ABSTRAK
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR ASET
TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG
(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori Sri-kehati Tahun 2009-2011)
Oleh
KIKI YULIANI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, dan Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada diperoleh sampel sebanyak 10
perusahaan dengan periode penelitian 2009-2011. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukan secara bersama-sama variabel Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, dan Struktur Aset memiliki berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati. Secara parsial variabel Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang, sedangkan variabel Struktur Aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL PROFITABILITAS DAN STRUKTUR
ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG
(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori SRI-KEHATI Tahun 2009-2011)
(Skripsi)
Oleh KIKI YULIANI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL PROFITABILITAS DAN STRUKTUR
ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG
(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori SRI-KEHATI Tahun 2009-2011)
Oleh KIKI YULIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1Kerangka Pemikiran ... 10
3.1 Posisi Angka durbin-Watson... 35
4.1 Grafik Normalitas P-P Plot ... 41
4.2 Grafik Scatterplot ... 44
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
I.PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah. ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
1.5Kerangka Pemikiran. ... 8
1.6Hipotesis ... 10
II. LANDASAN TEORI 2.1 Hutang ... 11
2.2 Kebijakan Hutang ... 15
2.3 Teori Kebijakan Hutang ... 17
2.3.1 Agency Teory ... 17
2.3.2 Signaling Teory ... 18
2.3.3 Pecking Order Teory ... 19
2.3.4 Static Trade Off Teory ... 19
2.4.1 Kepemilikan Manajerial ... 20
2.4.2 kepemilikan Institusional ... 21
2.4.3 Profitabilitas ... 21
2.4.4 Struktur Aset ... 22
2.5 Laporan Keuangan ... 23
2.6 Penelitian Terdahulu ... 25
2.7 Pengembangan Hipotesis ... 26
2.7.1 Kepemilikan manajerial ... 26
2.7.2 Kepemilikan Institusional ... 27
2.7.3 Profitabilitas ... 27
2.7.4 Struktur Aset ... 28
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 29
3.1.1 Jenis dan Sumber Data ... 29
3.1.2 Metode Pengumpulan Data ... 29
3.1.3 Populasi dan Sampel ... 29
3.2 Variabel Penelitian ... 31
3.2.1 variabel Penelitian ... 31
3.2.2 Definisi Variabel Operasional ... 31
3.3 Metode Analisis ... 33
3.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 33
3.3.1.1 Uji Normalitas ... 33
3.3.1.2 Uji Multikolinearitas ... 34
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 34
3.3.1.4 Uji Autokorelasi ... 35
3.3.2 Uji Regresi Linear Berganda ... 35
3.3.3 Uji Hipotesis ... 36
3.3.3.1 Uji Statistik F ... 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif ... 38
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 40
4.2.1 Uji Normalitas ... 41
4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 42
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 43
4.2.4 Uji Autokorelasi ... 45
4.3 Uji Hipotesis ... 46
4.3.1 Uji Statistik F ... 46
4.3.2 Uji Statistik t ... 48
4.4 Interpertasi Hasil ... 50
V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Keterbatsan Penelitian ... 55
5.3 Saran ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Daftar Nama Perusahaan Sampel
2. Data Kebijakan Hutang (DER), Kepemilikan Manajerial (MOWN),
Kepemilikan Institusional (INST), Profitabilitas (PROF) dan Sruktur Aset (AST) pada Indeks Sri-Kehati periode tahun 2009-2011
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Rata-Rata Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Struktur Aset pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI
Kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011 ... 5
3.1 Daftar Nama Perusahaan Sampel ... 30
3.2 Definisi Operasional variabel ... 33
4.1 Statistik Deskriptif ... 39
4.2 Uji One Sample Kolmogrov- Smirnov ... 42
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 43
4.4 Uji Autokorelasi ... 45
4.5 Hasil Uji F ... 47
4.6 Hasil Uji R dan Adjust R2 ... 47
ITIENGESAIITTAN
r.
Tim Pengqiiffi.ra
:Dr.
Itahatma fiufepaksl,
S.8.,
!I.B.A-Sctretaris : R.A. Flska
lluzatmah,
S.E, ltl.Sl.
ktgqii
Utam
:fll.
lll.
$yattbt
Ch, S.Edan Bisnis
Bangsawan, S.E
, !f.Sl.
//s';;'t
.als+-<
*i g 1{sS
==G
<7 SgNrP 19610904 198705 1 011
Judul Slffipsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasisura Junusan
Flakultas
PENGARI'II KEPEIIILIITAN IIAIIA^IEBIAL, IIEPEITII LI
IIIIN
I N STITUSIONAL,PROFIItrBILITIS,
DAN STRIII(TUR ATTET TDBIIADAP ITEBIJAIIAI'I HITTANG(Shdt
pada
Perusahaan,ang Terdaftar
dl
EursaEfek
Indonesla
llategorl
SBI-IIEIIATI
tahun
2(Xrg-
2(}11)
(ryt-lotisilr
o911011067 Manajemen
Ekonomi dan Bisnis
FIEI{IETUJUT
L. Komisi Pembimbing
ru
Dr. Irlahatma Kufepaksl,
S.F".*ILE A-mP 1960042619A70,51 0012. Ketua Jurusan Manajemen
Itf. Alda
Sar{,$8
,
ff.Sl.
NrP 19620127 19A70,52
0,0i5ffiL
Flska Euzalmah,
S.E ,II.SI.
MOTTO
“ALLAH SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuan atau kesanggupannya”
(QS. AlBaqorah: 286)
Satu-satunya hal yang sia-sia adalah dengan tidak mengerjakan apapun,
bukan memikirkan hasil yang sesuai melainkan hasil
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan kasihNya yang tiada pernah
berhenti diberikan kepadaku selama ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
besar Muhammad SAW, dengan segala ketulusan dan kerendahan hatiku kupersembahkan
karya ini kepada :
Orang yang paling berjasa dalam hidupku, Ibu dan Bapak tercinta yang memberiku semangat,
kasih sayang yang tak pernah kering mengalirkan doa untukku serta selalu mendampingku
untuk mencapai keberhasilan.
Yang Terkasih Adikku tercinta Jefry yang selalu menemaniku dan menyemangatiku dalam
menyelesaikan karya ini. Aku akan berusaha menjadi saudara yang mampu
membanggakanmu.
