GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.4. Proses Produksi 1 Bahan
2.4.2. Uraian Proses Produks
Secara umum proses pembuatan spring bed di PT. Cahaya Kawi Ultra
Polyintraco diklasifikasikan dalam 3 tahapan proses, yaitu :
1. Pembuatan Sandaran Spring Bed
2. Pembuatan Divan Spring Bed
3. Pembuatan Matras Spring Bed
2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring Bed
Proses pembuatan sandaran diawali dengan pemotongan tripleks sesuai
dengan pola yang diinginkan dengan menggunakan gergaji tangan. Kemudian
tripleks dilubangi dengan menggunakan mesin bor untuk tempat meletakkan
kancing lubang angin emas dan kaki sandaran. Busa dipotong mengikuti pola
rangka tripleks dengan menggunakan pisau. Setelah itu, kain oscar dipotong
dengan gunting sesuai pola busa yang telah dibuat sebelumnya.
Busa dan kain oscar yang telah dipola direkatkan pada rangka sandaran
bagian depan menggunakan lateks dan pada rangka sandaran bagian belakang
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
dengan menggunakan benang nylon. Pada bagian tengah rangka yang telah di bor
dipasangkan logo Big Land dengan menggunakan benang nylon.
Langkah terakhir adalah pemasangan plastik produk non woven pada sisi
belakang sandaran, kemudian pembungkusan dengan plastik mika menggunakan
staples 3001 J dan, kemudian dipasang kaki sandaran dengan mur. Peta proses
operasi pembuatan sandaran dapat dilihat pada lampiran 2.
2.4.2.2.Pembuatan Matras Spring bed
Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis
ataupun alat ulir manual. Per bulat ini akan dirakit sehingga berbentuk balok
dengan ukuran (200 x 180 x 15) cm3. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar
atas dan bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis
atas dan bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per
dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk
menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan.
Bersamaan dengan proses ini, kain polos, busa dan plastik produk non
woven dijahit di mesin quilting untuk mendapatkan kain quilting tabung dan matras. Perbedaan kain quilting tabung dan matras terletak pada ketebalan busa
dimana untuk kain quilting matras busa yang digunakan lebih tebal. Penjahitan
quilting dilakukan untuk memberi motif pada kain polos dan plastik produk non woven digunakan agar motif yang dijahit lebih kuat sehingga tidak mudah rusak. Kain quilting yang dihasilkan dipotong sesuai spesifikasi matras spring bed 6 kaki
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
dan untuk tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Selanjutnya kain quilting matras dan
tabung akan dijahit dengan kain blacu. Fungsi penjahitan kain blacu ini adalah
untuk menguatkan kain quilting pada saat penarikan dengan tembakan gun HR-
22. Kemudian, pada kain quilting matras akan dijahit label sementara pada kain
quilting tabung akan dilakukan penjahitan lis tabung.
Selain itu dilakukan pemotongan hard padd dan busa dengan ukuran luas
sama dengan matras bawah dan atas. Kemudian, dilakukan perekatan hard padd,
kemudian busa lalu kain quilting baik untuk matras bagian atas dan bawah dan
bagian tabung matras. Perekatan dilakukan dengan gun HR-22.
Selanjutnya dilakukan penjahitan lis yang akan merekatkan matras atas
dan bawah dengan tabung. Kain lis dijahit dengan mesin corner bersamaan
dengan memasang lubang angin emas sebanyak 4 buah. Fungsi dari lubang angin
emas ini adalah untuk menambah nilai keindahan pada matras spring bed serta
memberikan sirkulasi udara sehingga busa tetap empuk.
Langkah terakhir adalah meletakkan kartu garansi dan kartun sudut.
Kartun sudut berfungsi agar sudut-sudut spring bed terlindungi pada saat
distribusi karena sudutnya sangat mudah rusak. Setelah itu dibungkus dengan
menggunakan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan isolatif.
Kemudian stiker ukuran diletakkan pada plastik mika. Peta proses operasi
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring Bed
Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis
ataupun alat ulir manual. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar atas dan
bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis atas dan
bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan
menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk
menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan. Rakitan per ini akan
dirakit dengan rangka kayu dengan menggunakan gun bostitch.
Pada saat yang bersamaan, dilakukan pemotongan goni bagor dengan
ukuran 200 x 180 cm, hardpadd dan busa. Disamping itu dilakukan juga proses
penjahitan quilting untuk memberi pola pada kain polos dengan menggunakan
mesin quilting. Kain yang telah melalui proses quilting dipotong sesuai spesifikasi
divan spring bed 6 kaki yaitu 2 x (200 x 180 x 3) cm untuk matras atas dan untuk
tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Sedangkan untuk divan bawah digunakan kain non
woven hitam dengan ukuran 200 x 180 cm.
Kemudian goni bagor direkatkan pada rangka atas per dengan staples 3001
J, selanjutnya hard padd yang telah dipotong direkatkan pada sisi atas dengan
menggunakan gun HR-22. Setelah itu direkatkan busa dan kain quilting dengan
menggunakan lateks. Langkah terakhir adalah meletakkan label. Setelah itu
dibungkus dengan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan staples
sedangkan untuk bagian bawah divan direkatkan kain non woven dengan staples
3001 J. Lalu dipasang kaki divan dengan mur dan baut. Peta proses operasi
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.