• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frekuensi Pemeriksaan Optimal Terhadap Mesin Mixer Dan Bucket Skip Pada PT. Wijaya Karya Beton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Frekuensi Pemeriksaan Optimal Terhadap Mesin Mixer Dan Bucket Skip Pada PT. Wijaya Karya Beton"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

FREKUENSI PEMERIKSAAN OPTIMAL TERHADAP MESIN

MIXER DAN BUCKET SKIP PADA

PT. WIJAYA KARYA BETON

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Terapan

Oleh

Simeon Indrauli Tarigan

NIM. 025204030

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2008

(2)
(3)

FREKUENSI PEMERIKSAAN OPTIMAL TERHADAP MESIN

MIXER DAN BUCKET SKIP PADA

PT. WIJAYA KARYA BETON

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Terapan

Oleh

Simeon Indrauli Tarigan NIM. 025204030

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Ir. Adil Surbakti Ir. Anizar, M.Kes

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2008

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dengan memberikan kesehatan, kekuatan dan juga kesabaran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Frekuensi Pemeriksaan Optimal Terhadap Mesin Mixer dan Bucket Skip pada PT. Wijaya Karya

Beton.

Tugas akhir adalah merupakan salah satu dari kurikulum program D-IV Teknik Manajemen Pabrik, diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini memiliki banyak kekurangan, baik dari isi maupun penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Akhir ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga Karya Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukannya maupun membacanya.

(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam rangka penyelesaian laporan Tugas Akhir ini penulis telah banyak menerima arahan, petunjuk, bimbingan serta bantuan dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih kepada:

1. Bapa yang terkasih, untuk kasih karunia, pernyataan dan kemurahan yang melimpah dalam kehidupan penulis.

2. Bapak Bersih Tarigan dan Rita Bangun selaku orang tua yang telah memberikan dukungan secara moril dan material.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik USU.

4. Bapak Aulia Ishak, ST. MT, sebagai koordinator Karya Akhir Program Teknik Manajemen Pabrik D-IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Ir. Adil Surbakti sebagai dosen pembimbing I dalam penulisan karya akhir ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis.

6. Ibu Ir. Anizar, M.Kes sebagai dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran selama penulisan karya akhir sampai penyelesaian tugas akhir ini.

7. Bapak R. Dedi Tri Wiasa Edhi, SE, sebagai Kepala Seksi Keuangan & personalia di PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Magang di perusahaan.

(6)

9. Seluruh Dosen/Staf Pengajar serta Pegawai/Karyawan di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

10. Teman-teman mahasiswa yang telah memberi semangat buat penulis.

Penulis hanya memanjatkan doa, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas budi baik Bapak, Ibu dan rekan-rekan semuanya.

Medan, Mei 2008

(7)

ABSTRAK

PT. Wijaya Karya Beton adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan tiang beton. Mesin produksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan, sehingga perlu dilakukan jadual pemeriksaan terhadap mesin. Penelitian ini melakukan frekuensi pemeriksaan optimal pada mesin di PT. Wijaya Karya Beton, sehingga memperkecil total waktu kerusakan.

Adapun metode penelitian yang dilaksanakan yaitu dengan penelitian lapangan, penelitian kepustakaan serta pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi langsung, wawancara/interview, dan dengan memakai daftar pertanyaan. Data yang diambil adalah data yang bersifat eksponensial negative yang kemudian dilakukan pengujian distribusi apakah mengikuti eksponensial negative, setelah teruji mengikuti eksponensial negative maka dilakukan perhitungan frekuensi pemeriksaan optimal. Penelitian ini dilakukan terhadap mesin mixer dan bucket skip karena frekuensi kerusakan mesin sangat besar yang menyebabkan jadual penyelesaian produk terhambat.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMAKASIH……….…ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK………...xiii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Pembatasan Masalah ... I-4 1.6. Asumsi-asumsi ... I-5 1.7. Sistematika Penulisan Laporan……… I-5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(9)

2.4. Pembagian Tugas dan Tanggug Jawab ... II-5 2.5. Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan... II-12 2.5.1. Tenaga Kerja………. II-12 2.5.2. Jam Kerja……….. II-14 2.5.3. Sistem Pengupahan……… II-15 2.5.4. Fasilitas Tenaga Kerja……….. . II-17 2.6. Proses Produksi……… II-17 2.6.1. Standart Mutu Bahan/Produk……… . II-18 2.6.2. Bahan Yang Digunakan………. .II-20 2.6.2.1. Bahan Baku……… II-20 2.6.2.2. Bahan Tambahan………... II-22 2.6.2.3. Bahan Penolong………. II-23 2.6.3. Uraian Proses Produksi………. II-24 2.7. Mesin dan Peralatan……… II-34 2.7.1. Mesin Produksi………. II-34 2.7.2. Peralatan (Equipment)……….. .. II-38 2.7.3. Utilitas……… II-41

BAB III LANDASAN TEORI

(10)

3.3.1. Variabel Keputusan……… III-7 3.3.2. Masukan Sistem Pemeliharaan Terecana……… III-8 3.3.1. Faktor-faktor Pembatas Sistem

Pemeliharaan Terencana…… ... III-9 3.3.4. Keriteria Pemeliahraan Dalam Sistem

Pemeliaraan Terencana……….. III-9 3.3.5. Proses Pengambilan Keputusan Dalam

Pemeliharaan Terencana……… III-9 3.4. Pengorganisasian Pemeliharaan ... III-10

3.5. Prosedur Pemeliharaan ... III-11 3.6. Fungsi Kepadatan Kemungkinan (Probabilitas) ... III-14 3.7. Pengujian Hipotesa... III-16 3.8. Bentuk Model Dasar Pemeriksaan Optimal ... III-19 3.9. Model Matematis Perhitungan Frekuensi Pemeriksaan

Optimal dan Kerugian Minimum……… III-24 3.9.1. Model Matematis……… .. III-24 3.9.2. Model Analisa Pemeliharaan……… ... III-26 3.10. Reliabilitas... III-28 3.10.1. Definisi Dari Reliabilitas………III-28 3.10.2. Tujuan Pengujian Reliabilitas………...……..III-29 3.10.3. Failure (Kegagalan)………III-30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

(11)

4.2. Rancangan Penelitian……… IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-2 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Instrumen Penelitian... IV-3 4.6. Pelaksanaan Penelitian ... IV-3 4.7. Pengumpulan Data……… IV-3 4.8. Pengolahan Data... IV-4 4.9. Analisa Data ... IV-6 4.10. Kesimpulan………. IV-6

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data... V-5 5.2.1. Penentuan Pola Distribusi Waktu Pemeriksaan

Mesin Mixer dan Bucket Skip... V-6 5.2.2. Penentuan Pola Distribusi Waktu Pemeriksaan

Mesin Mixer dan Bucket Skip ...V-11 5.2.3. Penentuan Pola Distribusi Waktu Antar Kedatangan

Kerusakan Mesin Mixer dan Mesin Bucket Skip... V- 16 5.2.4. Perhitungan Keuntungan Yang Hilang ... V-23

5.2.5. Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Optimal ... V-24 5.2.5.1. Penentuan Frekuensi Pemeriksaan Optimal Mesin Mixer ... V-25

(12)

Mesin Bucket Skip ... V-26

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa dan Pembahasan ... VI-1 6.2. Penghematan Waktu Pemeliharaan……….. VI-3 6.3. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan………. VI-4

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran………. VII-1

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di Pabrik ... II-13 Tabel 2.2. Bahan Baku Material Alam ... II-19 Tabel 2.3. Bahan Baku Material Industri ... II-19 Tabel 2.4. Bahan Tambahan Additive ... II-19 Tabel 2.5. Mesin Produksi……… II-35 Tabel 2.6. Peralatan……..………. II-39 Tabel 2.7. Utilitas………. II-41 Tabel 5.1. Data Waktu Pemeriksaan Mesin Mixer………. V-1 Tabel 5.2. Data Waktu Pemeriksaan Mesin Bucket Skip……….. V-2 Tabel 5.3. Data Waktu Perbaikan Mesin Mixer………... V-2 Tabel 5.4. Data Waktu Perbaikan Mesin Bucket Skip………..…. V-3 Tabel 5.5. Data Waktu Antar Kedatangan Kerusakan Mesin Mixer….… V-4 Tabel 5.6. Data Antar Kedatangan Kerusakan Mesin Bucket Skip……... V-4 Tabel 5.7. Biaya Rata-rata Pemeriksaan dan Perbaikan………... V-5 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Waktu Pemeriksaan Mesin Mixer……. V-6 Tabel 5.9. Nilai Kemungkinan Waktu Pemeriksaan Mesin Mixer……… V-7 Tabel 5.10. Uji Distribusi Waktu Pemeriksaan Mesin Mixer………. V-8 Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Waktu Pemeriksaan Mesin Bucket

