• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Pengawasan

Setelah perusahaan melakukan perekrutan, penempatan, dan

mempekerjakan karyawan maka tugas selanjutnya adalah melakukan pengawasan.

Ini penting bagi perusahaan agar kegiatan operasionalnya dapat terlaksana dengan

baik. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan

operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadi

penyimpangan-penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan

tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan

sebelumnya.

Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2001:242) mengemukakan hal

sebagai berikut:

”Controlling can be defined as the process of determining what is to be

accomplished, that is the standar; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is, in conformity with the standard.” Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu

pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga

Menurut Harahap (2001:14), pengawasan adalah keseluruhan sistem,

teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin

agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar

menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai

keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan, menurut Ernie dan Saefullah (2005:8),

pengawasan adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian

kegiatan direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan, sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

lingkungan yang dihadapi.

Menurut Henry Fayol dalam Harahap (2001:10) mengartikan pengawasan

sebagai berikut: “Control consist in verifying whether everything occurs in

conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established. It has objective to point out weaknesses and errors in order to rectify then prevent recurrence”. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan,

dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari.

Menurut Simbolon (2004:61) pengawasan adalah proses dimana pimpinan

ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai

dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Sedangkan,

Manulang (2002:173) pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan

pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi

Sementara itu, menurut Siagian (2003:112), pengawasan adalah proses

pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan dan pemeriksaan

kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana

yang ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dapat menilai sejauh mana prinsip

efisiensi telah terjadi dari hasil pelaksanaan kegiatan perusahaan. Pengawasan

yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan dapat terlaksana dengan

baik.

2.1.2. Fungsi Pengawasan

Menurut Sule dan Saefullah (2005:12), fungsi pengawasan adalah:

1. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai

dengan indikator yang ditetapkan.

2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang

mungkin ditemukan.

3. Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait

dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Simbolon (2004:128) fungsi pengawasan adalah:

1. Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam

2. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian agar

tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

Berdasarkan fungsi dari pengawasan tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa fungsi dari pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktivitas

pekerjaan yang telah dilakukan dalam organisasi dan melakukan tindakan

koreksi bila diperlukan.

2.1.3. Langkah-langkah dalam Pengawasan

Adapun beberapa langkah dalam pengawasan yang hendak nya diterapkan

oleh perusahaan khusus nya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan, antara

lain:

1. Monitor dan Ukur Kinerja

Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka

perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpul

data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode obsevasi, wawancara atau

angket. Pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan tertulis.

Jika data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau

unit kerja yang dikontrol, harus diuji validitasnya. Sebab ada kemungkinan

2. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar

Tahap kedua dalam proses pengawasan ini ialah membandingkan hasil

kinerja aktual dengan standar. Untuk itu, dibutuhkan standar yang jelas dan

pasti yang digunakan sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini

untuk mengetahui apakah perbedaan dan ini menentukan kebutuhan untuk

tindakan.

Hasil dari perbandingan kinerja aktual dan standar mengarah pada dua

kemungkinan, yaitu secara signifikan konsisten dengan standar atau lebih dan

secara signifikan berbeda dengan standar. Tetapi, ketika membandingkan hasil

aktual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat diterima tentang

derajat penyimpangan.

3. Ambil Tindakan Perbaikan

Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga

bentuk, yaitu: Maintain Current Status, jika hasil akhir konsisten dengan

standar; Make Adjustment, jika hasil menyimpang dari standar karena

pelakasanaan tidak tepat; Change The Standart, jika hasil secara signifikan

menyimpang dari standar karena standar yang digunakan tidak tepat. Hasil

kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer

adalah mengakui kinerja dapat diterima dan memelihara status quo dan

kemudian monitor dan mengukur pelakasanaan hasil kerja, namun jika hasil

kinerja aktual menyimpang dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai

standar yang ditentukan maka atasan melakukan tindakan perbaikan atau

2.1.4. Jenis-jenis Pengawasan

Menurut Simbolon (2004:62), pengawasan terbagi 4, yaitu:

1. Pengawasan dari dalam Organisasi

Pengawasan yang dilakukan oleh unit organisasi untuk mengumpul data

informasi yang diperlukan oleh organisasi untuk menilai kemajuan dan

kemunduran organisasi.

2. Pengawasan dari Luar Organisasi

Pengawasan yang dilakukan oleh suatu organisasi di luar perusahaan. Ini

untuk kepentingan tertentu.

3. Pengawasan Preventif

Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Dengan tujuan

untuk mencegah terjadianya kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan

kerja.

4. Pengawasan Represif

Pengawasan ang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar

hasilnya sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Menurut Sule dan Saefullah (2005:327), jenis pengawasan terbagi atas 3,

yaitu:

1. Pengawasan Awal

Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.

Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam

2. Pengawasan Proses

Pengawasan dilakukan pada saat sebah proses pekerjaan tengah

belangsung untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan.

3. Pengawasan Akhir

Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.

