• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI STATISTICAL QUALITY CONTROL DALAM PENGENDALIAN MUTU MINYAK KELAPA SAWIT DI PKS PAGAR MERBAU PTPN. II SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI STATISTICAL QUALITY CONTROL DALAM PENGENDALIAN MUTU MINYAK KELAPA SAWIT DI PKS PAGAR MERBAU PTPN. II SUMATERA UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI STATISTICAL QUALITY CONTROL DALAM PENGENDALIAN MUTU MINYAK KELAPA SAWIT DI PKS PAGAR MERBAU PTPN. II

SUMATERA UTARA

Habib Bukhari Lubis, Sri Marwanti, Minar Ferichani

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp/Fax (0271) 63745, Pesawat 111

email: anaksoleh.bukhari@gmail.com, 085642031615

Abstract: This study aims to determine the quality problems at CPO, to determine

dominant factor that influences and to determine alternative solution that is the best for implementing at CPO quality control in PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara. This research method is descriptive analysis. Taking deliberate study sites are in PKS Pagar Merbau PTPN 2 Sumatera Utara. his result showed that from all observation, the problems at water degree about 50,1% and free fatty acid about 49,9%. The influences factor in water degree not normal are human factor: decreasing punctuality caused by exhaustion and method factor: unperfect boiling. Corrective actions that can be done are giving the chance for workers to take a rest alternately once at sometimes and using machine that is setted automatically according PKS Pagar Merbau need. Factor in free fatty acid degree not normal are material factor: harvesting not at the right time, lately in fruit gathering and transporting, fruit heaping that so long time and not right fruit treating, method factor: too high at water degree, hidrolization process in production process and mixing oil from dirty instalation, also human factor: decreasing punctuality and expertising workers, corrective actions that can be done, material factor: harvesting in the right time, gathering and transporting as soon as possible, fruit may not be in heap to long time and treatment fruit may not be coarse. method factor : drying in empty tank with temperature about 900C, keeping water degree in the process and production equipment always be low and implementing CPO in dirty instalation processing technology, and human factor: organizing the training to improve workers expertising and puctualy.

Key words: SQC, Quality, CPO, PKS Pagar Merbau, Corrective action

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan mutu CPO,

mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi serta menentukan alternatif pemecahan yang paling tepat untuk diterapkan dalam pengendalian mutu minyak kelapa sawit di PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi analisis. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja di PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan pencatatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan pengamatan, permasalahan pada kadar air sebesar 50,1% dan kadar asam lemak bebas sebesar 49,9%. Faktor yang mempengaruhi kadar air di luar batas normal yaitu faktor manusia yaitu kurangnya ketelitian akibat kelelahan dan faktor metode: Perebusan yang tidak sempurna. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukakan yaitu: mengkaji ulang jam kerja karyawan dan penggunaan mesin yang disetting secara otomatis sesuai keperluan PKS Pagar Merbau. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kadar asam lemak bebas diluar batas normal yaitu faktor bahan baku yaitu pemanenan tidak tepat waktu, keterlambatan pengumpulan dan pengangkutan buah, penumpukan buah yang terlalu lama dan penanganan buah yang tidak tepat, faktor metode yaitukadar air tinggi, proses hidrolisa selama proses produksi dan pencampuran minyak dari instalasi limbah, serta faktor manusia yaitu kurangnya ketelitian dan keahlian pekerja. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu faktor bahan baku dengan pemanenan buah tepat waktu, pengumpulan dan pengangkutan buah secepat mungkin, buah tidak boleh menumpuk terlalu lama dan penanganan buah tidak boleh kasar. faktor metode: Pengeringan dalam bejana hampa dengan suhu berkisar 90oC,

menjaga agar kadar air dalam proses dan peralatan produksi rendah dan penerapan teknologi pemrosesan CPO dari instalasi limbah dan faktor manusia dengan Mengadakan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan ketelitian pekerja.

