• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Simon kuznets (1996) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara dalam menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan serta idiologis yang diperlukannya”.

Defenisi ini memiliki 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi bangsa terlihat dari meningkatnya terus menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian dibidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Dimana pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas ekonomi adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila balas jasa riil terhadap faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya (Hera, dkk, 1995). Istilah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sebenarnya mempunayai arti yang berbeda, dimana kedunya menerangkan mengenai perkembangan ekonomi yang berlaku. Pertumbuhan digunakan sebagai ungkapan umum yang menggambarkan tingkat perkembangan suatu negara yang diukur melalu pertambahan (persentase pertambahan) dari pendapatan riil. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi biasanya dibandingkan denagn ekonomi dinegara-negara berkembang.

2.1.2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Ricardian (1817)

David Ricardo mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan ekonomi dengan cara yang tidak sistematis dalam bukunya The Principle of Political Economy and Taxion. David Ricardo mengungkapkan bahwa faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh, pemupukan modal, dan perdagangan luar negeri. Seperti ahli ekonomi modern, teori Ricardo menekankan pentingnya tabungan.bagi pembentukan modal. Dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui tabungan (Jhingan, 2000).

Tabungan dapat dibentuk melalui penghematan pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan meningkatkan keuntungan serta mengurangi harga barang. Semakin banyak tabungan berarti semakin banyak pula pemupukan modal bagi kegiatan

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

penanaman modal berikutnya. Selain itu, Ricardo juga memberi tekanan khusus pada perdagangan luar negeri sebagai sarana memperbaiki perekonomian. Sebab perdagangan luar negeri akan menyebabkan pemanfaatan sumber daya secara maksimum dan meningkatkan pendapatan.

2. Teori Keynes (1936)

Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis yang terjadi akibat depresi ekonomi. Menurut Keynes pengangguran merupakan akibat dari kurangnya permintaan efektif dan untuk mengatasinya Keynes menyarankan agar memperbesar pengeluaran konsumsi dan non konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi permintaan efektif (Jhingan, 2000).

Dalam teorinya, Keynes mengangap tabungan sebagai sifat sosial yang buruk karena kelebihan tabungan menyebabkan terjadinya kelebihan supply sehingga produsen dapat merugi yang akhirnya dapat terjadinya PHK besar-besaran yang akhirnya menciptakan suatu kondisi yang buruk. Oleh sebab itu maka Keynes merasa pemerintah perlu mempengaruhi tingkat suku bunga yang berkorelasi langsung dengan jumlah uang yang beredar yang dapat meningkatkan permintaan efektif (Jhingan, 2000).

3. Teori Harrod-Domard (1948, 1957)

Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan analisis Keynes yang menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Model yang dibuat oleh Harrod-Domar didasarkan pada asumsi sebagai berikut:

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

1. Ada ekuilibrium awal pendapatan dalam keadaan pekerjaan penuh. 2. Tidak ada campur tangan pemerintah.

3. Model ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri. 4. Tidak ada kesulitan di dalam penyesuaian antara investasi dan penciptaan

kapasitas produksi.

5. Kecenderungan menabung rata-rata sama dengan kecenderungan menabung marginal.

6. Kecenderungan menabung marginal tetap konstan.

7. Koefisien modal, yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan, diasumsikan tetap (fixed)

Menurut Harrod-Domar setiap usaha ekonomi harus menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod-Domar ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal (K) dan jumlah produksi nasional (Y). Misalnya: $300 unit modal diperlukan untuk menghasilkan $1 unit pendapatan, maka COR (Capital Output Ratio) adalah 3:1 dengan kata lain COR=3. Selanjutnya apabila diketahui proporsi pendapatan nasional yang ditabung sebesar 6%, maka bisa dicapai pertumbuhan 2%. Ini disusun dari model sederhana:

a. Tabungan (S) adalah beberapa proporsi (S) dari pendapatan nasional (Y), sehingga S = s.Y

b. Investasi (I) sebagai perubahan stok modal (delta K) maka: I = K

c. Stok modal membawa hubungan langsung dengan pendapatan nasional (Y) maka : (delta K) = k. delta Y

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

d. S harus sama dengan I maka S =I, maka:

S = s. Y = k delta y = K = I, disederhanakan menjadi s.Y = k delta y dibagi dengan Y dan k, sehingga:

s/K = delta Y/Y, dimana s/K adalah tingkat pertumbuhan ekonomi (G), dimana G = S

COR

Persamaan pertumbuhan seperti di atas dapat digunakan untuk meramalkan dan merencanakan perekonomian di negara yang sedang berkembang. Misalnya pemerintah menetapkan tingkat pertumbuhan dengan kenaikan 2% per tahun dalam pendapatan per kapita, sedangkan untuk menaikkan US$1, diperlukan kenaikan persediaan barang-barang modal US$3, pertumbuhan penduduk diperkirakan meningkat 2,5% per tahun. Dengan data ini, maka para perencana dapat menentukan beberapa banyak tabungan serta penanaman modal yang harus dilakukan oleh negara untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan yang diinginkan. Oleh karena jumlah penduduk 2,5% maka pertambahan pendapatan (pertumbuhan) harus naik dengan tingkat yang sama supaya tingkat pendapatan per kapita dapat di pertahankan. Untuk mendapatkan kenaikan 2% dalam kenaikan pendapatan per kapita, maka keseluruhan hasil harus naik 4,5% (2% + 2,5%) setahunnya. Karena untuk kenaikan US$1 diperlukan US$3 maka perekonomian haruslah mampu menabung 13,5% (yaitu 3 x 4,5%) dari jumlah pendapatan nasionalnya setiap tahun. Hal ini untuk mencapai sasaran tingkat pertumbuhannya (Suryana, 2000).

4. Teori Schumpeter (1934)

Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan kewirausahawan (entrepreneurship). Sebab, para pengusahalah yang

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru dalam aktifitas produksi.

Menurut Schumpeter, kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan karena diberinya keleluasaan untuk para entrepreneurship. Sayangnya keleluasaan tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli inilah yang yang memunculkan masalah-masalah non ekonomi, terutama sosial politik yang akhirnya dapat menghancurkan kapitalis itu sendiri (Jhingan, 2000).

5. Teori Neo Klasik

teori ini dikembangkan oleh solow (1970) dan merupakan penyempurnaan teori-teori Neo-Klasik sebelumnya. Fokus pembahasan pertumbuhan Neo-Klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.

Gambar 2.! : Fungsi Pruduksi Neo-Klasik L1 L2 L3 L3 C3 C1 C2 Q2 Q1

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Fungsi produksi Neo-Klasik ini menggambarkan bahwa suatu tingkat output tertentu dapat dicapai dengan menggunakan berbagai kombinasi atau gabungan modal dan tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output/produksi sebesar Q1 diperlukan modal sebesar C3 dan tenaga kerja sebesar L3 atau kombinasi L3 dan C3. untuk menambah output menjadi sebesar Q2 dapat dilakukan dengan menambah tenaga kerja sebesar L3 dan dengan modal yang tetap sebesar C3.

Dengan mengubah sumbu horizontal menjadi vertikal atau dengan menggantikan capital dengan labor maka dapat diambil kesimpulan dengan tenaga kerja yang tetap akan tetapi dengan tambahan modal maka output akan dapat ditingkatkan. Hal ini umumnya berlaku pada industri padat modal dan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yakni faktor ekonomi dan faktor non ekonomi.

a. Faktor Ekonomi

Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan, jatuh atau bangunnya perekonomian adalah konsekuensi dari perubahan yang terjadi didalam faktor produksi tersebut.

1. Sumber Daya Alam

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian adalah sumber daya alam atau tanah. Tanah sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber daya alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya. Dalam dan bagi pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber daya alam secara melimpah merupakan hal yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber alam tidak akan dapat membangun dengan cepat

2. Akumulasi Modal

Faktor ekonomi kedua yang penting dalam pertumbuhan adalah akumulasi modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Dalam ungkapan Nurkse, makna pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, akan tetapi menggairahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat, mesin-mesin, pabrik dan peralatannya. Dalam arti ini pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional.

Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahapan yang saling berkaitan. (a) Keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya; (b) Keberadaan lembaga keuangan dan menyalurkan ke jalur yang dikehendaki; (c) Menggunakan tabungan untuk investasi barang modal

3. Organisasi

Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

produktifitas. Dalam ekonomi modern para wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil resiko dalam ketidakpastian.

4. Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan ini berkaitan dengan perubahan dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan dalam teknologi telah menaikkan prokduktivitas buruh, modal, dan sektor produksi lain.

5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa perekonomian kearah ekonomi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri.

b. Faktor Non ekonomi

Faktor non ekonomi bersama sektor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan perekonomian. Dalam kenyataan pada umumnya sektor non ekonomi mempengaruhi keadaan faktor ekonomi yang dibicarakan diatas.