(14)

Mesin Mixer……….. ... V-17 Tabel 5.21. Nilai Kemungkinan Waktu Antar Kedatangan Kerusakan

Mesin Mixer……….. ... V-18 Tabel 5.22. Uji Distribusi Waktu Antar Kedatangan Kerusakan

Mesin Mixer……….. ... V-19 Tabel 5.23. Distribusi Frekuensi Waktu Antar Kedatangan Kerusakan

Mesin Bucket Skip ……….. ... V-20 Tabel 5.24. Nilai Kemungkinan Waktu Antar Kedatangan Kerusakan

Mesin Bucket Skip ……….. ... V-21 Tabel 5.25. Uji Distribusi Waktu Antar Kedatangan Kerusakan

Mesin Bucket Skip ……….. ... V-21 Tabel 5.26. Hasil Perhitungan Pengujian Distribusi Frekuensi

Terhadap Waktu Pemeriksaan, Waktu Perbaikan dan

Waktu Antar kedatangan Kerusakan……… V-22 Tabel 5.27. Laju Kerusakan Mesin dan Konstanta Kerusakan……… V-23 Tabel 5.28. Jumlah Produksi Rata-rata Pertahun dn Besarnya

Keuntungan/Batang………. V-23 Tabel 6.1. Perbandingan Sistem Pemeliharaan Sekarang dengan

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Pengumpulan Data Lampiran II

Tabel Khi-Kuadrat Lampiran III

Lembar Asistensi Dosen Pembimbing Lembar Asistensi Dosen Pembimbing II Permohonan Karya Akhir

Formulir Penetapan Penetapan Karya Akhir Surat Penjajakan ke Perusahaan

Balasan Surat Penjajakan Dari Perusahaan Surat Keputusan Karya Akhir

(17)

LAMIRAN I

(18)

LAMIRAN II

(19)

LAMIRAN III

(20)

ABSTRAK

PT. Wijaya Karya Beton adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan tiang beton. Mesin produksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan, sehingga perlu dilakukan jadual pemeriksaan terhadap mesin. Penelitian ini melakukan frekuensi pemeriksaan optimal pada mesin di PT. Wijaya Karya Beton, sehingga memperkecil total waktu kerusakan.

Adapun metode penelitian yang dilaksanakan yaitu dengan penelitian lapangan, penelitian kepustakaan serta pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi langsung, wawancara/interview, dan dengan memakai daftar pertanyaan. Data yang diambil adalah data yang bersifat eksponensial negative yang kemudian dilakukan pengujian distribusi apakah mengikuti eksponensial negative, setelah teruji mengikuti eksponensial negative maka dilakukan perhitungan frekuensi pemeriksaan optimal. Penelitian ini dilakukan terhadap mesin mixer dan bucket skip karena frekuensi kerusakan mesin sangat besar yang menyebabkan jadual penyelesaian produk terhambat.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Setiap perusahaan perlu melaksanakan pemeliharaan mesin produksinya dalam meningkatkan produktivitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah efisiensi, baik efisiensi penggunaan materi maupun efisiensi penggunaan jam kerja.

Salah satu faktor yang mempengaruhi efesiensi penggunaan jam kerja adalah tersedianya mesin-mesin yang layak pakai pada saat jam kerja tiba. Persiapan yang kurang memadai mengkibatkan pekerja maupun mesin-mesin menganggur, juga dapat menyebabkan delay pada bahan yang akan atau sedang diproses sehingga mengakibatkan kerugian karena jam kerja terbuang percuma dan jumlah produksi akan berkurang. Kerusakan mesin menyebabkan: terhentinya proses produksi, terganggunya jadual penyelesaian produk, meningkatnya biaya perbaikan peralatan/mesin produksi dan juga mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan.

(22)

Dengan pemeriksaan optimal yang dilakukan pada mesin dan diperhatikan pelaksanaan jadual pemeriksaan secara rutin, maka diharapkan akan dapat mengurangi kerusakan dan waktu yang terbuang serta efisiensi biaya pebaikan mesin.

1.2. Rumusan Permasalahan

Masalah yang dibahas pada mesin mixer dan bucket skip mengenai kondisi mesin, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada proses produksi yaitu:

1. Pemeriksaan mesin 2. Pemeliharaan 3. Perbaikan mesin

4. Interval waktu kerusakan

Untuk itu perlu diteliti, sejauh mana faktor tersebut dapat berpengaruh pada sistem kerja mesin. Dengan diketahuinya beberapa faktor-faktor yang berpengaruh maka dapat ditentukan frekuensi pemeriksaan optimal dari faktor-faktor tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan pada PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut adalah untuk:

1. Untuk mengetahui frekuensi pemeriksaan mesin produksi yang optimal.

(23)

3. Untuk menentukan kondisi optimum pemeliharaan dan meminimumkan kerugian.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Adapaun beberapa manfaat dari penelitian ini bagi mahasiswa sendiri adalah sebagai berikut:

a. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh pada saat mengikuti perkuliahan dengan praktek di lapangan.

b. Dapat mengetahui dan memahami berbagai macam aspek kegiatan perusahaan.

c. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan pekerjaan.

d. Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan kerja yang akan dihadapi setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Bagi Fakultas Teknik, Khususnya departemen Teknik Industri, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat mempererat kerja sama antara Perusahaan dengan Fakultas Teknik, khususnya Program Studi Teknik Manajemen Pabrik, Universitas Sumatera Utara.

(24)

3. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan tempat dilakukannya penelitian, adapun manfaat yang dapat diperoleh perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Dapat menjadikan hasil penelitian sebagai bahan masukan dalam mengoreksi kambali system kerja yang ada.

b. Dapat melihat kondisi perusahaan dari sudut pandang disiplin ilmu Teknik Industri yang dimiliki mahasiswa.

c. Perusahaan dapat mengetahui frekuensi pemeriksaan optimal yang mempengaruhi system kerja mesin. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah pemeriksaan, perbaikan, dan waktu perbaikan.

d. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.

1.5. Pembatasan Masalah

Dalam menyelesaikan masalah yang dibicarakan sebelumnya, perlu adanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih terarah dan menghindari penyimpangan dari maksud yang sebenarnya.

Untuk lebih mengarahkan dari pemecahan masalah, maka ruang lingkup permasalahan telah dibatasi sebagai berikut:

1. Pemeriksaan dan pengambilan data dilakukan pada mesin mixer dan

bucket skip yang ada pada bagian peralatan. 2. Sistem kerja mesin.

(25)

1.6. Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Seluruh data yang diperoleh dari perusahaan & sumber lain setelah dipertimbangkan kelayakannya adalah benar.

2. Mesin mixer dan bucket skip dalam keadaan baik dan layak produksi. 3. Mesin tidak mengalami penggantian atau pengurangan, sesuai dengan

jumlah ada pada saat penelitian dilakukan.

1.7. Sistematika Penulisan Karya Akhir

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan karya akhir ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, dan asumsi yang digunakan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(26)

BAB III : LANDASAN TEORI

Menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Melakukan identifikasi data dan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.

BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil pengolahan data dan untuk memperoleh penyelesaian dari masalah yang ada.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Wijaya Karya didirikan pada tanggal 11 Maret 1960 berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1960 dengan nama Perusahaan Bangunan Nagara Widjaja Karya, yang berasal dari Nasionalisasi Perusahaan Pemborong milik Belanda bernama NAAM LOZE VENNOOTSCHAP TECHNISCHE HANDEL MAATSCHEPPIJ EN BOUWBEDRIJF VISEN Co atau disingkat NVVISENCo. Sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 64 tanggal 29 Maret 1961 tentang Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Asing, Perusahaan Bangunan Negara Wijaya Karya berubah menjadi Perusahaan Negara Wijaya Karya. Dengan perkembangan perusahaan, maka pemerintah merubah status perusahaan dari Perusahaan Negara Wijaya Karya menjadi Perusahaan Persero Terbatas (PT) Wijaya Karya dalam Akta Notaris No. 110 tanggal 20 Desember 1972

(28)

Pada tanggal 11 Maret 1997 Divisi Produk Beton PT. Wijaya Karya menjadi anak perusahaan dengan nama PT. Wijaya Karya Beton berdasarkan Akta Notaris No. 44.