(2)

PENDAHULUAN

Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari dan lain sebagainya. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas yang sangat menjanjikan karena minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia. Mutu minyak kelapa sawit mempunyai arti yang sangat penting karena mutu minyak kelapa sawit akan menjamin sebuah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) untuk dapat bersaing dengan PKS lain (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Minyak kelapa sawit

merupakan salah satu komoditi yang sangat penting disamping migas yang juga memiliki nilai ekspor yang cukup baik. Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan untuk menjaga mutu maupun kuantitas komoditi tersebut. Minyak kelapa sawit yang

dihasilkan tersebut haruslah

didukung dengan standar mutu yang ditetapkan oleh SNI. Dengan mutu yang baik, produk akan lebih mudah

diterima konsumen yang pada

umumnya merupakan industri

pengolahan produk tersier minyak kelapa sawit dengan harga yang sesuai dan mampu bersaing dengan minyak nabati jenis lainnya seperti minyak kedelai, minyak jagung dan lain sebagainya. Disamping itu, hasil produksi minyak kelapa sawit tersebut harus dapat bertahan lama

menyesuaikan permintaan

konsumen. Beberapa kriteria minyak kelapa sawit yang diperlukan adalah memiliki warna kemerahan, rasa dan bau yang enak, dapat disimpan dalam

jangka yang lama, mudah

dimurnikan dan tingkat hidrolisa pada pembentukan Asam Lemak

Bebas (ALB) yang dihasilkan

rendah. Untuk itu perlu dilakukan analisa mutu produksi dengan cara menganalisa kadar ALB, air dan kotoran dalam minyak kelapa sawit tersebut apakah telah sesuai dengan mutu yang ditetapkan sehingga dapat bersaing di pasar internasional.

Untuk memperoleh hasil yang

maksimal baik mutu maupun

kuantitas maka dalam pengolahan kelapa sawit di pabrik mulai dari tahap proses pengolahan sampai penimbunan harus memperhatikan dan menjaga standar mutu yang berlaku pada perusahaan tersebut

(Tim Standarisasi Pengolahan

Kelapa Sawit, 1997).

Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu minyak kelapa sawit yaitu: kandungan air, kotoran, Asam Lemak Bebas (ALB),

warna dan bilangan peroksida.

Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair kandungan gliserida, refining loss,

plastisitas dan supreadability,

kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan.Menurut Pahan 2006, standar mutu minyak

kelapa sawit yang umumnya

diperdagangkan hanya berdasarkan kadar asam lemak bebas, kadar air,

kadar kotoran dan DOBI

(Deteriorationof Bleachability

Index).

Hasil pengujian mutu minyak kelapa sawit PKS Pagar Merbau

pada bulan November 2012

menunjukkan bahwa selama 30 hari masa produksi, nilai kadar asam lemak bebas dan kadar air selalu berada diluar batas nilai yang dianjurkan dalam SNI.

(3)

01-2901-2006. Kadar air normal berkisar 0,1% - 0,15% dan kadar asam lemak bebas 2,5% - 3%. Dari rata-rata pengamatan harian, semua hasil

berada diluar batas normal.

Pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting dari suatu

perusahaan. Setiap perusahaan

mempunyai fungsi pengendalian

mutu masing-masing yang biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan mutu. Dengan pengendalian mutu

yang dilakukan perusahaan

diharapkan dapat tetap menjamin

mutu produk yang dihasilkan

sehingga mampu menjaga

kepercayaan pelanggan.

Penelitian ini bertujuan

untuk: 1) Mengetahui permasalahan yang dihadapi PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara berkaitan dengan mutu kadar air dan kadar asam lemak bebas produk minyak kelapa sawit. 2) Mengetahui faktor

yang paling dominan dalam

mempengaruhi mutu kadar air dan kadar asam lemak bebas produk minyak kelapa sawit di PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara.

dan 3) Menentukan alternatif

pemecahan yang paling tepat untuk diterapkan dalam pengendalian mutu kadar air dan kadar asam lemak bebas produk minyak kelapa sawit di

PKS Pagar Merbau PTPN 2.

Sumatera Utara.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode

deskripsi analitis.Metode deskripsi analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran (deskripsi) tentang suatu fenomena

kemudian dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dianalisis dan dicari

hubungannya (Sumhudi, 1991).

Penentuan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja atau

purposive. Metode purposive

yaituPKS Pagar Merbau PTPN 2 Sumatera Utara karena merupakan salah satu penghasil minyak kelapa sawit mentah terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Jenis dan sumber

data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu data primer yang

diperoleh dari pengamatan dan

wawancara informan serta data sekunder berupa data mutu kadar air dan kadar asam lemak bebas.

