• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memiliki kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan dan menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995: 39). Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi pada variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori-teori yang digunakan adalah Komunikasi Massa, Perkembangan Teknologi Komunikasi, Media Massa, Televisi, Motivasi, Pengembangan Diri, dan teori Jarum Hipodermik.

2.1.1 Komunikasi Massa

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Komunikasi massa berasala dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communiaction. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan- pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

Komunikasi Massa bisa didefenisikan dalam tiga ciri:

1. Komunikasi Massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks, yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Severin, Warner J & James W. Tankard, 2005: 4).

Sedangkan menurut Joseph A. Devito (dalam Ardianto, 2004: 11) merumuskan komunikasi Massa yakni pertama, Komunikasi Massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Kedua, Komunikasi Massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi Massa barangkali akan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, dan buku.

Komunikasi Massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial kearah satu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki Komunikasi Massa dan hasil yang dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah, oleh karena itu efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial (Ardianto, 2004: 48).

Efek Media Massa sebagai benda fisik, meliputi:

1. Efek ekonomi: adanya pertumbuhan dalam bidang ekonomi dengan hadirnya media massa.

2. Efek sosial: berkaitan dengan perubahan struktur atau ineraksi sosial masyarakat pengguna media massa.

3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari: khalayak menyediakan waktu untuk menikmati media yang ingin dikonsumsinya.

4. Efek hilangnya perasaan tidak nyaman: untuk memenuhi kebutuhan psikologis dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman.

5. Efek menumbuhkan perasaan tertentu: media dapat menimbulkan perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. (Ardianto, 2004: 39).

Sedangkan efek pesan Media Massa, yaitu:

1. Efek Kognitif: berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya bingung menjadi jelas.

2. Efek Afektif: berkaitan dengan perasaan, akibat menyaksikan tayangan tertentu dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.

3. Efek Behavioral: berkaitan dengan niat, tekad, usaha yang cenderung melakukan suatu tindakan atau kegiatan, yang sebelumnya didahului oleh efek kognitif dan afektif. (Ardianto, 2004: 40)

Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman dengan bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya memiliki hasil yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media. Ada beberapa motif memilih media, yaitu:

1. Coginition (Pengamatan)

Media digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan masyarakat terhadap pengetahuan dan wawasan bahkan beberapa masyarakat menggunakan media untuk membangkitkan ide.

2. Diversion (Diversi)

Media digunakan sebagai sarana untuk relax dan memeuaskan kebutuhan secara emosional bahkan bisa membangkitkan semangat setelah begitu jenuh dari rutinitas hidup sehari-hari.

3. Social Utility (Kegunaan Sosial)

Media digunakan sebagai alat untuk mempererat kontak atau hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat, misalnya membahas cerita hangat yang sedang terjadi dengan keluarga.

4. Withdraw (Menarik)

Media juga digunakan sebagai alasan untuk melakukan tugas dan untuk menjaga privacy agar tidak diganggu orang lain.

5. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan khalayak yang beragam sehingga membentuk suatu pertalian yang berdasarkan minat dan kepentingan yang sama. (Dominick, 2002: 43)

Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.

Pers adalah suatu lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: “Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya.dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia”. Bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: “Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi”.

McQuail, 1987 (dalam Nurudin, 2003) menyatakan bahwa komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper yaitu berperan untuk menambah, mengurangi,

menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audiennya.

Harold D.Laswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utamanya dalam komunikasi massa adalah lembaga. Organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi. Yang dimaksud lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah.

2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya.

3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, televisi, majalah, radio, internet, dan sebagainya. 4. Unsur to whom (penerima, khalayak, audien). Penerima pesan-pesan

komunikasi massa biasanya disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, menonton televisi, mendengarkan radio, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien.

5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari terpaan pesan media. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.

2.1.2 Perkembangan Teknologi Komunikasi

Penemuan teknologi dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu. Teknologi berkembang dari riset ilmiah yang dilakukan banyak ilmuwan. Dewasa ini, penemuan teknologi banyak dilakukan oleh tim riset ilmiah yang berasal dari beberapa organisasi bisnis, Universitas-Universitas, Organisasi Nirlaba, dan lain-lain. Setiap teknologi yang baru biasanya menggantikan teknologi yang sudah tua.

Penemuan di bidang teknologi dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi kita, misalnya dalam melakukan pertukaran informasi, transaksi, maupun transportasi. Perkembangan teknologi juga meningkatkan standar hidup manusia, meningkatkan mutu informasi, hiburan dan pendidikan. (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php)

Teknologi adalah aplikasi praktis suatu pengetahuan, khususnya dalam satu bidang tertentu. Teknologi berkembang semakin cepat dari waktu ke waktu karena penemuan suatu teknologi baru dapat mempercepat penemuan teknologi berikutnya. Dalam sejarah peradaban manusia, terdapat banyak penemuan yang dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia.

