• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL

UNTUK MEMAKSIMUMKAN LABA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE INTEGER PROGRAMMING

DI PT. CAHAYA KAWI ULTRA POLYINTRACO

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

oleh : Wenni Junida NIM. 040403006

DEPARTEMEN T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

ABSTRAK

PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed. Spring bed yang dihasilkan terdiri dari berbagai jenis. Perusahaan berproduksi dengan sistem make to stock. Saat ini, penentuan volume produksi dibuat berdasarkan keputusan manajer produksi dan pemasaran dengan melihat pola data masa lalu dan melakukan peramalan kuantitatif sesuai dengan pola data. Seperti yang diketahui, bahwa hasil interpretasi peramalan tidak akan terlalu jauh berbeda dengan pola data permintaan tahun sebelumnya. Namun pada kenyataannya pada tahun 2008 misalnya, terjadi pergeseran permintaan dari tahun 2007 sebesar 6.81% untuk platinum, 26.46% untuk golden, 3.17% untuk silver dan 17.53% untuk bigline. Ketidakpastian ini menyebabkan perusahaan menginginkan metode perencanaan produksi yang lebih baik.

Inti dari perencanaan produksi dengan integer programming adalah dapat dilakukan optimisasi produksi dengan tujuan maksimisasi laba. Hal ini dilakukan dengan membuat model matematis dimana yang menjadi fungsi tujuan adalah maksimisasi laba, sedangkan yang menjadi kendala adalah keterbatasan sumber daya perusahaan dan target produksi. Dengan penggunaan integer programming diperoleh rencana produksi yang optimal dengan mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efisien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana produksi yang optimal untuk bulan Mei 2009 adalah 211 unit untuk jenis platinum, 56 unit jenis golden, 373 unit jenis silver dan 68 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp. 107.619.000. Untuk bulan Juni 2009 adalah 200 unit untuk jenis platinum, 44 unit jenis golden, 417 unit jenis silver dan 67 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp. 108.511.000. Untuk bulan Juli 2009 adalah 182 unit untuk jenis platinum, 55 unit jenis golden, 437 unit jenis silver dan 57 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp. 107.176.000.

(3)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

penyertaanNya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan

tugas sarjana ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas sarjana ini

merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk

menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

Tugas sarjana ini berjudul “Penentuan Jumlah Produksi Optimal untuk

Memaksimumkan Laba dengan Menggunakan Metode Integer Programming di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco”. Adapun latar belakang penulis

mengangkat judul ini adalah penulis ingin memberikan suatu perbandingan

metode perencanaan produksi dengan pendekatan integer programming.

Penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam mengerjakan tugas

sarjana ini, namun penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat

bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS

(4)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama penyusunan laporan tugas sarjana ini, penulis banyak

mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan

ini dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Ir Nazlina, MT sebagai dosen pembimbing I dalam penyelesaian Tugas

Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk membimbing

penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

2. Bapak Buchari, ST. MKes, sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

3. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng, Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT dan Bapak

DR. Ir. Humala Napitupulu, DEA sebagai dosen pembanding yang bersedia

memberikan saran yang membangun bagi perbaikan tugas sarjana ini.

4. Bapak Ir. Sugi Arto Pujangkoro, MM, sebagai Koordinator Tugas Akhir yang

telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.

5. Bapak Prof. Ir. Sukaria Sinulingga M.Eng, sebagai Koordinator Bidang untuk

Manufaktur yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas

Sarjana.

6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi

(5)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

7. Bapak Haeril Endriansyah, ST sebagai manajer produksi PT. Cahaya Kawi

Ultra Polyintraco yang telah membimbing dan memberikan kesempatan bagi

penulis untuk melakukan penelitian.

8. Karyawan produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang telah banyak

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Bang Bowo, Kak Dina, dan Bang Tumijo, selaku pegawai Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu

penulis dalam pengurusan berkas-berkas tugas sarjana.

10. Kedua Orang tuaku, Ir Darwin Girsang dan H br Tambunan, yang telah

memberikan kasih sayang, doa dan semangat bagi penulis.

11. Kakakku Melia Girsang, ST atas semangat dan doanya dan adikku Septika

Girsang yang sangat baik dan selalu mendukung penulis

12. Hendra Feryanto Simanjuntak, yang selalu ada memberikan bantuan,

semangat, doa dan sukacita bagi penulis.

13. Adikku Ebeth, Melisa dan Yosi yang telah memberikan semangat dan doa

bagi penulis.

14. Semua sahabat dan saudara yang memberikan dukungan dan keceriaan Juana,

Misna, Mariaty, Elfrida, Desima, Valent, Erna, Dame, Yetti, Nova Yulistina,

dan Meryantina .

(6)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-3

1.3.1. Tujuan Penelitian ... I-3

1.3.2. Sasaran Penelitian ... I-3

1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-4

1.5.1. Pembatasan Masalah ... I-4

(7)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana... I-4

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi PT Cahaya Kawi Ultra Polyintaco .... II-3

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-5

2.3.2.1. Tenaga Kerja ... II-5

2.3.2.2. Jam Kerja ... II-7

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-7

2.3.3.1. Tunjangan ... II-8

2.3.3.2. Fasilitas ... II-9

2.4. Proses Produksi ... II-9

2.4.1. Bahan ... II-9

2.4.1.1. Bahan Baku ... II-9

2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-12

2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-13

2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-13

2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring bed... II-13

2.4.2.2. Pembuatan Matras Spring bed ... II-14

2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring bed... II-16

(8)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.5.1. Mesin Produksi ... II-17

2.5.2. Peralatan ... II-21

2.5.3. Utilitas ... II-22

2.5.4. Safety and Fire Protection ... II-22

2.5.5. Waste and Treatment ... II-23

2.5.6. Maintenance ... II-23

III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi ... III-1

3.2. Pengukuran Waktu ... III-3

3.2.1. Teknik-teknik Pengukuran Waktu ... III-4

3.2.2. Pengukuran Waktu Jam henti ... III-5

3.2.3. Langkah-langkah sebelum Melakukan Pengukuran ... III-6

3.2.4. Melakukan Pengukuran Waktu ... III-9

3.2.5. Pengujian Data Waktu ... III-9

3.2.5.1. Uji Keseragaman ... III-9

3.2.5.2. Uji Kecukupan Data ... III-10

3.2.6. Perhitungan Waktu ... III-11

3.2.7. Penyesuaian dan Kelonggaran ... III-12

3.2.7. Penyesuaian ... III-12

3.2.7. Kelonggaran ... III-14

3.3. Peramalan... III-16

(9)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.3.2. Analisis Deret Waktu ... III-18