Keluarga besarku yang telah memberikan doa terbaiknya untuk setiap eberhasilanku.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gondangrejo pada tanggal 11 Juli 1991 yang merupakan
anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Jarim dan Ibu Salbiyah
Pendidikan yang ditempuh Penulis adalah Taman Kanak- kanak (TK) PKK (1996-
1997), Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Gondangrejo (1997- 2003), Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pekalongan (2003- 2006), Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Metro (2006- 2009).
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2009, melalui jalur SNMPTN (Seleksi
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Profitabilitas, dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Hutang (Studi
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori Sri-Kehati
Tahun 2009-2011)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr.Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Hj. Aida Sari, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung;
3. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A. selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik hingga
pembelajaran berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. R.A. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku Pembimbing kedua atas
kesabaran dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan
kritik dalam proses penyelesaian skripsi;
5. Hi. M. Syatibi CH, S.E. selaku penguji utama dalam ujian Skripsi.
Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal serta
6. Rosnelly Roesdi, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas saran
dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Yang tersayang Ibu, Bapak dan Adikku, terima kasih atas segala
pengertian dan dukungannya yang merupakan sumber kekuatanku dan
menyelesaikan karya ini.
8. Sahabat- sahabat terbaikku Yessica, Rofi, Dwi, Fitri, Vina, Muli, Jeniola,
Gintari, Qory, Anggi dan Yeni yang selalu hadir memberi dukungan, doa,
kritik, nasihat dan bersedia menerima seluruh kekuranganku.
9. Teman- teman Manajemen 2009: Ida, Maretha, Intan, Lidya, Iin, dan Putri
terima kasih atas bantuan dan kebersamaanya.
10.Semua pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.
Bandar Lampung, 17 Mei 2013
Penulis,
SURAT PERNYATAAN
Saya -vang bertanda tangan di bawah ini:
Kiki Yuliani 091 101 1067 Manajenren 31 Manaiemen
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Nama
NPM
Jurusan Program Studi Judul SkripsiProfitabiiitas dan Stnrktw Aset terhadap Kebijakan Hutang (Studi pada Perusahaarryang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori SRI-KEHATI tahun 2009-201
l)
Dengan ini rnenyatakan bahs,a:
1. Hasil Penelitian/Skripsi
serta Sumber InformasilData adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada ptrrguruarl tinggi mana pun. Serrrua sumber da'ta dan infonnasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustakadibagian akhir Hasil Penelitian/Skripsi ini;2.
Menyerahkan sepenuhnya hasil penelitian saya dalam bentuk Hard Copy dart Soft Copy Skrtpsi untuk dipublikasikanke
media cetak ataupun elektronik kepada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;3.
Tidak akan rnenuntut/meminta ganti rugi dalam bentuk 4papun atas segala sesuatu yang dilalorkan oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung terhadap Hasil Penelitiar/Skripsi saya ini;4-
Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsiini
merupaksn hasilplagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas Lampung.
Domikianlah surat pemyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya, unfuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.Bandar Lampung, 17 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pada saat ini dunia usaha berkembang dengan pesat dan persaingan dunia bisnis
semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang
melakukan pengembangan terhadap usahanya dalam rangka untuk mengatisipasi
ketatnya persaingan dunia bisnis. Namun dalam hal ini terkendala oleh pendanaan
untuk mengelola dan menjalankan perusahaan. Pada suatu perusahaan terdapat
manajer yang menjalankan perusahaan, manajer diberi kepercayaan oleh
pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan termasuk dalam
urusan pengambilan keputusan tentang pendanaan.
Keputusan pendanaan manajer harus teliti untuk memilih sumber dana yang akan
digunakan, sumber dana yang digunakan dapat berasal dari sumber dana internal
maupun sumber dana eksternal. Sumber dana yang berasal dari internal adalah
laba ditahan. Sumber dana yang berasal dari eksternal antara lain saham dan
hutang dari kreditur. Hutang tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Oleh karena itu salah satu keputusan penting yang diambil seorang
2
Kebijakan hutang merupakan suatu gambaran tentang hutang jangka panjang yang
dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Kebijakan hutang dapat diukur menggunakan Debt Equty Ratio (DER), yaitu
perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin
rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang dimiliki dan kemampuan
untuk membayar hutang tinggi. Kebijakan hutang lebih sering diukur dengan Debt
ratio yaitu mengukur sejauh mana modal perusahaan dapat membayar atau
menutupi hutang jangka panjang, sehingga perusahaan dapat menentukan
komposisi hutang yang tepat. Sebagian perusahaan memilih menggunakan hutang
dibanding penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana tambahan, hal ini
dikarenakan (1) Adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga, (2) Biaya
transaksi pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham
baru, (3) lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang daripada pendanaan saham,
(4) kontrol manajemen lebih besar adanya hutang dibanding saham baru.
Seorang manajer untuk mengambil keputusan tentang kebijakan hutang perlu
mempertimbangkan beberapa hal antara lain, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, profitabilitas, dan struktur aset. Kepemilikan manajerial
mengandung pengertian seberapa besar proporsi saham yang dimiliki oleh pihak
manajemen perusahaan. Manajer berperan ganda yaitu sebagai manajer dan
pemegang saham (Damayanti, 2006). Hal ini berarti bahwa manajer tidak ingin
perusahaan mengalami masalah keuangan bahkan bangkrut. Bila hal ini terjadi
maka manajer tidak mendapat insentif dan pemegang saham tidak mendapatkan
return dari dana yang diinvestasikan. Semakin tinggi persentase kepemilikan
3
Kepemilikan institusional berarti proporsi saham yang dimiliki oleh pihak
linvestor kelembagaan. Adanya kepemilikan institusional maka akan ada
pengawasan dan pengendalian, sehingga manajer akan lebih hati-hati dalam
mengambil keputusan (Damayanti, 2006). Semakin tinggi kepemilikan
institusional perusahaan maka semakin kecil hutang yang digunakan. Hal ini
disebabkan karena adanya pengawasan oleh lembaga institusi lain terhadap
kinerja perusahaan. Menurut hasil penelitian Masdupi (2005) kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
Kebijakan hutang yang akan diambil oleh perusahaan berkaitan dengan
profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang
didapat perusahaan pada saat menjalankan kegiatan operasionalnya. Profitabilitas
menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai
investasinya. Profitabilitas menunjukan kemampuan dari modal yang didapat
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Profitabilitas
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
akan menggunakan hutang yang kecil karena laba yang dimiliki tinggi sudah
cukup untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan, sesuai dengan
pecking order theory bahwa perusahaan lebih menyukai menggunakan pendanaan
internal daripada pendanaan eksternal. Profitabilitas merupakan suatu
perbandingan rasio antara pendapatan dengan total aset yang dimiliki perusahaan.
