39
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa
Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 5 Sojol
Utara
Kaharudin Karim, Vanny M.A. Tiwow, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV berjumlah 16 orang terdiri dari 10 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Data dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil melalui lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian diperoleh siklus I daya serap klasikal 79,40%, ketuntasan belajar klasikal 75%, aktivitas siswa kategori baik 62,5% dan aktivitas guru kategori baik 68%. Tindakan siklus II mengalami peningkatan, diperoleh daya serap klasikal 85,63%, ketuntasan belajar klasikal 93,73%, aktivitas siswa kategori sangat baik 89,29% dan aktivitas guru kategori sangat baik 95%. Hasil belajar tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 85%, aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik atau sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode demonstrasi.
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di SD sebagai bagian pendidikan
di sekolah dasar yang dapat menambah pengetahuan siswa tentang alam sekitarnya,
yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Menurut BNSP (2006)
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Khaerudin (2005) mengemukakan tujuan pembelajaran IPA di kelas adalah 1)
40 mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa dan 5)
melatih siswa berpikir kritis.
Pada proses pembelajaran IPA, peran guru sangat penting dan menentukan
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru yang
profesional diharapkan dapat memili strategi dan model pembelajaran yang tepat
mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa.
Kenyataan yang terjadi di Sekolah kebanyakan guru masih kurang
memperhatikan kemampuan berpikir siswa, menggunakan metode konvensional yaitu
ceramah yang menoton. Guru SD kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif, baik secara fisik maupun mental. Siswa kurang diberi kesempatan
untuk berlatih menemukan suatu pengetahuan dan memecahkan masalah. Penggunaan
pendekatan yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar,
mengakibatkan motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan, siswa sering merasa bosan
mengikuti pembelajaran, akibatnya siswa menjadi tidak tertarik mengikuti pelajaran
IPA, yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Kondisi seperti tersebut di atas yang mungkin mengakibatkan berbagai
masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya 1) siswa mudah lupa terhadap materi
yang diajarkan, 2) siswa mengantuk di kelas, 3) siswa lebih banyak diam bila disuruh
bertanya, 4) siswa tidak bisa menjawab dengan baik pertanyaan guru dan 5) hasil
evaluasi siswa kurang memuaskan.
Berdasarkan pengamatan peneliti hasil belajar siswa kelas IV SDN 5 Sojol
Utara pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hasil evaluasi belajar siswa tahun ajaran
2014 hanya mencapai rata-rata 5,83. Sementara kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajara IPA adalah 6,5.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melaksananakan pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi. Menurut Roestiyah (2001) melalui metode
demonstrasi penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Metode
demonstrasi digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pengajaran (Djamarah, 2002). Ramayulis (2005)
41 0
a
8 5
7
6 b 4 1
3
2
Keterangan : 0 : Refleksi awal 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan Tindakan 1 3 : Observasi 1
4 : Refleksi 1
5 : Rencana revisi1 silkus 2 6 : Pelakasanaan tindakan 7 : Observasi 2
8 : Refleksi 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2
tentang materi yang diajarkan lebih cepat dicapai, karena dalam menanggapi suatu
proses peserta didik menggunakan alat pendengar, penglihatan dan bahkan dengan
perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman. Hasil penelitian Rini (2014)
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
SDN Inpres Tunggaling pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan permasalahan dan beberapa kajian teori di atas, peneliti selaku
guru yang mengajar di kelas IV mencoba melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “meningkatkan hasl belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi”.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengacu pada model
Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Wiriatmadja, 2005). Alur penelitian
tindakan kelas seperti pada Gambar 1.
42
2.2 Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Sojol Utara. Subyek dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 16 orang, terdiri dari 10 orang
perempuan dan 6 orang laki-laki yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016.
2.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini berlangsung II siklus dan setiap siklus terdiri perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Waktu pelaksanaan tindakan menyesuaikan
dengan jam pelajaran IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara.
2.3.1 Siklus I
1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada kegiatan perencanaan sebelum
melakukan penelitian adalah:
a) Membuat skenario yang akan digunakan dalam penelitian
b) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru
c) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi.
d) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya.
e) Melakukan tes awal
f) Menyiapkan materi pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, kagiatan yang dilaksanakan adalah
melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi
benda dan sifatnya (Mikrodo, dkk. 2008).
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan
pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan di dalam kelas. Hasil pengamatan tersebut
merupakan dasar untuk melakukan refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan
dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Adapun faktor-faktor yang
43 4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalahmenganalisis kekurangan dan
kelebihan yang telah dicapai selama tindakan pembelajaran berlangsung. Hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan indikator pembelajaran yang ditetapkan yaitu daya
serap individu dan ketuntasan klasikal.
