi dbandingkan

dengan berat jenis minyak sehinggan dengan mudah minyak yang berada diatas air

mengalir masuk ke saringan getar (Circular Vibrating Screen).

Untuk pengiriman minyak kasar ke San Trap Tank dibatu dengan air panas

dari Hot Water Tank. Di saringan getar minyak akan disaringdan dipisahkan dari

kotoran. Hasil saringan akan dimasukkan ke Crude Oil Tank (Bak RO), sedang

kotoran yang masih mengandung minyak dikembalikan untuk diolah kembali di

digester. Di bak RO minyak akan diendapkan sementara, dimana minyak bersih

yang berada pada lapisan atas dipompakan menuju Continous Settling Tank (CST).

Sedangkan kotoran yang masih mengandung minyak dialirkan ke parit untuk dikutip

kebali di bak Vet Vit. Minyak yang berada di CST dipanaskan 950C dan diaduk

untuk memisahkan minyak, air, dan kotoran. Minyak bersih yang berada di lapisan

paling atas sekitar 60 cm dari permukaaan. Kadar minyak yang 99 % di masukkan ke

Oil Tank untuk di reduksi kadar airnya dengan oil purifer. Minyak murni dari Oil Purifier di alirkan ke Vacum Dryer untuk dimurnikan kembali sebelum ke tangki

timbun. Sedangkan minyak kotor yang bercampur lumpur (sludge) yang berada pada

lapisan bawah dialirkan menuju sludge tank untuk memisahkan minyak lumpur dan

kotoran halus seperti pasir.

Setelah dari sludge tank minyak kotor menuju Balancing Tank sebagai

(52)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

minyak yang bercampur dipisahkan dengan sistem centrifugal dan prinsip berat jenis.

Minyak yang berat jenisnya rendah akan tersisi didalam dan dialirkan ke oil tank

untuk selanjutnya kembali ke oil purifier dan dialirkan ke vacum dryer. Sedangkan

lumpur dibuang sebagai limbah. Minyak murni yang berada di vacum dryer

dikurangai kadar airnya dengan sistem pemanasan dan vakum. Minyak murni

kemudian dikirimkan ke tangki timbun.

6. Stasiun Penimbunan Minyak.

Di stasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri dari 2

unit dengan kapasitas 500 ton dan 1 unit berkapasitas 950 ton. Setiap tangkinya

dilengkapi dengan pipa pemanas uap. Pipa ini juga dilengkapai dengan pompa

minyak sebanyak 2 unit dengan kapasitas 30 dan 60 m3/jam.

Fungsi dari tangki timbun ini adalah sebagai berikut :

1. Tempat penimbunan minyak CPO.

2. Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahan.

3. Tempat pegiriman minya via truk.

7. Stasiun Pengutipan Minyak.

Stasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk mengutip minyak dari

limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak. Di stasiun pengutipan minyak

ini terdiri dari bak Vet Vit dengan kapasitas 2 x 84 m3 dilengkapi pemanas dan

(53)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

mengandung minyak ditampung di bak dan diendapkan untuk diambil sisa minyak

yang kemudian akan diolah kembali di stasiun klarifikasi.

Minyak yang masih terbawa dari buangan Vet Vit menuju rodos, yaitu alat

yang berupa drum-drum yang ditempatkan dalam bak yang ditambahkan air untuk

memisahkan minyak dan kotoran berdasarkan berat jenisnya sehingga minya berada

di lapisan permukaan. Rodos dilengkapi talang untuk mengalirkan minyak ke crude

oil tank.

2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTP Nusantara IV Unit

Adolina dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.7.2. Peralatan Produksi

Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di di PTP Nusantara IV Unit

Adolina dilihat pada Lampiran 2.

2.8. Utilitas

Utilitas adalah pendukung kelancaran proses produksi disuatu pabrik.

(54)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1. Air

Air yang digunakan untuk di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah berasal

dari sungai. Air yang berasal dari sungai di pompa dengan mesin diesel yang

berjumlah 3 unit dengan kapasitas pompa masing-masing 80-100 m3/jam. Jarak yang

ditempuh dari sungai ke lokasi pabrik 1,6 Km. Air yang diterima akan masuk ke

Water Clarifier Tank. Disini air akan diendapkan untuk memisahkan kandungan

lumpur dan dialirkan ke Water Basin untuk dijernihkan dengan memakai tawas.

Setelah dijernihkan di Water Basin air dialirkan ke Sand Filter untuk disaring

kembali agar siap pakai. Air yang telah siap pakai dipompa ke menara air untuk

mengirim air ke pabrik, kantor dan perumahan.