Kebijakan hutang yang diambil perusahaan berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan hutang . Kemampuan perusahaan dalam
4
dana kepada perusahaan. Salah satu hal yang dilihat oleh kreditur adalah struktur
aset. Struktur aset menggambarkan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan
jaminan dalam memperoleh hutang. Perusahaan yang struktur aktiva tetapnya
besar akan lebih mudah mendapatkan hutang dibanding dengan struktur aktiva
tetapnya kecil. Perusahaan yang aktiva tetapnya sesuai untuk dijadikan jaminan
kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena investor akan memberikan
pinjaman karena memiliki jaminan (Brigham dan Houston, 2001). Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Masdupi (2005) dan Yeniati (2010), struktur aset
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang, terutama bagi
perusahaan yang memiliki aktiva tetap besar. Hal ini dikarenakan aktiva tetap
dapat digunakan sebagai jaminan hutang.
Perusahaan kategori Sri-Kehati merupakan hasil dari kesepakatan antara PT Bursa
Efek Indonesia bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI),
yang bergerak berdasarkan enam prinsip yaitu, lingkungan, pengembangan
masyarakat, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, perilaku bisnis, dan prinsip
ketenagakerjaan. Indeks ini pertama diterbitkan pada tanggal 5 Juni 2009, indeks
Kehati terdiri dari 25 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria indeks
Sri-Kehati, yaitu perusahaan harus memiliki total aset minimal Rp 1 triliun,
perusahaan memiliki price earning ratio (PER) positif dan free float atau
kepemilikan saham oleh publik minimal 10%.
Data empiris dari kebijakan hutang (DER), kepemilikan manajerial (MOWN),
kepemilikan Institusional (INST), profitabilitas (PROF), struktur aset (AST) pada
perusahaan katagori indeks sri-kehati yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011
5
Tabel 1.1 Rata-rata Kebijakan Hutang (DER), Kepemilikan Manajerial (MOWN), Kepemilikan Institusional (INST), Profitabilitas (PROF), Struktur Aset (AST) Pada Perusahaan Indeks Sri-Kehati di BEI Tahun
2009-2011
No Variabel Tahun
2009 2010 2011
1 DER 2,045 1,912 1,79
2 MOWN 0,0088 0,0091 0,0091
3 INTS 0,639 0,640 0,660
4 PROF 0,086 0,113 0,122
5 AST 0,286 0,285 0,25
Sumber : ICMD dan IDX 2009-2011
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dari MOWN (kepemilikan
manajerial), INTS (kepemilikan institusional), PROF (Profitabilitas), dan AST
(struktur aset) menunjukan hasil yang fluktuatif. Hal ini kemudian menjadi
fenomena gap. Fenomena empiris yang dicerminkan Tabel 1.1 menunjukan
bahwa rata-rata dari MOWN, INST dan PROF terjadi peningkatan pada periode
2009-2011, sedangkan rata-rata DER pada periode 2009-2011 mengalami
penurunan, berarti DER berbeda arah dengan MOWN, INST dan PROF.
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dari variabel AST pada tahun
2009-2011 mengalami penurunan sesuai dengan DER yang mengalami penurunan
, hal ini berarti AST dan DER searah.
Penelitian kebijakan hutang telah dilakukan oleh Zulhawati (2004) yang menguji
tentang kepemilikan insider (manajerial dan institusional), efisiensi, volume aset,
pertumbuhan, dan size asset. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepemilikan
insider berpengaruh negatif signifikan. Efisiensi dan size asset berpengaruh positif
signifikan, volume aset dan pertumbuhan tidak berpengaruh secara signifikan
6
tentang kepemilikan institusional, deviden, free cash flow, pertumbuhan
perusahaan, dan profitabilitas, menunjukkan bahwa kepemilikan institusional,
deviden, free cash flow berpengaruh positif, sementara pertumbuhan perusahaan
dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang membahas tentang “ Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Profitabilitas, dan Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori Sri-Kehati tahun 2009-2011)”.
1.2Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang
pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun
2009-2011.
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang
pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun
2009-2011.
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun 2009- 2011.
4. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada
7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditetapkan tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori
Sri-Kehati tahun 2009 - 2011.
2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori
Sri-Kehati tahun 2009 - 2011.
3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan
hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun
2009 - 2011.
4. Untuk mengetahui apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan
hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI kategori Sri-Kehati tahun
2009 - 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Manfaat dari
penelitian adalah menjelaskan tentang manfaat yang diharapkan oleh peneliti.
Manfaatdari penelitian sebagai berikut :
1.Sebagai informasi bagi perusahaan dalam mempertimbangkan dan
8
2.Sebagai informasi bagi investor untuk menilai perusahaan dengan melihat
struktur modalnya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam untuk
memberikan dana pada perusahaan.
3.Sebagai referensi bagi akademisi dalam mempelajari kebijakan hutang dan
teori keuangan lainnya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber
dari eksternal. Dalam membuat suatu kebijakan hutang perusahaan manajer
perusahaan baiknya mempertimbangkan beberapa hal antara lain; kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan struktur aset perusahaan.
Kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan saham oleh pihak
manajemen perusahaan. Adanya kepemilikan manajerial yang tinggi pada suatu
perusahaan maka penggunaan hutang relatif kecil, hal ini dikarenakan penggunaan
hutang akan semakin tinggi penggunaan hutang semakin tinggi resiko
perusahaan, sehingga manajer lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang
karena disini manajer juga memiliki saham. Menurut Lenra (2011) mengatakan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang,
menurut Zulhawati (2004) kepemilikan manajerial berhubungan negatif terhadap
kebijakan hutang. Dengan demikian kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap kebijakan hutang.
Kepemilikan institusional merupakan persentasi saham yang dimiliki oleh
9
kecil tingkat penggunaan hutang hal ini dikarenakan adanya pengawasan dari
lembaga atau institusi yang mengawasi kinerja perusahaan. Sehingga perusahaan
akan lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang. Maka terjadi hubungan
negatif antara kepemilikan institusional dengan kebijakan hutang. Rizka dan Ratih
(2009) mengatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang.