Saat ini PT. Wijaya Karya Beton adalah produsen tiang beton sentrifugal yang terbesar di Indonesia, yang didukung oleh 7 (Tujuh) pabrik yang berlokasi di:

1. Pabrik Produk Beton Sumatera Utara, Kabupaten Binjai - Sumatera Utara. 2. Pabrik Produk Beton Lampung, Natar - Lampung Selatan.

3. Pabrik Produk Beton Bogor, Cileungsi - Jawa Barat. 4. Pabrik produk Beton Majalengka, Jati Wangi - Jabar. 5. Pabrik Produk Beton Boyolali, Mojosongo - Jawa Tengah. 6. Pabrik Produk Beton Pasuruan, Japanan - Jawa Timur. 7. Pabrik Produk Beton Sulawesi Selatan, Ujung Pandang.

Dengan pengalaman pembuatan beton pracetak yang terbesar di Indonesia, PT. Wijaya Karya Beton tetap menjaga kepuasan pelanggan atas mutu, waktu dan biaya atas hasil produk yang dihasilkan.

PT. Wijaya Karya Beton (PPB Sumut) ini terletak di jalan Medan – Binjai Km 15,5 Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dengan luas area 48.000 M2

1. Kemudahan untuk memperoleh bahan baku yang digunakan

. Adapun pertimbangan didirikannya PT. Wijaya Karya Beton dilokasi tersebut adalah :

(29)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Wijaya Karya Beton adalah perusahaan anak dari PT. Wijaya Karya yang bergerak di bidang produk beton pracetak yang terbesar di Indonesia.

PT. Wijaya Karya Beton (PPB Sumut) didalam menjalankan roda perusahaannya memproduksi jenis beton sebagai berikut:

1. PC Piles (TI), yaitu produk beton yang berbentuk tiang pancang bulat

yang di gunakan untuk pondasi bangunan dan gedung bertingkat.

2. PC Piles (TL), yaitu produk beton yang berbentuk tiang listrik yang di

gunakan untuk menyangga kabel/kawat yang di aliri listrik dari pembangkit ke konsumen.

3. Railway Concrete Products (RY), yaitu produk beton jalan rel yang

merupakan alas besi rel kereta api sehingga besi rel tidak langsung menyentuh tanah.

4. Bridge Concrete Products (BR), yaitu produk beton untuk pondasi

jembatan.

5. Retaining Wall Concrete Products (RT), yaitu produk beton untuk dinding

penahan tanah.

2.3. Organisasi dan Manajemen

(30)

Oleh karena itu keberhasilan dari suatu perusahaan banyak ditentukan oleh kemampuan manajemen sumber daya manusia yang baik.

Perusahaan yang terdiri dari berbagai aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan. Dengan adanya organisasi maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi yang baik harus fleksibel terhadap perubahan dan perkembangan di lingkungannya. Beberapa keuntungan yang dicapai dari penggunaan bagan organisasi adalah sebagai berikut :

1. Bagan organisasi dapat menunjukkan gambaran kegitan dari perusahaan serta hubungan dari setiap kegiatan yang ada di perusahaan.

2. Bagan organisasi dapat dipergunakan untuk merumuskan rencana kerja ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan.

Struktur organisasi pada perancangan unit pembuatan beton pracetak PT WIKA Beton PPB Sumut menggunakan struktur oganisasi secara matriks. Pada struktur organisasi ini semua seksi menuju ke unit produksi dimana masing-masing seksi dapat menangani seksi lain.

(31)

SEKSI TEKNIK & MUTU

SEKSI PRODUKSI MANAJER PABRIK

SEKSI PERENCANAAN & EVALUASI PRODUKSI

[image:31.595.117.505.103.454.2]

SEKSI KEUANGAN & PERSONALIA SEKSI PERALATAN

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

2.4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

(32)

setiap pemangku jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang terdapat pada struktur organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut adalah sebagai berikut :

A. Manajer Pabrik (Factory Manajer)

Adapun tugas dan wewenangnya adalah : 1. Memimpin seluruh kegiatan di dalam pabrik

2. Sebagai pengambil keputusan ”decision maker” dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Mengendalikan dan mengevaluasi produksi dari segi biaya, mutu dan waktu secara berkala.

4. Melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan produksi sehingga tujuan perusahaan akan tercapai secara efektif.

5. Bertanggung jawab atas pengadaan lokasi dan pengendalian persediaan suku cadang, bahan baku, bahan penunjang dan produk jadi.

6. Mengupayakan peningkatan kualitas hasil kerja meliputi biaya, mutu dan waktu sesuai standar yang telah ditetapkan.

7. Mengupayakan terlaksananya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 8. Bertanggung jawab atas keamanan semua harta perusahaan yang ada di

bawah pengelolaannya.

(33)

10. Mengupayakan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang manajemen, keahlian dan keterampilan.

11. Melaksanakan kerja sama dengan organisasi pemasaran dalam rangka optimasi sumber daya produksi dan distribusi.

12. Mengusahakan terjadinya hubungan yang sehat dan saling menguntungkan dengan pihak-pihak luar atau di dalam perusahaan yang berkaitan dengan ruang lingkup kerjanya.

13. Bertanggung jawab atas kelangsungan pabrik 14. Bertanggung jawab kepada direktur pusat.

B. Seksi Teknik dan Mutu

Tugas dan wewenangnya adalah :

1. Menyusun rencana teknik untuk mencapai sasaran mutu produk susuai dengan persyaratan teknis didalam dokumen yang telah disepakati oleh pelanggan dan perusahaan.

2. Bertanggung jawab atas tercapainya tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya di pabrik melalui optimalisasi desain dan metode produksi. 3. Bertanggung jawab terlaksananya dukungan dan pelayanan jasa rekayasa

diperlukan di pabrik dan wilayah penjualan dalam rangka pengupayaan percepatan penyelesaian proses produksi dan distribusi.

(34)

5. Menyusun rencana pengawasan dan pengujian berupa prosedur, sistem dan pedoman lingkungan pabrik, antara lain meliputi:

a) Menetapkan kendali mutu

b) Merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada saat pengendalian.

c) Merumuskan kriteria kendali mutu.

d) Merumuskan sistem dokumentasi/sistem informasi e) Merumuskan alat kendali mutu.

6. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 2000 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang dikembangkan perusahaan.

7. Melaksanakan penelitian terhadap metode produksi serta rekomendasi peningkatan sistem produksi agar dicapai kualitas yang diinginkan.

8. Melaksanakan pembinaan bawahan yang meliputi tanggung jawab sesuai dengan perkembangan perusahaan.

C. Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi

Tugas dan wewenangnya adalah :

1. Melaksanakan dan mengelola administrasi produksi secara berkala.

2. Bertanggung jawab tersusunnya produksi dan kebutuhan sumber daya untuk keperluan seluruh jalur yang ada di pabrik.

(35)

4. Menerima pesanan dari langganan-langganan dan konsumen.

5. Menyusun rencana produksi produk beton yang disesuaikan dengan rencana distribusi dengan rencana distribusi unit penjualan produk beton. 6. Melaksankan pengendalian, evaluasi dan analisa biaya produksi dan

pemanfatan sumber daya pabrik.

7. Mengupayakan peningkatan efektivitas dan efisiensi biaya produksi dan pemanfatan sumber daya tanpa mengurangi waktu yang telah ditetapkan. 8. Menyusun anggaran biaya produksi untuk keperluan seluruh jalur yang

ada di pabrik.

9. Melaksanakan administrasi persediaan gudang yang meliputi persediaan bahan baku dan penunjang, persediaan dalam proses, persediaan barang jadi dan suku cadang secara tertib.

10.Membuat dan menyajikan laporan produksi secara berkala.

11.Bertanggung jawab atas keterpaduan jadwal produksi dengan rencana penyerahan dan distribusi dari waktu ke waktu.