( Istilah teknologi komunikasi seringkali diucapkan dalam nafas yang sama dengan istilah teknologi informasi, karena pengertian yang terkandung pada masing-masing istilah tersebut memang saling berkaitan satu sama lain. Namun, istilah teknologi komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas, termasuk sistem, saluran, perangkat keras, dan perangkat lunak dari komunikasi modern, dimana teknologi informasi merupakan bagian dari padanya.

Rogers, 1986 (dalam Lubis, 1997: 42), mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, tapi sejak sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya berbagai perubahan dibidang komunikasi maupun dibidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan satu sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan, dan lain-lain,

kini dapat diatasi dengan berkembangnya berbagai sarana komunikasi mutakhir. Dengan penggunaan satelit misalnya, hampir tidak ada lagi batas jarak dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju dimanapun dan kapan saja diperlukan. (Nasution, 1989: 6)

Perubahan terbesar di bidang komunikasi sejak munculnya televisi adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Internet merupakan bagian dari komunikasi digital. Komunikasi digital juga mencakup elemen yang tidak ada pada internet, seperti CD-ROM, multimedia, atau perangkat lunak computer VR/ Virtual Reality yaitu gambar tiga dimensi yang seperti nyata. (Severin dan Tankard, 2005: 443)

Sementara itu Haag dkk, 2000 (dalam Bungin, 2006: 113) membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok yaitu:

a. Teknologi Masukan (input technology) b. Teknologi Keluaran (output technology)

c. Teknologi Perangkat Lunak (software technology) d. Teknologi Penyimpanan (stroge technology)

e. Teknologi Telekomunikasi (telecommunication technology)

f. Mesin Pemroses (processing machine) atau lebih dikenal dengan istilah CPU.

Bell, 1979 (dalam Nasution, 1989:11), menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu:

1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol comput er dirumah masing-masing.

2. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol computer dirumah masing-masing.

3. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol comput er dirumah masing-masing.

4. Sistem faksimil, yang memungkinkan pengiriman dokumen secara elektronik.

5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer.

Menurut Ploman (dalam Nasution, 1989: 1), kemajuan teknologi komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini:

1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih diantara berbagai metode dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang professional, dan mahal, maka kini tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang hanya memerlukan keterampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain, ki ni kita bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.

2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode, dan sistem- sistem yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut.

3. Kecenderungan kearah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan pola pemakaian teknologi komunikasi.

Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan manusia.

Ciri utama dari perkembangan teknologi komunikasi adalah terjadinya perkawinan antar beberapa jenis media dan teknolgi, yang kemudian menghasilkan bentuk-bentuk baru yang memiliki kemampuan berlipat ganda dan menciptakan aneka pelayanan komunikasi yang lengkap dan unik, yang bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. (Nasution, 1989 : 6).

2.1.3 Media Massa

Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak serta memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, televisi siaran dan film teatrikal yang ditayangkan digedung bioskop (Kuswandi, 1996: 15).

Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan media elektronik. Media massa cetak yakni surat kabar, majalah dan lain-lain merupakan media komunikasi yang pertama kali muncul dan digunakan. Sebelum kemunculan media elekronik, media cetak menjadi sarana masyarakat untuk mendapatkan informasi. Namun, setelah teknologi berkembang pesat, media cetak mulai berkurang jumlah penggunaannya karena mereka beralih ke media elektronik yang dirasa cukup memberikan kemudahan. Media massa elektronik yaitu televisi sebagai bagian dari media komunikasi saat ini tidak bisa dihilangkan keberadaanya. Media ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia terutama dalam mengisi aktivitas kesehariannya. Bahkan dibandingkan dengan media cetak seperti surat kabar, majalah, maka media elektronik ini jauh lebih banyak penggunaannya. Beberapa alasan orang menggunakan media elektronik dalam hal ini televisi, karena media ini , memberikan informasi secara cepat, sifatnya yang audio-visual memudahkan orang untuk memahami informasi yang diberikan baik secara langsung disaat kejadian maupun mengerjakan aktivitas lainnya. Kemudahannya inilah, maka pengguna media elektronik semakin banyak.

Media massa memiliki lima fungsi yakni, menyiarkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, mendidik dengan menyajikan informasi-informasi yang dapat menambah pengetahuan, menghibur dengan menyajikan tayangan yang dapat menghibur khalayak, dan membujuk atau mempersuasi khalayak untuk melakukan suatu tindakan serta sebagai media advertising/iklan. (Kuswandi, 1996: 17).

Sementara itu Robert K. Avery. 1980 (dalam Wahyudi: 45) berpendapat bahwa, individu dalam menerima pesan-pesan dari media massa apakah itu berbentuk berita, pendidikan, hiburan ataupun iklan akan memberikan reaksi terhadap pesan-pesan itu, berupa:

1. Selective attention, masing-masing hanya kan memilih program atau berita yang menarik minatnya.

2. Selective perception, individu akan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang diterima melalui media massa.

