• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Mutu Produksi Minyak Kelapa Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengendalian Mutu Produksi Minyak Kelapa Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina Chapter III VI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Definisi Mutu

Dalam dunia industry baik industry jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor

kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

bersaing. Muttu merupakan sesuatu yang diputuskaan oleh pelanggan, bukan oleh

pemasaran atau manajemen. Mutu didasarkan pada pengalaman aktural pelanggan

terhadap produk atau jasa, dimana diukur berdasarkan persyaratan pelanggan

tersebut dinyatakan atau tidak dinyatakan, secara teknik atau besifat subyektif dan

selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.

Mutu adalah penggunaan teknik-teknik dan aktivitas untuk mencapai,

mempertahankan dan meningkatkan mutu suatu produk atau jasa. Pengendalian

mutu juga dapat dikatakan yaitu suatu proses pengaturan secara standar yang telah

ditentukan, dan melaukan tindakan tertentu jika tedapat perbedaan. Maksud dari

kebanyakan pengukuran mutu ini adalah menentukan dan mengevaluasi tingkatan

dimana produk atau jasa mendekati keinginan atau harapan dari konsumen.

3.2. Analisis Pengendalian mutu

Analisis peningkatan mutu merupakan aktivitas teknik dan manajemen dimana

kita mengukur karakteristik dari kualitas suatu barang atau jasa, kemudian

membandingkan hal pengukuran dengan spesifikasi produk yang diinginkan oleh

pelanggan dan mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan

(2)

Berdasarkan uraian diatas pengendaliann mutu merupakan suatu

metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta menentukan dan

menginterpretasikan pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses

dalam suatu sistem industry untuk meningkatan kualitas produk juga memenuhi

kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Dengan demikian pengertian peningkatan

dan pengendalian manajemen mutu lebih menekankan pada aspek peningkatan

proses industry dengan menggunakan alat-alat analisis termasuk teknik-teknik

statistika.

Dalam konteks pembahasan tentang analisis data untuk peningkatan proses

dengan menggunakan teknik-teknik statistika, terminology kualitas didefenisikan

sebagai konsisten peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik

kualitas dari suatu produk yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah

dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.3. Langkah-Langkah Pengendalian Mutu

Standarisasi sangat diperlukan sebagai tindakan pencegahan untuk memunculkan

kembali masalah kualitas yang pernah ada dan telah diselesaikan. Hal ini sesuai

dengan konsep pengendalian mutu berdasarkan sitem manajemen mutu yang

berorientasi pada swtrategi pencegahan, bukan pada strategi pendektesian saja.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang sering digunakan dalam analisis dan

solusi masalah mutu.

1. Memahami kebutuhan peningkatan kualitas

Langkah awal dalam peningkatan kualitas adalah bahwa manajemen harus

secara jelas memahami kebutuhan untuk peningkatan mutu. Manajemen harus

(3)

mutu merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar. Tanpa memahami

kebutuhan untuk peningkatan mutu, peningkatan kualitas tidak akan pernah

efektif dan berhasil. Peningkatan kualitas dapat dimulai dengan

mengidentifikasi masalah kualitas yang terjadi atau kesempatan peningkatan

apa yang mungkin dapat dilakukan. Identifikasi masalah dapat dimulai

dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan menggunakan alat-alat

bantu dalam peningkatan kualiatas seperti brainstrorming, check sheet, atau

pareto diagram.

2. Menyatakan masalah kualitas yang ada

Masalah-masalah utama yang telah dipilih dalam langkah pertama perluh

dinyatakan dalam suatu pernyataan yang spesifik. Apabila berkaitan dengan

maslah kualitas, masalah itu harus dirumuskan dalam betuk

informasi-informasi spesifik, jelas, tegas dan dapat diukur. Diharapkan dihindari

pernyataan masalah yang tidak jelas dan tidak dapat diukur.

3. Mengevaluasi penyebab utama

Penyebab utama dapat dievaluasi dengan menggunakan diagram sebab akibat

dan menggunakan teknik brainstrorming. Dari berbagai faktor penyebab yang

ada, kita dapat mengurutkan penyebab-penyebab dengan menggunakan

diagram pareto berdasarkan dari dampak penyebab terhadap kinerja produk,

proses, atau sistem manajemen mutu secara keseluruhan.

4. Merencanakan solusi atas masalah

Diharapkan rencana penyelesaian masalah berfokus pada tindakan-tindakan

(4)

peningkatan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada diisi

dalam suatu formulir daftar rencana tindakan.

5. Melaksanakan perbaikan

Implementasi rencana selusi terhadap masalah mengikuti daftar rencana

tindakan peningkatan kualitas. Dalam tahap pelaksanaan ini sangat

dibutuhkan komitmen manajemen dan karyawan serta partisipasi total untuk

secara bersama-sama menghilangkan akar penyebab dari masalah kualitas

yang telah terisentifikasi.

6. Meneliti hasil perbaikan

Setelahmelaksanakanpeningkatankualitasperludilakukanstudi dan evaluasi

berdasarkan data yang dikumpulkan selama tahap pelaksanaan unutk

mengetahui apakahmasalahyangada telahhilangatauberkurang.Analisis

terhadap hasil-hasil temuan selama tahap pelaksanaan akan memberikan

tambahan informasi bagi pembuatan keputusan dan perencanaan peningkatan

berikutnya.

7. Menstandardikasikan solusi terhadap masalah

Hasil-hasil yang memuaskan dari tindakan pengendalian kualitas harus

distandardikasikan, dan selanjutnya melakukan peningkatan terus menerus

pada jenis masalah yang lain. Standardisasi dimaksudkan untuk mencegah

maslah yang sama terulang kembali.

8. Memecahkan masalah selanjutnya

Setelah selesai maslah pertama, selanjutnya beralih membahas masalah yang

(5)

Hubungan delapan langka pengendalian mutu diatas dengan tujuh alat

pengendalian kualitas dan siklus PDCA dapat dilihat pada Tabel 3.1. dibawah

ini.