D. Seksi Peralatan

Tugas dan wewenangnya adalah :

1. Merencanakan dan melaksanakan pengawasan program perawatan mesin dan peralatan pabrik sesuai dengan standar.

2. Mengupayakan pemanfaatan mesin dan peralatan pabrik secara optimal serta memantau produktivitas pemanfaatan mesin dan peralatan pabrik. 3. Merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi kebutuhan suku cadang

(36)

4. Bertanggung jawab atas keberadaan mesin dan peralatan pabrik.

5. Mempersiapkan sumber daya cetak sesuai dengan rencana produksi yang telah ditetapkan.

6. Bertanggung jawab atas beroperasinya mesin dan peralatan pabrik sebelum dan selama proses produksi.

7. Mengendalikan dan mengevaluasi biaya peralatan pabrik.

8. Bertanggung jawab atas kelengkapan dan berfungsinya mesin dan peralatan yang akan dimobilisasikan ke pabrik.

9. Mengatur pembagian shift kerja regu peralatan dan menentapkan kepala regunya.

E. Seksi Keuangan dan Personalia

Tugas dan wewenangnya adalah :

1. Menyusun anggaran biaya dan kas keperluan seluruh kegiatan.

2. Melaksanakan pembayaran kepaa pihak ketiga sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

3. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi biaya langsung dan tidak langsung serta anggaran kas secara berkala.

4. Mengadakan pengadaan lokal dan memantau perkembangan harga dari pemasok agar didapat harga yang bersaing.

(37)

6. Melaksanakan administrai persediaan kantor yang meliputi persediaan bahan baku dan penunjang, persediaan dalam proses, persediaan barang jadi dan suku cadang secara tertib.

7. Membuat dan menyajikan laporan keuangan yang meliputi neraca dan membuat perhitungan laba rugi secara berkala.

8. Melaksanakan pencatatan, klasifikasi data keuangan serta evaluasinya menjadi info yang akurat.

9. Melaksanakan pengawasan penerapan sistem informasi dalam arti seluas-luasnya.

F. Seksi Produksi

Tugas dan wewenangnya adalah :

1. Merencanakan jadwal induk produksi dan kebutuhan sumber daya keperluan jalur-jalur produksinya.

2. Mengatur pembagian shift kerja kepala-kepala shift

3. Memimpin regu-regu produksi dalam melaksanakan produksi sesuai dengan jadwal dan pedoman yang telah ditetapkan.

4. Melaksanakan pengaduan lokal dan memantau perkembangan harga. 5. Bertanggung jawab atas kualitas hasil kerja yang meliputi biaya, mutu,

waktu sesuai standar.

6. Bertanggung jawab atas tercapainya jadwal dan mutu produk yang telah ditetapkan pada jalur-jalur produksinya.

(38)

9. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi

2.5. Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan

2.5.1. Tenaga Kerja

PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja produksi dan penunjang produksi. Tenaga kerja produksi adalah karyawan harian yang ditempatkan pada bagian pengolahan, sedangkan tenaga kerja penunjang adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian kantor.

(39)
[image:39.595.154.471.132.681.2]

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di Pabrik

No. Departemen Jumlah Pendidikan

1 Manajer Pabrik 1 Sarjana

2 Seksi Teknik dan Mutu

• Kepala Seksi

• Inspektur K3

• QA Lab. Mutu Beton

• QA Proses dan Kualifikasi

• QA Material Suku Cadang

• Adm. Teknik Mutu

• QA Standarisasi

• QA Produk Jadi

1 2 1 6 1 1 1 1 Sarjana SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat

3 Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi

• Kepala Seksi

• Adm. Produksi

• Evaluasi Produksi

• Stock Yard

• Adm. Gudang

• Operator Wheel Loader

• Operator Dum Truk

1 2 2 3 4 2 1 Sarjana SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat

4 Seksi Peralatan

• Kepala Seksi

• Staf Seksi Peralatan

• Adm. Peralatan

• Karu Storing

• Anggota Storing

• Work Shop Peralatan

• Operator Boiler

• Operator Forklif

1 1 1 3 5 1 4 1 Sarjana SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat

5 Seksi Keuangan & Personalia

• Kepala Seksi

• Kasir

• Akuntansi

• Logistik

• Sekretariat

• Adm. Personalia

• Umum • Satpam • Driver 1 1 2 2 1 1 1 7 1 Sarjana SLTA/Sederajat Sarjana SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat Sarjana SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat 6 Seksi Produksi

• Kepala Unit Produksi

• Kepala Shift

• KKR

• KKRS

• Adm. Produksi

• Karu

• Anggota Regu Produksi

1 1 4 3 1 6 39 Sarjana Sarjana SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat SLTA/Sederajat

Total 122

(40)

Jam Kerja

Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas guna mencapai tujuan, diperlukan pengaturan waktu kerja yang baik. Jam kerja di PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut diatur sebagai berikut:

• Jam Kerja Normal

Jam kerja normal diberlakukan untuk para staf dan karyawan kantor PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut yang digunakan delapan jam/hari dengan rincian sebagai berikut:

1. Jam 08.00-12.00 WIB (kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (istirahat) 3. Jam 13.00-17.00 WIB (kerja)

• Jam Kerja Shift

Jam kerja shif di berlakukan pada bagian produksi, bagian peralatan dan bagian teknik yang terdiri dari dua shift kerja. Adapun pembagian jam kerja tiap shift adalah sebagai berikut :

1. Shift I (pagi) : Jam 08.00 – 12.00

Jam 12.00-13.00 (istirahat) Jam 13.00-17.00

2. Shift II : Jam 17.00 – 20.00

(41)

• Jam Kerja Lembur

Untuk perhitungan jam kerja lemburnya perusahaan melakukannya sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu:

1. Hari Kerja Biasa

Perhitungan jam kerja lembur perusahaan untuk hari kerja biasa adalah, setiap jam kerja lembur pertama dikali dengan 1,5 jam sedangkan jam kedua dan seterusnya dikali dengan 2.

2. Hari Minggu

Perhitungan jam kerja lembur perusahaan untuk hari minggu setiap jam nya dikali dengan 2 untuk jam pertama dan seterusnya.

3. Hari Besar Keagamaan dan Hari Besar lainnya.

Perhitungan jam kerja lembur pada hari besar keagamaan dan hari besar lainnya, pihak perusahaan mengadakan perhitungan setiap jam pertama dilakukan dengan 3 jam kedua dan seterusnya dikali dengan 4.

Sistem Pengupahan

Penghargaanterhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dengan upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan dan keluarganya dengan tujuan meningkatkan kesejahtreaan karyawan dan juga meningkatkan produktivitas kerja.

(42)

adalah kebijaksanaan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang tela ditetapkan pemerintah.

Sistem pengupahan dalam perusahaan ini digolongkan menjadi yaitu : a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap menerima gaji bulanan sesuai dengan peraturan yang berlaku, disamping juga mendapat fasilitas lainnya seperti pelayanan kesehatan dan asuransi pembayaran gaji dilakukan pada tanggal terakhir bulan berjalan, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari Minggu atau hari besar, maka pembayaran gaji dimajukan pada tanggal sebelumnya. Karyawan yang melebihi hari kerja yang ditentukan undang-undang atau bekerja pada hari Minggu atau hari besar terhitung sebagai over time

(lembur).

b. Karyawan dengan sistem kontrak

Karyawan ini merupakan tenaga yang diperbantukan di perusahaan dan bekerja sesuai dengan lama kontrak kerja tersebut. Kontrak kerja ini dapat diperpanjang. Karyawan kontrak ini berasal dari berbagai profesi, misalnya dokter, sopir maupun tenaga keamanan yang bergaji secara bulanan.

c. Karyawan harian

(43)

Fasilitas Tenaga Kerja

Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada setiap tenaga kerja antara lain :

a. Perusahaan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya).

b. Mendapat premi disiplin dan prestasi kerja yang besarnya tergantung pada hasil penilaan secara harian dan dibayar bulanan bersama pembayaran gaji.

c. Pengobatan gratis bagi karyawan.

d. Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembalikan kesegaran dan kepentingan pribadi karyawan dengan memberikan cuti kepada karyawan bagi karyawan yang telah bekerja minimum selama satu tahun. e. Untuk seorang manager diberikan kenderaan.

f. Adanya jaminan sosial tenaga kerja berupa jaminan hari tua, kecelakaan kerja, kematian, atau kesehatan.

g. Pemberian alat-alat pengaman (APD) seperti sepatu, pakaian, kaca mata masker, dan sarung tangan.

h. Mushalla di lokasi pabrik.

i. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga)

sesuai dengan keadaan.

2.6. Proses Produksi

(44)

Bantalan Jalan Rel, Jembatan, dan Penahan Tanah memerlukan pengawasan yang baik, mulai dari pengontrolan mutu bahan baku, bahan tambahan, pengontrolan proses sampai pada pengontrolan setelah menjadi produk jadi. Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan nantinya akan memenuhi standar sesuai dengan yang ditetapkan, sehingga konsumen merasa puas akan hasil produk tiang pancang dan tiang listrik keluaran dari pabrik tersebut.