Metode Analisis Data

Analisis permasalahan yang terjadi pada mutu kadar air dan kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit di PKS Pagar Merbau dilakukan dengan 3 tahapan dengan alat bantu yaitu Histogram berupa alat penyajian data secara visual berbentuk grafik balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka,

Peta Kendali (Control Chart)

menggunakan peta kendaliX

(rata-rata) dan R (range) sebagai alat untuk pengendalian mutu secara statistik. Analisis Faktor Penyebab paling dominan dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab yang memiliki persentase pengaruh lebih besar terhadap kerusakan minyak kelapa sawit menggunakan diagram

pareto. Diagram Pareto ini

merupakan suatu gambar yang

mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini

dapat membantu menemukan

permasalahan yang terpenting untuk

segera diselesaikan (ranking

(4)

harus segera diselesaikan (ranking

terendah).untuk mengidentifikasi

atau menyeleksi masalah utama untuk pengendalian mutu dari yang paling besar ke yang paling kecil. Setelah diketahui masalah utama

yang paling dominan, maka

dilakukan analisa factor penyebab

kerusakan produk dengan

menggunakan fishbone diagram

sehingga dapat menganalisis

faktor-faktor apa saja yang menjadi

penyebab kerusakan produk. Setelah

diketahui penyebab terjadinya

kerusakan produk, maka dapat

disusun sebuah rekomendasi atau usulan tindakan untuk melakukan perbaikan mutu produk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Permasalahan

Histogram Kadar Asam Lemak Bebas. Gambar berikut ini adalah

histogram kadar asam lemak bebas:

Gambar 1. Histogram Kadar ALB Histogram kadar asam lemak bebas diatas memperlihatkan bahwa nilai rata-rata mutu harian berada diantara 2,9 hingga 6,2. Sedangkan standar mutu kadar asam lemak bebas berada pada kisaran 2,5%-3%.

Jumlah terbanyak berada pada 3,4 sebesar 25.

Histogram Kadar Air. Gambar berikut ini adalah histogram kadar air:

Gambar 2. Histogram Kadar Air Histogram kadar air diatas memperlihatkan bahwa nilai rata-rata mutu harian berada diantara 0,3 hingga 0,75. Sedangkan standar mutu kadar air berada pada kisaran 0,1%-0,15%. Jumlah terbanyak berada pada 0,37 sebesar 27.

Peta Kendali X Kadar Air. Gambar

berikut ini adalah peta kendali X

kadar air:

Gambar 3. Peta Kendali X kadar air

0 10 20 30 2.9 3.2 3.5 3.8 4.1 4.4 4.7 5.4

Kadar Asam

Lemak Bebas

0 5 10 15 20 25 30 0 .3 0. 33 0 .3 6 0. 39 0 .4 2 0. 45 0 .4 8 0 .5 2 0 .5 6 0 .6 4 0 .7 5

Kadar Air

0.4 49 1 0.3 84 0.3 18 9

(5)

Berdasarkan peta kendali X

kadar air diatas, terdapat 5 data mutu harian yang berada di luar batas kendali yaitu 0.308, 0.475, 0.466, 0.462 dan 0.453.

Peta Kendali R Kadar Air. Gambar

berikut ini adalah peta kendali R kadar air:

Gambar 4. Peta Kendali Rkadar air

Berdasarkan peta kendali

Rkadar air diatas, terdapat 6 data mutu harian yang berada di luar batas kendali yaitu 0.346, 0.35, 0.366, 0.067, 0.049 dan 0.065.

Peta Kendali X Kadar Asam Lemak Bebas. Gambar berikut ini adalah

peta kendali X kadar asam lemak bebas:

Berdasarkan peta kendali X

kadar asam lemak bebas diatas, terdapat 2 data mutu harian yang berada di luar batas kendali yaitu 3.24 dan 4.48.

Peta Kendali R Kadar Asam Lemak Bebas. Gambar berikut ini adalah

peta kendali R kadar air:

Gambar 4. Peta Kendali Rkadar ALB

Berdasarkan peta kendali

Rkadar asam lemak bebas diatas, terdapat 2 data mutu harian yang berada di luar batas kendali yaitu 0.07 dan 2.78.

Gambar 5. Peta Kendali X kadar ALB

2.09 1.09 0.08 3.25 3.71 4.17 0.07 49 0.15 5 0.29

(6)

PersentaseKerusakan

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kerusakan

Sumber: Data Sekunder (Diolah)

Hasil pengamatan

menunjukkan kerusakan yang terjadi sebesar 49,85% pada kadar asam lemak bebas dan

50,15% pada kadar air sehingga prioritas penyelesaian masalah

adalah kadar air.