Tabel 3.1. Hubungan Langka Pengendalian Mutu, Tujuh Alat Pengendalian Kualitas, Siklus PDCA

Delapan Langka

4. Merencanakan solusi atas

masalah

5. Melaksanakan perbaikan DO

6. Meneliti hasil penelitian Check sheet, pareto diagram, histogram

cause effect diagram, scatter diagram

(6)

7. Menstandardikasikan

solusi terhadap masalah

8. Memecahkan masalah

selanjutnya

ACTION

3.4.Pengertian Statistic Quality Control (SQC)

Statistic merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau

populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung didalam suatu

sampe dari populasi. Metode statistic memegang peranan penting dalam jaminan

kualitas. Metode statistic memberikan cara-cara pokok dalam pengambilan sampel

produk, pengujian serta evaluasi dan informasi didalam data yang digunakan

untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan.

Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen dimana

mengukur karakteristik kualitas dari produk atau jasa, kemudian membandingkan

hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan serta mengambil

tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan kinerja actual dan

standar.

Pengendalian kualitas produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara,

misalnya dengan menggunakan bahan/material yang baik, penggunaan

mesin/peralatan produksi yang memadai, tenaga kerja yang terampil, dan proses

produksi yang tepat. Dalam hal ini pengendalian kualitas secara statistic dapat

digunakan untuk menemukan kesalahan produksi yangb mengakibatkan produk

(7)

Statistic Quality Control adalah teknik yang digunakan untuk mengendalian dan mengelola proses baik manafaktur maupun jasa melalui

penggunaan metode statistic (Dorothea. W.A,2003). Pengendalian kualitas statistic merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk

memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk

dan proses menggunkan metode-metode statistic.

Variabel yang dimaksud adalah variabilitas antar sampel dan variabilitas

dalam sampel. Apabila sampel diambil dari populasi yang sama, variasi statistic

akan terjadi dari sampel kesampel dan variasi range dapat dihitung. Bentuk ini merupakan dasar dari batas yang dihitung pada peta kendali atau control chart dan banyaknya penerimaan. Dimana tujuan akhir dari pengendalian kualitas statistic

adalah menyingkirkan atau mengurangi variabilitas dalam proses.

3.5. Data Atribut dan Data Variabel 3.5.1 Data Variabel

Pengumpulan data adalah langkah dalam prosedur pengendalian mutu. Dengan

data yang relevan maka dapat disajikan suatu informasi yang dapat memenuhi

objek dari pengendalian mutu, yaitu mendeksi, mencegah dan mengoreksi produk

yang cacat. Didalam pengumpulan dat terdapat dua jenis data yaitu data variabel

dan data atribut.

Data variabel merupakan data kuantatif yang diukur untuk keperluan

analisis. Contoh dari data variabel karakteristik kualitas adalah diameter pipa,

ketebalan produk, berat produk dan lain-lain. Ukuran-ukuran berat, panjang,

(8)

Pengendalian kualitas statistic untuk data variabel sering disebut dengan

metode peta kendali (control chart) variabel. Manfaat pengendalian kualitas prosses untuk data variabel adalah memberikan informasi mengenai perbaikan

kualitas, menentukan kemampuan proses setelah perbaikan kualitas tercapai,

membuat keputusan yang berkaitanndengan proses produksi, dan membuat

keputusan terbaru yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Peta control

yang umum digunakan untuk data variabel adalah peta X-Bar-R, dan peta X-MR

3.5.2. Data Atribut

Banyak karakteristik kualitas tidak dapat diklasifikasikan sesuai kuantitasnya.

Dalam suatu kasus kita selalu mengklasifikasikan tiap-tiap item yang diperiksa

sebagai data yang seragam dan data yang tidak seragam suatu spesifikasi dalam

suatu karakteristik. Karakteristik dalam jenis ini yang disebut data atribut. Data

atribut merupakan data kualiatatif yang dapat dihitung untuk pencacatan dan

analisis. Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada

kemasan, banyaknya jenis cacat. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk

unit-unit yang ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Pada

umumnya data atribut digunakan dalam peta control p, np, c, dan u.

3.6. Peta Kontrol (control chart)

Peta control pertama kali ditemukan oleh Walter A. Shewart ketika sedang

berkerja untuk perusahaan Western Electrik. Shewart telah lama meneliti cara untuk mengembangkan reliabilitas dari system transmisi telepon. Peta control

(9)

karakterisitik yang akan diperiksa. Jadi, control adalah teknik pengendalian proses

pada jalur yang digunakan secara luas untuk menyelidiki secara cepat terjadinya

sebab-sebab terduga atau proses sedemikian sehingga penyelidikan terhadap prose

situ dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang

tidak sesuai diproduksi.

Peta control merupakan penggambaran secara visual mengenai mutu atau

kualitas suatu barang atau jasa. Teknik yang paling umum dilakukan dalam

pengontrolan kualitas adalah menggunakan peta control Shewart. Peta ini bentuknya sangat sederhan, yaitu terdiri dari tiga buah garis yang sejajar :

1. Garis tengah, yang menggambarkan nilai rata-rata proses.

2. Batas konrrol atas ditarik nilai tiga kali standar deviasi diatas garis tengah.

3. Batas control bawah yang terletak pada nilai tiga kali standar deviasi dibawah

garis tengah.

Out of control adalah suatu kondisi dimana karakteristik produk tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan ataupun keinginan pelanggan dan posisinya

pada control berada diluar batas kendali.