Profitabilitas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dengan memiliki
profitabilitas yang besar maka semakin rendah penggunaan hutang. Sesuai dengan
pecking order theory yaitu perusahaan akan lebih menyukai menggunakan dana
internal dibanding dana eksternal. Sehingga perusahaan akan menggunakan
keuntungan perusahaan dibanding hutang. Lenra (2011) menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatit terhadap kebijakan hutang. Rizka dan Ratih
(2009) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan
hutang.
Struktur aset menggambarkan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan
dalam memperoleh hutang. Semakin besar struktur aset atau aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan maka semakin besar penggunaan hutang perusahaan, hal ini
dikarenakan aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan atas hutang
perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001) perusahaan yang aktivanya
sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang
karena investor akan memberikan pinjaman karena memiliki jaminan.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka terdapat kerangka pemikiran teoritis dalam
10
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
1.6 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kerangka pemikiran
tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H4 : Struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H1
Kepemilikan Manajerial
Kebijakan Hutang H2
Kepemilikan Institusional H3
Profitabilitas H4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hutang
2.1.1 Pengertian Hutang
Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan oleh
perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Menurut Munawir (2004)
hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang merupakan pengorbanan manfaat
ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang. Dalam
pengambilan keputusan penggunaan hutang perlu dipertimbangkan biaya tetap
yang timbul akibat dari hutang tersebut, yaitu berupa bunga hutang yang
menyebabkan semakin meningkatnya laverage keuangan.
Hutang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang.
1. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang memiliki waktu 1 tahun dalam
pelunasannya. Hutang jangka pendek memiliki dua manfaat, yaitu fleksibilitas
dan biaya yang lebih murah.
a) Fleksibilitas, hutang jangka panjang bersifat fleksibel, dapat digunakan
kapan saja perusahaan membutuhkannya. Apalagi perusahaan lebih kerap
12
b) Biaya lebih murah, Pada umumnya suku bunga hutang jangka pendek
lebih rendah daripada hutang jangka panjang, karena semakin panjang
periode hutang, maka semakin besar bunganya.
Selain memiliki manfaat hutang jangka panjang juga memiliki kelemahan,
kelemahan hutang jangka pendek yaitu:
a) Likuiditas, hutang jangka pendek memiliki likuiditas lebih buruk
dibanding jangka panjang. Likuiditas hutang jangka panjang lebih mantab
terjamin, sedangkan hutang jangka pendek debitur harus sering
menyediakan dana untuk melunasinya, atau membayar bunganya dan
memperpanjang pinjaman pokoknya berulang-ulang.
b) Ketidakpastian biaya/bunga, bunga hutang jangka panjang senantiasa
mudah berubah sesuai dengan suku bunga rata-rata pasar yang berlaku dan
persepsi kreditur terhadap tingkat risiko perusahaan debitur.
Jenis hutang jangka pendek meliputi:
a. Hutang dagang, hutang yang timbul akibat terjadi pembelian barang
dagangan.
b. Hutang wesel, janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian,
pembiayaan, atau transaksi lainnya.
c. Penghasilan dibayar dimuka, biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum
13
d. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, sebagian hutang jangka
panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena segera jatuh
tempo pembayarannya.
e. Biaya yang masih harus dibayar, penerimaan uang untuk penjualan barang
atau jasa yang belum terealisasi.
2. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki waktu pembayaran
lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-sumber untuk melunasi
hutang jangka panjang yang bukan bersumber dari aktiva lancar.
Hutang jangka panjang meliputi:
a. Hutang obligasi
Obligasi merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan dijual ke investor. Perusahaan mengeluarkan surat
berharga yang menjanjikan pembayaran pada periode tertentu dan surat
tersebut memuat beberapa perjanjian yang spesifik.
b. Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham
memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain.
c. Hipotek
Hipotek merupakan instrumen utang dengan pemberian hak tanggungan
atas properti dan pinjaman kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan
terhadap kewajibannya.
14
Hutang bisa langsung diperoleh melalui bank atau lembaga nonbank.
Pinjaman dari lembaga keuangan memiliki karakteristik adanya amortisasi
dan jaminan. Pinjaman langsung dibayar dengan cara amortisasi, yaitu
secara bertahap sehingga akan mengurangi beban pembayaran yang besar
jika dilakukan pelunasan sekaligus.
e. Saham preferen
Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi memiliki karakteristik
obligasi, saham preferen memperoleh deviden yang besarnya tetap.
Biasanya sejumlah presentase tertentu dari nominal saham preferen untuk
setiap periode.
f. Modal ventura
Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan
pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka
waktu tertentu.
Penggunaan hutang jangka panjang akan lebih menguntungkan apabila terjadi
kondisi-kondisi berikut:
1. Penjualan dan pendapatan relatif stabil, kenaikan besardalam penjualan
dan pendapatan yang akan datang diharapkan memberikan keuntungan
besar dari penggunaan laverage.
2. Apabila diharapkan adanya kenaikan besar dalam tingkat harga diwaktu
yang akan datang, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan
keuntungan berhutang yang akan dibayar kembali dengan uang yang lebih
murah (karena inflasi).
15
4. Manajemen berpendapat bahwa harga saham biasa dalam hubungannya
dengan obligasi, adalah ditekan untuk sementara.
5. Penjualan saham biasa akan menimbulkan persoalan mengenai
pemeliharaan pola pengendalian yang berlaku sekarang dalam perusahaan.
2.1.2 Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber
dari eksternal. Kebijakan hutang menggambarkan hutang jangka panjang yang
dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Penentuan
kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah
satu komposisi dalam srruktur modal. Menurut Mamduh (2004) perusahaan
dinilai beresiko apabila memiliki porsi hutang yang besar pada struktur modal,
tetapi bila perusahaan menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali
maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal
yang dapat meningkatkan operasional perusahaan.
Kebijakan hutang sering diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER),
yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang digunakan
perusahaan dan kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi. Begitu juga
sebaliknya semakin tinggi DER semakin tinggi hutang yang digunakan dan
semakin tinggi risiko yang dimiliki perusahaan. Kebijakan ini menimbulkan
konflik dan biaya keagenan, karena dengan hutang maka perusahaan akan
melakukan pembayaran periodik atas bunga dan pakok pinjaman. Kebijakan
16
mengoptimalkan penggunan dana yang tersedia. Kebijakan hutang berfungsi
sebagai monitoring atau pengontrolan terhadap tindakan manajer yang dilakukan
dalam pengelolaan perusahaan.
