• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE INKLUSI DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PERMAINAN SEPAK BOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE INKLUSI DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PERMAINAN SEPAK BOLA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

(Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014)

oleh;

Erwin Abdul Rohman; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.;2 Sani Gunawan, M.Pd.;3 dan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perbandingan pengaruh metode inklusi dengan metode problem solving terhadap keterampilan shooting dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Tes dalam penelitian ini adalah tes shooting

sepak bola.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik metode inklusi lebih berpengaruh daripada metode problem solving terhadap keterampilan shooting dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.

Berdasar pada hasil penelitian tersebut di atas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut,kepada para pihak yang terkait dengan pembinaan sepak bola, seperti pelatih, guru Pendidikan Jasmani di SMP atau sederajat dalam ran gka meningkatkanketerampilan shooting disarankan menggunakan metode individu. Kata Kunci: Metode Inklusi, Problem Solving, Shooting, Sepak Bola

(2)

A. PENDAHULUAN

Kegiatan olahraga tidak hanya dilakukan diperkotaan saja, akan tetapi sudah dilaksanakan oleh masyarakat pedesaan. Hal ini terjadi karena masyarakat semakin sadar dan mengerti akan pentingnya kegiatan olahraga, baik itu untuk tujuan rekreasi, kesehatan, maupun olahraga yang dilakukan untuk tujuan meningkatkan prestasi. Dengan melihat perkembangan olahraga yang semakin pesat, pemerintah terus menerus mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia.

Pembinaan prestasi dalam permainan sepak bola menuntut suatu usaha yang optimal dari pelakunya, baik yang bersifat peningkatan aspek fisik, teknik, taktik, maupun mental bermainnya. Prestasi tidak akan datang dengan sendirinya, namun dapat dicapai melalui latihan fisik, teknik, taktik, dan mental secara sistematis dan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan. Dengan penguasaan teknik yang sempurna, ditunjang kondisi fisik yang prima, serta kemampuan untuk menampilkannya dengan taktik yang bervariasi dan didukung oleh semangat juang yang tinggi, niscaya suatu regu akan memperoleh prestasi yang tinggi.

Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga beregu yang populer dewasa ini di seluruh dunia terutama di kawasan Eropa, Amerika dan Asia. Di tanah air kita pun permainan sepak bola sudah dikenal cukup lama, dan merupakan salah satu permainan rakyat yang sangat digemari dan sudah memasyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan, mulai dari anak-anak kecil, remaja sampai orang tua sangat menggemarinya. Hal ini disebabkan oleh sifat permainannya itu sendiri yang mempunyai ciri khas yaitu mudah dilakukan, menyenangkan dan tidak memerlukan biaya yang mahal, serta permainan sepak bola ini dapat pula menjadi suatu alat pemersatu dalam persaudaraan, kerjasama antar bangsa.

Permainan sepak bola merupakan permainan yang membutuhkan kondisi fisik yang baik, teknik dasar serta keterampilan yang mutlak harus dikuasai. Teknik dasar dalam permainan sepak bola pada umumnya terbagi 2 bagian, yaitu: (1) gerakan tanpa bola, yang terdiri dari: teknik berlari, melompat, gerak tipu badan, dan sebagainya. (2) gerakan dengan bola, terdiri dari menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola, dan sebagainya.

(3)

Dalam permainan sepak bola kalau kita menampilkan teknik sepak bola yang baik akan mampu meningkatkan mutu permainan sepak bola itu sendiri. Seorang pemain sepak bola akan terkenal dan populer karena dia memiliki teknik bermain yang bagus. Untuk menjadi seorang pemain sepak bola yang baik, dibutuhkan penguasaan teknik dasar bermacam-macam. Penguasaan berbagai teknik tersebut memerlukan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, agar gerakan tersebut menjadi otomatisasi dan pada saat pertandingan teknik-teknik tersebut dapat dilakukan dengan baik, tidak canggung dan tidak kaku lagi gerakan tersebut.