Tipe-tipe Out of control meliput i : 1. Aturan satu titik

Terdapat satu titik data yang berada diluar batas kendali, baik yang berada

diluar UCL maupun LCL, maka data tersebut out of control 2. Aturan tiga titik

Terdapat tiga titik data yang berurutan dan dua diantaranya berada di daerah

A, baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data tesebut

(10)

3. Aturan lima titik

Terdapat lima titik data yang berurutan dan empat diantaranya berada

berurutan di daerah B, baik yang berada di daerah UCL maupun LCL,maka

satu dari data tersebut out of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control limits.

4. Aturan delapan titik

5. Terdapat delapan titik data yang berurutan dan berada berurutan didaerah C

dan di daerah UCL maka satu data tersebut out of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control limits.

Untuk lebih memperjelas mengenai penjelasan tipe-tipe out of control ditas, dapat diperhatikan pada gambar di bawah :

UCL 2/3 UCL 1/3 UCL CCL 1/3 LCL 2/3 LCL LCL Gambar 3.1. Bagan Batas Kendali Out of Control

Peta control berdasarkan jenis data yang digunakan dapat dibedakan

menjadi dua, yakni :

(11)

a. Peta control rata-rata (��chart) b. Peta control rentang (R chart) c. Peta untuk standar deviasi (S chart) 2. Peta control atribut, terdiri dari :

a. Peta p, yaitu peta control untuk mengamati proporsi atau perbandingan

antara produk yang cacat dengan total produksi.

b. Peta c, yaitu peta control untuk mengamati jumlah kecacatan per total

produksi.

c. Peta u, yaitu peta control untuk mengamati jumlah kecacatan per unit

produksi.

3.7. Metode Statistical Quality Control 3.7.1. Peta Kontrol (Control Chart)

Tujuan pokok pengendalian kualitas statistic adalah menemukan dengan cepat

terjadinya sebab-sebab atau pergeseran proses yang sedemikian hingga

penyelidikan terhadap proses dan tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelumnya

terlalu banyk unit yang tidak sesuai produksi. Dalam hal ini peta control adalah

salah satu metode pengendalian kualitas statistic yang dapat digunakan untuk

member informasi meningkatkan atau memperbaiki kualitas.

3.7.1.1. Peta Kontrol Untuk Data Variabel

Grafik pengendalian atau peta control untuk data variabel dapat digunakan secara

luas. Biasanya peta control ini merupakan prosedur pengendalian yang lebih

(12)

bekerja dengan karakteristik kualitas yang variabel, sudah merupakan standar

untuk mengendalikan nilai mean karakteristik kualitas dan variabilitasnya.

Pengendalian rata-rata proses atau mean tingkat kualitas biasanya dengan grafik

pengendalian mean atau peta control x. variabilitas atau pemencaran proses dapat

dikendalikan dengan grafik pengendalian untuk standar deviasi atau peta control

S. grafik pengendalian untuk rentang dinamakan peta control R.

1. Peta Kendali �̅ (�̅chart)

Peta kendali �̅ digunaka untuk proses yang mempunyai karakteristik

berdimensi continue. Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari data yang diklasifikasikan dalam suatu kelompok. Pengelompokan data

ini bias dilakukan berdasarkan satuan waktu hari atau satuan waktu lainnya

dimana sampel berasal dari kelompok yang melakukan pekerjaan yang sama

dan lain-lain.

Langkah-langkah untuk membuat peta control �̅ dapat dikemukakan

sebagai berikut :

a. Menentukan harga rata-rata ��. Nilai rata-rata �� didapat dengan rumus:

��= ∑ ����� � �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

��i = nilai rata-rata subgroup ke-i

g = jumlah subgroup

(13)

BKA = �� + A2 ��

BKB = �� - A2 ��

Dimana: BKA = batas control atas

BKB = batas control bawah

A2 = nilai koefisien

�� = selisih harga Xmaks dan Xmin

c. menggambarkan peta pengendali X menggunakan batas control dan sebaran

dan ��

peta ini dering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai

penolakan atau penerimaan produk yang dihasilkan atau diteliti.

2. Peta R (R-chart)

Peta kendali rata-rata dan jarak (range) merupakan dua peta kendali yang

saling membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta

kendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi atau ketepatan

proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil. Seperti

halnya peta kendali rata-rata, peta kendali jarak tersebut juga digunakan untuk

mngetahui dan menghilangkan sebab yang membuat terjadinya penyimpangan.

Peta kendali R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari

suatu sub group, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Langkah-langkah

(14)

a. Menetukan rentang rata-rata

Untuk menentukan rentang rata-rata dapat digunakan dengan rumus:

�� = ∑ �� � �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri = nilai rentang subgroup ke-i

g = jumlah subgroup

b. Batas kontrol untuk peta X ini adalah:

BKA = D4. ��

BKB = D3.��

Dimana: BKA = batas control atas

BKB = batas control bawah

D4 dan D3 = nilai koefisien

c. menggambarkan garis peta R dan garis batas kontol pada peta serta sebaran

data range (R)

3.7.1.2. Peta Kendali Untuk Data Atribut

Data yang diperluhkan disini hanya diklasifikasikan sebagai data dalam kondisi

baik atau cacat. Seperti halnya dengan peta control variabel, maka suatu proses

akan dikatakan terkendali bila data berada dalam batas-batas control. Perbedaan

(15)

mencerminkan harga rata-rata (mean) dan penyimpanan dari proses kerja yang berlansung.

a. Peta p atau np chart

Peta P (p chart) dan peta np atau banyaknya kesalahan yang digunakan (np chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilakn masih dalam batas yang diizinkan.

b. Peta c char atu u-chart

Peta kendali ini digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas

proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit

produk sebagai sampelnya.

3.8 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan

suatu masalah yang diterimah dalam sebuah menelitian, dimana dibuat

berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan

teori-teori mendukung dalam memecahan persalahan yang diteliti.

3.8.1. Lokasi dan Waktu Penelitan

Penelitian ini dilaksakan di pabrik pengolahan kelapa sawit PTP Nusantara IV

Adolina, berada di jalan raya Medan-Pematang Siantar Kabupaten Serdang

Bedagai dengan jarak 38 Km dari kota Medan.