Keputusan pendanaan melalui hutang memiliki batas hingga seberapa besar dana
dapat digali, biasanya memiliki standar rasio tertentu untuk menentukan rasio
hutang tertententu yang tidak boleh dilampaui. Apabila hutang melewati standar
rasio ini, maka biaya akan meningkat, dan mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat hutang adalah Long
Term Debt Ratio (LDE) yang menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
modal perusahaan atau seberapa besar porsi hutang dibannding dengan modal
perusahaan, agar aman porsi hutang harus lebih kecil dari modal perusahaan. Jika
perusahaan menggunakan banyak hutang akan meningkatkan beban bunga dan
pokok pinjaman yang harus dibayar, hal ini memperbesar kemungkinan
perusahaan mengalami default, yaitu tidak mampu memenuhi kewajiban
pembayaran hutang pada waktunya akibat dari kewajiban yang semakin besar.
Sebagian besar perusahaan lebih memilih menggunakan hutang dibanding
penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana tambahan, ini dikarenakan biaya
yang dikeluarkan lebih kecil. Terdapat dua alasan mengapa perusahaan lebih suka
menggunakan dana eksternal dalam bentuk hutang dibanding bentuk lain.
Pertama, pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi akan lebih murah
daripada biaya emisi saham baru. Hal ini dikarenakan penerbitan saham baru akan
menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru
17
turun. Hal ini dikarenakan oleh kemungkinan adanya asimetri informasi antara
pihak manajer dan pihak pemodal.
2.2 Teori Kebijakan Hutang 2.2.1 Agency Theory
Agency theory secara prinsipal adalah pemegang saham dan agen adalah
manajemen yang mengelola perusahaan. Agency theory menyebutkan bahwa
sebagai agen dari pemegang saham, manajer tidak selalu bertindak demi
kepentingan pemegang saham. Meskipun manajer diangkat oleh pemegang saham
sering terjadi konflik antara manajemen dan pemegang saham. Manajemen
perusahaan lebih cenderung untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
dengan biaya pihak lain, karena pihak manajer cenderung tidak menyukai resiko.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency problem akan
terjadi apabila porporsi kepemilikan manajerial atas saham perusahaan kurang
dari seratus persen sehingga manajer bertindak untuk mengejar kepentingan
dirinya dan sudah tidak berdasar maksimalisasi nilai dalam pengambilan
keputusan pendanaan.
Masalah keagenan ini menimbulkan agency cost yaitu biaya yang digunakan
untuk mengontrol semua aktivitas yang dilakukan manajer sehingga manajer
dapat bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontrak. Biaya keagenan
meliputi biaya pengawasan (monitoring) terhadap aktivitas manajer, biaya ikatan
(bonding) dalam menyakinkan manajer bekerja untuk kepentingan prinsipal tanpa
perlu pengawasan, biaya sisa (residual loss) biaya perbedaan return yang
18
keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost
yaitu pertama, meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Kedua, dengan
menggunakan kebijakn hutang. Ketiga, peningkatan dividend pay out ratio atau
pembayaran dividen.
2.2.2 Signaling Theory
Signal atau isyarat (Brigham dan Houston, 2001) adalah tindakan yang diambil
manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain, termasuk
penggunaan hutang yang melebih target struktur modal yang normal, sedangkan
perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk
menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham perusahaan umumnya merupakan
suatu signal/isyarat bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut
suram. Apabila perusahaan tersebut menawarkan penjualan saham baru, maka
harga saham akan menurun, karena dengan menerbitkan saham baru berarti
memberikan isyarat negatif yang kemudian akan menekan harga saham.
2.2.3 Pecking Order Theory
Pecking order theory merupakan teori yang menyatakan bahwa (1) perusahaan
lebih menyukai pendanaan internal yang berupa laba ditahan, (2) apabila
pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas
19
berkarakteristik, penerbitan saham baru (Brealey dan Myers, 1991). Sesuai
dengan teori ini tidak ada suatu target ratio, karena terdapat dua jenis modal
sendiri, yaitu modal internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari intern
perusahaan lebih disukai daripada modal ekstern.
2.2.4 Static Trade off Theory
Trade off theory meruapkan teori yang menganggap bahwa penggunaan hutang
seratus persen sulit dijumpai, pada kenyataannya semakin tinggi hutang maka
semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Semakin tinggi hutang maka
semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutan. Teori trade off menjelaskan
adanya hubungan antara pajak, risiko kebangkrutan dan penggunaan hutang yang
disebabkan keputusan struktur modal yang diambil perusahaan (Brealey dan
Myers,1991). Teori ini membandingkan antara manfaat dan biaya atau
keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas pengunaan hutang.
Trade off theory berasumsi bahwa modal suatu perusahaan ditentukan dengan
mempertimbangkan manfaat pengurangan pajak ketika hutang meningkat di satu
sisi dan meningkatnya agency cost ketika hutang meningkat pada sisi lain, ketika
manfaat pengurangan pajak masih lebih tinggi dibanding dengan perkiraan agency
cost maka perusahaan masi bisa meningkatkan hutangnya dan peningkatan hutang
dihentikan ketika pengurangan pajak lebih rendah dibanding agency cost.
20
Kepemilikan manajerial merupakan besaran persentase saham yang oleh pihak
manajemen perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Menurut Jensen dan Mecking (1976) struktur kepemilikan
menunjukan bahwa variabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya
ditentukan oleh hutang dan ekuitas tetapi juga ditentukan oleh presentase
kepemilikan saham oleh manajemen dan institusi. Agency problem dapat
dikurangi apabila manajer memiliki kepemilikan saham pada perusahaan. Hal ini
dikarenakan terjadi penyebaran pengambilan keputusan dan risiko. Manajer
umumnya lebih cenderung untuk menggunakan keuntungan untuk konsumsi,
sehingga menyebabkan beban hutang karena risiko kebangkrutan meningkat
sehingga agency cost meningkat dan menyebabkan nilai perusahaan turun.