Teknik menendang bola ke gawang merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam permainan sepak bola. Menendang bola adalah menembak atau

shooting ke arah gawang lawan dengan menggunakan punggung kaki, yang bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan sehingga diperlukan penguasaan teknik menendang bola ke gawang secara baik.

Dikarenakan teknik shooting ke gawang merupakan salah satu teknik yang sulit untuk dilakukan oleh setiap, hal ini disebabkan perkenaan kaki pada bola yang tidak akurat. Sehingga hasil ketepatan shooting tidak tepat pada sasaran yang diharapkan.

Ketidakmampuan peserta didik mempraktikkan teknik dasar shooting dalam permainan sepak bola disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri peserta didik itu sendiriseperti : minat, motivasi dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada di luar diri peserta didik, diantaranya faktor guru, lingkungan, sarana dan prasarana. Dalam pembelajaran faktor ekternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik adalah guru karena yang merencanakan dan melaksanakan pembelajaran adalah guru. Jika guru melakukan kesalahan dalam merencanakan seperti menentukan tujuan pembelajaran, menentukan materi ajar, dan menentukan metode pembelajaran tidak sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan kebutuhan siswa maka hasil pembelajarannya pun tidak akan maksimal.

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya suatu pembelajaran.Metode pembelajaran merupakah suatu prosedur pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dari perencanaan sampai pada pelaksanaannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menentukan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang harus dicapai, kemudian menentukan materi ajar sesuai dengan

(4)

tujuan yang harus dicapai, menentukan strategi yang akan digunakan melaksanakan pembelajaran dan menentukan instrumen penilaian dan kriteria penialaiannya.

Banyak ahli pendidikan yang melakukan penelitian berkaitan dengan metode pembelajaran yang menemukan berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam matapelajaran-matapelajaran tertentu. Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sepereti dikemukakan Supandi (1992 : 24-47) sebagai berikut,

1) Komando, semua kegiatan dikontrol oleh guru, 2) Tugas, siswa melakukan tugas sendiri, 3) Resiprokal, teman membantu dalam pelaksanaan beberapa fungsi pengajaran, 4) Kelompok kecil, peranan siswa dibagi menjadi pelaku, 5) Individual, program individu direncanakan untuk masing-masing siswa, 6) Disecovery tertuntun, guru menyediakan kunci-kunci/petunjuk-petunjuk pemecahan gerak (melibatkan faktor kognitif, 7) Pemecahan Masalah, siswa mencari sendiri jawaban masalah yang dilengkapi.

Dari berbagai metode seperti yang dikemukakan Supandi di atas, tidak ada satu pun metode yang dapat dikatakan baik karena metode out bisa dikatakan baik apabila setelah diujicobakan diterapkan dalam suatu pembelajaran bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik baik tidaknya sebuah metode bergantung pada guru yang menggunakannya. Setiap metode pembelajaran yang digunakan akan memberi pengaruh terhadap hasil belajar. Signifikan tidaknya pengaruh suatu metode terhadap hasil belajar bergantung guru yang menggunakan metode tersebut.

Metode mengajar inklusi adalah metode yang memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya.Dalam metode ini siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.Contoh dari metode inklusi dapat dilihat dari penggunaan tali untuk melompat. Jika tali dipentangkan setinggi 1 meter dari tanah, dan setiap siswa diminta untuk melompatinya, semua siswa akan berhasil. Akan tetapi keberhasilan tidak diperoleh semua siswa dengan tingkat kesulitan yang sama. Sebagian siswa akan melompatinya dengan mudah, sedangkan sebagian lagi harus mengerahkan kemampuannya untuk melompati tali. Jika ketinggian tali dinaikkan, kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan makin sedikit jumlah siswa yang akan berhasil melompatinya. Ini berarti kita memberikan standar bagi setiap siswa dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan tingkat kesulitan dalam tugas.