1. Faktor Sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat kearah penalaran (reasioning) dan skeptisme. Ia menanamkan semangat yang menghasilkan berbagai penemuan baru, juga merubah cara pandang, harapan, struktur, dan nilai-nilai sosial. Namun sikap sosial masyarakat

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

yang masih tradisional dapat menghambat berjalannya pertumbuhan ekonomi. Untuk menghilangkan sistem sosial dan sikap masyarakat yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus selalu berusaha untuk melakukan perombakan dalam sistem sosial seperti penghapusan kekuasaan tuan tanah memberrkan tanah tersebut kepada para petani yang tidak memiliki tanah.

2. Faktor Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada sumber daya manusia saja tetapi lebih menekankan pada efisiensi dari produktifitas mereka. Penduduk memiliki dua kedudukan dalam produksi. Yaitu sebagai tenaga kerja dan juga sebagai konsumen. Sehingga jumlah penduduk yang besar disatu sisi memiliki dampak yang baik dalam pertumbuhan ekonomi karena dengan jumlah penduduk yang besar tentunya dapat memperluas pangsa pasar produksi namun jumlah penduduk yang terlalu banyak tanpa diimbangi produktifitas yang tinggi dapat menjadi problem bagi suatu negara dimana dapat menimbulkan pengangguran. Namun apabila pertambahan jumlah penduduk tersebut disertai dengan mutu yang tinggi serta berketerampilan maka dapat mengurangi resiko meningkatnya pengangguran.

Selain itu problem pengangguran, masalah lain yang dapat muncul akibat dari pertambahan jumlah penduduk yang tinggi adalah tidak seimbangnya jumlah penduduk yang ada dengan faktor-faktor produksi lain yang tersedia. Akibat dari keseimbangan ini produktivitas marginal penduduk akan rendah sekali atau negatif.

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Apabila didalam perekonomian sudah berlaku keadaan dimana pertambahan kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya lebih cepat dari tingkat pertumbuhan penduduk, maka pendapatan perkapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menimbulkan kemerosotan atas kemakmuran masyarakat.

3. Faktor Politik dan Administratif

Faktor politik dan administratif juga membantu pertumbuhan ekonomi modern. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju merupakan hasil dari stabilitas politik dan administrasi yang kokoh.

2.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi yang terpenting adalah untuk mengukur kinerja perekonomian secara keseluruhan jumlah ini akan sama dengan jumlah nilai nominal dari konsumsi, investasi kotor. Pengeluaran pemerintah untuk barang nominal dan jasa, serta ekspor netto

2.2.1. Metode Perhitungan PDRB

2.2.1.1. Metode Langsung

a. Pendekatan produksi

Pendekatan dengan cara ini dimaksudkan untuk menghitung netto barang dan jasa yang di produksi oleh seluruh sektor ekonomi selama setahun disemua wilayah.

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Barang dan jasa yang di produksi ini dimulai dari harga produsen yaitu harga yang belum termasuk biaya transport dan pemasaran karena biaya transport akan dihitung sebagai pendapatan sektor transport, sedang biaya pemasaran akan dihitung sebagai pendapatan sektor perdagangan.

Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan Nilai Produksi Bruto (NPB), sebab masih termasuk didalamnya biaya-biaya barang dan jasa-jasa yang dipakai dan dibeli dari sektor lain.

Untuk menghindari perhitungan dua kali (double account), maka biaya-biaya barang dan jasa-jasa harus dikeluarkan sehingga diperoleh Nilai Produksi Netto atau disebut juga Nilai Tambah Bruto (termasuk penyusutan dan pajak tidak langsung).

b. Pendekatan Pendapatan

PDRB dirumuskan jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi (berupa gaji dan upah, bunga, sewa dan laba) yang ikut serta dalam proses produksi suatu wilayah/region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun, berdasarkan pengertian diatas, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, anak keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

c. Pendekatan Pengeluaran

PDRB dihitung jumlah seluruh komponen pengeluaran akhir, meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan swasta yang tidak mencari keuntungan, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto serta ekspor netto (yaitu ekspor dikurangi impor) didalam suatu wilayah/region dengan

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

jangka tertentu/setahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dan barang dan jasa yang diproduksi.

2.2.1.2. Metode Tidak Langsung

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah kedalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan yang paling besar tergantung atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.

Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedangkan metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah.

2.2.2. PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan

Pendapatan Regional suatu propinsi dapat dipakai untuk mengukur kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Kenaikan itu dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu: - Kenaikan pendapatan yang benar-benar dapat menaikkan daya beli penduduk

(kenaikan riel).

- Kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh karena inflasi, kenaikan pendapatan yang disertai kenaikan harga pasar tidak menaikkan daya beli penduduk dan kenaikan semacam ini merupakan kenaikan pendapatan yang semu (tidak riel).

Oleh karena itu berdasarkan kenyataan diatas, untuk mengetahui kenaikan pendapatan yang sebenarnya (riel) maka faktor inflasi harus dieliminir.

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Pendapatan regional dengan faktor inflasi (faktor inflasi belum dihilangkan) merupakan pendapatan regional dengan harga yang berlaku. Sedangkan pendapatan regional dimana faktor inflasi tidak lagi diperhitungkan disebut dengan pendapatan regional atas harga konstan.

2.3. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah merupakan salah salah satu aspek penggunaan sumber daya ekonomi yang secara langsung dikuasai oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat melalui pembayaran pajak. Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi yaitu :

2.3.1. Pengeluaran Rutin Pemerintah

Pengeluaran rutin pemerintah yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari. Termasuk dalam pengeluaran rutin adalah belanja pegawai, belanja barang, subsudi daerah otonom, bunga dan cicilan utang dan lain-lain.

Anggaran belanja rutin memegang peranan yang penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan menunjang tercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap pembangunan. Penghematan dan efisiensi pengeluaran rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya tabungan pemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan nasional. Penghematan dan efisiensi tersebut antara lain dapat diupayakan melalui pinjaman, alokasi pengeluaran rutin, dan pengendalian kordinasi pelaksanaan pembelian barang-barang dan jasa kebutuhan

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

departemen/lembaga negara non departemen. Dan pengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap.

2.3.2. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran untuk pembangunan, baik fisik, seperti jalan, jembatan, gedung-gedung dan pembelian kendaraan, maupun pembangunan non fisik spiritual seperti penataran, training dan sebagainya.

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan, sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi. Dana ini kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang direncanakan dalam Repelita. Misalnya, dalam Pelita I pembangunan dititik beratkan pada sektor pertanian dan industri yang mendukung pertanian, dan Pelita II tetap menitik beratkan pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan seterusnya.

Selain membiayai pengeluaran sektoral melalui departemen/lembaga pengeluaran pembangunan juga membiayai proyek-proyek khusus daerah yang dikenal sebagai proyek Inpres (Instruksi Presiden), pusat maupun masing-masing daerah.

2.4. Penanaman Modal Asing (PMA)

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Penanaman Modal Asing merupakan usaha yang dilakukan pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk menciptakan suatu produksi.

Adapun Penanaman Modal Asing terbagi atas :

1. Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign direct Investment)

Penanaman Modal Asing yang bersifat langsung dilakukan oleh pihak asing atau dapat juga dikatakan sebagai investasi perusahaan secara penuh, dimana pengelolaan baik manajemen maupun sebagian tenaga kerja ditentukan oleh pihak asing. Jenis penanaman modal asing ini biasanya dilakukan oleh perusahaan raksasa yang bergabung dalam Multi National Country yaitu perusahaan yang memiliki dan mengendalikan berbagai kegiatan produktif dilebih dari satu negara.

Penanaman Modal Secara Langsung meliputi transfer modal ataupun pendirian pabrik dan biasanya menggunakan teknik-teknik produksi negara asal investor, jasa manajerial, pemasaran dan iklan yang ditentukan oleh penanam modal asing tersebut

Investasi Asing Langsung berarti bahwa perusahaan dari negara penanam modal secara de facto dan de jure melakukan pengawasan atas assets (aktiva) yang ditanam di negara dimana penanam modal menginvestasikan modalnya. Dengan cara investasi itu, investasi itu langsung dapat mengambil beberapa bentuk, diantaranya pembentukan suatu cabang perusahaan dinegara pengimpor modal, pembentukan satu perusahaan tersebut sepenuhnya dibiayai oleh perusahaan asing, atau mendirikan asset tetap di negara lain oleh perusahaan asing.

Menurut analisis Neo-Klasik tradisional, penanaman modal asing merupakan hal yang sangat positif. Karena hal tersebut dapat mengisi kekurangan tabungan yang

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

dihimpun dari dalam negeri dan juga menambah devisa serta membantu pembentukan modal domestik bruto.

Penanaman Modal Asing secara langsung dapat diartikan sebagai dana-dana investasi yang langsung digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat, fasilitas produksi seperti membeli bahan, membuka pabrik,

Dokumen terkait