Faktor Penyebab Kadar Asam Lemak Bebas

Tabel 2. Faktor Penyebab Kadar Asam Lemak Bebas

Faktor Yang Diamati Masalah

Manusia Kurangnya ketelitian dan keahlian pekerja Metode Kadar air tinggi

Proses Hidrolisa selama proses produksi Pencampuran minyak dari instalasi limbah Bahan Baku Pemanenan tidak tepat waktu

Keterlambatan pengumpulan dan pengangkutan buah Penumpukan buah yang terlalu lama

Penanganan buah yang tidak tepat

Sumber: Data Primer (Diolah) Kadar asam lemak bebas yang

berada di luar standar normal

disebabkan oleh: 1) Faktor Manusia,

Ketelitian dan keahlian pekerja

menjadi salah satu faktor kunci dalam pelaksanaan operasional PKS Pagar Merbau. Hal ini menjadi sangat penting karena operasional PKS Pagar Merbau masih dijalankan secara manual oleh pekerja, 2) Faktor Metode Kerja, Metode kerja PKS Pagar Merbau yang menyebabkan tingginya kadar asam lemak bebas ada 2 yaitu Perebusan yang tidak maksimal sehingga kadar asam lemak bebas yang terbentuk ketika proses

produksi semakin meningkat.

Pencampuran minyak dengan kadar

asam lemak bebas tinggi

mengakibatkan kadar asam lemak

bebas minyak yang baru saja

diproduksi menjadi tinggi dan 3)

Faktor Bahan Baku, Tingkat

kematangan buah kelapa sawit yang akan diproduksi akan mempengaruhi kadar asam lemak bebas. Bahan baku yang tidak langsung diproses ketika

selesai dipanen juga akan

menyebabkan kadar asam lemak bebas yang terbentuk menjadi tinggi. Selain itu, pemanenan yang tidak tepat pada waktunya, penanganan

buah yang tidak tepat serta

keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah kelapa sawit juga menyebabkan kadar asam lemak bebas menjadi tinggi.

Indikator Pengamatan Jumlah Kerusakan Persen Kumulatif Kadar Asam Lemak Bebas 167 49,85% 49,85%

(7)

UsulanTindakan Perbaikan Kadar Asam Lemak Bebas

Tabel 3. Usulan Tindakan Perbaikan Kadar Asam Lemak Bebas

Sumber: Data Primer (Diolah)

Usulan tindakan perbaikan mutu yang perlu dilakukan untuk mengatasi kadar asam lemak bebas di luar batas normal adalah sebagai berikut: a. Faktor Bahan Baku: 1) Pemanenan

buah kelapa sawit tepat pada

waktunya.Buah yang dipanen pada fraksi 2 dan 3 akan menghasilkan rendemen minyak tinggi dengan kadar asam lemak bebas yang tidak terlalu tinggi. Untuk menghindari terbentuknya Gliserida yang dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas, maka pemanenan yang tepat akan dapat menghindari kondisi tersebut. Agar dapat manenan buah tepat pada waktunya, dilakukan rotasi

panen setiap 1 minggu untuk

menghindari adanya buah yang lewat

matang. 2) pengumpulan dan

pengangkutan buah secepat

mungkin.Agar kadar asam lemak bebas tidak semakin meningkat, maka sebaiknya hasil panen kelapa sawit

dikumpulkan dan diangkut

secepatnya ke PKS Pagar Merbau untuk segera diolah. Untuk dapat mengangkut kelapa sawit menuju PKS dapat dilakukan dengan alat

pengangkutan berkapasitas besar

yang tepat digunakan pada lahan perkebunan. 3) Buah tidak boleh menumpuk terlalu lama.Buah yang

terlalu lama menunggu giliran

produksi akan meningkatkan kadar

asam lemak bebas. Untuk itu,

diperlukan perhitungan antara

pemanenan dengan giliran produksi menggunakan analisis riset operasi

yang tepat agar tidak terjadi

penumpukan bahan baku di PKS Pagar Merbau. 4) Penanganan buah meminimalkan terjadinya kerusakan

buah.Pemanenan dan penanganan

buah kelapa sawit harus lebih hati-hati agar tidak terjadi lecet atau segala bentuk kerusakan buah lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi proses enzimatik dan hidrolisa pada buah yang dapat menyebabkan kadar

Faktor Permasalahan Usulan Tindakan Perbaikan

Manusia Kurangnya ketelitian dan keahlian pekerja

Mengadakan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan ketelitia n pekerjaan

Metode Kadar Air Tinggi Pengeringan dalam bejana hampa dengan suhu berkisar 90o C

Hidrolisa Selama Proses Produksi Menjaga agar kadar air dalam proses dan peralatan produksi rendah.

