• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 5 Sojol Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 5 Sojol Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

39

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa

Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 5 Sojol

Utara

Kaharudin Karim, Vanny M.A. Tiwow, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV berjumlah 16 orang terdiri dari 10 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Data dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil melalui lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian diperoleh siklus I daya serap klasikal 79,40%, ketuntasan belajar klasikal 75%, aktivitas siswa kategori baik 62,5% dan aktivitas guru kategori baik 68%. Tindakan siklus II mengalami peningkatan, diperoleh daya serap klasikal 85,63%, ketuntasan belajar klasikal 93,73%, aktivitas siswa kategori sangat baik 89,29% dan aktivitas guru kategori sangat baik 95%. Hasil belajar tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 85%, aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik atau sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara.

Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode demonstrasi.

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di SD sebagai bagian pendidikan

di sekolah dasar yang dapat menambah pengetahuan siswa tentang alam sekitarnya,

yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain

penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Menurut BNSP (2006)

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Khaerudin (2005) mengemukakan tujuan pembelajaran IPA di kelas adalah 1)

(2)

40 mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa dan 5)

melatih siswa berpikir kritis.

Pada proses pembelajaran IPA, peran guru sangat penting dan menentukan

tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru yang

profesional diharapkan dapat memili strategi dan model pembelajaran yang tepat

mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa.

Kenyataan yang terjadi di Sekolah kebanyakan guru masih kurang

memperhatikan kemampuan berpikir siswa, menggunakan metode konvensional yaitu

ceramah yang menoton. Guru SD kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk

berpartisipasi aktif, baik secara fisik maupun mental. Siswa kurang diberi kesempatan

untuk berlatih menemukan suatu pengetahuan dan memecahkan masalah. Penggunaan

pendekatan yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar,

mengakibatkan motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan, siswa sering merasa bosan

mengikuti pembelajaran, akibatnya siswa menjadi tidak tertarik mengikuti pelajaran

IPA, yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

Kondisi seperti tersebut di atas yang mungkin mengakibatkan berbagai

masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya 1) siswa mudah lupa terhadap materi

yang diajarkan, 2) siswa mengantuk di kelas, 3) siswa lebih banyak diam bila disuruh

bertanya, 4) siswa tidak bisa menjawab dengan baik pertanyaan guru dan 5) hasil

evaluasi siswa kurang memuaskan.

Berdasarkan pengamatan peneliti hasil belajar siswa kelas IV SDN 5 Sojol

Utara pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hasil evaluasi belajar siswa tahun ajaran

2014 hanya mencapai rata-rata 5,83. Sementara kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajara IPA adalah 6,5.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melaksananakan pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi. Menurut Roestiyah (2001) melalui metode

demonstrasi penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara

mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Metode

demonstrasi digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu

benda yang berkenaan dengan bahan pengajaran (Djamarah, 2002). Ramayulis (2005)

(3)

41 0

a

8 5

7

6 b 4 1

3

2

Keterangan : 0 : Refleksi awal 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan Tindakan 1 3 : Observasi 1

4 : Refleksi 1

5 : Rencana revisi1 silkus 2 6 : Pelakasanaan tindakan 7 : Observasi 2

8 : Refleksi 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2

tentang materi yang diajarkan lebih cepat dicapai, karena dalam menanggapi suatu

proses peserta didik menggunakan alat pendengar, penglihatan dan bahkan dengan

perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman. Hasil penelitian Rini (2014)

penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III

SDN Inpres Tunggaling pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan permasalahan dan beberapa kajian teori di atas, peneliti selaku

guru yang mengajar di kelas IV mencoba melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “meningkatkan hasl belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi”.

II. METODE PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengacu pada model

Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu: perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Wiriatmadja, 2005). Alur penelitian

tindakan kelas seperti pada Gambar 1.

(4)

42

2.2 Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Sojol Utara. Subyek dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 16 orang, terdiri dari 10 orang

perempuan dan 6 orang laki-laki yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016.