2.3.2 Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I,
dimulai dari revisi perencanaan, revisi pelaksanaan, revisi pengamatan dan refleksi.
Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I diamati dan dianalisis untuk
diperbaiki pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode
demonstrasi.
2.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan data
kuantitatif.
1) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru.
2) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan tes. Data kuantitatif terdiri dari hasil belajar yang diberikan kepada
siswa.
Cara pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1)
tes hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi dan 2) observasi terhadap kegiatan guru pada saat pembelajaran
berlangsung dan observasi terhadap aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dengan
menggaunakan metode demonstrasi.
2.5 Teknik Analisis Data
44 Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data
melalui pengamatan. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: 1).
Mereduksi data, 2). Menyajikan data, dan 3). Verifikasi data/penyimpulan.
Pada lembar observasi guru dan siswa, digunakan analisis presentase skor
dengan indikator sangat baik (4), Baik (3), Cukup (2), Kurang (1). Hasil observasi
aktivitas guru dan siswa dinyatakan dalam bentuk persentase dihitung dengan rumus:
Persentase Nilai rata-rata (NR) = x 100% Dengan kriteria keberhasilan tindakan dapat ditentukan (Hadi, 2003) yaitu:
75% < NR < 100% : Sangat baik 50% < NR < 75% : Baik 25% < NR < 50% : Cukup baik 0% < NR < 25% : Kurang baik
2.5.2 Analisis Data Kuantitatif
1)Daya Serap Individu dihitung menggunakan rumus:
2) Ketuntasan Belajar secara Klasikal dihitung menggunakan rumus:
3) Daya Serap klasikal dihitung menggunakan rumus:
2.6 Indikator Kinerja
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika hasil observasi aktivitas guru dan siswa
tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. Dengan kriteria apabila
seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila diperoleh persentase daya
KBK =
S NX 100 %
KBK =
S NX 100 % DSI =
Y X
45 serap individual siswa lebih dari atau sama dengan 65% dan persentase daya serap
klasikal lebih dari atau sama dengan 85% (Depdiknas, 2001).\
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I, peneliti mengecek kembali kesiapan alat dan
bahan, perangkat pembelajaran, instrumen penelitian dan pengamat yang
mendampingi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Tahap perencanaan siklus II
pada dasarnya sama dengan kegiatan perencanaan siklus I. Namun pada tahap ini
peneliti melakukan revisi sesuai dengan materi pembelajaran dan hasil refleksi siklus
I.
2. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disiapkan.
Pembelajaran berlangsung selama 4x35 menit (2 kali pertemuan) dengan materi
pembelajaran perubahan sifat benda. Pertemuan selanjutnya peneliti memberikan tes
evaluasi. Hasil evaluasi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus
Aspek perolehan Hasil
Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi 94 (1 orang) 95 (1 orang)
Nilai terendah 52 (1 orang) 60 (1 orang)
Jumlah Siswa 16 orang 16 orang
Jumlah Siswa yang tuntas 12 orang 15 orang
Daya Serap Klasikal 79,40% 85,63%
Ketuntasan Belajar Klasikal 75% 93,73%
Analisis hasil belajar siswa (Tabel 4.1) diperoleh nilai tertinggi 94 (1orang),
terendah 52 (1 orang), ketuntasan daya serap klasikal (DSK) 79,40% dan ketuntasan
belajar klasikal (KBK) yaitu 75%. Tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa
pelaksanaan pembelajaran siklus I belum tuntas karena indikator pembelajaran KBK
46 3. Observasi pelaksanaan pembelajaran
Observasi ditujukan kepada aktivitas siswa dan guru ketika pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa
Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II
Kegiatan awal:
1. Mencatat tujuan pembelajaran. 2. Memperhatikan penjelasan guru. 3. Duduk dengan rapih dan tenang.
4. Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru
3
1. Memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membentuk kelompok dengan tertib.
3. Memperhatikan arahan guru tentang pelaksanaan demonstrasi. 4. Memperhatikan demonstrasi yang dicontokan guru
5. Melaksanakan demonstrasi.
6. Menanyakan kepada guru bila ada kesulitan dalam melaksanakan demonstrasi.
7. Mencatat dan melaporkan hasil pengamatan. 8. Menanggapi hasil kerja kelompok lain.
3
1. Bersama guru menyimpulkan materi telah dipelajari. 2. Mengerjakan tugar.
Persen nilai rata-rata (NR) 62,5% 89,29%
Kategori Penilaian Baik Sangat
Baik
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara umum sudah baik (Tabel
2). Adanya peningkatan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran sebesar 23,79%.
Kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah teratasi.
Tabel.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus
Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II
Kegiatan Awal:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Menyampaikan materi yang harus dipelajari.
3. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.
47 4. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan
keterampilan yang telah dikuasai siswa.
