• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

F. Seksi Produks

2.6. Proses Produks

2.6.3. Uraian Proses Produks

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses produksi pada PT WIKA Beton PPB Sumut dilakukan dalam 5 jalur yaitu:

A. Jalur I dan II melakukan produksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan produk berupa:

- Tiang pancang - Tiang listrik

B. Jalur III menghasilkan produk berupa bantalan jalan rel

C. Jalur IV dan V melakukan produksi dengan sistem pracetak yang menghasilkan produk berupa:

- Balok jembatan - Sheet file.

terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Proses persiapan tulang (Reinforcement Preparation),

Adapun material yang akan dirakit dicetakan terlebih dahulu dipersiapkan di workshop tulangan dengan proses sebagai berikut :

a. Pengujian PC Wire

Sebelum digunakan terlebih dahulu PC Wire diuji di laboratorium independen untuk menguji tegangan tarik PC Wire yang sesuai dengan diameternya. b. Pemotongan PC Wire (cutting)

Besi spiral, besi beton dan PC Wire yang akan digunakan dipotong dengan mal potong dengan ukuran panjang atau jumlah lilitan yang diinginkan berdasarkan tipe produk yang akan dibuat sesuai dengan yang terdapat pada spesifikasi tipe produk.

c. Pengheadingan

Pengheadingan ini adalah merupakan pembentukan ujung PC Wire yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi bulat (berkepala) agar pada saat di stressing tidak lolos atau tersangkut pada plat sambung. PC Wire dimasukkan ke lubang pengarah pada mesin heading lalu mesin di opersikan dengan menekan pedal mesin.

d. Pembuatan Spiral

Spiral digunakan sebagai tulangan dengan melilitkannya pada tulangan prategangnya. Kawat spiral dipasang pada mesin penggulung, dan mesin dioperasikan hingga jumlah lilitan sesuai dengan standar spesifikasi produksi (SSP) dan di potong dengan alat potong besi secara manual.

e. Pembuatan cincin

Kawat spiral di bentuk menjadi cincin dengan menggunakan mal cincin sesuai dengan SSP, kemudian diikat dengan kawat ikat atau dilas. Cincin pada tulangan berfungsi untuk menahan PC Wire agar tidak melendut pada saat merangkai tulangan dengan spiralnya.

f. Pembuatan plat sambung

Plat sambung yang telah dipasang keranjang dan secara manual plat sambung dipasang pada kepala PC wire, diameter dari plat sambung itu sendiri disesuaikan dengan diameter produk yang akan dibuat.

2. Persiapan Cetakan Beton

Cetakan di atas trolly dibawa ke bagian tulangan dan diangkut dengan

hoist ke trostel tulangan. Sebelum melanjut ke proses berikutnya, terlebih dahulu cetakan dibersihkan dari kotoran/sisa adukan beton yang masih melekat dengan kape dan kuas pembersih, lalu pada permukaan cetakan atau mal dioleskan dengan minyak cetak secara tipis dan merata. Minyak cetak terbuat dari minyak kelapa sawit ditambah solar yang fungsinya agar campuran beton nantinya tidak lengket dan menghasilkan permukaan beton yang halus.

3. Pembuatan Adukan Beton (Concrete Mixing)

Bahan yang digunakan untuk campuran beton ini adalah pasir, koral/split, semen, air dan zat additive(Kaomighty). Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diteliti oleh bagian pengendalian mutu.

Bahan baku adonan dimasukkan ke dalam tanki mixer dengan menggunakan bucket material. Semua bahan tersebut dicampur dengan komposisi

yang telah ditentukan sesuai dengan standart mutu dan jenis produk. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk beton (mixer) di batching plant dan mesin pengaduk beton (fan mixer) sehingga diperoleh adukan beton yang merata.

4. Pembuatan Benda Uji Beton

Pengujian mutu beton merupakan aktivitas yang penting dalam pelaksanaan produksi agar produk yang dihasilkan tetap berada dalam standar yang telah ditetapkan.