2.3 Rencana Tindakan

Penelitian ini berlangsung II siklus dan setiap siklus terdiri perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Waktu pelaksanaan tindakan menyesuaikan

dengan jam pelajaran IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara.

2.3.1 Siklus I

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada kegiatan perencanaan sebelum

melakukan penelitian adalah:

a) Membuat skenario yang akan digunakan dalam penelitian

b) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru

c) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

demonstrasi.

d) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya.

e) Melakukan tes awal

f) Menyiapkan materi pembelajaran

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, kagiatan yang dilaksanakan adalah

melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi

benda dan sifatnya (Mikrodo, dkk. 2008).

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan

pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan di dalam kelas. Hasil pengamatan tersebut

merupakan dasar untuk melakukan refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan

dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Adapun faktor-faktor yang

(5)

43 4. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalahmenganalisis kekurangan dan

kelebihan yang telah dicapai selama tindakan pembelajaran berlangsung. Hasil yang

diperoleh dibandingkan dengan indikator pembelajaran yang ditetapkan yaitu daya

serap individu dan ketuntasan klasikal.

2.3.2 Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I,

dimulai dari revisi perencanaan, revisi pelaksanaan, revisi pengamatan dan refleksi.

Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I diamati dan dianalisis untuk

diperbaiki pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode

demonstrasi.

2.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan data

kuantitatif.

1) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru.

2) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil yang diperoleh siswa dalam

mengerjakan tes. Data kuantitatif terdiri dari hasil belajar yang diberikan kepada

siswa.

Cara pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1)

tes hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode

demonstrasi dan 2) observasi terhadap kegiatan guru pada saat pembelajaran

berlangsung dan observasi terhadap aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dengan

menggaunakan metode demonstrasi.

2.5 Teknik Analisis Data

(6)

44 Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data

melalui pengamatan. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: 1).

Mereduksi data, 2). Menyajikan data, dan 3). Verifikasi data/penyimpulan.

Pada lembar observasi guru dan siswa, digunakan analisis presentase skor

dengan indikator sangat baik (4), Baik (3), Cukup (2), Kurang (1). Hasil observasi

aktivitas guru dan siswa dinyatakan dalam bentuk persentase dihitung dengan rumus:

Persentase Nilai rata-rata (NR) = x 100% Dengan kriteria keberhasilan tindakan dapat ditentukan (Hadi, 2003) yaitu:

75% < NR < 100% : Sangat baik 50% < NR < 75% : Baik 25% < NR < 50% : Cukup baik 0% < NR < 25% : Kurang baik

2.5.2 Analisis Data Kuantitatif

1)Daya Serap Individu dihitung menggunakan rumus:

2) Ketuntasan Belajar secara Klasikal dihitung menggunakan rumus:

3) Daya Serap klasikal dihitung menggunakan rumus:

2.6 Indikator Kinerja

Penelitian ini dinyatakan berhasil jika hasil observasi aktivitas guru dan siswa

tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. Dengan kriteria apabila

seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila diperoleh persentase daya

KBK =

S N

X 100 %

KBK =

S N

X 100 % DSI =

Y X

(7)

45 serap individual siswa lebih dari atau sama dengan 65% dan persentase daya serap

klasikal lebih dari atau sama dengan 85% (Depdiknas, 2001).\

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus I, peneliti mengecek kembali kesiapan alat dan

bahan, perangkat pembelajaran, instrumen penelitian dan pengamat yang

mendampingi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Tahap perencanaan siklus II

pada dasarnya sama dengan kegiatan perencanaan siklus I. Namun pada tahap ini

peneliti melakukan revisi sesuai dengan materi pembelajaran dan hasil refleksi siklus

I.

2. Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disiapkan.