(5)

Sedangkan metode pemecahan masalah (Problem Solving) menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.

Metode pemecahan masalah (problem solving) ini sering dinamakan atau disebut juga dengan eksperimen method, reflectivethinkingmethod, atau scientificmethod

(Sudirman, dkk., 1991 : 146).

Dengan demikian, metode pemecahan masalah (problem solving) adalah sebuah metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa.Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.

Berdasar pada paparan di atas, penulis tertarik untuk mencoba menerapkan perbandingan pengaruh pembelajaran antara metode inklusi dengan problem solving

terhadap keterampilan shooting dalam permainan sepak bola. Dalam hal ini penulis akan mencoba melakukan penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model inklusi dan problem solving terhadap keterampilan shooting dalam permainan sepak bola.

B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian

Permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara metode inkluai dengan metode problem solving terhadap keterampilanshooting sepak bola. Untuk mengungkapkan masalah tersebut penulis gunakan penelitian eksperimen.

Mengenai penelitian eksperimen, Arikunto (1997: 4) menjelaskan metode eksperimen adalah “suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang disengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang bisa mengganggu”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penelitian eksperimen selalu di lakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu pelakuan.

(6)

Penerapan penelitian eksperimen ini, berarti penulis harus mengadakan kegiatan percobaan terhadap subjek harus yang akan menerima perlakuan tertentu dalam masa waktu tertentu (variabel bebas), kemudian setelah masa percobaan itu selesai selanjutnya dilihat hasil dari perlakuan tersebut pengaruhnya terhadap variabel terikat.Dalam suatu eksperimen terdapat beberapa variabel yang akan di lihat perhubungan sebab akibatnya. Arikunto (1997 : 111) menjelaskan bahwa variabel adalah “gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian”. Kutipan tersebut menjelaskan variabel ialah faktor-faktor yang menjadi obyek peneliti. Karena itumetode penelitian eksperimen peneliti mengadakan penelitian terhadap variabel-variabel penelitiannya.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Arikunto, Suharsimi (1988: 99) variabel adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya Arikunto, Suharsimi (1988:101) menjelaskan bahwa “variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat dari

dependent variabel (Y).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari dua bagian, yakni metode inkluai dan metode problem solving. Sedangkan variabel terikat adalah keterampilan

shooting dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.

Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis menggunakan alat ukur sebagai media pengumpul data. Menurut Nurhasan dan Abdul Narlan (2001:3) mengatakan, “Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu objek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan suatu objek tersebut secara objektif”.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Menurut Arikunto (1998:121) “Instrumen adalah alat ukur pada

(7)

saat peneliti menggunakan metode”. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai shooting adalah tes keterampilan shootingdengan jarak 16,5 meter dalam permainan sepak bola.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu kelompok subjek yang di jadikan objek penelitian.Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”.Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 sebanyak 217 orang.Sedangkan yang dimaksud dengan sampel menurut Surakhmad (1998: 93) ialah, “Penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”.Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menjadikan sebagian populasi sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan caraproporsional random sampling”.

Rancangan Pengolahan Data

Setelah data berupa skor hasil tes diperoleh, maka skor tersebut disusun, diolah dan dianalisis kebermaknaannya. Untuk itu penulis menggunakan suatu pendekatan statistika yang sesuai dengan data yang diperoleh. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam mengolah data tersebut, dapat penulis paparkan di bawah ini: 1. Membuat distribusi frekuensi, langkah-langkahnya adalah :

a. Menentukan rentang (R = skor tertinggi – skor terendah) b. Menentukan kelas interval (K = 1 + 3,3 log n)

c. Menentukan panjang interval (P = K R )

2. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing data, rumus yang digunakan adalah :

(8)

X = o + P

fi ci fi

Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

X = nilai rata-rata yang dicari = sigma atau jumlah

fi = frekuensi

ci = deviasi atau simpangan

o = titik tengah skor yang membuat tanda kelas dh nilai c = 0

P = panjang kelas interval

3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku, rumus yang digunakan adalah : S = P 1) (n n ci) fi ( ci fi n 2 2

Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S = standar deviasi yang dicari

n = jumlah sampel (n = fi) P = panjang kelas interval fi = frekuensi

ci = deviasi atau simpangan

4. Menghitung varians dari masing-masing tes, rumus yang digunakan adalah : S2 = P2 1) (n n ci) fi ( ci fi n 2 2

Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S2 = varians yang dicari

P2 = panjang kelas interval dikuadratkan n = jumlah sampel (n = fi)

fi = frekuensi

ci = deviasi atau simpangan

5. Menguji normalitas data dari setiap tes melalui penghitungan statistik 2(Chi– kuadrat), rumus yang digunakan adalah :

(9)

2 = k 1 i 2 Ei Ei) (Oi

Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

2

= Chi–kuadrat (lambang yang menyatakan nilai normalitas) Oi = frekuensi nyata atau nilai observasi/pengamatan

Ei = frekuensi teoretik atau ekspektasi, yaitu luas kelas interval dikalikan dengan jumlah sampel (n).

Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi chi–kuadrat ( 2) dengan taraf nyata = 0,05 dan dk = k – 3. Apabila 2 (1 – ), (k – 3) atau 2 tabel dari daftar chi– kuadrat ( 2) lebih besar atau sama dengan hasil penghitungan statistika 2, maka data-data dari setiap tes itu berdistribusi normal dapat diterima, untuk harga 2 lainnya ditolak.

6. Menguji homogenitas dari data setiap tes melalui penghitungan statistik F, rumus yang digunakan adalah :

F =

terkecil Varians

terbesar Varians

Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf nyata = 0,05 dan dk = n – 1. Apabila nilai Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel distribusi

atau F F ½ (v1, v2), maka data dari kelompok tes itu homogen. F ½ (v1, v2)

didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ . Sedangkan derajat kebebasan (dk) v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut = n.

7. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (uji t`). Apabila data tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka rumus yang digunakan adalah :

2 1 2 1 1 1 n n S X X t S = 2 n n S 1) (n S 1) (n 2 1 2 2 2 2 1 1

(10)

Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t` = nilai signifikansi yang dicari

1

X = skor rata-rata dari tes awal atau variabel I

2

X = skor rata-rata dari tes akhir atau variabel II S = simpangan baku gabungan

n = jumlah sampel

2 1

S = varians sampel tes awal atau variabel I

2 2

S = varians sampel tes akhir atau variabel I

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis (Ho) jika –t (1 – )< t < t (1 – ), dimana –

t (1 – ) didapat dari distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 – n2 – 2 dan peluang

(1 – ½ ). Taraf nyata ( ) = 0.05 atau tingkat kepercayaan 95%. Untuk harga t lainnya hipotesis ditolak.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan hasil penelitian ini, penulis mengadakan pencocokan terhadap hipotesis penelitian yang diajukan. Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan sebagaimana dalam Bab I penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Inklusi memberi Pengaruh secara Berarti terhadap Keterampilan Shooting

Hipotesis tersebut hasilnya diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan metode inklusi berpengaruh terhadap hasil belajar shooting dalam permainan sepak bola. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji -t,dengan hasil t-hitung sebesar 3,52 lebih besar dari t-tabel (2,10) dan berada diluar daerah penerimaan hipotesis. Dengan demikian hipotesis nol ditolak pada taraf nyata ( ) = 0,05 dan dk =n1 + n2 – 2. Ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari

(11)

2. Metode Problem Solving memberi Pengaruh secara Berarti terhadap Keterampilan Shooting

Hipotesis tersebut hasilnya diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan metode problem solving

berpengaruh terhadap hasil belajar shooting. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji -t, dengan hasil t-hitung sebesar2,51 lebih besar dari t-tabel (2,10) dan berada di luar daerah penerimaan hipotesis. Dengan, demikian hipotesis nol ditolak pada taraf nyata ( ) = 0,05 dan dk =n1 + n2 – 2. Ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari hasilpembelajaran

tersebut.