Proses pengujian mutu beton ini dilakukan dengan 2 jenis yaitu : a. Pengujian kekentalan (Slump Test)

Pada saat adukan beton telah selesai diproses, diambil sampel adukan secara manual dan dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk silider kerucut dengan ukuran tinggi 30 cm, diamater bawah 20 cm dan diamater atas 10 cm.

Adukan beton didalam cetakan mengalami proses pangujian kekentalan dimana akhir dari proses pengujian tersebut adalah adukan beton yang berbentuk cetakan. Tinggi adukan diukur dari dasar adukan, dan selisih antara tinggi adukan yang diukur dan tinggi cetakan yang disebut sebagai nilai slump (kekentalan). Nilai slump yang diizinkan adalah maksimal 5 cm.

b. Pengujian kekuatan

Pengujian kekuatan dimaksudkan untuk memeriksa kuat tekan beton apakah telah sesuai dengan standar, yaitu > 300 kg/cm2. Misalnya diketahui 1006 KN kuat tekan dan luas kubus 225 cm2. Dapat dihitung dengan rumus F = Gaya (N), A = Luas Penampang Kubus (m2), P = Tekanan (N/m2)

Diketahui F = 1,006x106 N = 1006x 103 A = 225 cm N 2 = 2,25 x 10-4 m A F P= 2 2 4 3 10 25 , 2 10 1006 m x N x P= = 447 x 107 N/m

Dari hasil yang diperoleh 447 x 10 2

7 N/m2

5. Perakitan Tulang (Reinforcement Assembly)

produk dinyatakan layak untuk dilakukan pemancangan dilapangan.

Pada proses ini dilakukan stressing awal pada PC Wire yang berkisar 50-70 bar, aktivitas ini berfungsi untuk menegangkan PC Wire agar mudah dalam proses pemasangan kawat spiral. Pada proses tulangan ini kemudian dilakukan pemasangan kawat spiral dengan diameter yang bersesuaian dengan type produk. Pemasangan cincin sesuai pengaturan jarak yang ditentukan. PC Wire, kawat spiral dan cincin tulangan diikat dengan kawat ikat menggunakan gancu pengikat agar cukup kuat karena pada bagian ini mengalami benturan dan tekanan yang terkuat pada saat pemancangan di lapangan.

Perakitan tulangan ke dalam cetakan ini dilakukan sesuai dengan tipe produk yang ingin dibuat, kemudian cetakan siap untuk dicor dengan adukan beton . Cetakan yang telah siap untuk dicor dengan adukan beton dipindahkan kebagian pengecoran diatas trolly dengan menggunakan hoist.

6. Pengecoran Adukan Beton (Concrete Filling)

Setelah dipindah ke atas trolly cor, lalu cetakan dicor dengan adukan beton sesuai dengan standard berat masing-masing tipe yang didistribusikan dengan hopper ke dalam cetakan sambil diratakan keseluruh cetakan sebelum cetakan ditutup.

7. Penutupan cetakan dan Penarikan kawat pratekan (Mould Closing and Prestressing).

Setelah adonan beton merata, lalu dipasang karet spon dibagian kanan dan kiri cetakan sambil dirapikan. Penutupan cetakan dan bersamaan dengan itu penutup atas dibawa dengan craine hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan dikunci dengan menggunakan Inpect tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan stressing akhir dengan mengendurkan baut dorong pada end plate. Stressing akhir dilakukan mencapai

sekitar 190 bar per PC wire, kadang-kadang mencapai 270 bar, selanj tnya cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pemutaran (spinning).

8. Pemutaran Cetakan (Mould Spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setalah cetakan dilatakkan diatas roll pemutar maka mesin spinning akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar

(spinning machine) ini bertujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam

cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin putar. Proses pemadatan dengan gaya sentrifugal ini menjadikan beton lebih padat sehingga memiliki daya tahan terhadap korosi tinggi dan dilakukan secara

bertahap untuk mencegah timbulnya rongga pada beton. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap I : 500 rpm selama 3 menit 2. Tahap II : 700 rpm selama 2 menit

3. Tahap III : 1500 rpm selama 10 menit untuk tiang pancang dan 7 menit untuk tiang listrik.

Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap dengan menggunakan craine hoist. Sebelumnya limbah dibuang dari dalam cetakan dengan memiringkan posisi cetakan sehingga limbah dapat keluar dan dialirkan ke bak limbah.