Sesuai dengan surat izin pelaksanaan pengambilan data yang dikeluarkan

oleh pihak PTP Nusantara IV No 04.11/X/236/III/2017 maka pengambilan data

(16)

peninjauan ulang maka pihak pabrik dapat memberikan izin demi kelancaran

penyusunan.

3.9 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantatif yang

dilakukan dengan data non-eksperimen atau data sekunder dengan tujuan

membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukan kualitas dari objek

penelitian untuk memecahkan serta menjawab permasalahan yang dihadapi.

3.10 Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen (Variabel bebas, sebab mempengaruhi)

Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan

menajadi sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel

bebas dalam penelitian ini adalah kadar asam lemak bebas dan kadar air pada

minyak mentah kelapa sawit.

2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)

Variabel berikut merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kualitas minyak kelapa sawit.

3.11. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu perusedur dalam menentukan sumber data

(17)

peneliti sangat perluh mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga, waktu,

dana, dan faktor-faktor pendukung data yang dilakukan adalah berupa :

1. Data historis

Mencatat prosedur pemeriksaan dan hal hasil pengukuran kadar asam lemak

bebas dan kadar air, data gambaran umum perusahaan dan inventaris mesin

dan peralatan.

2. Studi kepustakaan

Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah.

3.11.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas

statistic. Data yang digunakan adalah data sekunder data yang diambil dari

perpustakaan laboratorium PKS Adolina. Data yang diambil adalah kadar Asam

Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran yang terkandung dalam Crude Palm Oil (CPO). Data variabel yang diperoleh dari perusahaan diolah dengan cara :

1. Menghitung normalitas data, dilakukan untuk menguji apakah data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal, berdasarkan uji chi square. 2. Menghitung X rata-rata, rentang, dan R rata-rata dengan rumus :

�� = ∑ ��

� �−1

Dimana :

(18)

�� = Nilai rata-rata subgroup ke-i

g = Jumlah subgroup

�� = ∑ ��

� �−1

Dimana :

�� = Jumlah rata-rata rentang subgroup

�� = Nilai rentang subgroup ke-i

g = jumlah subgroup

3. Menentukan batas control untuk pembuatan peta kendali X dan R

Batas control peta X : Batas control atas (BKA) = �� + �2��

Batas control bawah (BKB) = �� + �2��

Dimana : BKA = Batas control atas

BKB = Batas control �2 = Nilai koefisien

R = Selisih Harga Xmaks dan Xmin

Batas control peta R : batas control atas (BKA) = �4.��

(19)

Dimana : BKA = Batas control atas

BKB = Batas control bawah �4,�3 = Nilai koefisien

3.12. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang dilakukan maka dapat

diambil kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini akan

berguna sebagai landasan dalam perbandingan hasil penelitian dengan keadaan

yang ada di pabrik. Adapun flow diagram Metodologi Penelitan yang dilakukan

(20)

Penetapan Masalah

Menetapkan Permasalahan yang terjadi dalam perusahaan (pengendalian mutu minyak mentah kelapa sawit

Studi Lapangan Melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang diteliti

Studi Literatur Menyediakan literatur yang mendukung perumusan masalah 1. Pengendalian kualitas statistik 2. Metode analisis untuk peningkatan

kualitas

3. Pengantar pengendalian statistik

Pengumpulan data

Pengumpulan data kadar asam lemak (ALB), kadar air

Pengolahan Data 1. Menghitung normalitas data

2. Menghitung nilai X rata-rata 3. Menghitung nilai R (rentang)

4. Menghitung garis sentral (X dan R) dari jumlah rata-rata

5. Menghitung batas kendali peta X dan R untuk masing-masing karateristik data 6. Menggambarkan peta kendali X dan R untuk masing-masing karateristik

(21)

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan kunci untuk menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi, dan metode pengumpulan data sangat berpengaruh untuk

mendapatkan data yang benar. Adapun data yang telah diperoleh dalam penelitian

ini melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu:

1. Data historis

Mencatat nilai batas normal dan hasil pengukuran terhadap kadar asam lemak

bebas, kadar air dan kadar kotoran.

2. Studi kepustakaan.

Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara

pemecahan masalah.

adapun data nilai batas normal kadar asam lemak bebas, kadar air dan

kadar kotoran adalah sebagai berikut:

1. Kadar Normal Asam Lemak Bebas (ALB) : 2,5% - 3,0%

2. Kadar Normal Air : 0,1% - 0,15%

3. Kadar Normal Kotoran : 0,01% - 0,02%

Dalam hal ini perusahaan melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan

syarat mutu mewakili produk. Pengambilan sampel dilakukan dengan rentang 1

(22)

4.2. Data Hasil Pengujian

Tabel 4.1. Data hasil Pengujian Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar Kotoran

No. Tanggal

Kadar Asam Lemak Bebas

(ALB)

Kadar Air

Kadar Kotoran

1. 02-Jan-2017 2,89 0,152 0,02

2. 03-Jan-2017 2,89 0,180 0,03

3. 04-Jan-2017 2,95 0,155 0,022

4. 05-Jan-2017 2,98 0,150 0,02

5. 06-Jan-2017 2,96 0,152 0,022

6. 07-Jan-2017 2,98 0,15 0,02

7. 09-Jan-2017 3,04 0,15 0,02

8. 10-Jan-2017 3,05 0,152 0,22

9. 11-Jan-2017 3,12 0,152 0,022

10. 12-Jan-2017 3,02 0,152 0,022

11. 13-Jan-2017 3,06 0,152 0,022

12. 14-Jan-2017 3,28 0,152 0,022

(23)