Pencampuran minyak dari instalasi limbah

Penerapan teknologi pemrosesan CPO dari instalasi limbah

Bahan Baku

Pemanenan tidak tepat waktu Pemanenan buah kelapa sawit tepat pada waktunya

Keterlambatan pengumpulan dan pengangkutan buah

Pengumpulan dan pengangkutan buah secepat mungkin.

Penumpukan buah yang terlalu lama

Diperlukan perhitungan antara pemanenan dengan giliran produksi menggunakan analisis riset operasi yang tepat

Penanganan buah yang tidak tepat Pemanenan dan penanganan buah kelapa sawit harus lebih hati-hati agar tidak terjadi lecet atau segala bentuk kerusakan buah lainnya.

(8)

asam lemak bebas pada buah sawit menjadi tinggi. Kerusakan buah selalu terjadi, tetapi setidaknya

petugas panen harus dapat

menghindari kelecetan atau perlukaan pada buah. b. Faktor Metode: 1) Pengeringan dalam bejana hampa dengan suhu berkisar 90o C. Metode pengeringan dengan bejana hampa pada suhu tinggi ini akan dapat mengurangi kadar air yang tinggi sehingga kadar air yang dimiliki CPO

tidak menyebabkan hidrolisa

sehingga kadar asam lemak bebas dapat dipertahankan pada angka normal. 2) Menjaga agar kadar air dalam proses dan peralatan produksi rendah.Kadar air yang tinggi pada proses produksi maupun peralatan dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas. Untuk menghindari hal tersebut, diusahakan agar selalu

kering atau kadar air yang

seminimum mungkin. 3) Penerapan teknologi pemrosesan CPO dari

instalasi limbah.CPO pada instalasi limbah PKS Pagar Merbau tidak ada pemrosesan lebih lanjut sehingga

harus tetap dijual. Padahal,

pencampuran minyak dari instalasi limbah tentu akan menyebabkan kadar asam lemak bebas CPO PKS Pagar Merbau menjadi tinggi. Jika PKS Pagar Merbau dapat mengolah sendiri CPO dari instalasi limbah, tentu akan lebih menguntungkan dan dapat menjaga kadar asam lemak bebas CPO PKS Pagar Merbau tidak terlalu tinggi. c. Faktor manusia: Untuk meningkatkan keahlian dan ketelitian pekerja, PKS Pagar Merbau seharusnya mengadakan

pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk

meningkatkan keahlian dan ketelitian

pekerjaan. Selain itu, pelatihan

motivasi juga perlu diberikan untuk meningkatkan semangat dan motivasi berprestasi pekerja yang nantinya akan meningkatkan priduktivitas PKS Pagar Merbau.

Faktor Penyebab Kadar Air

Tabel 4. Faktor Penyebab Kadar Air

Sumber: Data Primer (Diolah)

Kadar air yang berada di luar standar normal disebabkan oleh: a. Faktor Manusia. Kelelahan yang dialami karyawan akibat jam kerja yang terlalu lama tentunya akan menyebabkan konsentrasi semakin menurun. Konsentrasi yang kurang

menyebabkan kinerja semakin

menurun kualitasnya sehingga secara tidak langsung turut menyebabkan

kadar air menjadi semakin

meningkat. b. Faktor Metode Kerja. Perebusan yang tidak sempurna

mengakibatkan kadar air yang

terdapat pada minyak kelapa sawit menjadi tinggi.

No Faktor Yang Diamati Masalah

1 Manusia Kurangnya Ketelitian akibat kelelahan 2 Metode Perebusan yang tidak sempurna

(9)

Usulan Tindakan Perbaikan Kadar Air

Tabel 5.Usulan Tindakan Perbaikan Kadar Air

Faktor Permasalahan Usulan Tindakan Perbaikan

Metode Perebusan yang tidak sempurna Penggunaan mesin yang disetting secara otomatis sesuai keperluan PKS Pagar Merbau.

Manusia Kurangnya Ketelitian akibat kelelahan

Mengkaji ulang jam kerja.