Proses produksi dimulai dari proses persiapan tulangan (Reinforcement

Preparation), persiapan cetakan beton, pembuatan adukan beton (Concrete

Mixing), pembuatan benda uji beton, perakitan tulangan (Reinforcement

Assembly), pengecoran adukan beton (Concrete Filling), penutupan cetakan dan

penarikan kawat pratekan (Mould Closing and Prestressing), pemutaran cetakan

(Mould Spinning), perawatan uap (Steam Curing), pembukaan cetakan (Mould

Stripping) dan merek WIKA Beton PPB Sumut, perawatan air dan penyelesaian

akhir (Water Curing and Finishing). Selengkapnya mengenai proses produksi dapat dilihat pada blok diagram dan flow process chart.

2.6.1. Standart Mutu Bahan/Produk

(45)

dengan melakukan pemeriksaan yang selektif terhadap mutu bahan baku yang diterima.

Dalam hal mutu tiang pancang dan tiang listrik telah menentukan spesifikasi teknis. Kriteria yang digunakan untuk memberi batasan pada mutu adalah untuk pasir, koral/split, semen, PC wire, besi beton, besi plat sambung,dan zat additive (Kaomighty, Rheobuild 900 i Degusa, Sicament NN, Glenium,

Viscocrate). Masing-masing karakteristik tersebut erat kaitannnya dengan barang

yang akan dihasilkan. Oleh sebab itu spesifikasi mutu produk sangat menentukan aspek pasar bagi produk itu sendiri.

[image:45.595.168.453.419.747.2]

Standar mutu bahan dapat diperlihatkan pada tabel 2.2, tabel 2.3, dan tabel 2.4, berikut ini :

Tabel 2.2. Bahan Baku Material Alam

No Parameter Standard

1 Pasir Kadar lumpur < 5 % 2 Koral/split Kadar lumpur < 3 % Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

Tabel 2.3. Bahan Baku Material Industri

No Parameter Standard

1 Semen SNI

2 PC Wire SNI

3 Kawat spiral SNI 4 Besi beton SNI 5 Besi plat sambung SNI

6 cat SNI

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

Tabel 2.4. Bahan Tambahan Additive

No Parameter Standard

1 Kaomighty SNI

2 Rheobuild 900 i Degusa SNI

3 Sicament NN SNI

4 Glenium SNI

5 Viscocrate SNI

(46)

2.6.2. Bahan yang digunakan

Dikarenakan produksi dari perusahaan berdasarkan pesanan, maka PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut (dalam hal ini seksiproduksi) merasa perlu untuk meyediakan stock bahan baku. Hal ini untuk menjaga jangan sampai kegiatan produksi terlambat atau terhenti akibat kekurangan bahan baku, apalagi bila terjadi pada beberapa jenis produk sekaligus.

Untuk memperoleh dan memenuhi kebutuhan bahan bakunya saat ini, PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut menjalin kontrak dengan suplier didalam pengadaan bahan. Untuk memperlancar penyediaan bahan baku ini, perusahaan juga menyediakan sendiri peralatan-peralatan yang dibutuhkan adalah penanganan bahan baku yang ada di lokasi seperti forklift untuk mengangkut bahan baku dari gudang bahan baku ke setiap jalur lantai produksi, truk untuk mengangkut bahan baku material dari tempat pencucian material split ke bak material setiap jalur,

whelloader digunakan untuk memindahkan material alam ke atas truk.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan tambahan dan bahan pembantu/penolong sebagai berikut :

2.6.2.1. Bahan Baku

(47)

Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan produk beton ini antara lain :

a. Material alam 1. Pasir

Pasir ini dipesan dari suplier yang diperoleh dari sungai dengan persyaratan sesuai dengan mutu beton bertulang Indonesia yang telah di standarkan.

2. Koral/split (batu pecah); yang digunakan dengan ukuran Ν(5-20)mm.

b. Material Industri 1. Semen

Semen yang digunakan adalah Semen Padang dan Semen Andalas atau tergantung permintaan konsumen sesuai dengan type yang diinginkan. 2. Batangan baja tulangan prategang (Prestressed Concrete Wire/PC Wire).

PC wire yang digunakan adalah 7 mm dan 9 mm atau sesuai dengan permintaan konsumen.

3. Besi/plat sambung (Joint Plate)

Besi/plat sambung yang digunakan adalah Ν 300 mm, 350 mm, 400 mm,

450 mm, 500 mm, 600 mm. 4. Kawat spiral (Spiral Wire)

Kawat spiral yang digunakan adalah Ν3 mm, 4.2 mm, 5.5 mm.

5. Besi beton

Besi beton digunakan untuk membuat cincin kerangka tulangan tiang

(48)

2.6.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah sesuatu yang digunakan atau dipakai sebagai penolong pada produk akhir. Adapun bahan tambahan yang dipakai adalah:

1. Minyak cetak

Fungsi : Memoles bagian dalam mal cetakan agar campuran beton nantinya tidak lengket dan menghasilkan permukaan beton yang halus.

2. Cat semprot

Fungsi : Sebagai pembuatan merek WIKA, kode type tiang, dan tanggal produksinya

3. Karet busa

Fungsi : Sebagai kebutuhan dalam sisi kanan dan kiri cetakan pada saat penutupan cetakan terkunci dengan rapat yang menghasilkan produk yang mulus.

4. Additive (Kaomighty 150 S, Rheobuild 900 i Degusa, Sicament NN, Glenium,

Viscocrete)

Fungsi : Sebagai zat additive untuk mempermudah adukan supaya homogen dan mengurangi pemakaian air dalam pembuatan adukan beton dengan tidak mengurangi mutu, tetapi meningkatkan strenght dan dapat mempermudah pekerjaan.

5. Kawat ikat

(49)

6. Kawat las

Fungsi : Di gunakan untuk menyambung rangkaian besi dan spiral pada sangkar plat sambung.

2.6.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan kedalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak tidak terdapat pada produk akhir. Adapun yang menjadi bahan penolong pembuatan tiang beton antara lain :

1. Water (H2

Fungsi : Sebagai kebutuhan proses mengaduk pada mixing dan membersihkan material yang masih mengandung kadar lumpur.

O)

2. Sangkar plat sambung Tiang Pancang

Fungsi : Sebagai kebutuhan proses untuk plat sambung dengan PC Wire sehingga lebih kuat setiap produk

3. Terminal Grounding pada TL

Fungsi : berfungsi sebagai arde penghantar arus ke bawah tanah dan sebagai anti petir.

4. Besi penghantar grounding pada TL

Fungsi : Sebagai arde penghantar arus ke bawah tanah dan sebagai anti petir.

5. LPG

(50)

terdapat pada bagian atas dan bawah produk akhir. 6. Trafo las

Fungsi : Sebagai sumber energi untuk menyambung spiral dengan pc wire pada sangkar plat sambung.

Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses produksi pada PT WIKA Beton PPB Sumut dilakukan dalam 5 jalur yaitu:

A. Jalur I dan II melakukan produksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan produk berupa:

- Tiang pancang - Tiang listrik

B. Jalur III menghasilkan produk berupa bantalan jalan rel

C. Jalur IV dan V melakukan produksi dengan sistem pracetak yang menghasilkan produk berupa:

- Balok jembatan - Sheet file.

(51)

terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Proses persiapan tulang (Reinforcement Preparation),

Adapun material yang akan dirakit dicetakan terlebih dahulu dipersiapkan di workshop tulangan dengan proses sebagai berikut :

a. Pengujian PC Wire

Sebelum digunakan terlebih dahulu PC Wire diuji di laboratorium independen untuk menguji tegangan tarik PC Wire yang sesuai dengan diameternya. b. Pemotongan PC Wire (cutting)

Besi spiral, besi beton dan PC Wire yang akan digunakan dipotong dengan mal potong dengan ukuran panjang atau jumlah lilitan yang diinginkan berdasarkan tipe produk yang akan dibuat sesuai dengan yang terdapat pada spesifikasi tipe produk.

c. Pengheadingan

Pengheadingan ini adalah merupakan pembentukan ujung PC Wire yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi bulat (berkepala) agar pada saat di stressing tidak lolos atau tersangkut pada plat sambung. PC Wire dimasukkan ke lubang pengarah pada mesin heading lalu mesin di opersikan dengan menekan pedal mesin.

d. Pembuatan Spiral

(52)

e. Pembuatan cincin

Kawat spiral di bentuk menjadi cincin dengan menggunakan mal cincin sesuai dengan SSP, kemudian diikat dengan kawat ikat atau dilas. Cincin pada tulangan berfungsi untuk menahan PC Wire agar tidak melendut pada saat merangkai tulangan dengan spiralnya.

f. Pembuatan plat sambung

Plat sambung yang telah dipasang keranjang dan secara manual plat sambung dipasang pada kepala PC wire, diameter dari plat sambung itu sendiri disesuaikan dengan diameter produk yang akan dibuat.