3.3.3. Analisis Kesalahan Peramalan ... III-23

3.3.4. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan ... III-24

3.4. Pemrograman Linear ... III-26

3.4.1. Model Pemrograman Linear ... III-26

3.4.2. Bentuk Umum Pemrograman Linear ... III-28

3.4.3. Asumsi Pemrograman Linear ... III-29

3.4.4. Metode Simpleks ... III-30

3.4.5. Metode Big M dan Dua Fase ... III-33

3.4.6. Integer Programming... III-34

3.4.7. Algoritma Branch and Bound ... III-35

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1

4.3. Instrumen Penelitian ... IV-2

4.4. Pengumpulan Data ... IV-2

4.5. Metode Pengolahan Data ... IV-3

4.6. Analisis ... IV-6

4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(10)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.1.1. Data Laba dari Setiap Matras Spring bed ... V-1

5.1.2. Data Waktu Siklus Tenaga Kerja ... V-1

5.1.3. Data Jumlah Tenaga Kerja ... V-9

5.1.4. Data Jumlah Hari Kerja... V-9

5.1.5. Data Penjualan ... V-10

5.1.6. Data Pemakaian dan Kapasitas Gudang Bahan Baku ... V-11

5.1.7. Data Jumlah Produksi yang Memenuhi Batasan

BEP dalam Unit Produksi ... V-13

5.2.Pengolahan Data ... V- 14

5.2.1. Penentuan Fungsi Tujuan ... V-14

5.2.2. Penentuan Fungsi Kendala Pertama ... V-15

5.2.2.1. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus ... V-15

5.2.2.2. Penentuan Rating Factor dan Allowance ... V-24

5.2.2.3. Perhitungan Waktu Normal

dan Waktu Standar ... V-27

5.2.2.3.1. Waktu Normal ... V-27

5.2.2.3.1. Waktu Standar ... V-27

5.2.2.4. Formulasi Fungsi Kendala Pertama ... V-29

5.2.3. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Kedua ... V-31

5.2.4. Penentuan Fungsi Kendala Ketiga ... V-33

5.2.4.1. Peramalan Permintaan Spring bed ... V-33

5.2.4.2. Formulasi Fungsi Kendala Ketiga... V-43

(11)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.6. Penentuan Model Perencanaan Produksi ... V-45

5.2.7. Penyelesaian Model Linear Programming

dengan Metode Simpleks ... V-49

5.2.8. Penyelesaian Model Integer Programming

dengan Metode Branch and Bound ... V-66

VI ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis…. ... VI-1

6.1.1. Analisis Model Perencanaan Produksi

Perusahaan Saat ini... ... VI-1

6.1.2. Analisis Perencanaan Produksi

dengan Integer Programming ... VI-2

6.1.3. Analisis Sensitivitas Perencanaan Produksi ... VI-6

6.2. Evaluasi …. ... VI-1

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-3

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ... II-5

2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ... II-7

3.1. Ukuran Statistik Parameter Kesalahan ... III-21

3.2. Bentuk Standar Tabel Simpleks ... III-27

3.3. Tabel Simpleks I ... III-28

3.4. Tabel Simpleks 2 ... III-28

3.5. Tabel Simpleks 3 ... III-29

5.1. Laba dari Setiap Penjualan Spring bed ... V-1

5.2. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Platinum ... V-5

5.3. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Golden ... V-6

5.4. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Silver ... V-7

5.5. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Bigline ... V-8

5.6. Data Jumlah Tenaga Kerja Produksi Matras Spring bed ... V-9

5.7. Data Waktu Kerja Tersedia Tahun 2009 ... V-10

(13)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.9. Data Pemakaian Bahan untuk Matras Tiap Jenis Spring bed ... V-12

5.10. Kapasitas Gudang... V-13

5.11. Jumlah Produksi Minimum Perusahaan ... V-13

5.12. Pengelompokan Data Waktu Kecepatan Rata-rata Operasi

Perakitan Per Bulat (K1) dalam Sub Grup ... V-15

5.13. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Platinum ... V-18

5.14. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Golden ... V-20

5.15. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Silver ... V-20

5.16. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Bigline ... V-21

5.17. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Platinum ... V-22

5.18. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Golden ... V-23

5.19. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Silver ... V-23

5.20. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Bigline ... V-24

5.21. Allowances Tiap Stasiun Kerja ... V-25

(14)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.23. Waktu Standar pada Stasiun Kerja ... V-28

5.24. Ketersediaan Jam Kerja Orang Bulan Mei-Juli Tahun 2009 ... V-30

5.25. Perhitungan Parameter Peramalan Kuadratis untuk

Spring bed Tipe Platinum ... V-35

5.26. Perhitungan Parameter Trend Dekomposisi

Spring bed Tipe Platinum ... V-37

5.27. Perhitungan Parameter Musiman Dekomposisi

Spring bed Tipe Platinum ... V-38

5.28. Perhitungan MSE Metode Kuadratis untuk

Spring bed Tipe Platinum ... V-39

5.29. Perhitungan MSE Metode Dekomposisi untuk

Spring bed Tipe Platinum ... V-40

5.30. Perhitungan Verifikasi untuk Spring bed Tipe Platinum ... V-41

5.31. Hasil Peramalan Spring bed Tipe

Platinum, Golden, Silver dan Bigline ... V-43

5.32. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala

Bulan Mei, Juni dan Juli ... V-46

5.33. Tabel Simpleks Awal ... V-52

5.34. Tabel Simpleks Iterasi 1 ... V-58

5.35. Tabel Simpleks Iterasi 2 ... V-59

5.36. Tabel Simpleks Iterasi 3 ... V-60

5.37. Tabel Simpleks Iterasi 4 ... V-61

(15)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.39. Tabel Simpleks Iterasi 6 ... V-63

5.40. Tabel Simpleks Iterasi 7 (Tabel Final) ... V-64

5.41. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan

Model Linear Programming ... V-65

5.42. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan

Model Integer Programming ... V-70

6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan dengan Integer Programming ... VI-4