Kepemilikan manajerial diukur dengan melihat proporsi saham yang dimiliki
perusahaan pada akhir tahun yang dinyatakan dalam persentase. Semakin besar
proporsi kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajer akan berusaha
untuk kepentingan pemegang saham, karena mereka juga pemegang saham.
Proporsi kepemilikan manajerial haruslah tepat sehingga dapat memberikan
dampak positif bagi perusahaan dalam kaitannya tentang kebijakan hutang yang
merupakan otoritas manajemen.
2.3.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham oleh
investor-investor intitusional seperti perusahaan investasi, bank, dan perusahaan
lain. Kepemilikan saham institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang
21
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena
kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan
untuk mendukung atau menolak keberadaan manajemen. Perusahaan dengan
kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan
kemampuan memonitoring manajemen, semakin besar kepemilikan institusional
semakin kuat kontrol terhadap perusahaan dan semakin efisien pemanfaatan
aktiva perusahaan. Demikian proporsi kepemilikan institusional dapat bertindak
sebagai pencegah pemborosan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hal ini
berarti semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh intitusional akan
membuat usaha monitoring semakin efektif karena dapat mengendalikan perilaku
opportunistik oleh manajer. Tindakan monitoring tersebut akan mengurangi
agency cost kerena memungkinkan perusahaan menggunakan hutang relatif
rendah.
2.3.3 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditunjukan dengan laba bersih yang dihasilkan.
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan dan menjalankan kegiatan operasionalnya. Profitabilitas menunjukan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan, hal ini
dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menggunakan
22
kebutuhan pendanaan perusahaan. Laba ditahan yang besar maka perusahaan akan
menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Menurut Weston
(1997) perusahaan dengan tingkat pengembalian investasi tinggi menggunakan
hutang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Profitabilitas
dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu
periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal pada perusahaan tersebut.
(Brealey et al, 2008 dalam Bwembya Chikolwa, 2009: 9).
Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return
On Invesment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta oleh
investor dalam pasar modal. Jika hasil yang diharapkan lebih besar dari hasil yang
diminta, maka investasi tersebut dapat dikatakan menguntungkan.
2.3.4 Struktur Aset
Struktur aset menggambarkan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan
dalam memperoleh hutang. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva besar akan
lebih mudah untuk mendapatkan hutang dibanding dengan struktur aktiva yang
tidak fleksibel. Menurut Brigham dan Houston (2001) perusahaan yang aktivanya
sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang
karena investor akan memberikan pinjaman karena memiliki jaminan. Struktur
aset perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang terutama bagi
perusahaan yang memiliki aktiva tetap besar, karena aktiva tetap dapat digunakan
sebagai jaminan hutang. Aktiva tetap dapat diukur dengan membandingkan aktiva
23
2.4 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan. Menurut PSAK No. 1laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan yang
menunjukan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Dalam neraca aktiva lancar dipisah dengan aktiva tidak
lancar dan hutang jangka pendek dipisah dengan hutang jangka panjang.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan ringkasan transaksi perusahaan, laporan ini
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan laba atau rugi bersih.
c.Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan
peningkatan dan penurunanan aktiva bersih atau kekayaan selama periode
bersangkutan.
d.Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang
menghasilakan suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran masuk dan
24
jumlah arus kas di masa yang akan datang serta berguna untuk menilai
kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia tujuan dari laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
pemakai dalam pengambilan keputusan. Sedangkan tujuan laporan keuangan
menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) sebagai berikut:
a.Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b.Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva bersih suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam
rangka memperoleh laba.
c.Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan didalam menafsir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.Untuk memberikan informasi penting mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan.
e.Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Bebrerapa penelitian yang terkait dengan permasalahan kebijakan hutang pernah
25
a. Penelitian yang dilakukan oleh Lenra (2011) menguji tentang kepemilikan
manajerial, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, profitabilitas terhadap
kebijakan hutang menghasilkan bahwa, kepemilikan manajerial dan
profitabilitas berhubungan negatif, sementara kebijakan dividen dan
ukuran perusahaan berhubungan positif terhadap kebijakan hutang.
b. Penelitian yang dilakukan Nisa Fidayati (2003) menguji tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang, yaitu resiko, kesempatan
bertumbuh, rasio aktiva tetap, dan ukuran perusahaan. Menghasilkan
bahwa resiko negatif signifikan, kesempatan bertumbuh negatif tidak
signifikan, rasio aktiva tetap dan ukuran perusahaan positip signifikan
terhadap kebijakan hutang.
c. Penelitian yang dilakukan Rizka dan Ratih (2009) menguji tentang
kepemilikan institusional, dividen, Free cash flow, pertumbuhan
perusahaan, dan profitabilitas. Menghasilkan, dividen, free cash flow
berpengaruh positif, sementara kepemilikan institusional pertumbuhan
perusahaan dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan
hutang.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Zulhawati (2004) menguji tentang
kepemilikan insider, efisiensi, volume aset, pertumbuhan, dan size asset.
Menghasilkan bahwa kepemilikan insider berpengaruh negatif signifikan,
efisiensi dan size asset berpengaruh positif signifikan, volume aset dan
pertumbuhan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
e. Penelitian yang dilakukan oleh Arry Irawan (2009) menguji tentang
26
dampaknya pada Economic Value Added perusahaan. Mengahasilkan
kepemilikan manajerial terdapat pengaruh tidak signifikan terhadap
kebijakan hutang, kepemilikan manajerial dan kebijakan hutang terdapat
pengaruh tidak signifikan secara bersama-sama terhadap Economic value
Added (EVA) perusahaan.