Pembelajaran berlangsung selama 4x35 menit (2 kali pertemuan) dengan materi

pembelajaran perubahan sifat benda. Pertemuan selanjutnya peneliti memberikan tes

evaluasi. Hasil evaluasi disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus

Aspek perolehan Hasil

Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 94 (1 orang) 95 (1 orang)

Nilai terendah 52 (1 orang) 60 (1 orang)

Jumlah Siswa 16 orang 16 orang

Jumlah Siswa yang tuntas 12 orang 15 orang

Daya Serap Klasikal 79,40% 85,63%

Ketuntasan Belajar Klasikal 75% 93,73%

Analisis hasil belajar siswa (Tabel 4.1) diperoleh nilai tertinggi 94 (1orang),

terendah 52 (1 orang), ketuntasan daya serap klasikal (DSK) 79,40% dan ketuntasan

belajar klasikal (KBK) yaitu 75%. Tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa

pelaksanaan pembelajaran siklus I belum tuntas karena indikator pembelajaran KBK

(8)

46 3. Observasi pelaksanaan pembelajaran

Observasi ditujukan kepada aktivitas siswa dan guru ketika pembelajaran

berlangsung. Hasil observasi disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa

Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II

Kegiatan awal:

1. Mencatat tujuan pembelajaran. 2. Memperhatikan penjelasan guru. 3. Duduk dengan rapih dan tenang.

4. Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru

3

1. Memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Membentuk kelompok dengan tertib.

3. Memperhatikan arahan guru tentang pelaksanaan demonstrasi. 4. Memperhatikan demonstrasi yang dicontokan guru

5. Melaksanakan demonstrasi.

6. Menanyakan kepada guru bila ada kesulitan dalam melaksanakan demonstrasi.

7. Mencatat dan melaporkan hasil pengamatan. 8. Menanggapi hasil kerja kelompok lain.

3

1. Bersama guru menyimpulkan materi telah dipelajari. 2. Mengerjakan tugar.

Persen nilai rata-rata (NR) 62,5% 89,29%

Kategori Penilaian Baik Sangat

Baik

Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara umum sudah baik (Tabel

2). Adanya peningkatan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran sebesar 23,79%.

Kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah teratasi.

Tabel.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus

Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II

Kegiatan Awal:

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Menyampaikan materi yang harus dipelajari.

3. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.

(9)

47 4. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan

keterampilan yang telah dikuasai siswa.

2 4

Kegiatan Inti:

1. Memperkenalkan alat dan bahan yang akan didemonstrasikan 2. Membentuk siswa ke dalam 4 kelompok.

3. Menjelaskan tentang metode pembelajaranyang akan digunakan.

4. Mencontohkan cara melaksanakan demonstrasi. 5. Mengarahkan kelompok siswa untuk melaksanakan

demonstrasi.

6. Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.

7. Mengarahkan siswa untuk mencatat dan melaporkan hasil pengamatan.

8. Memberikan kesempatan kepada kelompok siswa lainnya untuk menanggapi hasil laporan kelompok lain.

2

1. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang disajikan. 2. Memberikan evaluasi.

Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode

demonstrasi (Tabel 3) baik. terdapat peningkatan aktivitas guru dalam menerapkan

metode demonnstrasi sebesar 27%, menunjukkan bahwa sugu sangat baik dalam

menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA.

4). Refleksi Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah menganalisis hasil belajar

siswa. Hasil analisis diperoleh KBK 75% dari 16 siswa yang mengikuti pembelajaran.

Hasil yang dicapai belum memenuhi indikator pembelajaran yang disarankan.

Selanjutnya menganalisis kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran

siklus I, disajikan pada Tabel 4. analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

(10)

48 Tabel 4. Analisis kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus

Kelemahan Siklus I Rencana Siklus II

1. Duduk dengan rapih dan tenang.

2. Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.

3. Memperhatikan arahan guru tentang pelaksanaan 6. Menanggapi hasil kerja

kelompok lain.

1. Menciptakan suasana tenang dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegitan pembelajaran.

2. Memberikan penguatan dan kepercayaan diri kepada siswa agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

3. Mengatur dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan demonstrasi.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan demonstrasi.