6.2. Perbandingan Ketersediaan Sumber Daya di Perusahaan dengan

Pemakaian Sumber Daya Berdasarkan Integer Programming ... VI-5

6.3. Maksimum Perubahan Kapasitas ... VI-7

7.1. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan

Model Integer Programming ... VII-2

(16)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ... II-4

3.1. Peta Kontrol untuk Uji Keseragaman Data ... III-9

4.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian ... IV-8

4.2. Diagram Alir Pengolahan Data ... IV-9

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10

5.1. Control Chart Uji Keseragaman ... V-16

5.2. Diagram Pencar Penjualan Spring bed Platinum 2007-2008 ... V-34

5.3. Moving Range Chart untuk Spring bed Platinum ... V-42

(17)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1

2 Peta Proses Operasi Pembuatan Produk ... L-5

3 Pengukuran Waktu ... L-8

4 Uji Keseragaman Data ... L-10

5 Tabel Kelonggaran ... L-13

6 Peramalan ... L-15

7 Hasil Perhitungan Model Linier Programming

dengan Software LINDO ... L-23

8 Hasil Perhitungan Model Integer Programming

dengan Software LINDO ... L-26

9 Form Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-38

10 Form Surat Penetapan Tugas Sarjana ... L-39

11 Surat Balasan dari Perusahaan ... L-40

12 Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-41

(18)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Seiring dengan meningkatnya persaingan dunia industri saat ini,

perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif agar dapat bertahan di

tingkat nasional maupun internasional. Salah satu cara yang ditempuh adalah

membuat perencanaan produksi dengan tepat. Perencanaan produksi

berhubungan dengan penentuan volume produksi, ketepatan waktu penyelesaian

dan utilisasi sumber daya yang tersedia. Dengan perencanaan yang tepat, proses

produksi dapat berjalan efisien dan efektif. Hal ini berdampak pada peningkatan

laba perusahaan.

PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur

yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed. Saat ini, penentuan volume

produksi dibuat berdasarkan keputusan manajer produksi dan pemasaran dengan

melihat pola data masa lalu dan melakukan peramalan kuantitatif sesuai dengan

pola data. Seperti yang diketahui, bahwa hasil interpretasi peramalan tidak akan

terlalu jauh berbeda dengan pola data permintaan tahun sebelumnya. Namun pada

kenyataannya pada tahun 2008 misalnya, terjadi pergeseran permintaan dari tahun

2007 sebesar 6.81% untuk platinum, 26.46% untuk golden, 3.17% untuk silver

dan 17.53% untuk bigline. Oleh karena itu, perencanaan produksi pada

perusahaan ini kurang akurat mengingat adanya fluktuasi permintaan yang tidak

(19)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

permintaan terjamin, namun berakibat pada tingginya biaya investasi persediaan

barang. Di sisi lain, ketika permintaan meningkat maka perusahaan mengalami

kekurangan produksi sehingga permintaan tidak dapat dipenuhi. Hal ini

menyebabkan hilangnya penjualan dan menurunnya laba perusahaan. Dalam

jangka panjang menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap

perusahaan.

Keputusan volume produksi yang dibuat juga belum mempertimbangkan

keterbatasan perusahaan dalam hal kapasitas tenaga kerja dan ketersediaan bahan

secara optimal. Dalam hal bahan baku misalnya, perusahaan tidak dapat

memproduksi jenis tertentu karena bahan baku tidak tersedia dan masih

menunggu pengiriman. Dengan mengacu pada uraian tersebut, maka perusahaan

perlu melakukan pembenahan dalam perencanaan produksinya dalam hal

menetapkan jumlah produksi optimal untuk tiap jenis springbed. Hal ini dilakukan

dengan memperhatikan kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, target

produksi sesuai dengan peramalan permintaan dan jumlah produksi minimun yang

ditetapkan perusahaan.

1.2. Rumusan Permasalahan

Tidak tepatnya penentuan jumlah produksi menyebabkan perusahaan

mengalami kekurangan ataupun kelebihan produksi. Hal ini sangat berpengaruh

pada pencapaian laba perusahaan. Maka yang menjadi pokok permasalahan

adalah penentuan jumlah produksi yang optimal untuk tiap jenis springbed

(20)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sebuah rencana produksi yang

optimal untuk memaksimumkan laba perusahaan.

1.3.2. Sasaran Penelitian

Sasaran yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Membuat sebuah model rencana produksi optimal, dimana fungsi

tujuannya adalah memaksimumkan laba dengan variabel keputusan jumlah

produksi optimal untuk tiap jenis springbed.

2. Membuat susunan kendala dalam mencapai fungsi tujuan. Kendala yang

dimaksud adalah kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, target

produksi dan pencapaian break even point (BEP) perusahaan. Dalam hal

ini kapasitas tenaga kerja tercakup dalam waktu baku penyelesaian

produk, ketersediaan bahan baku diperoleh dengan mencatat data

perusahaan, target produksi diperoleh dengan melakukan peramalan

permintaan sedangkan pencapaian BEP diperoleh dari data jumlah

produksi minimum yang ditetapkan perusahaan sehingga break even point

(21)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, yakni dapat menjadi sarana pembelajaran ilmu pengetahuan

yang telah diterima selama menjalani perkuliahan. Selain itu dapat melihat

dan menerapkan suatu konsep ilmu di lapangan kerja nyata.

2. Bagi Departemen, yakni dapat menjadi literatur yang semakin

memperkaya penerapan ilmu teknik industri di lapangan kerja nyata serta

menjadi bahan literatur bagi penelitian oleh departemen maupun

mahasiswa di kemudian hari

3. Bagi perusahaan, yakni :

a. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam perencanaan produksi untuk

menentukan jumlah produksi optimal yang dapat memaksimumkan

laba perusahaan.

b. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya

yang tersedia seefektif mungkin.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian 1.5.1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dan pemecahan masalah menjadi terarah, tidak

menyimpang dari pokok masalah yang ada dan menghindari pembahasan yang

terlalu luas maka perlu diberi batasan pada permasalahan yang ada, yakni :

1. Data penjualan yang digunakan untuk peramalan permintaan adalah data

(22)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Bahan yang menjadi kendala adalah per bulat, kain dan busa. Hal ini

dilakukan karena bahan baku tersebut paling dominan dalam proses

produksi, memiliki keterbatasan di gudang, biaya simpan tinggi dan

kendala dalam persediaan karena harus menunggu pengiriman.

3. Fungsi kendala yang dibahas adalah kapasitas tenaga kerja, ketersediaan

bahan, jumlah permintaan dan jumlah produksi minimum yang ditetapkan

perusahaan sehingga BEP perusahaan dalam unit produksi tercapai.

1.5.2. Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:

1. Tidak terjadi perubahan terhadap sistem produksi dan urutan proses

produksi selama penelitian dilakukan.

2. Harga jual, harga bahan baku dan biaya produksi lain dan tidak berubah

selama penelitian dilakukan.

3. Operator yang bekerja di setiap proses memiliki kemampuan kerja normal.

4. Kondisi mesin dan peralatan dalam keadaan siap pakai ketika penelitian

dilakukan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pada

bab pertama menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian. Bab

(23)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

meliputi sejarah perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses

produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dan organisasi dan manajemen.