9. Perawatan Uap (Steam Curing)

Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan uap panas yang didistribusikan dari boiler ke bak uap dengan suhu mencapai 600 C - 700

10. Pembukaan Cetakan (Mould Stripping).

C, pada suhu tersebut dipertahankan kondisinya sekitar 3,5 jam bertujuan mempercepat waktu pengerasan beton. Setelah itu suhu cetakan diturunkan dan selama setengah jam cetakan dibiarkan mengalami proses pendinginan secara alami, selanjutnya cetakan diangkat ke atas trolly dengan menggunakan craine

hoist kemudian dibawa kebagian pembukaan cetakan.

Setelah cetakan di bawa dengan trolly ke bagian pembukaan cetakan maka seluruh baut pengguna tutup cetakan dilepas dengan menggunakan inpact tool dan lepaskan klem baut serta baut ruth cetakan dilonggarkan. Cetakan yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah, dibuka bagian atas

cetakan dengan craine hoist dan dibawa ke tiang gantungan cetakan untuk dibersihkan dan dioles minyak cetak dan selanjutnya dibawa ke parkir tutup cetakan. Dan saat yang bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek WIKA tanggal produksi nomor produk dan kode tipe produk. Contohnya sebagai berikut:

a. Label produk tiang pancang

WIKA Artinya

30 A2B12.7.W diameter tiang = 30 cm

Tipe tiang/klas = A2

Model tiang = bottom (B)

Jumlah PC wire = 12 batang

Diameter PC wire = 7 mm

13-09-2007 tanggal produksi = 13 September 2007 8213383 Kode wilayah pabrik = 8

Nomor jalur = 2

Nomor urut produksi = 13383

b. Label produk tiang listrik

WIKA Artinya

11-200-190 Panjang tiang = 11 m

Diameter atas = 190

Beban horizon = 200 N

8213397 Kode wilayah pabrik = 8

Nomor jalur = 2

Nomor urut produksi = 13397

Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly.

11. Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir (Water Curing and Finishing).

Dalam penanganan produk jadi yang dilakukan adalah proses penumpukan dan perawatan produk di stock yard. Sebelumnya produk diservice dan diolesi minyak solar pada plat sambung serta pengecekan akhir pada lubang tembus dan permukaan tiang. Produk jadi yang memenuhi standart ditumpuk di

stock yard (gudang terbuka) dengan cara susunan memanjang simetris dan

melebar, dimana diantara batangan produk yang ditumpuk tersebut dibatasi dengan kasu atau kayu balok dan di bagian pinggir diberi penahan segitiga agar susunan produk tidak jatuh. Penahan segitiga terbuat dari coran semen yang dicetak segitiga dengan ukuran 11 x 7 x 7 cm dengan lebar 8 cm. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan perawatan air dan hasil cetakan siap untuk didistribusikan.

Untuk lebih jelasnya proses produksi untuk jenis tiang pancang bulat dapat dilihat pada gambar 2.2

Persiapan Tulangan Pembuatan Benda Uji Pembuatan Adukan Beton Persiapan Cetakan Penulangan Di Cetakan Pengecoran Adukan Beton Penutupan Cetakan Pemutaran Cetakan Perawatan Uap Pembukaan Cetakan

Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir Stressing I PC Wire

Pengadukan Beton

Stressing II PC Wire

Dalam aktivitas produksinya sehari-hari PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut menggunakan jenis proses produksi yang terus menerus (continue). Hal ini dikarenakan kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung didasarkan atas banyaknya pesanan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan yang datang sewaktu-waktu.

Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik, diperlukan pedoman kerja dan tahapan proses yang harus dilaksanakan oleh semua operator. Secara umum proses ini dapat dilihat seperti pada Flow Process Chart (FPC/ Peta Aliran Proses) dalam lampiran 2 dan Flow Sheet dalam lampiran 1.

Dokumen terkait