2.6 Pengembangan Hipotesis 2.6.1 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan,
manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Maka disini manajer
tidak akan bersifat oportunistik yaitu mementingkan kepentingannya sendiri serta
merugikan pemegang saham. Manajer akan konsisten melakukan tugasnya untuk
memakmurkan kekayaan pemegang saham. Semakin tinggi tingkat kepemilikan
manajerial maka akan mengurangi tingkat penggunaan hutang. Sebaliknya jika
semakin rendah tingkat kepemilikan manajerial maka tingkat penggunaan hutang
semakin meningkat, sehingga kepemilikan manajerial berhubungan negatif
terhadap kebijakan hutang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lenra (2011) dan moh’d et al (1998) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1 = kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang
2.6.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan presentasi kepemilikan saham yang dimiliki
oleh investor institusional. Adanya kepemilikan saham institusional akan
27
karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat
digunakan untuk mendukung atau menolak keberadaan manajemen. Semakin
besar kepemilikan institusional maka akan semakin kuat monitoring manajemen
sehingga akan mengurangi penggunaan hutang. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Masdupi (2005) dan Ratih (2009) kepemilikan institusional
berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang, maka hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
H2 = kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang
2.6.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan dan menjalankan kegiatan operasionalnya. Profitabilitas menunjukan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan. Menurut Weston (1997) perusahaan dengan tingkat
pengembalian investasi tinggi menggunakan hutang relatif kecil karena tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian
besar pendanaan internal. Sesuai dengan pecking order theory bahwa perusahaan
akan menggunakan pendanaan internal berupa laba ditahan, kemudian hutang dan
ekuitas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Masdupi (2005) dan Mardiana (2005)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang,
maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
28
2.6.4 Struktur Aset
Struktur aset menggambarkan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan
dalam memperoleh hutang. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva besar akan
lebih mudah untuk mendapatkan hutang dibanding dengan struktur aktiva yang
tidak fleksibel. Menurut Brigham dan Houston (2001) perusahaan yang aktivanya
sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang
karena investor akan memberikan pinjaman karena memiliki jaminan.Sesuai
dengan coleteral hypotesis yaitu semakin tinggi aset perusahaan, maka akan
semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memperoleh hutang dan
melunasinya karena aset tetap berfungsi sebagai bailout.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Masdupi (2005), dan Wahidawati (2002)
struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Menurut Ismiyati dan
hanafi (2003) truktur aset berpengaruh positif signifikan dikarenakan apabila
tingkat profitabilitas menurun perusanaan akan menggunakan hutang untuk biaya
operasionalnya, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder, yaitu data
yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan atau diolah menjadi data
untuk keperluan analisis. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan
yang website Bursa Efek Indonesia dan Indonesian capital Market Directory.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode kepustakaan dan metode
dokementasi. Metode kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan data dengan
membaca dan mempelajari sumber tulisan atau refrensi yang berhungan dengan
masalah yang dibahas. Metode dokumentasi, yaitu dengan mendapatkan data dari
dokumen berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari: www.idx.co.id,
Indonesian Capital Market Director.
3.1.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat objek
30
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai 2011, yang
berjumlah 25 perusahaan.
Pengambilan sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
Purposing Sampling.Purposing sampling adalah pengambilan sampel yang
dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkankriteria dalam
pengambilan sampel. Berikut kriteria pemilihan sampel:
1. Perusahaan sampel yang menyajikan laporan keuangan selama periode
2009-2011.
2. Perusahaan sampel memiliki proporsi kepemilikan saham oleh manajer
selama periode 2009-2011.
3. Perusahaan sampel memiliki proporsi kepemilikan saham oleh institusi
selama periode 2009-2011.
Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh jumlah sampel yang memenuhi
[image:47.595.112.513.523.704.2]kriteria sebanyak 10 perusahaan yang disajikan dalam tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan Sampel
No Nama Perusahaan Kode
1 Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM
3 Bank Central Asia Tbk. BBCA
4 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN
5 Indofood Sukses Makamur Tbk. INDF
6 Indocement Tunggal Prakasa Tbk. INTP
7 Kalbe Farma Tbk. KLBF
8 Timah (Persero) Tbk. TINS
9 United Tractor Tbk. UNTR
31
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1 variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan
independen.
a. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang.
b. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan struktur aset.
3.2.2 Definisi Variabel Operasional 1. Kebijakan Hutang
Variabel ini diberi simbol yang menggunakan DER. Rasio yang menggambarkan
sejauh mana modal dapat menutupi atau membayar hutang jangka panjang,
sehingga perusahaan dapat menentukan proporsi hutang yang pas. Perhitungan DER menurut Moh’d et al (1998) dalam Lenra (2011) sebagai berikut:
= total hutang
total ekuitas
2.Kepemilikan Manajerial
Variabel ini diberi simbol MOWN yang diukur dengan proporsi kepemilikan
32
kepemilikan manajerial menurut Robert Ang (1997) dalam Wahidawati (2001)
sebagai berikut:
� =jumlah kepemilikan saham manajerial
jumlah saham yang beredar
3.Kepemilikan Institusional
Variabel ini diberi simbol INST yang diukur dengan proporsi kepemilikan saham
institusional atas jumlah saham yang beredar. Perhitungan kepemilikan
institusional menurut Robert Ang (1997) dalam Wahidawati (2001) sebagai
berikut:
� = jumlah kepemilikan saham institusional
jumlah saham yang beredar
4. Profitabilitas
Variabel ini diberi simbol PROF, yang ukur dengan menggunakan ROI (Return of
investment) yaitu dengan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva.
Perhitungan profitabilitas menurut Moh’d et al (1998) dalam Lenra (2011) sebagai
berikut:
= laba bersih
total aktiva
5. Struktur Aset
Variabel ini diberi simbol AST, yang merupakan komposisi jumlah aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan terhadap total aktiva. Perhitungan struktur aset mengacu
pada penelitian yang dilakukan Yeniatie (2010) sebagai berikut:
� = Aktiva Tetap
33
[image:50.595.112.515.138.323.2]Berikut ini disajikan dalam tabel 3.2 mengenai definisi operasional variabel.
Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Definisi Variabel Operasional Simbol Skala
Kebijakan Hutang Rasio antara total hutang dengan
total ekuitas DER Rasio
Kepemilikan Manajerial
Presentase jumlah saham
kepemilikan manajerial atas total saham yang beredar
MOWN Rasio
Kepemilikan Institusional
Presentase jumlah saham
kepemilikan institusional atas total saham yang beredar
INTS Rasio
Profitabilitas
Tingkat pengembalian perusahaan, dengan membandingkan laba bersih dengan total aktiva
PROF Rasio
Struktur Aset Komposisi jumlah aktiva tetap atas
total aktiva AST Rasio
3.3 Metode Analisis 3.3.1 Uji Asumsi Klasik 3.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi apakah
variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah apabila keduanya memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan t mengasumsikan bahwa
nilai residualnya mengikuti distribusi normal. Ada dua cara mengetahui distribusi
normal yaitu (1) Uji grafik yaitu dengan melihat grafik P-P Plots, apabila
titik-titik menyebar disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal maka terjadi
distribusi normal. (2)Uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov, apabila
nilai Asymp.sig. 2-tailed lebih besar dari 0,05 maka terjadi distribusi normal.