Bab ketiga menguraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang

berisikan teori dan pemikiran yang berhubungan dengan perencanaan produksi

dan akan digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan

masalah. Bab keempat berisi metodologi penelitian yang digunakan untuk

mencapai tujuan penelitian meliput i tahapan-tahapan penelitian mulai dari

persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

Bab kelima memuat data primer dan sekunder yang diperoleh dari

penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Bab

keenam memuat pembahasan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan

pemecahan masalah. Bab ketujuh memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh

(24)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur

yang bergerak di bidang produksi spring bed dengan merek dagang Big Land.

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco terletak di Jl. Eka Surya Gg. Sidodadi

Lingkungan XXII Kelurahan Gedung Johor, Deli Tua, Medan. Induk perusahaan

ini bernama PT. Cahaya Buana Intitama yang didirikan pada tahun 1989 di Sentul,

Jawa Barat dan akhirnya pindah ke Bogor sampai sekarang.

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan salah satu anak perusahaan

dari PT. Cahaya Buana Group yang memiliki empat jenis anak perusahaan yang

bergerak di bidang manufacturing, trading, distributor dan retail. Perusahaan ini

mempunyai filosofi unggul berkarya dan puas bekerjasama serta memiliki tekad

untuk memimpin pasar dan membangun citra positif dan bersahabat bagi semua

pihak sehingga diakui sebagai aset nasional. Produk dari PT. Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco yakni Big Lang Spring Bed adalah anggota dari International Sleep

Products Association (ISPA) yang merupakan lembaga bagi perusahaan-

(25)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Produk yang dihasilkan adalah spring bed. Spring bed yang diproduksi

siap dipasarkan kepada konsumen langsung maupun distributor dengan daerah

pemasaran di seluruh Sumatera Utara dengan fokus utama di daerah kota Medan.

Selain di Medan, PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco juga memiliki kantor

perwakilan di daerah-daerah lain di Indonesia meliputi Bogor, Padang,

Palembang, Jakarta, dan lain- lain.

Perusahaan ini berproduksi berdasarkan stok (make to stock). Spring bed

yang diproduksi terdiri dari empat jenis yang berbeda didasarkan pada kain

quilting, rakitan per bulat dan busa yang digunakan. Empat jenis tersebut, yakni :

1. Platinum

2. Golden

3. Silver

4. Big Line

Kain quilting pada platinum berbeda dengan 3 jenis lainnya sedangkan

rakitan per sama dengan golden dan silver. Golden dan silver memiliki jenis busa

dan kain yang sama. Sedangkan untuk bigline kain quilting, busa dan kain

berbeda dengan ketiga jenis lainnya.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang melakukan tugas-tugas

yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari

(26)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi, organisasi merupakan

suatu alat manajemen.

Hubungan dan kerja sama dalam organisasi dituangkan dalam suatu

struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa

bagan, dimana terdapat hubungan-hubungan diantara berbagai fungsi, bagian,

status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab dan wewenang

yang berbeda dalam organisasi tersebut.

2.3.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Struktur organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco adalah berbentuk

campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan

adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi

kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya secara langsung vertikal ke

bawah melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat

dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang serta pembatasan tanggung

jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, personalia, dan pemasaran

berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya. Selain itu,

pimpinan juga memberikan instruksi langsung kepada setiap bagian sesuai dengan

bidangnya. Struktur organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dapat dilihat

(27)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010. Direktur

Kabag. Pemasaran Kabag HRD

dan General

Affair

Kabag. Produksi

Kabag. Pembelian

Kabag

Financial and Accounting

Supervisor

Gudang

Supervisor

Penjualan

Karyawan Karyawan

Supervisor

Transportasi

Supervisor

Distribusi

Karyawan Karyawan

Supervisor

Keamanan

Supervisor Maintenance

Karyawan Karyawan

Supervisor

Produksi

Karyawan

Supervisor

Pembelian

Karyawan

Supervisor Financial

Karyawan

Supervisor Accounting

Karyawan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Keterangan

(28)

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berjumlah 85

orang, terdiri dari staff dan karyawan. Kepala divisi dan kepala bagian

(supervisor) digolongkan sebagai staff sedangkan pekerja langsung pada bagian

produksi dan satpam digolongkan sebagai karyawan. Status karyawan dalam

perusahaan ini dibagi atas dua jenis berdasarkan frekuensi penggajiannya, yaitu :

1. Karyawan bulanan dengan gaji yang dibayar sekali sebulan sesuai dengan

klasifikasi skala penggajian yang dibagi-bagi dalam golongan tertentu. Yang

termasuk karyawan bulanan adalah direktur sampai dengan supervisor.

2. Karyawan mingguan dengan gaji yang dibayar sekali dalam dua minggu.

Yang termasuk karyawan mingguan adalah semua karyawan baik dari

karyawan gudang sampai dengan karyawan bagian accounting.

Perincian jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

No Jabatan Jumlah (orang)

1 Direktur 1

2 Kepala Divisi Produksi 1

3 Kepala Divisi HRD dan General affair 1

4 Kepala Divisi Financial and Accounting 1

5 Kepala Divisi Pemasaran 1

(29)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja … (Lanjutan)

No Jabatan Jumlah (orang)

6 Kepala Divisi Pembelian 1

7 Supervisor Gudang 1

8 Supervisor Penjualan 1

9 Supervisor Transportasi 1

10 Supervisor Distribusi 1

11 Supervisor Keamanan 1

12 Supervisor Maintenance 1

13 Supervisor Produksi 1

14 Supervisor Pembelian 1

15 Supervisor Financial 1

16 Supervisor Accounting 1

17 Karyawan Gudang 6

18 Karyawan Penjualan 2

19 Karyawan Transportasi 2

20 Karyawan Distribusi 16

21 Karyawan Keamanan 10

22 Karyawan Maintenance 4

23 Karyawan Produksi 20

24 Karyawan Pembelian 2

25 Karyawan Financial 6

26 Karyawan Accounting 1

Total 85

(30)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.2.2. Jam Kerja

Pembagian jadwal jam kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

[image:30.595.157.446.220.456.2]

ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco Hari Jam Kerja Keterangan

Senin-Kamis

08.30 - 12.00 Kerja

12.00 - 13.00 Istirahat

13.00 – 17.00 Kerja

Jumat

08.30 – 12.00 Kerja

12.00 - 14.00 Istirahat

14.00 – 17.00 Kerja

Sabtu 08.00 - 12.00 Kerja

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Sistem pengupahan pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dilakukan

dan ditangani oleh bagian Finance and Accounting. Sistem penggajian pada PT.