3. Selective Retention, individu hanya mengingat hal-hal yang ingin dia ingat.

Dalam kaitannya dengan televisi, maka yang dimaksud dengan media massa disini ialah media massa periodik seperti surat kabar, majalah (media massa cetak), radio, televisi, dan film (media massa elektronika). Media massa sendiri mempunyai pengertian saluran/ media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. Ini perlu diingat karena massa pada media massa non periodik manusia (rapat umum) dan massa pada tatap muka (face to face communication), dimana satu komunikator menghadapi massa komunikan misalnya pada rapat umum, maka massa disini berada disuatu tempat yang sama dan dapat memberikan reaksi secara langsung (two way trafic communication) sesuai dengan sifat komunikasi tatap muka (Wahyudi, 1986: 43).

Laswell, 1948 (dalam Wahyudi, 1986: 43- 44) melihat tiga fungsi utama media massa, yaitu:

a. Fungsi pengamatan lingkungan atau dalam bahasa yang sederhana pemberi informasi dan penyampaian berita.

b. Menekankan pada seleksi, evaluasi dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, redaktur, dan pengelola media massa.

c. Sebagai sarana untuk memindahkan nilai dan warisan budaya dari generasi ke generasi.

Ahli komunikasi lain menambahkan fungsi utama media massa adalah sebagai media hiburan. Sedangkan Wilbur Schramm menambahkan fungsi kelima dari media massa adalah sebagai media advertising /iklan. Dengan demikian kelima fungsi utama dari media massa adalah pemberi informasi, seleksi berita/ informasi, pendidikan, hiburan, dan iklan/ advertising.

Ditinjau dari sasaran/ komunikan dari media massa maka setiap manusia menerima pesan dari media massa apakah itu surat kabar, majalah, radio, film, maupun televisi akan mengadakan reaksi yang berbeda-beda karena setiap manusia mempunyai karakter dan kepentingan yang berbeda pula.

Robert K. Avery, 1980 (dalam Wahyudi, 1986: 45-46), memberikan karakteristik media massa dibandingkan dengan komunikasi tatap muka/face to

face communication/ interpersonal communication yang digolongkan enam

macam, yaitu:

a. Komunikator tidak dapat berhubungan langsung dengan massa komunikan, karena saluran yang dipakai adalah media eletronik atau media cetak. Komunikasi tatap muka antara komunikator dan komunikan dapat berhubungan langsung.

b. Sistem komunikasi massa sangat kompleks dibandingkan dengan komunikasi tatap muka.

c. Komunikasi pada komunikasi tatap muka dapat berlangsung dua arah, atau komunikan dapat memberikan feedback secara langsung.

d. Pesan singkat dari komunikator melalui media massa dapat diterima olehmassa komunikan, dengan demikian media massa sangat efektif biladigunakan untuk media iklan.

e. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen, anonim, dan luwes tersebar luas, meskipun pada umumnya komunikan mempunyai persamaan perhatian, kepentingan dan orientasi.

f. Media massa dapat mengirimkan pesan kepada komunikan yang berbeda tempat diseluruh dunia secara mendadak dan berurutan.

McQuail, 1987 (dalam Wahyudi, 1986: 47-48), menyebutkan ciri-ciri khusus lembaga media massa adalah sebagai berikut:

a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.

b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain, dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tata cara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnyayang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.

c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupak intitusi terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bila mana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).

d. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat sukarela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu senggang dan satai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyaiorganisasi yang menghubungkan pemeran-serta “lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta “lapisan bawah” (audien).

e. Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.

f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandanga-pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya.

2.1.4 Televisi

Televisi sudah tidak terdengar asing dalam kehidupan masyarakat. Televisi dapat dikatakan sebagai suatu hal yang mampu melengkapi kehidupan masyarakat dalam memperoleh informasi. Namun walaupun dianggap penting, banyak masyarakat yang tidak mengetahui apakah sebenarnya arti televisi itu sendiri.

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur- unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004: 192).

Istilah television sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1900 di kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara. Dengan demikian kata televisi disini diartikan dengan televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi atau pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel (televisi kabel). Dalam sistem transmisi atau pancara, gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan selanjutnya ditransmisikan melalui pemancar. Gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi gelombang elektromagnetik itu diubah menjadi gambar dan suara yang kita nikmati di televisi.

Pada hakikatnya, media televisi terlahir karena perkembangan teknologi. Berawal dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi sekitar tahun 1883 sampai 1884. Atas perwujudan dari gagasan Nipkov, maka ia diakui sebagai “Bapak” televisi sampai sekarang. Televisi sendiri mulai dinikmati oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1939 yaitu, ketika berlangsungnya “World Fair” di Kota New York hingga saat ini. Televisi memberikan banyak pengaruh pada kehidupan manusia. Pengaruh itu bisa berupa pengaruh sosial, politik, ekonomi, budaya dan pertahanan suatu keamanan negara (Kuswandi, 1996:6).

Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuaannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan-kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi elektronika. Wajarlah bila pengadaan dan pengelolaannya memerlukan biaya yang sangat mahal dan melibatkan banyak tenaga yang memiliki keahlian yang berbeda-beda. Landasan tunggal, dari pengelola siaran televisi yang memiliki keahlian yang berbeda ini ialah kreatifitas perorangan. Tanpa kreatifitas

Dokumen terkait