(Ghozali, 2009).
34
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi variabel independen sebagi berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi tinggi, tetapi
secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel indevenden.
c. Multikoleniaritas dilihat dari nilai tolerance dan lawanya dan VIF. Nilai VIF > 10 maka terjadi multikoleniaritas.
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka
disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
scatterplot, yaitu apabila pada diagram scatterplot membentuk pola tertentuk
maka terjadi heroskedastisitas, sedangkan apabila pada diagram tidak terdapat
pola tertentu dan menyebar di atas atau dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastiaitas.
35
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara
kesalahan-kesalahan yang muncul pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah ini
karena residual tidak bebas antara satu observasi ke observasi lainnya. Model
regresi yang baik tidak terjadi outokorelasi. Untuk menguji keberadaan
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson test. Uji
ini digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta
dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen,
untuk mengunakan uji Durbin-Watson diperlukan angka-angka berupa dl, du,
4-dl, 4-du. Apabila nilai dw mendekati 2 maka tidak terjadi autokorelasi, untuk
menentukan apakah terjadi autokorelasi atau tidak dapat dilahat pada gambar 3.1
posisi angka Durbin-Watson berikut:
Tolak Ho Bukti Daerah keragu- Daerah keragu- Tolak Ho bukti autokorelasi raguan raguan autokorelasi positif negatif
Menerima Ho atau Ho* atau kedua-duanya.
Tidak ada autokorelasi
[image:52.595.132.502.419.570.2]0 dl du dw 2 4-du 4-dl 4
Gambar 3.1 Posisi angka Durbin- Watson
3.3.1 Uji Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda, untuk menganalisis impact
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda
36
independen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas,
struktur aset terhadap variabel dependen kebijakan hutang. Persamaan fungsinya
dirumuskan sebagai berikut:
Y =
α
+ β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+e
i Dimana,Y = Kebijakan Hutang
α
=
Konstantaei = error
β1β2β3β4
=
Koefisien Regresi X1 = Kepemilikan manajerialX2 = Kepemilikan institusional
X3 = Profitabilitas
X4 = Struktur aset
3.3.2 Uji Hipotesis 3.3.3.1 Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya untuk menguji apakah variabel linear anatara
variabel dependen dan variabel independen signifikan.Pengujian ini dilakukan
dengan tingkat keyakinan 95 % dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho = Model linear antara variabel dependen dan variabel independen tidak
37
Ha = Model linear antara variabel dependen dan variabel independen
signifikan
Ketentuan pengambilan ketuputasan :
Jika F hitung (Sig) < F tabel (0,05), maka Ho diterima
Jika F hitung (Sig) > F tabel (0,05), maka Ho ditolak
3.3.3.2 Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya pengujian hipotesis secara parsial yang bertujuan
untuk mengetahui sebagai mana pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kenyakinan
95% dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel (0,05), maka Ho diterima
58
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. . Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukan nilai adjusted R
Square sebesar 0,503, hal ini berarti bahwa 50,3% variabel kebijakan
hutang dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, profitabilitas dan struktur aset, sedangkan
sisanya sebesar 49,7 % dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian ini.
2. Secara bersama-sama (simultan) variabel independen yaitu kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan struktur aset
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini ditunjukan
dengan nilai signifikansi F 0,000 <0,05
3. Variabel kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini ditunjukan dengan nilai
signifikan t 0,908 > 0,05.
4. Variabel kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini ditunjukan dengan
55
5. Variabel profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan hutang. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikan t
0, 408 > 0,05.
6. Variabel struktur aset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikan t 0,001 <
0,05.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik
lagi.
1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel perusahaan kategori
indeks Sri-Kehati, sampel yang diperoleh sebanyak 10 perusahaan
sehingga belum dapat mewakili secara keseluruhan.
2. Dalam penelitian ini penulis menghadapi kendala terbatasnya sampel
yang memiliki proporsi kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional pada indeks Sri-Kehati.
3. Pada penelitian ini periode pengamatan terbatas selama tiga tahun
pengamatan yaitu periode 2009 sampai dengan periode 2011 pada Bursa
56
5.3 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut:.
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah sampel
penelitian.
2. Pada penelitian ini beberapa variabel tidak terbukti sebaiknya pada
penelitian selanjutnya menggunakan variabel lain misal, pembayaran
deviden, arus kas, dan tingkat suku bunga.
3. Penelitian yang akan datang sebaiknya memperluas penelitian dengan
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. “ Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.” Mediasoft Indonesia: Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, 2001. “Manajemen keuangan”.Jakarta: Erlangga.
Fidayati, Nisa, 2003.“ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang”. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No.1 Januari, pp. 17-34
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Edisi 4.” Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh M., 2008,” Manajemen Keuangan Edisi 1,” Yogyakarta: BPFE
Jurnal Ekonomi Keuangan
Harjapranoto, W, 2006.” Independent Analysis of Laverage, and Managerial
Ownership polices.” Gajah Mada International Journal of Business Vol. 8,
No. 2 Hal 179-199.
Indahningrum, Rizka, 2009. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Intitusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free cash flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi vol 11, No.3, Desember 2009, hal. 189-207.
Ismiyati, F dan M.M, Hanafi, 2003. “Kepemilikan Manajeria, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Deviden Analisis Persamaan Stimulan.” Simposium Jurnal Akuntansi Vol. 6, No. 7, Hal 260-277.
Isrina, Damayanti, 2006.“ Analisa Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.” Skripsi Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Masdupi, 2005.” Analisis Dampak struktur kepemilikan pada Kebijakan Hutang
dalam Mengontrol Konflik Keagenan.” Jurnal Ekonomi Bisnis vol.20,
No.1. Desember .56-69.
Mulianti, Fitri, 2010. “ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.” Tesis Universitas Diponegoro.
Muslich, Muhamad, 2003.” Manajemen Keuangan Modern”. Bumi Aksara
Nasir, Moh, 2009.“Metode Penelitian”. Bogor: Ghalia Indonesia Nurbaiti, 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Struktur Modal
Analisis Time-Series Cross-Sectorial Tema.” Jurnal Ekonomi Keuangan Vol.7, No. 2, Hal. 109-12