Cahaya Kawi Ultra Polyintraco bervariasi. Bagi direktur sampai dengan

supervisor, dilakukan pada akhir tanggal setiap bulannya, sedangkan untuk

karyawan, mulai dari karyawan gudang sampai karyawan accounting, dilakukan

setiap 2 minggu sekali. Perusahaan juga memberikan upah lembur kepada

karyawan yang bekerja diatas jam kerja normal dengan perhitungan sebagai

(31)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1. Untuk Hari Biasa

a. Untuk satu jam lembur pertama adalah 1 ½ x upah per jam.

b. Untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam.

Dimana upah kerja lembur per jam adalah 1/160 x gaji perbulan. Gaji

perbulan disesuaikan dengan UMR (Upah Minimum Regional).

2. Untuk Hari Besar/ Libur

Upah lembur bagi karyawan yang bekerja pada hari libur dan hari besar adalah

2 x gaji per hari kerja biasa.

2.3.3.1. Tunjangan

Selain gaji pokok dan upah lembur di atas, perusahaan juga memberikan

beberapa jenis tunjangan, yaitu:

1. Tunjangan Hari Raya (THR)

Diberikan sebesar satu bulan gaji bagi karyawan yang telah mengabdi lebih

dari 2 tahun.

2. Tunjangan Selama Sakit

Diberikan kepada karyawan yang sedang dalam perawatan sakit yang

dinyatakan dengan surat keterangan dokter, berlaku bagi karyawan yang telah

mengabdi lebih dari 2 tahun.

3. Tunjangan Insentif

Diberikan sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkan dengan cara

(32)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.3.2. Fasilitas

Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah:

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan Asuransi Jiwa

Selain upah yang diberikan, PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco juga

memperhatikan karyawannya dalam bentuk JAMSOSTEK yang diberikan

kepada karyawan mingguan, sedangkan bagi karyawan bulanan diberikan

asuransi jiwa dari Manulife.

2. Cuti

Cuti diberikan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya oleh perusahaan.

2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi

untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif

besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan

baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Bahan

baku yang digunakan dalam memproduksi spring bed adalah:

1. Per bulat

Per bulat yang digunakan adalah per dengan diameter 2,5 mm dan tinggi 15

cm. Umur per diperkirakan sekitar 15 tahun dan pengujian dilakukan oleh

(33)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Kawat lilit

Kawat lilit yang digunakan memiliki diameter sebesar 1,4 mm yang

berfungsi sebagai penghubung antara per bulat yang satu dengan per bulat

lainnya dalam sebuah rakitan per.

3. Kawat lis

Kawat lis yang digunakan memiliki diameter 4,2 mm yang berfungsi

membingkai rakitan per agar menjadi lebih kokoh.

4. Per pinggir

Per pinggir yang digunakan adalah per pinggir dengan diameter 3,5 mm

dengan tinggi 15 cm. Umur per diperkirakan sekitar 15 tahun dan pengujian

dilakukan oleh pihak supplier. Per pinggir diletakkan di sekeliling rakitan

per bulat.

5. Kain Quilting

Fungsi kain ini untuk menutup busa. Untuk matras digunakan kain quilting

yang ketebalannya 3 cm sebanyak 2 x 180 x 200 cm, sedangkan untuk

tabung digunakan kain quilting dengan ketebalan 0,5 cm dan panjang

sebesar 200 cm. Kain quilting yang dipakai terbuat dari kain Jaquar.

6. Kain Blacu

Kain blacu digunakan sebagai penguat kain quilting pada saat proses

perakitan dengan per menggunakan HR-22.

7. Busa

Busa yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ketebalan sesuai dengan

(34)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

8. Hard padd

Hard padd merupakan pelapis pertama rakitan per yang berfungsi untuk

meredam per dan membatasi busa dengan per agar busa tidak koyak. Hard

padd yang digunakan berukuran 2 x (200 x 180) cm yaitu untuk bagian atas

dan bawah rakitan per.

9. Benang Nylon

Benang ini digunakan untuk seluruh proses penjahitan baik penjahitan kain

quilting maupun penjahitan tabung dan matras.

10. Peluru HR-22

Peluru ini berfungsi untuk merekatkan hard padd dan rakitan per pada

matras dan divan.

11. Lateks

Lateks berfungsi untuk merekatkan busa dengan kain quilting pada matras,

sandaran dan divan

12. Rangka kayu

Merupakan kayu yang dibentuk menjadi rangka berbentuk balok sebagai

rangka divan.

13. Goni bagor

Merupakan penutup rangka kayu sebelum dirakit dengan per.

14. Kaki divan dan kaki sandaran

15. Papan tripleks

Digunakan sebagai rangka awal sandaran springbed.

(35)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan ditambahkan pada produk sehingga menambah nilai pada

produk akhir yang siap dipasarkan dapat berupa kemasan atau aksesoris. Bahan

tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan spring bed adalah:

1. Label

Label Big Land digunakan untuk menyatakan merek dari spring bed tersebut.

2. Karton Sudut

Digunakan untuk membungkus produk pada saat pengiriman.

3. Stiker

Mencantumkan spesifikasi dari spring bed .

4. Isolatif

Isolatif digunakan untuk merekatkan bahan tambahan pada spring bed.

5. Plastik Mika

Digunakan pada saat pengemasan springbed

6. Kartu Garansi

Sebagai kartu jaminan produk kepada konsumen

7. Lubang Angin Emas

Lubang angin emas digunakan agar terjadi pertukaran udara pada busa

sehingga busa tetap mengembang.

8. Logo

(36)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong yaitu bahan yang ikut dalam proses berfungsi

mempercepat atau mempermudah proses tetapi tidak tampak dalam produk akhir.

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco tidak menggunakan bahan penolong didalam

pembuatan spring bed.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Secara umum proses pembuatan spring bed di PT. Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco diklasifikasikan dalam 3 tahapan proses, yaitu :

1. Pembuatan Sandaran Spring Bed

2. Pembuatan Divan Spring Bed

3. Pembuatan Matras Spring Bed

2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring Bed

Proses pembuatan sandaran diawali dengan pemotongan tripleks sesuai

dengan pola yang diinginkan dengan menggunakan gergaji tangan. Kemudian

tripleks dilubangi dengan menggunakan mesin bor untuk tempat meletakkan

kancing lubang angin emas dan kaki sandaran. Busa dipotong mengikuti pola

rangka tripleks dengan menggunakan pisau. Setelah itu, kain oscar dipotong

dengan gunting sesuai pola busa yang telah dibuat sebelumnya.