2. Persiapan Cetakan Beton

Cetakan di atas trolly dibawa ke bagian tulangan dan diangkut dengan

hoist ke trostel tulangan. Sebelum melanjut ke proses berikutnya, terlebih dahulu cetakan dibersihkan dari kotoran/sisa adukan beton yang masih melekat dengan kape dan kuas pembersih, lalu pada permukaan cetakan atau mal dioleskan dengan minyak cetak secara tipis dan merata. Minyak cetak terbuat dari minyak kelapa sawit ditambah solar yang fungsinya agar campuran beton nantinya tidak lengket dan menghasilkan permukaan beton yang halus.

3. Pembuatan Adukan Beton (Concrete Mixing)

Bahan yang digunakan untuk campuran beton ini adalah pasir, koral/split, semen, air dan zat additive(Kaomighty). Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diteliti oleh bagian pengendalian mutu.

(53)

yang telah ditentukan sesuai dengan standart mutu dan jenis produk. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk beton (mixer) di batching plant dan mesin pengaduk beton (fan mixer) sehingga diperoleh adukan beton yang merata.

4. Pembuatan Benda Uji Beton

Pengujian mutu beton merupakan aktivitas yang penting dalam pelaksanaan produksi agar produk yang dihasilkan tetap berada dalam standar yang telah ditetapkan.

Proses pengujian mutu beton ini dilakukan dengan 2 jenis yaitu : a. Pengujian kekentalan (Slump Test)

Pada saat adukan beton telah selesai diproses, diambil sampel adukan secara manual dan dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk silider kerucut dengan ukuran tinggi 30 cm, diamater bawah 20 cm dan diamater atas 10 cm.

Adukan beton didalam cetakan mengalami proses pangujian kekentalan dimana akhir dari proses pengujian tersebut adalah adukan beton yang berbentuk cetakan. Tinggi adukan diukur dari dasar adukan, dan selisih antara tinggi adukan yang diukur dan tinggi cetakan yang disebut sebagai nilai slump (kekentalan). Nilai slump yang diizinkan adalah maksimal 5 cm.

b. Pengujian kekuatan

(54)

Diketahui F = 1,006x106 N = 1006x 103 A = 225 cm

N 2

= 2,25 x 10-4 m

A F P=

2

2 4

3

10 25 , 2

10 1006

m x

N x

P=

= 447 x 107 N/m

Dari hasil yang diperoleh 447 x 10 2

7 N/m2

5. Perakitan Tulang (Reinforcement Assembly)

produk dinyatakan layak untuk dilakukan pemancangan dilapangan.

Pada proses ini dilakukan stressing awal pada PC Wire yang berkisar 50-70 bar, aktivitas ini berfungsi untuk menegangkan PC Wire agar mudah dalam proses pemasangan kawat spiral. Pada proses tulangan ini kemudian dilakukan pemasangan kawat spiral dengan diameter yang bersesuaian dengan type produk. Pemasangan cincin sesuai pengaturan jarak yang ditentukan. PC Wire, kawat spiral dan cincin tulangan diikat dengan kawat ikat menggunakan gancu pengikat agar cukup kuat karena pada bagian ini mengalami benturan dan tekanan yang terkuat pada saat pemancangan di lapangan.

(55)

6. Pengecoran Adukan Beton (Concrete Filling)

Setelah dipindah ke atas trolly cor, lalu cetakan dicor dengan adukan beton sesuai dengan standard berat masing-masing tipe yang didistribusikan dengan hopper ke dalam cetakan sambil diratakan keseluruh cetakan sebelum cetakan ditutup.

7. Penutupan cetakan dan Penarikan kawat pratekan (Mould Closing and Prestressing).

Setelah adonan beton merata, lalu dipasang karet spon dibagian kanan dan kiri cetakan sambil dirapikan. Penutupan cetakan dan bersamaan dengan itu penutup atas dibawa dengan craine hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan dikunci dengan menggunakan Inpect tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan stressing akhir dengan mengendurkan baut dorong pada end plate. Stressing akhir dilakukan mencapai

sekitar 190 bar per PC wire, kadang-kadang mencapai 270 bar, selanj tnya cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pemutaran (spinning).

8. Pemutaran Cetakan (Mould Spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setalah cetakan dilatakkan diatas roll pemutar maka mesin spinning akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar

(spinning machine) ini bertujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam

(56)

bertahap untuk mencegah timbulnya rongga pada beton. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap I : 500 rpm selama 3 menit 2. Tahap II : 700 rpm selama 2 menit

3. Tahap III : 1500 rpm selama 10 menit untuk tiang pancang dan 7 menit untuk tiang listrik.

Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap dengan menggunakan craine hoist. Sebelumnya limbah dibuang dari dalam cetakan dengan memiringkan posisi cetakan sehingga limbah dapat keluar dan dialirkan ke bak limbah.

9. Perawatan Uap (Steam Curing)

Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan uap panas yang didistribusikan dari boiler ke bak uap dengan suhu mencapai 600 C - 700

10. Pembukaan Cetakan (Mould Stripping).

C, pada suhu tersebut dipertahankan kondisinya sekitar 3,5 jam bertujuan mempercepat waktu pengerasan beton. Setelah itu suhu cetakan diturunkan dan selama setengah jam cetakan dibiarkan mengalami proses pendinginan secara alami, selanjutnya cetakan diangkat ke atas trolly dengan menggunakan craine

hoist kemudian dibawa kebagian pembukaan cetakan.

(57)

cetakan dengan craine hoist dan dibawa ke tiang gantungan cetakan untuk dibersihkan dan dioles minyak cetak dan selanjutnya dibawa ke parkir tutup cetakan. Dan saat yang bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek WIKA tanggal produksi nomor produk dan kode tipe produk. Contohnya sebagai berikut:

a. Label produk tiang pancang

WIKA Artinya

30 A2B12.7.W diameter tiang = 30 cm

Tipe tiang/klas = A2

Model tiang = bottom (B)

Jumlah PC wire = 12 batang

Diameter PC wire = 7 mm

13-09-2007 tanggal produksi = 13 September 2007 8213383 Kode wilayah pabrik = 8

Nomor jalur = 2

Nomor urut produksi = 13383

b. Label produk tiang listrik

WIKA Artinya

11-200-190 Panjang tiang = 11 m

Diameter atas = 190

Beban horizon = 200 N

(58)

8213397 Kode wilayah pabrik = 8

Nomor jalur = 2

Nomor urut produksi = 13397

Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly.

11. Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir (Water Curing and Finishing).

Dalam penanganan produk jadi yang dilakukan adalah proses penumpukan dan perawatan produk di stock yard. Sebelumnya produk diservice dan diolesi minyak solar pada plat sambung serta pengecekan akhir pada lubang tembus dan permukaan tiang. Produk jadi yang memenuhi standart ditumpuk di

stock yard (gudang terbuka) dengan cara susunan memanjang simetris dan

melebar, dimana diantara batangan produk yang ditumpuk tersebut dibatasi dengan kasu atau kayu balok dan di bagian pinggir diberi penahan segitiga agar susunan produk tidak jatuh. Penahan segitiga terbuat dari coran semen yang dicetak segitiga dengan ukuran 11 x 7 x 7 cm dengan lebar 8 cm. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan perawatan air dan hasil cetakan siap untuk didistribusikan.

(59)

Persiapan Tulangan

Pembuatan Benda Uji Pembuatan Adukan

Beton Persiapan Cetakan

Penulangan Di Cetakan

Pengecoran Adukan Beton

Penutupan Cetakan

Pemutaran Cetakan

Perawatan Uap

Pembukaan Cetakan

Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir Stressing I PC Wire

Pengadukan Beton

[image:59.595.117.371.97.702.2]

Stressing II PC Wire

(60)

Dalam aktivitas produksinya sehari-hari PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut menggunakan jenis proses produksi yang terus menerus (continue). Hal ini dikarenakan kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung didasarkan atas banyaknya pesanan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan yang datang sewaktu-waktu.

Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik, diperlukan pedoman kerja dan tahapan proses yang harus dilaksanakan oleh semua operator. Secara umum proses ini dapat dilihat seperti pada Flow Process Chart (FPC/ Peta Aliran Proses) dalam lampiran 2 dan Flow Sheet dalam lampiran 1.