14. 17-Jan-2017 3,46 0,152 0,022

15. 18-Jan-2017 3,04 0,153 0,023

16. 19-Jan-2017 3,10 0,154 0,024

17. 20-Jan-2017 3,27 0,154 0,024

18. 21-Jan-2017 3,20 0,154 0,023

19. 23-Jan-2017 3,17 0,156 0,024

20. 24-Jan-2017 3,56 0,154 0,026

21. 25-Jan-2017 3,50 0,154 0,024

22. 26-Jan-2017 3,57 0,150 0,02

23. 27-Jan-2017 3,63 0,155 0,024

24. 30-Jan-2017 3,15 0,154 0,024

25. 31-Jan-2017 3,30 0,155 0,025

26. 01-Feb-2017 3,35 0,154 0,024

27. 03-Feb-2017 3,70 0,157 0,025

28. 04-Feb-2017 3,48 0,157 0,026

29. 07-Feb-2017 3,60 0,158 0,027

(24)

31. 09-Feb-2017 3,78 0,156 0,025

32. 10-Feb-2017 3,46 0,156 0,025

33. 11-Feb-2017 3,50 0,154 0,025

34. 14-Feb-2017 4,90 0,155 0,027

35. 16-Feb-2017 4,50 0,157 0,026

36. 17-Feb-2017 4,56 0,157 0,025

37. 18-Feb-2017 4,07 0,156 0,028

38. 20-Feb-2017 3,80 0,155 0,026

39. 21-Feb-2017 3,82 0,152 0,024

40. 22-Feb-2017 3,62 0,158 0,026

41. 23-Feb-2017 3,20 0,157 0,025

42. 24-Feb-2017 3,24 0,150 0,02

43. 25-Feb-2017 3,20 0,158 0,027

44. 27-Feb-2017 3,23 0,156 0,025

45. 28-Feb-2017 3,48 0,159 0,027

46. 01-Mar-2017 3,55 0,150 0,020

(25)

48. 03-Mar-2017 3,58 0,150 0,02

49. 04-Mar-2017 3,57 0,155 0,026

50. 06-Mar-2017 3,60 0,157 0,025

51. 07-Mar-2017 3,63 0,150 0,02

52. 08-Mar-2017 4,00 0,159 0,026

53. 09-Mar-2017 3,15 0,157 0,025

54. 10-Mar-2017 3,18 0,157 0,027

55. 11-Mar-2017 3,38 0,158 0,027

56. 13-Mar-2017 3,30 0,156 0,026

57. 14-Mar-2017 3,37 0,150 0,020

58. 15-Mar-2017 4,30 0,158 0,027

59. 16-Mar-2017 4,36 0,150 0,02

60. 17-Mar-2017 3,90 0,158 0,028

61. 18-Mar-2017 3,74 0,158 0,028

62. 20-Mar-2017 3,77 0,150 0,020

63. 21-Mar-2017 4,35 0,157 0,028

(26)

65. 23-Mar-2017 4,11 0,159 0,027

66. 24-Mar-2017 4,06 0,158 0,027

67. 25-Mar-2017 3,68 0,159 0,027

68. 27-Mar-2017 3,61 0,157 0,027

69. 29-Mar-2017 4,38 0,157 0,026

70. 30-Mar-2017 4,40 0,150 0,02

71. 31-Mar-2017 3,90 0,157 0,027

72. 01-Apr-2017 3,48 0,156 0,024

73. 03-Apr-2017 4,07 0,150 0,020

74. 04-Apr-2017 4,30 0,155 0,025

75. 05-Apr-2017 3,63 0,158 0,027

76. 06-Apr-2017 3,65 0,150 0,020

77. 07-Apr-2017 4,15 0,158 0,027

78. 08-Apr-2017 3,95 0,158 0,025

Data yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengujian CPO dengan syarat

mutu kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran pada laboratorium

(27)

2,5 bulan (78 hari). Data yang diambil adalah data perhari hasil pengujian dan

data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

4.3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan melakukan observasi setiap variabel atau

pengelompokan dan penenuan batas kendali X dan R untuk masing-masing syarat

mutu CPO yang diamati.

4.3.1. Peta �� dan R untuk Kadar Asam Lemak Bebas

Memberikan peta control �̅ dengan mencari nilai rata-rata ��. Nilai rata-rata ��

yang juga merupakan garis tengah didapatkan dengan rumus:

��= ∑ �����

� �−1

Dimana : �� = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup ��� = nilai rata-rata subgroup ke-i

g = jumlah subgroup

Batas control untuk peta X ini adalah:

BKA = �� + A2 ��

BKB = �� - A2 ��

Peta control R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu

subgroup, yaitu data terbesar dikurang data terkecil. Penentuan garis sentral, yakni

(28)

�� = ∑ ��

� �−1

dimana �� = jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri = nilai rentang subgroup ke-i

g = jumlah subgroup

batas-batas control untuk peta R ini adalah:

BKA = D4. ��

BKB = D3.��

Dimana: BKA = batas control atas

BKB = batas control bawah

D4 dan D3 = nilai koefisien

Nilai A2 dapat dilihat pada tabel faktor untuk peta �̅ dan tabel faktor �3 dan �4

untuk peta R. penggunaan peta �̅ dan R secara bersama-sama dapat dilakukan

tanpa menggunakan standar deviasi, tetapi dengan mengunakan faktor-faktor yang

terdapat dalam tabel pengendalian variabel yang tertera pada lampiran.