2. Tenaga Listrik

Tenaga listrik sangat diperlukan dalam menjalankan proses produksi. Sumber

tenaga listrik pada di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah sebagai berikut :

1. Ketel Uap

Ketel uap adalah alat yang digunakan untk mengubah air menjadi uap dan

dengan jalan pemanasan yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dengan

proses heat transfer. Ketel uap dipanaskan dengan membakar bahan bakar yang

dikirim berupa ampas dan cangkang ataupun janjangan kosong. Ketel uap yang

digunakan di PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah pipa air vertikal. Jenis ketel uap

yang terdapat di PKS Adolina adalah jenis TAKUMA Type N-600 SA dengan

kapsitsa 20 ton/jam. Hasil dari ketel uap ini berupa tenaga uap yang berfungsi untuk

(55)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2. Generator Diesel

Merupakan pembangkit listrik cadangan denga menggunakan bahan bakar

solar. Jumlah Generator diesel ini 3 unit dengan kapasitas 270 Hp 2 unit dan 298 1

unit dengan tipe 3306 B.

2.9. Safety and Fire Protection

PTP Nusantara IV telah memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja

yang barada dibawah pengawasan P2K3 ( Panitia Keselamatan dan Kesehatan

Kerja). Adapun Penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja di PTP

Nusantara IV Adolina adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) kepada tamu yang dilakukan

oleh SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang berada

dibawah P2K3 ( Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

2. Lingkungan P2K3 yaitu 1400:200.

3. Surat ijin kerja karyawan terhadap 3 kategori pekerjaan, yaitu :

a. Panas : Areal vet vit

b. Kedalaman : Tangki timbun minyak

(56)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

4. Prosedur keadaan darurat dimana apabila lonceng darurat berbunyi maka seluruh

pekerja harus menuju ke titik evakasi.

5. Pelaporan sumber bahaya/cidera.

6. Menyediakan kotak P3K sebanyak dua buah di setiap lingkungan pabrik.

7. Diharuskan memakai alat pelindung diri setiap memasuki area pabrik

8. Mematuhi pembatas akses yang berada di daerah terlarang bagi tamu terkecuali

didampingi oleh penyelia.

2.10. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan pada pabrik kelapa sawit terdri atsa limbah padat dan

limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan terdiri dari cangkang dan tandan kosong.

Limbah cair yang dihasilkan terdiri dari air kondensat, air cucian, air hydroclone.

Pengolahan limbah kelapa sawit meliputi pengendalian oil plant control, sistem

pengendalian pada kolam limbah sehingga air yang keluar dari pabrik memenuhi

persyaratan.

2.10.1.Pengolahan Limbah Cair

Dalam penanggulangan limbah cair pada PTP Nusantara IV PKS Adolina ini

terdiri dari 5 proses.

(57)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Bak Vet Vit berfungsi sebagai tempat penampungan sementara losses minyak

hasil dari pengolahan. Bak Vet Vit ini menampung sisa hasil olahan dari air

kondensat/rebusan, air buangan klarifikasi, dan air buangan hydrocyclone. Bak Vet

Vit terdiri dari dua bak dimana setiap bak terbagi menjadi 3 bagian yang diskat

antara satu dengan yang lainnya. Dimana tiap bagian yang diskat menampung sisa

olahan sebagai berikut :

a. Bagian pertama : bagian ini tempat pertama masuknya losses minyak hasil

pembuangan dari pabrik.

b. Bagian Kedua : Bagian ini tempat sisa lumpur dan air dari bagian pertama

yang masih mengandung minyak.

c. Bagian Ketiga : Bagia ini terdiri dari sisa lumpur dan air dari bagian kedua

yang masih mengandung minyak.

Untuk mengoptimalkan pemisahan, pengutipan minyak dan menurunkan

viscositas cairan minyak dijaga agar suhu minyak tetap tinggi dengan cara injeksi

uap hasil dari BPV ke setiap ruangan dengan tekanan 3 Kg/Cm3. Pada bagian ketiga

bak Vet Vit dipasang pipa pengeluaran ke Deoling Pond untuk mengalirkan cairan

yang mengandung sedikit minyak ke kolam limbah.

Lapisan minyak yang terdapat di permukaan dari tiap-tiap ruangan pada

akhir pengolahan akan di kutip dan dialirkan ke pompa untuk seanjutnya ke pabrik

untuk diolah kembali.