3. Metode Inklusi Lebih Berpengaruh daripada Metode Problem Solvingterhadap Keterampilan Shooting

Hipotesis tersebut hasilnya diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan terdapat perbedaan hasil pembelajaran, metode inklusidan metode problem solving. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji -t, dengan hasil t-hitung, sebesar 4,76 berada di luar daerah penerimaan hipotesis sebesar (t-tabel 2,10). Ini berarti bahwa kelompok A lebih berpengaruh daripada kelompok B terhadap keterampilan shooting dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.

D. PENUTUP

Dengan mempertimbangkan beberapa temuan berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang diungkapkan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode inklusi memberikan pengaruh yang berarti terhadap keterampilan dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.

2. Metode problem solving memberikan pengaruh yang berarti terhadap keterampilan shootingdalam permainan sepak boladalam pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.

(12)

3. Metode inklusi dan metode problem solving sama efektifnya terhadap keterampilan shooting dalampermainansepak bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada para pihak yang terkait dengan pembinaan sepak bola, seperti pelatih, guru Pendidikan Jasmani di sekolah dalam rangka meningkatkanhasil shooting

sepak bola disarankan menggunakan metode inklusi dan metode problem solving. 2. Bagi pihak yang tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama, disarankan supaya mengadakan penelitian pada subyek (peserta) pembelajarannya adalah siswa sekolah menengah. Sehingga hasil penelitiannya dapat memperkaya khasanah keilmuan dalam penerapan metode inklusi dan metode problem solvingdalam permainan sepak bola.

E. DAFTAR PUSTAKA

Aep. 1995. Peningkatan dan pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Frez.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Gagne, Robert M dan Briggs, Leslie J. 1997. Principles of Instructional Design, 2nd ed. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Giriwijoyo, Y. S. 1992. Ilmu Faal Olahraga. Bandung FPOK IKIP Bandung.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Lutan, Rusli. 2001. Pembaruan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta: Depdiknas Luxbacher, Joseph A. 2004. Sepak Bola: Langkah-langkah Menuju Sukses.

(Terjemahan Agusta Wibawa). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasution. 1982. Didaktik Azas Mengajar. Bandung: Jemars.

Nurhasan dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL.

(13)

Schmidt, Richard A. 1988. Motor Control and Learning. A Behavioral Emphasis, Second Edition. Human Kintics Publisher, Inc. Champaign, Illinois.

Soekatamsi. 1998. Permainan Besar I (Sepak Bola). Jakarta: Universitas Terbuka. Sucipto. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (untuk SMU kelas 3). Bandung: PT.

Grafindo Media Pratama.

Sudjana.(1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjarwo, Iwan dan Enur Nurdin.2005. Permainan Sepakbola. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL

Supandi dan Laurens Seba. 1983. Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Surakhmad, Winarno. (1998). Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Salah Satu Bentuk Format Media Penyimpanan SASD ( Tape / kaset) Dulu, orang menggunakan kaset biasanya digunakan untuk menyimpan data cadangan (back i up),

Dalam suatu kasus, asuransi mungkin dapat membantu mengendalikan risiko, tetapi banyak perusahaan asuransi enggan menanggung biaya interupsi bisnis perusahaan

Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Reksadana campuran

→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jenis dan karakteristik bahan dan alat pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan hewani yang

Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh derajat Master pada Magister Teknik Sipil Konsentrasi Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Program

Aplikasi Kamus Elektronik Istilah Komputer dan Teknologi Informasi dengan Borland Delphi 5.0 yang berbasis komputer ini, diharapkan akan dapat menjadi alternatif lain yang

Pengumuman || Informasi Program Publikasi Ilmiah Internasional Kamis, 20 Agustus