Sumber: Data Primer (Diolah)

Usulan tindakan perbaikan mutu

yang perlu dilakukan untuk

mengatasi kadar air di luar batas normal adalah sebagai berikut: a. Faktor Metode. Perebusan yang kurang optimal dapat diatasi dengan penggunaan mesin yang disetting secara otomatis sesuai keperluan PKS Pagar Merbau. Hal ini akan

sangat efektif sehingga

ketidaktepatan dapat dihindari.

Dengan metode ini diharapkan akan dihasilkan CPO yang memiliki kadar air sesuai dengan batas normal.

Metode ini juga akan lebih

menguntungkan karena pada

dasarnya kelebihan waktu dan

tekanan perebusan serta

ketidaktepatan pembukatutupan

katub stasiun perebusan akan

menyebabkan penggunaan energi yang lebih besar dan waktu yang lebih lama. Secara tidak langsung

akan membantumewujudkan

efektivitas dan efisiensi PKS Pagar Merbau khususnya pada stasiun

perebusan. b. Faktor Manusia.

Perusahaan sebaiknya mengevaluasi jam kerja yang diterapkan. Pasal 77 ayat 1, Undang - Undang No.13/2003 mewajibkan setiap perusahaan untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. sebagai berikut: 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja

dalam 1 minggu. Selain jam kerja tersebut, pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja harus dihitung sebagai jam lembur yang disepakati bersama kedua belah pihak. Hal ini bertujuan agar operasional PKS Pagar Merbau dapat berjalan optimal sesuai dengan yang diharapkan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu kadar air dan kadar asam lemak bebas masing-masing 50,1% dan 49,9% dari

keseluruhan pengamatan. (2)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air CPO produksi PKS Pagar Merbau PTPN 2 adalah Faktor

metode dan faktor manusia.

sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kadar asam lemak bebas adalah faktor bahan baku, faktor metode dan faktor manusia dan (3) Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kadar air di luar batas adalah faktor metode dan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kadar asam lemak bebas adalah faktor bahan baku. Saran yang dapat diberikan yaitu: (1) Seharusnya memiliki divisi

quality control yang berdiri

terpisah dengan instalasi

laboratorium agar penanganan

mutu dapat lebih terfokus dan menyeluruh.(2) Setiap stasiun di PKS Pagar Merbau seharusnya

(10)

mengadakan rapat rutin di setiap akhir periode mingguan untuk

mengevaluasi kinerja agar

didapatkan rencana kerja yang lebih baik dan (3) Perusahaan

sebaiknya mengkaji ulang

mengenai jam kerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Pahan, Iyung. 2006. Panduan

Lengkap kelapa Sawit.

Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

Sumhudi, A. 1991. Komposisi

Desain Riset. Ramadhani.

Solo

Tim Bina Karya Tani. 2009.

Tanaman Kelapa Sawit.

CV. Yrama Widya,

Bandung

Tim Standarisasi Pengolahan

Kelapa Sawit, 1997. PKS

Pagar

Merbau.repository.usu.ac.id

. Diakses pada tanggal 17

September 2012 Pukul

Gambar

Gambar 3. Peta Kendali  X kadar air
Gambar 4. Peta Kendali Rkadar ALB   Berdasarkan  peta  kendali  Rkadar  asam  lemak  bebas  diatas,  terdapat  2  data  mutu  harian  yang  berada  di  luar  batas  kendali  yaitu  0.07 dan 2.78

Referensi

Dokumen terkait

Data dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil melalui lembar observasi terhadap kegiatan guru dan

Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh konsentrasi NaOH saat pretreatment terhadap kadar lignin dan glukosa serta pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol

Perjanjian jual beli menurut BW adalah suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu (penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, dan di pihak

Oleh karena itu perlu diadakannya evaluasi untuk perbedaan sistem yang ada, dengan meninjau lebih lanjut karakteristik substrat biodigester, kualitas pupuk cair,

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dimensi saluran air buangan komunal di Kampung Tegal Kawung RT 5 RW 8 Cipageran Kota Cimahi melalui metode survei dengan

JUDUL : MAHASISWA UGM BENTUK KADER PEDULI TORCH. MEDIA : BERNAS JOGJA TANGGAL : 18

This research was trying to develop a promotion media for Information Technology Faculty UKSW using video mapping technique that were projected at mock-up of Information

Telah diperoleh hasil studi awal proses pendinginan batang pemanas bertemperatur tinggi (876°C) pada bagian uji QUEEN-II yang telah desain pada tahun 2004 dan dikonstruksi pada