(58)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Deoling Pond berfungsi sebagai tempat penampungan sisa pemisahan minyak

dan lumpur serta yang berasal dari kolam vet vit sebelum dialirkan ke kolam limbah.

Deoling Pond terdiri dari bak yang berbentuk trapesium dimana bagian bawah lebih

kecil dari bagian atas. Untuk pengutipan minyak yang dibagian atas maka dipasang

rodos yang berputar yang digerakkan dengan elektromotor. Letak rodos berada di

ujung Deoling Pond dan berada diatas permukaan cairan yang disanggah oleh dua

buah tiang dan tali penahan serta untuk mengatur naik-turun rodos. Cairan yang

mengandung minyak yang ditampung oleh Deoling Pond setelah beberapa hari

kendungan minyak akan semakin banyak sehingga dapat dikutip dan diolah kembali.

3. Kolam Limbah

Kolam limbah berfungsi sebagai penampung aktif sisa pengolahan cairan

yang masih mengandung PH 4 untuk selanjutnya diolah kembali agar dapat

dimanfaatkan dan di salurkan ke bagian penerimaan. Limbah cairan yang dikutip dari

Deoling Pond mempunyai karakteristik asam dengan PH 4-4,5 dengan suh 70-800C agar bakteri isopilik dapat berkembang biak dengan baik. Selanjutnya akan di alirkan

ke kolam limbah pengasaman yang berfungsi sebagai prakondisi bagi limbah

sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini limbah akan dirubah menjadi

VFA (Valuttie Fatty Acid) atau asam lemak mudah menguap. Resirklasi dlakukan

dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk

(59)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

membantu pendinginan. Di kolam anaerobik nilai BOD akan diturunkan berkisar

antara 3500-5000 mg/l dengan PH 6-9.

4. Proses Fakultatif

Proses yang terjadi pada kolam ini adalah penonaktifan bakteri anaerobik dan

proses pra kondisi aerobik. Indikasi dari aktivitas ini dapat dilihat pada permukaan

kolam dengan tidak dijumpai scum pada cairan yang berwarna kehijau-hijauan.

5. Proses Aerobik

Proses yang berlangsung pada kolam aerobik adalah penumbuhan

ganggangdan mikro heterotrof yang membentuk flok. Ini merupakan proses

penyedian oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam metoda pengadaan

oksigen yang dilakukan secara alami.

Dari rangkaian proses pengolahan limbah cair membutuhkan waktu selama

±120-150 hari.

2.10.2.Pengolahan Limbah Padat

Limbah pada yang dihasilkan dari pengolahan minyak sawit berupa

cangkang, tandan kosong. Tandan kosong yang dihasilkan dari pengolahan akan

dikumpulkan dan akan dijadikan sebagai pupuk di perkebunan, sebagian akan

dijadikan bahan bakar ketel. Sedangkan limbah padat yang berupa cangkang

(60)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB III

(61)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality

Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 3.1. Defenisi Mutu

Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah

faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan

posisi bersaing. Mutu merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan

oleh pemasaran atau manajem

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina
Tabel 2.2. Kriteria Matang Panen
Tabel 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat
Tabel 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Konsumsi Energi Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Ker- tajaya, PTP. XI, Banter) Selatan.. Dibawah

Analisis permasalahan yang terjadi pada mutu kadar air dan kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit di PKS Pagar Merbau dilakukan dengan 3 tahapan dengan alat

Peta kendali R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu. sub group, yaitu data terbesar dikurangi

2009, "Analisis pengendalian mutu pada pengolahan minyak sawit dengan metode SQC pada PT Nusantara Adolina", Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan.. 2012, "Statistical Techniques

Dalam penelitian ini Analisis Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Statistical Quality Control SQC Pada Usaha Amplang Karya Bahari Di Samarinda yaitu pengendalian kualitas Quality

LAPORAN KERJA PRAKTEK LEMBAR JUDUL ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA MATERIAL KAPUR DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL SQC Studi Kasus PT.. Aneka Jasa Grhadika

Analisis Pengendalian Kualitas Pada Material Kapur dengan Metode Statistical Quality Control SQC Studi Kasus PT.. Aneka Jasa Grhadika, Fatih Firmansyah 2023 DAFTAR PUSTAKA

Terbit : 01 Juli 2023 Analisis Statistical Quality Control SQC Dalam Pengendalian Kualitas Produk Pada Usaha Batu Bata Di Kota Langsa 1Syarifah Nazia, 2 Muhammad Fuad, 3Safrizal