Busa dan kain oscar yang telah dipola direkatkan pada rangka sandaran

bagian depan menggunakan lateks dan pada rangka sandaran bagian belakang

(37)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dengan menggunakan benang nylon. Pada bagian tengah rangka yang telah di bor

dipasangkan logo Big Land dengan menggunakan benang nylon.

Langkah terakhir adalah pemasangan plastik produk non woven pada sisi

belakang sandaran, kemudian pembungkusan dengan plastik mika menggunakan

staples 3001 J dan, kemudian dipasang kaki sandaran dengan mur. Peta proses

operasi pembuatan sandaran dapat dilihat pada lampiran 2.

2.4.2.2.Pembuatan Matras Spring bed

Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis

ataupun alat ulir manual. Per bulat ini akan dirakit sehingga berbentuk balok

dengan ukuran (200 x 180 x 15) cm3. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar

atas dan bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis

atas dan bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per

dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk

menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan.

Bersamaan dengan proses ini, kain polos, busa dan plastik produk non

woven dijahit di mesin quilting untuk mendapatkan kain quilting tabung dan

matras. Perbedaan kain quilting tabung dan matras terletak pada ketebalan busa

dimana untuk kain quilting matras busa yang digunakan lebih tebal. Penjahitan

quilting dilakukan untuk memberi motif pada kain polos dan plastik produk non

woven digunakan agar motif yang dijahit lebih kuat sehingga tidak mudah rusak.

Kain quilting yang dihasilkan dipotong sesuai spesifikasi matras spring bed 6 kaki

(38)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dan untuk tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Selanjutnya kain quilting matras dan

tabung akan dijahit dengan kain blacu. Fungsi penjahitan kain blacu ini adalah

untuk menguatkan kain quilting pada saat penarikan dengan tembakan gun

HR-22. Kemudian, pada kain quilting matras akan dijahit label sementara pada kain

quilting tabung akan dilakukan penjahitan lis tabung.

Selain itu dilakukan pemotongan hard padd dan busa dengan ukuran luas

sama dengan matras bawah dan atas. Kemudian, dilakukan perekatan hard padd,

kemudian busa lalu kain quilting baik untuk matras bagian atas dan bawah dan

bagian tabung matras. Perekatan dilakukan dengan gun HR-22.

Selanjutnya dilakukan penjahitan lis yang akan merekatkan matras atas

dan bawah dengan tabung. Kain lis dijahit dengan mesin corner bersamaan

dengan memasang lubang angin emas sebanyak 4 buah. Fungsi dari lubang angin

emas ini adalah untuk menambah nilai keindahan pada matras spring bed serta

memberikan sirkulasi udara sehingga busa tetap empuk.

Langkah terakhir adalah meletakkan kartu garansi dan kartun sudut.

Kartun sudut berfungsi agar sudut-sudut spring bed terlindungi pada saat

distribusi karena sudutnya sangat mudah rusak. Setelah itu dibungkus dengan

menggunakan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan isolatif.

Kemudian stiker ukuran diletakkan pada plastik mika. Peta proses operasi

(39)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring Bed

Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis

ataupun alat ulir manual. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar atas dan

bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis atas dan

bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan

menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk

menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan. Rakitan per ini akan

dirakit dengan rangka kayu dengan menggunakan gun bostitch.

Pada saat yang bersamaan, dilakukan pemotongan goni bagor dengan

ukuran 200 x 180 cm, hardpadd dan busa. Disamping itu dilakukan juga proses

penjahitan quilting untuk memberi pola pada kain polos dengan menggunakan

mesin quilting. Kain yang telah melalui proses quilting dipotong sesuai spesifikasi

divan spring bed 6 kaki yaitu 2 x (200 x 180 x 3) cm untuk matras atas dan untuk

tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Sedangkan untuk divan bawah digunakan kain non

woven hitam dengan ukuran 200 x 180 cm.

Kemudian goni bagor direkatkan pada rangka atas per dengan staples 3001

J, selanjutnya hard padd yang telah dipotong direkatkan pada sisi atas dengan

menggunakan gun HR-22. Setelah itu direkatkan busa dan kain quilting dengan

menggunakan lateks. Langkah terakhir adalah meletakkan label. Setelah itu

dibungkus dengan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan staples

sedangkan untuk bagian bawah divan direkatkan kain non woven dengan staples

3001 J. Lalu dipasang kaki divan dengan mur dan baut. Peta proses operasi

(40)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.5. Mesin dan Peralatan

Untuk mendukung pelaksanaan produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco digunakan beberapa jenis mesin yang sebagian besar adalah buatan

luar negeri seperti Cina, Taiwan, Jepang dan Italia. Namun ada juga yang dibeli

dari dalam negeri. Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi

di pabrik tidak terotomatisasi, dimana seluruh kegiatan melibatkan tenaga

manusia sebagai operator yang mendesain, mengoperasikan dan mengontrol

jalannya proses produksi di pabrik.

2.5.1. Mesin Produksi

Adapun mesin yang digunakan di perusahaan ini dalam pembuatan spring

bed adalah sebagai berikut :