(29)

Tabel 4.2. Perhitungan x dan R Pada Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas

Tanggal No

Sampel

X R

X1 X2 X3 X4 X5 X6

02-07 jan 2017 1 2,89 2,89 2,95 2,98 2,96 2,98 2,94 0,09

09-14 jan 2017 2 3,04 3,05 3,12 3,02 3,06 3,28 3,10 0,26

16-21 jan 2017 3 3,30 3,46 3,04 3,10 3,27 3,20 3,23 0,42

23-30 jan 2017 4 3,17 3,56 3,50 3,57 3,63 3,15 3,43 0,48

31 jan-8 feb 2017 5 3,30 3,35 3,70 3,48 3,60 3,65 3,51 0,40

09-17 feb 2017 6 3,78 3,46 3,50 4,90 4,50 4,56 4,12 1,44

18-24 feb 2017 7 4,07 3,80 3,82 3,62 3,20 3,24 3,63 0,87

25 feb-3 mar 2017 8 3,20 3,23 3,48 3,55 3,55 3,58 3,43 0,38

04-10 mar 2017 9 3,57 3,60 3,63 4,00 3,15 3,18 3,52 0,85

11-17 mar 2017 10 3,38 3,30 3,37 4,30 4,36 3,90 3,77 1,06

18-24 mar 2017 11 3,74 3,77 4,35 4,38 4,11 4,06 4,07 0,64

25 mar-1 apr 2017 12 3,68 3,61 4,38 4,40 3,90 3,48 3,91 0,92

03-08 apr 2017 13 4,07 4,30 3,63 3,65 4,15 3,95 3,96 0,67

Jumlah 46,61 8,48

Membuat peta control �̅ menggunakan rata-rata ��. Nilai rata-rata �� yang juga

(30)

��= ∑ �����

� �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

��i = nilai rata-rata subgroup ke-i

Dengan garis R yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut:

�� = ∑ ����� � �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata rentang subgroup

(31)

Batas-batas pengendali untuk peta kendali rata-rata adalah:

�����=��+ A2 .��

= 3,58 + (0,48.0,65)

= 3,58 + 0,31

= 3,89

�����=�� −A2 .��

= 3,58−(0,48 . 0,65)

= 3,58−0,31

= 3,27

Nilai dari A2 merupakan koefisien yang didapat dari tabel berikut.

Tabel 4.3 Harga-harga A2 N

untuk Peta Kendali Rata-rata

A2

2 1,88

3 1,02

4 0,73

5 0,58

6 0,48

7 0,42

8 0,37

(32)

10 0,31

11 0,29

12 0,27

13 0,25

14 0,24

15 0,22

Batas Kendali Peta R adalah:

���=��x�4

= 0,65 x 2,00

= 1,30

���= ��x�3

= 0,65 x 0

= 0

Nilai dari D3 dan D4 merupakan koefisien yang didapat dari tabel berikut

Tabel 4.4 Harga-harga D3 dan D4 N

untuk Peta Kendali Range

D3 D4

2 0 3,27

3 0 2,57

4 0 2,28

5 0 2,11

6 0 2,00

(33)

8 0,14 1,86

Dari hasil perhitungan diatas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang

tertera pada Gambar 4.1. dan gambar 4.2.

Gambar 4.1. Peta kendali X Kadar Lemak Bebas (ALB)

(34)

4.3.2. Peta

��

dan R untuk Kadar Air

Data kadar air yang telah dikelompokan dalam 6 sub group kemudian dicari nilai

X rata-rata dang range. Berikut perhitungan X rata-rata dan range yang dapat

dilihat pad tabel 4.5

Tabel 4.5. Perhitungan x dan R Pada Pengujian Kadar Air

(35)

16-21 jan 2017 3 0,152 0,152 0,153 0,154 0,154 0,154 0,153 0,002

23-30 jan 2017 4 0,156 0,154 0,154 0,15 0,155 0,154 0,154 0,006

31 jan-8 feb 2017 5 0,155 0,154 0,157 0,157 0,158 0,153 0,156 0,005

09-17 feb 2017 6 0,156 0,156 0,154 0,155 0,157 0,157 0,156 0,003

18-24 feb 2017 7 0,156 0,155 0,152 0,158 0,157 0,15 0,155 0,008

25 feb-3 mar 2017 8 0,158 0,156 0,159 0,15 0,157 0,15 0,155 0,009

04-10 mar 2017 9 0,155 0,157 0,15 0,159 0,157 0,157 0,156 0,009

11-17 mar 2017 10 0,158 0,156 0,15 0,158 0,15 0,158 0,155 0,008

18-24 mar 2017 11 0,158 0,15 0,157 0,15 0,159 0,158 0,155 0,009

25 mar-1 apr 2017 12 0,159 0,157 0,157 0,15 0,157 0,156 0,156 0,009

03-08 apr 2017 13 0,15 0,155 0,158 0,15 0,158 0,158 0,155 0,008

Jumlah 2,013 0,108

Membuat peta control �̅ menggunakan rata-rata ��. Nilai rata-rata �� yang juga

merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus :

��= ∑ �����

� �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

(36)

g = jumlah subgroup

Dengan garis R yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut:

�� = ∑ ����� � �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri = nilai rentang subgroup ke-i

Batas-batas pengendali untuk peta kendali rata-rata adalah:

�����=��+ A2 .��

= 0,154 + (0,48.0,008)

= 0,154 + 0,003

(37)

�����=�� −A2 .��

= 0,154−(0,48 . 0,008)

= 0,154−0,003

= 0,151

Nilai dari A2 merupakan koefisien yang didapat dari tabel berikut.

Tabel 4.6 Harga-harga A2 n

untuk Peta Kendali Rata-rata

A2

Batas Kendali Peta R adalah:

(38)

= 0,008 x 2,00

= 0.016

���= ��x�3

= 0,008 x 0

= 0

Nilai dari D3 dan D4 merupakan koefisien yang didapat dari tabel berikut

Tabel 4.7 Harga-harga D3 dan D4 N

untuk Peta Kendali Range

D3 D4

2 0 3,27

3 0 2,57

4 0 2,28

5 0 2,11

6 0 2,00

7 0,08 1,92

8 0,14 1,86

9 0,18 1,82

10 0,22 1,78

11 0,26 1,74

12 0,28 1,72

13 0,31 1,69

14 0,33 1,67

(39)

Dari hasil perhitungan diatas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang

tertera pada Gambar 4.3. dan gambar 4.4.