2 4
Kegiatan Inti:
1. Memperkenalkan alat dan bahan yang akan didemonstrasikan 2. Membentuk siswa ke dalam 4 kelompok.
3. Menjelaskan tentang metode pembelajaranyang akan digunakan.
4. Mencontohkan cara melaksanakan demonstrasi. 5. Mengarahkan kelompok siswa untuk melaksanakan
demonstrasi.
6. Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.
7. Mengarahkan siswa untuk mencatat dan melaporkan hasil pengamatan.
8. Memberikan kesempatan kepada kelompok siswa lainnya untuk menanggapi hasil laporan kelompok lain.
2
1. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang disajikan. 2. Memberikan evaluasi.
Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi (Tabel 3) baik. terdapat peningkatan aktivitas guru dalam menerapkan
metode demonnstrasi sebesar 27%, menunjukkan bahwa sugu sangat baik dalam
menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA.
4). Refleksi Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah menganalisis hasil belajar
siswa. Hasil analisis diperoleh KBK 75% dari 16 siswa yang mengikuti pembelajaran.
Hasil yang dicapai belum memenuhi indikator pembelajaran yang disarankan.
Selanjutnya menganalisis kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran
siklus I, disajikan pada Tabel 4. analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
48 Tabel 4. Analisis kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus
Kelemahan Siklus I Rencana Siklus II
1. Duduk dengan rapih dan tenang.
2. Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.
3. Memperhatikan arahan guru tentang pelaksanaan 6. Menanggapi hasil kerja
kelompok lain.
1. Menciptakan suasana tenang dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegitan pembelajaran.
2. Memberikan penguatan dan kepercayaan diri kepada siswa agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
3. Mengatur dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan demonstrasi.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan demonstrasi.
5. Memberikan perhatian dan bimbingan kepada kelompok yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.
6. Memberikan penguatan kepada siswa agar berani menyampaikan pendapat bila hasil keja kelompok lain tidak sesuai.
4.1 Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran di kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan
metode demonstrasi dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus mengikuti
tahapan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi (Wiriaatmaja, 2005).
Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, instrumen
penilaian, lembar observasi, alat dan bahan yang akan digunakan dalam demonstrasi.
Peneliti juga memastikan kesiapan teman sejawat sebagai observer dalam
mendampingi peneliti melaksanakan pembelajaran. Setelah semua kebutuhan dalam
pelaksanaan pembelajar sudah siap, peneliti melaksanakan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan (4x45
menit) untuk materi sifat benda. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti
menerapkan metode demonstrasi, dengan metode demonstrasi keaktifan peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran akan bertambah (Ramayulis, 2005).
Pelaksanaan pembelajaran siklus I mengacu pada RPP yang telah disiapkan.
Setelah pembelajaran berlangsung, dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi pembelajaran
49 yang disarankan. Rendahnya KBK disebabkan karena belum maksimalnya aktivitas
siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Tabel 2 dan 3), aktivitas siswa
rata-rata 62,5% dan aktivitas guru rata-rata %.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan (2x35 menit) dengan materi ajar perubahan wujud benda. Setelah
pembelajaran berlangsung dilakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan keberhasilan metode demonstrasi
yang diterapkan. Analisis hasil belajar siswa diperoleh DSK 85,63% dan KBK
93,73%, masih terdapat seorang siswa yang belum tuntas secara individu. Namun
secara klasikal sudah memenuhi indikator ketuntasan belajar klasikal yang disarankan.
Hal ini dapat tercapai karena guru telah mengetahui kekurangan yang terjadi pada
proses pembelajaran sebelumnya dan sudah melakukan perbaikan (Tabel 4).
Pada pembelajaran siklus II siswa sudah termotivasi untuk belajar, hal ini
dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam melaksanakan demonstrasi baik secara
individu ataupun dalam kelompok. Melalui penguatan yang diberikan guru siswa
dapat menyampaikan pendapat atau menanggapi hasil prosentasi kelompok lain yang
tidak sesuai dengan pengamatan yang mereka lakukan.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran
IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara adalah siklus I daya serap klasikal 79,40%,
ketuntasan belajar klasilal 75%, aktivitas siswa 62,5% dan aktivitas guru 68%.
Siklus II mengalami peningkatan menjadi daya serap klasikal 85,63%, ketuntasan
belajar klasilal 93,73%, aktivitas siswa 89,29% dan aktivitas guru 95%.
2. Penerapan metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 5
50 DAFTAR RUJUKAN
BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.(2001). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta.
Hadi. A. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Khaerudin. (2005). Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: State University Makassar Pers.
Mikrodo G., Saleh L.M., dan Legowo R.B. (2008). IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ramayulis. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rini. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas III SDN Inpres Tunggaling. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.