1. Mesin Ram

Fungsi : Merakit per menjadi rangka matras

Merk : Yamakoyo Induction Motor

Buatan : China

Daya : 1,5 KW

Tegangan Elektromotor : 380 Volt

Fasa Elektromotor : 3 fasa

Lebar Belt : 1,5 cm

Tebal Belt : 1 cm

Panjang Belt : 50 cm

(41)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Mesin Quilting

Fungsi : Membuat bentuk/ pola pada kain spring bed

sesuai dengan motif yang diinginkan

Merk : Heng Chang Machinery

Buatan : China

Jarum : 12 buah

Benang : 24 gulung

Jumlah : 1 unit

3. Gun CL 73

Fungsi : Merakit per pinggir di sekeliling luar rangka

Merk : Hard Coo

Buatan : Jepang

Power dari kompresor : 55 – 100 psi

Tegangan : 220 Volt

Fasa : 1 Fasa

Jumlah : 2 unit

4. Gun Etona ( Staples 3001 J)

Fungsi : Merekatkan kain quilting pada sandaran

Merk : Unicatch

Buatan : China

Power dari kompresor : 55-100 psi

Tegangan : 220 Volt

(42)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Jumlah : 2 unit

5. Kompresor angin

Fungsi : Penghasil tenaga angin untuk menjalankan

mesin Gun CL 73 dan HR 22

Merk : ABAC

Buatan : Italia

Power Elektormotor : 5,5 HP

Tegangan Elektromotor : 220 Volt

Fasa Elektromotor : 1 fasa

Jumlah : 2 unit

6. Gun HR 22

Fungsi : Merekatkan rangka matras dengan hard pad

Merk : Stanley

Buatan : Jepang

Power dari Kompresor : 5,5-100 psi

Tegangan : 220 Volt

Fasa : 1 fasa

Jumlah : 2 unit

7. Mesin Jahit Corner

Fungsi : Menjahit kain quilting pada matras atas dan

bawah dengan sisi tabung

Merk : Shiang Wang

(43)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Daya : 12,3 KW

Tegangan : 220 Volt

Fasa Elektromotor : 1 fasa

Jumlah : 1 unit

8. Mesin Bor

Fungsi : Melubangi tempat kancing pada sandaran

Merk : Makita

Buatan : Jepang

Power Elektormotor : 1 KW

Tegangan : 220 Volt

Fasa Elektromotor : 1 fasa

Jumlah : 2 unit

9. Mesin Jahit Biasa

Fungsi : Menjahit kain quilting pada tabung, menjahit

kain quilting pada divan, menjahit kain

quilting pada matras, menjahit kain blacu,

menjahit label pada spring bed.

Merk : Brother

Buatan : Jepang

Daya : 0,33 KW (0,33 HP)

Tegangan : 220 Volt

Fasa : 1 fasa

(44)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

10. Generator set (Genset)

Fungsi : Sumber tegangan listrik pengganti PLN

Merk : Mitsubishi

Buatan : Jepang

Daya : 140 KW

Fasa Elektromotor : 3 fasa

Jumlah : 1 unit

2.5.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada perusahaan ini antara lain :

1. Gergaji

Fungsi : Memotong triplek rangka sandaran

Jumlah : 4 Unit

2. Tang Potong Hit

Fungsi : Memotong kawat

Jumlah : 4 Unit

3. Alat Pelapis Kancing

Fungsi : Melapis kancing dengan kain atau plastik

Jumlah : 2 Unit

4. Palu

Fungsi : Memukul dalam pemasangan kaki spring bed

(45)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5. Meteran

Fungsi : Mengukur kain

Jumlah : 6 Unit

6. Gunting

Fungsi : Memotong Busa

Jumlah : 10 Unit

2.5.3. Utilitas

Proses produksi agar dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, maka

dibutuhkan sarana - sarana lain yang tidak terlibat langsung dalam proses

produksi tetapi sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran produksi. Sarana

pendukung proses tersebut adalah :

1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bulan

sekitar 30.000 KWH.

2. Air, untuk kebutuhan penyediaan air didapat dari PDAM Tirtanadi dengan

kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3.

2.5.4. Safety and Fire Protection

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco melakukan tindakan pengamanan

berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin terjadi. Perusahaan

melakukannya dengan memisahkan letak bahan baku yang mudah terbakar

dengan sumber api. Tindakan fire protection yang dilakukan adalah dengan

(46)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

pemadam api ringan, pada jarak tertentu dilantai pabrik atau pada daerah yang

mudah terjadi kebakaran.

2.5.5. Waste Treatment

Proses produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco tidak

menimbulkan limbah yang dapat menyebabkan polusi bagi lingkungan sehingga

tidak memerlukan penanganan khusus untuk pengolahan limbahnya, karena

limbah terdiri dari potongan busa, potongan kain quilting dan serpihan kawat.

Limbah berupa potongan busa dan potongan kain quilting dijual kepada pedagang

kecil dan masyarakat sekitar perusahaan untuk dijadikan bantal dan limbah berupa

serpihan kawat dikumpulkan di tempat penampungan sementara yang selanjutnya

dijual pada industri kecil dan hasil dari penjualan ini digunakan perusahaan

sebagai dana kemanusiaan tambahan untuk para karyawan.

2.5.6. Maintenance

Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja

untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kesalahaan pada saat proses produksi

berlangsung yang ditujukan agar proses seluruh produksi dapat berjalan dengan

baik, sehingga tidak ada hambatan yang disebabkan oleh mesin atau peralatan

yang dapat mengakibatkan cacat pada produk dan keterlambatan waktu

penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman. Pada

perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala hanya saja

(47)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi

Produksi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses yang mengubah

bahan baku menjadi suatu produk jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Dalam

perencanaan produksi ditentukan sumber-sumber yang diperlukan untuk

melaksanakan proses produksi serta mengalokasian sumber-sumber tersebut untuk

menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan dengan biaya

yang serendah mungkin.

Dalam penjabaran lebih lanjut maka rencana produksi diuraikan menjadi

proses apa yang harus dikerjakan, siapa pelaksananya, kapan, dimana dan

perkiraan biaya yang ditimbulkannya.

Adapun tujuan perencanaan produksi adalah1

1. Sebagai langkah awal menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai

referensi perencanaan lebih rinci. :

2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya

dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi

3. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

1

(48)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Perencanaan produksi harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut2

1. Berjangka waktu, proses produksi merupakan proses yang sangat

kompleks. Oleh karena itu suatu perusahaan tidak mungkin dapat

membuat jadwal yang dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus

dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana

yang lama sudah berubah.

:

2. Berjenjang, perencanaan produksi bertingkat dari level tinggi sampai

perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan level rendah

merupakan penjabaran dari perencanaan level tinggi. Pendekatan yang

dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup

periode waktu tertentu, yakni jangka panjang, menengah dan pendek.

3. Terpadu, perencanaan produksi melibatkan banyak faktor, dimana semua

faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam

mencapai target produksi tertentu. Masing-masing faktor harus

direncanakan secara bersamaan dan terpadu.

4. Berkelanjutan, jika perencanaan produksi telah habis untuk satu periode

tertentu, maka harus dibuat perencanaan produksi untuk periode

berikutnya. Rencana baru tersebut harus menjadi lanjutan dari rencana

sebelumnya.

5. Terukur, Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan maka rencana

produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur. Nilai tersebut

dapat berupa target produksi dalam unit, kg, lusin, dan lain-lain

2

(49)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

6. Realistis, rencana produksi harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di

perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang

realistik untuk dicapai.

7. Akurat, perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi yang

akurat tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga rencana

produksi tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

8. Menantang, meskipun rencana produksi harus realistis bukan berarti target

yang ditetapkan harus mudah dicapai. Rencana produksi harus

menetapkan target yang dapat dicapai dengan sungguh-sungguh.

3.2. Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha-usaha untuk

menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan.