Gambar 4.3. Peta kendali X untuk Kadar Air

(40)

4.3.3. Peta

��

dan R untuk Kadar Kotoran

Data kadar kotoran yang telah dikelompokan dalam 6 sub group kemudian dicari

nilai X rata-rata dang range. Berikut perhitungan X rata-rata dan range yang dapat

dilihat pada tabel 5.7

Tabel 4.8. Perhitungan x dan R Pada Pengujian Kadar Kotoran

Tanggal No

Sampel

X R

X1 X2 X3 X4 X5 X6

02-07 jan 2017 1 0,02 0,03 0,022 0,02 0,022 0,02 0,022 0,01

09-14 jan 2017 2 0,02 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,002

16-21 jan 2017 3 0,021 0,022 0,023 0,024 0,024 0,023 0,023 0,003

23-30 jan 2017 4 0,024 0,026 0,024 0,02 0,024 0,024 0,024 0,006

31 jan-8 feb 2017 5 0,025 0,024 0,025 0,026 0,027 0,023 0,025 0,004

09-17 feb 2017 6 0,025 0,025 0,025 0,027 0,026 0,025 0,026 0,002

18-24 feb 2017 7 0,028 0,026 0,024 0,026 0,025 0,02 0,025 0,008

25 feb-3 mar 2017 8 0,027 0,025 0,027 0,02 0,026 0,02 0,024 0,007

04-10 mar 2017 9 0,026 0,025 0,02 0,026 0,025 0,027 0,025 0,007

11-17 mar 2017 10 0,027 0,026 0,02 0,027 0,02 0,028 0,025 0,008

18-24 mar 2017 11 0,028 0,02 0,028 0,02 0,027 0,027 0,025 0,008

(41)

03-08 apr 2017 13 0,02 0,025 0,027 0,02 0,027 0,025 0,024 0,007

Jumlah 0,314 0,079

Membuat peta control �̅ menggunakan rata-rata ��. Nilai rata-rata �� yang juga

merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus:

��= ∑ �����

� �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

��i = nilai rata-rata subgroup ke-i

Dengan garis R yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut:

�� = ∑ ����� � �−1

Dimana: �� = jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri = nilai rentang subgroup ke-i

(42)

�� = ∑ �����

Batas-batas pengendali untuk peta kendali rata-rata adalah:

�����=��+ A2 .��

Nilai dari A2 merupakan koefisien yang didapat dari tabel berikut.

Tabel 4.9 Harga-harga A2 n

untuk Peta Kendali Rata-rata

(43)

7 0,42

8 0,37

9 0,34

10 0,31

11 0,29

12 0,27

13 0,25

14 0,24

15 0,22

Batas Kendali Peta R adalah:

���=��x�4

= 0,006 x 2,00

= 0.012

��� =��x�3

= 0,006 x 0

= 0

Nilai dari D3 dan D4 merupakan koefisien yang didapat dari tabel berikut

Tabel 4.10. Harga-harga D3 dan D4 n

untuk Peta Kendali Range

D3 D4

2 0 3,27

3 0 2,57

(44)

5 0 2,11

Dari hasil perhitungan diatas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang

tertera pada Gambar 4.5. dan gambar 4.6.

Gambar 4.5. Peta Kendali X untuk Kadar Kotoran

(45)

Gambar 4.6. Peta Kendali R untuk Kadar Kotoran

0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

R

UCL

CL

(46)

5.1. PengertianImplementasi Sistim

Implementasisistimadalahproseduryang dilakukanuntukmenyelesaikandesain

sistemyangadadalamdesainyangdisetujui,menginstal,danmemulaisistem baru atau

sistemyang akan diperbaiki.

Tahapan implementasimerupakan tahapan penerapan hasildesain tertulis ke

dalam progamming (coding). dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistemyaitu Microsoft

Excel dalam menyelesaikanmasalah untuk memperoleh hasil perhitungan.

Dalamhalpengolahan data, komputer mempunyaikelebihan darimanusia

yaitu kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalammemproses data. Denganadanya

perangkat lunak komputer tersebut kita sangat terbantu karena memang ada

kalanyadatayang sangatrumitdanbanyaktidakdapatdikerjakansecaramanual

ataudenganmenggunakantenagamanusiayangtentunyamembutuhkanwaktu

dantenagayangsangat banyakutukmengoalhdata tersebut,disampingitufaktor

kesalahanyangdilakukan manusia relatifbesar.

Selain itu, dengan adanya perangkat lunak komputer, diharapkan

pekerjaan tersebut dapatdilakukan dengan cepatdan tepat, dan dengantingkat

kesalahanyangrelatifkecil.

(47)

Microsoft Office Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik

(spread sheet) dariprogrampaketMicrosoftOffice.Excelmerupakan salah satusoftware pengolahan angkayang cukup banyak digunakan di dunia. Excel

merupakan produkunggulandariMicrosoftCorporationyang banyakberperandalam

pengolahaninformasikhususnyadatayang berbentukangka,dihitung,

diproyeksikan,dianalisis,dandipresentasikandata pada lembar kerja.Microsoft telah

mengeluarkan Excel dalam berbagai dari versi 4, versi 5, versi97, versi 200, versi

2002, versi 2003, versi 2007,versi 2010 dan 2013 Sheet (Lembar Kerja)Excelterdiridari256kolomdan65536baris. Setiap kolomdiberinamadengan

hurufmulaidariA,B,C,...,Z kemudiandilanjutkan

AA,AB,AC,...,sampaikolomIV.Sedangkankolombarisditandaidengan angkamulai

dari 1, 2, 3, ... , 65536.

5.3 Langkah – Langkah Memulai PengolahanData dengan Microsoft Office Excel 2010

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows dan

pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian

ikuti langkah- langkah berikut ini :

1. Dari Windows, klik start pada taskbar, lalu klik program maka item menu

program aplikasi yang telah diinstalasi akan tampil.