5. Memberikan perhatian dan bimbingan kepada kelompok yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.

6. Memberikan penguatan kepada siswa agar berani menyampaikan pendapat bila hasil keja kelompok lain tidak sesuai.

4.1 Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran di kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan

metode demonstrasi dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus mengikuti

tahapan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi (Wiriaatmaja, 2005).

Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, instrumen

penilaian, lembar observasi, alat dan bahan yang akan digunakan dalam demonstrasi.

Peneliti juga memastikan kesiapan teman sejawat sebagai observer dalam

mendampingi peneliti melaksanakan pembelajaran. Setelah semua kebutuhan dalam

pelaksanaan pembelajar sudah siap, peneliti melaksanakan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan (4x45

menit) untuk materi sifat benda. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti

menerapkan metode demonstrasi, dengan metode demonstrasi keaktifan peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran akan bertambah (Ramayulis, 2005).

Pelaksanaan pembelajaran siklus I mengacu pada RPP yang telah disiapkan.

Setelah pembelajaran berlangsung, dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi pembelajaran

(11)

49 yang disarankan. Rendahnya KBK disebabkan karena belum maksimalnya aktivitas

siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Tabel 2 dan 3), aktivitas siswa

rata-rata 62,5% dan aktivitas guru rata-rata %.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan (2x35 menit) dengan materi ajar perubahan wujud benda. Setelah

pembelajaran berlangsung dilakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan keberhasilan metode demonstrasi

yang diterapkan. Analisis hasil belajar siswa diperoleh DSK 85,63% dan KBK

93,73%, masih terdapat seorang siswa yang belum tuntas secara individu. Namun

secara klasikal sudah memenuhi indikator ketuntasan belajar klasikal yang disarankan.

Hal ini dapat tercapai karena guru telah mengetahui kekurangan yang terjadi pada

proses pembelajaran sebelumnya dan sudah melakukan perbaikan (Tabel 4).

Pada pembelajaran siklus II siswa sudah termotivasi untuk belajar, hal ini

dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam melaksanakan demonstrasi baik secara

individu ataupun dalam kelompok. Melalui penguatan yang diberikan guru siswa

dapat menyampaikan pendapat atau menanggapi hasil prosentasi kelompok lain yang

tidak sesuai dengan pengamatan yang mereka lakukan.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah dibuat

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran

IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara adalah siklus I daya serap klasikal 79,40%,

ketuntasan belajar klasilal 75%, aktivitas siswa 62,5% dan aktivitas guru 68%.

Siklus II mengalami peningkatan menjadi daya serap klasikal 85,63%, ketuntasan

belajar klasilal 93,73%, aktivitas siswa 89,29% dan aktivitas guru 95%.

2. Penerapan metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 5

(12)

50 DAFTAR RUJUKAN

BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas.(2001). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta.

Hadi. A. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Khaerudin. (2005). Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: State University Makassar Pers.

Mikrodo G., Saleh L.M., dan Legowo R.B. (2008). IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ramayulis. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rini. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas III SDN Inpres Tunggaling. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan.

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa
Tabel 4.  Analisis kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui profil keterlaksanaan Teknik Penilaian Kelas dalam pembelajaran Fisika kelas XI dan kepemilikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan Fraksi Fosfor Lambat Tersedia pada Tanah Tergenang yang Diameliorasi Bahan Organik adalah benar karya saya

An Introdaction to Multivariate Statistical Analyisis, New York: John Wiley &amp;Sons,Inc.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Media dekak FPB merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tentang faktor pesekutuan terbesar. Media dekak FPB ini mampu membantu siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru, menyatakan bahwa sikap para Guru yang sering membolos adalah jarak rumah yang terlalu jauh, medan yang sangat berat,

Alat Bantu Pensdengaran ini diapikasikan pada semua orang yang daya pendengarannya sudah berkurang terutama untuk orang yang sudah lanjut usia, dengan menggunakan alat ini maka

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

dokumen penawaran Pengadaan Alat Kedokteran Umum Ruang ICU (Intensive Care Unit) yang. disampaikan peserta secara online melalui LPSE dengan uraian