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja

normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

terbaik. Pada awalnya, pengukuran waktu banyak dimanfaatkan untuk

perhitungan insentif (bonus) bagi pekerja. Namun demikian, dalam

perkembangannya pengukuran waktu dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk

berbagai hal antara lain3

1. Melakukan penjadwalan dan perencanaan kerja. :

2. Menentukan besar ongkos produksi dan upaya persediaan budget

3. Membuat perkiraan harga produk sebelum produksi

3

(50)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

4. Menentukan jumlah mesin atau peralatan yang diperlukan dan jumlah

operator pada tiap mesin sehingga menjadi informasi dalam

penyeimbangan lintasan.

5. Menentukan waktu standar yang akan digunakan dalam penentuan sistem

pembayaran tenaga kerja langsung atau tak langsung

3.2.1. Teknik - teknik Pengukuran Waktu

Ada 2 macam teknik pengukuran waktu, yaitu :

1. Teknik pengukuran waktu langsung

Dalam teknik ini pengukuran yang dilakukan secara langsung yaitu tempat

dimana pekerjaan yang diukur dilaksanakan. Pengukuran waktu langsung

ada 2 jenis yaitu : dengan menggunakan jam henti atau stopwatch dan

dengan menggunakan sampling pekerjaan

2. Teknik pengukuran waktu tidak langsung

Merupakan pengukuran yang dilakukan tanpa harus berada di tempat

pekerjaan yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia, dengan

persyaratan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen

pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Yang termasuk dalam pengukuran

waktu tidak langsung adalah :

- Data waktu baku

- Data waktu gerakan, yang terdiri dari : Work Faktor Sistem, Maynard

Operation Sequence Time (MOST Sistem) dan Motion Time

(51)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.2.2. Pengukuran Waktu Jam Henti

Pengukuran waktu jam henti pertama kali diperkenalkan oleh F.W Taylor

sekitar abad 19 lalu. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini

menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini merupakan

cara yang paling banyak dikenal dan digunakan. Salah satu karena kesederhanaan

aturan dan cara pengukuran yang dipakai. Namun tidak semua sistem kerja sesuai

dengan pengukuran waktu jam henti ini, adapun kriteria yang sesuai adalah4

1. Pekerjaan harus dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis.

:

2. Jenis/ isi pekerjaan bersifat homogen.

3. Hasil kerja/ output harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik

secara keseluruhan maupun untuk tiap elemen kerja yang berlangsung.

4. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya

sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktunya.

3.2.3. Langkah - langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Untuk memperoleh hasil pengukuran waktu yang dapat

dipertanggungjawabkan maka ditempuh langkah-langkah untuk memperoleh hasil

pengukuran yang optimal adalah:

1. Menetapkan Tujuan Pengukuran

Dalam pengukuran waktu hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan

adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian

dan tingkat keyakinan yang diinginkan dalam pengukuran tersebut.

4

(52)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang

bersangkutan misalnya adalah mengenai kondisi lingkungan kerja. Bila

kondisi baik maka pengukuran waktu bisa dilakukan, bila tidak baik maka

harus diperbaiki dahulu.

3. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur harus memenuhi

beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik

dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah

berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

4. Melatih Operator

Bila kondisi dan cara yang digunakan tidak sama dengan yang biasa

dijalankan operator maka diperlukan pelatihan bagi operator tersebut.

5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-elemen Kerja

Pekerjaan ini dipecah-pecah menjadi elemen pekerjaan (gerakan bagian

dari pekerjaan yang bersangkutan) dimana elemen-elemen inilah yang

diukur waktunya. Penguraian pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan

perlu dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut5

a. Cara terbaik menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi ke

dalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur

dengan mudah secara terpisah.

:

5

(53)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

b. Besarnya waktu baku bisa ditetapkan berdasarkan elemen-elemen

pekerjaan yang ada. Dengan mengetahui waktu baku untuk

elemen-elemen kerja maka kemungkinan untuk menetapkan total waktu baku

untuk suatu operasi kerja.

c. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja maka dapat di

analisis waktu-waktu yang berlebihan untuk tiap elemen kerja atau

waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain. Demikian

juga analisis yang dibuat untuk satu elemen kerja bisa melihat adanya

perbedaan kecil dari metode kerja yang diaplikasikan, dimana hal ini

tidak akan mudah jika dilakukan analisis studi untuk operasi secara

keseluruhan.

d. Seorang operator bisa jadi akan bekerja berbeda-beda pada setiap

siklus yang berlangsung. Dengan membagi ke dalam elemen kerja

maka perfomance rating dapat diaplikasikan untuk tiap elemen kerja.

6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran

Ini merupakan langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dimana

alat-alat pengukuran yang diperlukan harus disiapkan. Alat-alat tersebut

adalah: jam henti (stopwatch) untuk menghitung waktu siklus, lembar

pengamatan untuk tempat mencatat waktu siklus, pena atau pensil sebagai

alat tulis dan papan pengamatan sebagai alat bantu dalam menuliskan hasil

(54)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.2.4. Melakukan Pengukuran Wakt

Gambar

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco
Gambar 3.1. Peta Kontrol untuk Uji Keseragaman Data
Tabel 3.1. Ukuran Statistik Parameter Kesalahan Peramalan
Gambar 3.2. Pembagian Daerah A, B dan C pada Peta Moving Range
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari rencana produksi dengan metode Fuzzy Linear Programming (FLP) menunjukkan bahwa perusahaan dapat menurunkan deviasi antara jumlah produksi dan jumlah

Oleh karena itu penggunaannya dilakukan secara optimal agar dicapai hasil produksi yang optimal sehingga nantinya diperoleh laba yang seperti yang diharapkan, untuk melaksanakan

Terdapat hal-hal yang dipertimbangkan dalam model matematis yang digunakan dalam perencanaan produksi dengan dynamic programming yaitu biaya reguler time per ton, jumlah

Tujuan dari penelitian adalah merencanakan jumlah produksi yang optimal dengan melihat keterbatasan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan untuk

Aplikasi Algoritma Artificial Immune System (AIS) pada Penjadwalan Job Shop dalam Pembuatan Spring Bed (Studi Kasus PT. Cahaya Kawi Polyintraco); Shandiputra Budhi

Lonsum Bagerpang Estate, yang mengambil bagian dalam memenuhi permintaan CPO ini, memerlukan adanya suatu usaha agar proses produksi berjalan lancar dengan memperhitungkan sumber

Optimasi Produksi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Kertajaya dengan Menggunaan Goal Programming.. Fakultas Teknologi

Tingkat produksi belum dapat menutupi tingkat permintaan pada periode lainnya, sehingga hasil produksi CPO pada periode sebelumnya yang lebih dari target yang