(48)

Gambar 5.1 Cara membuka Microsoft Office Excel

5.4 Lembar Kerja Microsoft Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk

dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

(49)

Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan

dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri atas

256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan

alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk

baris, disamping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki

fungsi tersendiri.

5.5 Pengisian Data

Pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan

atau pengetikan data kedalamnya. Ada dua alternatif pengisian data, yakni

menggunakan keyboard computer atau melalui submenu yang terdapat pada

menu Excel.

(50)

Dalam pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data

2. Ketik data yang diinginkan

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau

mengakhirinya, sedangkan alternatif kedua dalam mengisi data adalah

menggunakan submenu pada menu edit di Excel. Dengan alternatif ini, akan

memiliki banyak pilihan yaitu : down,up,right,left, dan series (autofill).

5.6 Pembuatan grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada

lembar grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk

membuat grafik pada Excel, bias menggunakan icon chart wizard yang terdapat

pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah :

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

2. Klik insert, lalu pilih atau kilk chart, maka akan tampil kotak dialog chart tipe.

(51)

3. Klik tipe scatter yang diinginkan, dan pilih tipe grafik yang di inginkan, maka

maka kotak dialog chart akan tampil.

4. Lalu selanjutnya klik tipe line dan tekan enter. Maka akan muncul grafik yang

di inginkan

(52)

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengolahan dengan Statsitical Quality Control (SQC) dengan metode peta kendali rata-rata dan range diketahui tingkat pencapaian standar yang diharapkan oleh perusahaan belum tercapai. Dimana hasil pemeriksaan data

hasil pengujian karakteristik kualitas produk CPO masih terdapat sampel

yang berada di luar batas kendali (out of control).

 Asam Lemak Bebas (ALB)

a. Nilai rata-rata untuk peta kendali Asam Lemak Bebas (ALB) x� yang

merupakan centre line adalah 3,58 batas pengendali atas untuk peta kendali x� adalah 3,89 dan batas pengendali bawah 3,27. Berdasarkan

pengolahan data yang telah dilakukan terdapat sejumlah sampel yang

berada di luar batas kendali yaitu 5 sampel, namun sampel tersebut

nilainya tidak terlalu jauh dengan batas kendali.

b. Nilai rata-rata untuk peta kendali R adalah 0,65. Batas pengendali atas

untuk peta kendali R adalah 1,30 dan batas pengendali bawah 0.

(53)

sampel yang berada di luar batas kendali sebanyak 1 sampel, namun

sampel tersebut nilainya tidak terlalu jauh dengan batas kendali.

 Kadar Air

a. Nilai rata-rata untuk peta kendali Asam Lemak Bebas (ALB) x� yang

merupakan centre line adalah 0,154 batas pengendali atas untuk peta kendali x� adalah 0.157 dan batas pengendali bawah 0.151.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan tidak terdapat

sampel yang berada di luar batas kendali

b. Nilai rata-rata untuk peta kendali R adalah 0,008. Batas pengendali

atas untuk peta kendali R adalah 0,016 dan batas pengendali bawah 0.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan terdapat sejumlah

sampel yang berada di luar batas kendali sebanyak 1 sampel, namun

sampel tersebut nilainya tidak terlalu jauh dengan batas kendali.

 Kadar Kotoran

a. Nilai rata-rata untuk peta kendali Asam Lemak Bebas (ALB) x� yang

merupakan centre line adalah 0,024 batas pengendali atas untuk peta kendali x� adalah 0,027 dan batas pengendali bawah 0,021.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan tidak terdapat

sampel yang berada di luar batas kendali

b. Nilai rata-rata untuk peta kendali R adalah 0,006. Batas pengendali

atas untuk peta kendali R adalah 0,012 dan batas pengendali bawah 0.

(54)

sampel yang berada di luar batas kendali sebanyak 4 sampel, namun

sampel tersebut nilainya tidak terlalu jauh dengan batas kendali.

2. Dapat dilihat dari seluru variabel grafik, peta kendali rata-rata dan peta

kendali R, menunjukkan beberapa sampel berada di luar batas kendali itu

berarti terjadi variasi saat proses produksi, dimana penyebab dari variasi

tersebut adalah penyebab khusus.

6.2 Saran

Penulis memberikan beberapa saran terhadap hasil penelitian sebagai berikut:

1. Penulis menyarankan untuk meningkatkan dan memperhatikan lagi

mutu/kualitas proses produksi agar proses berada dalam batas kendali dan

tidak ada lagi sampel yang berada di luar batas kendali.

2. Penulis menyarankan agar metode statistical quality control atau pengendalian kualitas statistik dapat dipakai atau diaplikasikan di perusahaan

untuk mengetahui apakah proses produksi telah sesuai standar yang

Gambar

Tabel 3.1. Hubungan Langka Pengendalian Mutu, Tujuh Alat
Gambar 3.1. Bagan Batas Kendali Out of Control
Tabel 4.1. Data hasil Pengujian Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar Kotoran
Tabel 4.2. Perhitungan x dan R Pada Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini

Untuk tujuan pertama yaitu menganalisa perencanaan produksi CPO pada pabrik kelapa sawit PTP Nusantara VI, variabel kualitatif yang diamati adalah (1)

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain.. Hubungan antara

Dalam hal menganalisis data, digunakan peta kendali p (peta kendali proporsi kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses secara statistik. Penggunaan peta kendali p

Sehingga dapat didefenisikan bahwa, analisa regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan benuk hubungan antara variabel-variabel, dengan tujuan

Peta kendali (control chart) adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dari PT.Socfindo Indonesia yaitu data penelitian pada produk CPO (Crude

Metode yang sering digunakan dalam mengendalikan kualitas data variabel dikenal sebagai teknik “peta kendali variabel.” Pada dasarnya, teknik ini digunakan untuk menggambarkan variasi