2.7. Mesin dan Peralatan

Di dalam melaksanakan kegiatan produksinya, PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut menggunakan mesin-mesin buatan luar negeri. Pada umumnya semua mesin dan peralatan dapat diopersikan, tetapi untuk meningkatkan produktivitas dilakukan modifikasi-modifikasi terhadap mesin dan peralatan yang dilakukan oleh bagian seksi peralatan. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

2.7.1. Mesin Produksi

(61)
[image:61.595.117.579.201.719.2]

digunakan PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut dalam kegiatan produksi tiang pancang adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5. Mesin Produksi

No Nama

Mesin

Kegunaan

Merek / kapasitas / tegangan / daya / Cos ¢ / putaran / buatan / tahun / jumlah mesin

Spare part

1 Mixer Batching Plant

untuk mencampur atau mengaduk pasir,

koral/split, semen dan air dengan zat additive

selama 80 detik sehingga homogen.

Tatchi TSM 15 / 1,5

m3

Box transmisi, timing belt, motor mixer, twin shapt, bearing & rumah bearing, air control, air cylinder. / 380 V / 37KW /

0,9 / 1477 rpm / Malaysia / 2004 / 2 unit

2 Pan Mixer untuk proses pengadukan air, pasir, koral/split, semen, dan zat additive hingga homogen.

Seam S92 / 0,5 m3 Box transmisi, timing

belt, motor mixer, sophel, air control, air cylinder, bearing & rumah bearing.

/ 380 V / 18 KW / 0,9 / 1470 rpm / Italy / 1992 / 2 unit

3 Motor Bucket Material

untuk menarik bucket material ke dalam tanki mixer dengan sling

Electro Adda / 5 ton / 380 V / 7,5 KW / 0,81 / 1440 rpm / Italy / 1997 / 1997 / 4 unit

Magnet brake, motor bucket, wire rope, box transmisi

4 Motor screw semen

untuk mendistribusikan semen dari silo ke timbangan sebelum dimasukkan ketanki mixer.

MEZ / 200 kg/min / 380 V / 5,5 KW / 0,81 / 1455 rpm / Italy / 1999 / 5 unit

Gear box, box transmisi

5 Submersib le pump

untuk mendistribusikan air dari sumur bor ke tower air

Grundfos / 120 m3 /hr / 380 V / 7,5 KW / 0,81 / 3000 rpm / German / 2004 / 3 unit

-

6 Pompa Air

untuk mendistribusikan air dari bak ke timbangan dan dicampurkan

kedalam tanki air sebelum dimasukkan ke tanki mixer

(62)

(Lanjutan)

7 Motor hopper suplay

untuk mensuplay cor kehopper distribusi

Chenta / 0,6 m3 / 380 V / 7,5 KW / 0,81 / 1445 rpm / Taiwan /

2004 / 1 unit

Box transmisi, V belt, motor hopper, roda travelling, gear box

8 Steam

Boiler

Steam Boiler

Untuk mendapatkan uap panas pada proses perawatan uap (Steam Curing).

Untuk mendapatkan uap panas pada proses perawatan uap (Steam Curing).

Ta Cheng Enterprise

Co. Ltd / KB 602 / 1,8

ton /hr / 380 V / 4,6 KW / 0,81 / Taipei Hsien Taiwan / 1990 / 1 unit

MMI Boiler 2000 PEL/1050 / 3,2 ton/hr / 380 V / 7,5 KW / 0,84 / Italy / 2003 / 2003 / 1 unit

Pressurre gauge, box transmisi, selonoid valve, selonoid coil

Pressurre gauge, box transmisi, selonoid valve, selonoid coil

9 Gear Motor Hopper

Untuk menggerakkan motor hopper.

Teco / 0,6 m3 / 380 V / 5,5 KW / 0,84 / 1450 rpm / Singapur / 1992 / 6 unit

Gear box, sproket, chain, box transmisi

10 Gear Motor Trolly

Untuk menggerakkan motor trolly.

Teco / 7,5 ton / 380 V / 7,5 KW / 0,84 / 1450 rpm / Singapur / 1992 / 10 unit

Gear box, sproket, chain, sling, pulley, box transmisi

11 Motor Spinning dan panel

Untuk memutar roll spinning agar adukan beton didalam cetakan menjadi padat.

Centricon / 460 V / 120 KW / 0,84 / 2000 rpm / German / 2005 / 3 unit

Box transmisi, rubber join, V belt, saringan udara, pulley

12 Mesin Tes Tekan Kubus

Mesin yang digunakan untuk pengujian kekuatan beton.

Controls / 3000 kN(kilo Newton) / 230 V / 0,75 KW / 0,9 / 1435 rpm / Italy / 2004 / 1 unit

Selang hidrolik, cran, indicator digital

13 Motor Hoist

Untuk mengangkat hoist craine dengan sling dan rantai

Demag / 8 ton / 380 V / 7,1 KW / 0,85 / 1500 rpm / German / 1998 / 16 unit

Wire rope, sling, rol spider, kampas brake, gear box, box

(63)

(Lanjutan)

14 Crain Hoist

Untuk memindahkan cetakan dengan menggunakan rantai

Demag / 2 ton / 380 V / 5 KW / 0,85 / 1500 rpm / German / 1985 / 6 unit

Wire rope, sling, rol spider, kampas brake, gear box, box

transmisi 15 Compress

or Screw

Untuk mendapatkan kekuatan angin didalam pengoperasian.

Air Man SAS 22S-58 / 18 bar / 380 V / 22,3 KW / 0,85 / 1500 rpm / Jepang / 2006 / 1 unit /

V belt, oli

compressor, saringan udara, pressurre switch

16 Compress or Piston

Untuk mendapatkan kekuatan angin didalam pengoperasian

Ingersoll-Rand / 12 bar / 380 V / 11,2 KW / 0,85 / 1000 rpm / Singapur / 1996 / 4 unit

V belt, filter udara, pressurre switch

17 Mesin Stressing

Untuk menegangkan PC Wire pada proses

penulangan

Enerpac / 50 ton / 220 V / 1 HP / 0,94 / 1425 rpm / Amerika / 2006 / 4 unit

Pressurre gauge, selang hidrolik, filter oli, valve

18 Softener Untuk menyaring air dari zat-zat yang dapat

merusak steam boiler

Taiwan Oya / 1,5 m3 / - Taiwan / 1995 / 2 unit

19 Genset dan Panel Induk

Untuk mendapatkan arus listrik pengganti bila arus dari PLN tiba-tiba

terputus

Cummins / 380 V / 750 KVA / 0,8 / 1500 rpm / German / 1995 / 1 unit

Filter oli, ACCU

20 Bridge Craine

Untuk mengangkat cetakan bawah dan end plate dari atas trolly ke tempat perakitan tulangan

Inti total crane / 2 x 8 ton / Indonesia / 1995 / 4 unit

-

21 Mesin Heading

Untuk membentuk kepala pada PC wire

Parilla / 7/9 mm / 380

V / 380 V / 2,2 KW / 0,81 / 1420 rpm / Amerika / 1994 / 6 unit

(64)

(Lanjutan)

22 Mesin Spiral

Untuk membuat spiral sesuai dengan SSP

Flander himmel / 380 V / 5,5 KW / 0,84 / 1500 rpm / Jepang / 1991 / 4 unit

Gear, sproket

23 Mesin Vibrator

Untuk meratakan cor beton pada cetakan

MEZ / 380 V / 4 KW / 0,83 / 1440 rpm / Italy / 2006 / 4 unit

Selang vibrator, pulley, V belt

24 Mesin Conveyor

Untuk memindahkan split yang telah dicuci ke penampungan

TECO / 6 m3/hr / 380 V / 5,5 KW / 0,8 / 1450 rpm / Singapur / 1992 / 1 unit

Chain, sproket, gear box, motor conveyor, rol conveyor, kain konveyor

25 Motor pintu bucket

Untuk membuka dan menutup pintu bucket material

TECO / 380 V / 2,2 KW / 0,8 / 1425 rpm / Singapur / 1997 / 1 unit

Gear box

26 Mesin getar

Untuk menggetarkan split

TECO / 380 V / 11 KW / 0,8 / 1425 rpm / Singapur / 1997 / 1 unit

Saringan split, belt

27 Mesin Bar Cutter

Untuk memotong besi PC wire

TECO / 380 V / 1,5 KW / 0,85 / 1425 rpm / Singapur / 2002 / 4 unit

V belt, mata gunting

28 End Carriage

Untuk menggerakkan portal

Demag / 10 ton / 380 V / 1,2 KW / 0,82 / 2750 rpm / German / 2003 / 14 unit

Gear box, magnet brake, rol spider, as roda, roda end carriage

29 Scraper Untuk menarik material di bak

TECO / 380 V / 7,5 KW / 0,85 / 1450 rpm / Singapur / 2002 / 3 unit

Chaint, sproket, sling

2.7.2. Peralatan (Equipment)

Pada dasarnya PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut untuk membantu kelancaran lintasan produksi demi tercapainya waktu yang diinginkan sesuai dengan pesanan yang dibutuhkan oleh setiap konsumen digunakan alat angkut

(65)

Alat angkut trolly merupakan faktor yang sangat berpengaruh untuk tempat cetakan dalam melakukan proses produksi dan pengiriman produk jadi ke bagian stock yard, sebagai alat angkat/pemindah cetakan dalam setiap stasiun kerja digunakan craine hoist.

[image:65.595.113.494.281.744.2]

Disamping itu alat material handling yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6. Peralatan (Equipment)

No Peralatan Fungsi

1 Trolly - Membawa cetakan ke bagian bukaan cetakan dan

perakitan

- Tempat cetakan yang akan di cor.

- Membawa cetakan yang telah di cor ke bagian stressing, penutupan cetakan, dan dibawa ke bagian spinning.

- Membawa produk yang telah jadi ke stock yard

2 Silo Semen Tempat penyimpanan semen sementara

3 Tanki Additive Tempat zat additive yang akan didistribusikan kedalam mixer

4 Ember Plastik Sebagai tempat penampungan cor dan diambil sampelnya untuk dicetak di kotak kubus

5 Hopper Suplay Untuk memindahkan adukan beton dari molen ke hopper cor

6 Kotak Kubus Tempat untuk mengambil sampel beton yang akan di uji mutu dan kekuatannya di laboratorium 7 Tebeng cor Alat yang diletakkan diatas cetakan pada sebelah

(66)

(Lanjutan)

8 Sendok semen Untuk meratakan coran semen sebelum ditutup 9 Kunci pas ring

simultan

Untuk mengencangkan dan melonggarkan baut pada ruth

10 Kunci L 24 mm

Untuk mengencangkan dan melonggarkan baut pengunci pada cetakan

11 Inpect tools Untuk mengendorkan baut dorong dan membuka

seluruh baut pengikat pada cetakan.

12 Sapu cetakan Pada perakitan tulangan untuk membersihkan sisa-sisa hasil cetakan

13 Kuas cetakan Untuk merapikan seluruh cor sebelum melakukan penutupan cetakan

14 Alat perojok Untuk membersihkan sisa-sisa hasil cetakan

15 Kereta Sorong - Sebagai alat untuk mengangkut limbah ke bak limbah.

- Alat mengangkut cor an kebagian pembuatan sepatu beton

16 Scrap/cetok Sebagai alat untuk membersihkan sisa-sisa hasil cetakan yang melekat pada sisi cetakan

16 Sangkar Pengaman

Untuk tempat gulungan besi prategang

17 Mal cincin Untuk membentuk cincin sesuai type yang diizinkan

18 Rol spiral Untuk membentuk spiral sesuai type yang diizinkan 19 Mal PC wire Untuk menentukan panjang PC wire yang

diinginkan sesuai dengan type 20 Alat potong

besi

(67)

(Lanjutan)

21 Jembatan Timbang

Untuk menimbang bahan baku yang masuk dari suplayer

22 Timbangan digital

Untuk menimbang bahan baku dan bahan penolong sesuai standar setiap pengadukan.

23 Bucket material

Untuk tempat menimbang material dan mendistribusikan ke mixer

24 Roll spinning Untuk memutar cetakan

25 Hopper cor Untuk memindahkan adukan beton dari molen ke cetakan

2.7.3. Utilitas

Utilitas adalah segala sesuatu yang digunakan agar proses yang terjadi dapat berjalan dengan efektif dan ekonomis guna mendapatkan hasil yang optimal. Sarana utilitas digunakan untuk meningkatkan mutu memelihara peralatan, menjaga keseimbangan dalam proses pengolahan disamping penggunaan pokoknya sebagai penggerak peralatan.

[image:67.595.113.498.137.332.2]

Untuk kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan unit pendukung seperti dibawah ini:

Tabel 2.7. Utilitas

No Peralatan Fungsi

1 Genset Pembangkit listrik/penghasil tenaga listrik pada pabrik

dengan menggunakan bahan bakar minyak solar

2 Boiler Penghasil uap untuk didistribusikan ke bak steam

curing guna mempersingkat waktu pengerasan produk

3 WCT ( Water cooling

tower )

Penampung air yang berasal dari sumur untuk kebutuhan produksi dan pabrik.

4 Air Process Unit Menghasilkan udara bertekanan yang melalui screw

(68)

(Lanjutan)

5 Transportasi

(Sarana Pengangkut) a. Satu unit forklift

b.Satu unit dum truck

c. Tiga unit wheel loader

d. Dua unit mobil pick up

Untuk memenuhi kebutuhan material alam dan material industri

Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat seperti buttem tiang pancang, drum

additive dan Besi untuk produk bantalan rel kereta api serta membawanya dekat lantai produksi.

Memindahkan material alam seperti pasir, split dari tempat penumpukan material dan memindahkan limbah pabrik ke sentral penumpukan.

Memindahkan material alam seperti pasir, split keatas

dum truck dan memindakan limbah keatas dum truck.

Memindahkan buttem tiang pancang dan menarik grobak yang berisi tulangan dari work shop tulangan kedekat lantai produksi

6 Work shop cetakan Untuk merawat dan memperbaiki cetakan sehingga

menghasilkan cetakan yang bermutu

7 Bak steam curing Untuk proses penguapan dan mempercepat pembukaan

(69)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Pemeriksaan dan Pemeriksaan Optimal

Pemeriksaan adalah kegiatan pemeliharaan berupa pengecekan apakah terjadi kerusakan pada onderdil peralatan/mesin pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan dan membuat laporan-lapaoran dari hasil pengecekan tersebut. Adapun maksud kegiatan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan/pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Jika seandainya terdapat kerusakan, maka dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan, dan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab-sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan.

(70)

Untuk menjamin kontinuitas produksi, maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang teratur. Kegiatan pemeliharaan ini bukan hanya perawatan terhadap semua peralatan/mesin pabrik yang sedang beroperasi, tetapi juga merawat spare part.

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam fungsi produksi dan fungsi-fungsi lainnya. Hal ini disebabkan karena peralatan/mesin produksi adalah salah satu factor produksi yang harus tersedia dan berada dalam keadaan siap pakai setiap saat.

Secara umum tujuan dari pemeliharaan parlatan/maesin adalah:2 1. Memperpanjang usia kegunaan mesin

)

2. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan untuk dioperasikan 3. Meningkatkan utilitas dari peralatan/mesin produksi.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunak

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di Pabrik
Tabel 2.2. Bahan Baku Material Alam
Gambar.2.2. Proses Produksi Tiang Pancang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tämän johdosta anoin lupaa käyttää tutkimuksessani lisämateriaalina työyhteisöissä sairaanhoitajien kollegoille tehdyn kirjallisen kyselyn tulokset (n=19)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perbandingan pengaruh metode inklusi dengan metode problem solving terhadap keterampilan

(2) Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada variasi tipe hidrogeokimia di wilayah kepesisiran Kecamatan Srandakan yaitu proses pelarutan material marin dan alluvium

Dari hasil pengamatan dan penilaian oleh obeserver terhadap guru pada Siklus I diperoleh data bahwa kegiatan “tumbuhkan” berupa pendahuluan dalam kegiatan pembelajaran telah

Akurasi yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah 57.83% untuk dataset 300 dokumen review positif dan 300 dokumen review negatif, 56.71% untuk dataset 700 dokumen positif

Sangat lucu bagiku melihat mereka bersembah sujud didepan arca arca dengan muka yang begitu serius.. Kuil yang kudatangi itu tidak begitu

Masalah yang akan diselesaikan pada penelitian ini adalah bagaimana mengubah pesan rahasia menjadi bentuk pesan yang tidak memiliki makna serta menyembunyikannya kedalam

Para pesaing-pesaing bam yang masuk maupun yang akan masuk, khususnya para peritel besar (hypermart) dapat berpengaruh terhadap ancaman dari Citrouli swalayan, karena mereka