2.1.5. Tujuan Pengawasan

Secara filosofis dikatakan bahwa pengawasan sangat penting karena

manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau khilaf, sehingga manusia

dalam organisasi perlu diawasi, bukan untuk mencari kesalahannya kemudian

menghukumnya, tetapi untuk mendidik dan membimbingnya. Menurut Husnaini

(2001:400), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Menghentikan atau meniadaka kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,

pemborosan, dan hambatan.

2. Mencegah terulang kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,

pemborosan, dan hambatan.

3. Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan.

4. Meningkatkan kinerja perusahaan.

5. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan

dalam pencapaian kinerja yang baik.

Menurut Simbolon (2004:61), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan

2. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan

sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat

mencegah (preventive control) dibandingkan dengan tindakan-tindakan

pengawasan sesudah terjadinya penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah,

menjaga hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan,

dan instruksi yang telah ditetapkan bena-benar diimplementasikan, sebab

pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengawasan

Menurut Reksohadiprojo (2000:152), beberapa faktor yang mempengaruhi

pengawasan adalah:

1)Perubahan yang selalu terjadi, baik dari luar maupun dari dalam

organisasi.

2)Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

desentralisasi kekuasaan.

3)Kesalahan/penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan

pengawasan.

2.1.7. Teknik-teknik Pengawasan

Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan mempergunakan dua

a. Pengawasan Langsung

Pengawasan yang dilakukan apabila pimpinan organisasi melakukan

sendiri terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan.

b. Pengawasan Tidak Langsung

Pengawasan dari jarak jauh. Artinya, pengawasan dilakukan melalui

laporan yang disampaikan oleh para bawahan, baik itu tertulis maupun

lisan.

2.1.8. Pengertian Efisiensi Kerja

Secara umum efisiensi kerja adalah: Perbandingan terbaik antara suatu

usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik

antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan

tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya.

Menurut Miraza (2004: 87) efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun

bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha

yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga

kerja. Sedangkan menurut Siagian (2003: 113) efisiensi adalah perbandingan yang

negatif antara input dengan output.Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja

yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Artinya suatu pekerjaan/

tugas dikatakan efisiensi dalam penyelenggaraannya apabila input (pengorbanan)

yang dikeluarkan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.

Menurut Sedarmayanti (2001: 112), efisiensi adalah perbandingan terbaik

atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan yang

Perbandingan ini dilihat dari:

1. Segi hasil

Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila dengan usaha tersebut

memberikan hasil yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut.

2. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai

dengan usahayang minimal. Usaha tersebut lima unsur yaitu: pikiran,

tenaga, waktu, ruang, benda (termasuk biaya).

Berdasarkan uraian diatas bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan

hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu

dilakukan. Jika efisiensi kerja pada umumnya merupakan hasil dari cara-cara kerja

yang sesuai dengan prosedur kerja. Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa

sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti: cara termudah, tercepat,

termurah, teringan, terpendek.

2.1.9. Sumber-sumber Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001: 118) sumber utama efisiensi kerja adalah

manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu

menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia

a. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi

keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna

efisien sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi.

Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap

hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang

dapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran

mendorong orang untuk berkeinginan membangkitkan semangat atau

kehendak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.

b. Keahlian

Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli, hasilnya akan lebih baik

dan lebih cepat daripada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh yang buka

ahlinya. Unsur keahliandalam efisiensi, melekat juga pada manusia.

Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya

efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan

alat. Sebab keahlian tanpa disertai fasilitas, tidak mungkin dapat

diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar sperti

kalau disertai dengan fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan

unsur jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien.

c. Disiplin

Kedua unsur termaksud belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau

tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi

maka antara efisiensi dan disiplin adalah satu unsur penting dalam

efisiensi.Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur

kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya

kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan

sulit dilaksanakan sedangkan disiplin dapat ditumbuhkan dalam waktu

yang relatif singkat dan pada mulanya dapat dipaksakan dengan

menggunakan suatu aturan, apabila disiplin dapat diwujudkan dengan baik

amaka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.

2.1.10.Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja

Syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja anatara lain:

a. Berhasil guna atau efektif

Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapati

sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

b. Ekonomis

Usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga kerja,

material, waktu, dan lain-lain.

c. Pelaksanaan kerja yang dapat di Pertanggungjawabkan

Membuktikan bahwa di dalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah

dimanfaatkan dengan setepat-tepatnyadan dilaksanakan dengan penuh

tanggung jawab sesuai dengan yang telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata

Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri

bagaimanapun juga kemampuan setiap orang terbatas. Oleh sebab itu

harus ada pembagian kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja,

ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang tersedia.

e. Prosedur kerja yang praktis

Pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja

yang memuaskan yang merupakan kegiatan operasional dapat

dilaksanakan dengan lancar.

2.1.11.Hubungan Pengawasan dengan Efisiensi Kerja

Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk

meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan

dengan rencana yang baik. Efisiensi dapat ditingkatkan melalui organisasi yang

sederhana, efisiensi dapat tercapai apabila kesimpangsiuran wewenang dan

tanggung jawab dapat dicegah serta ada pendelegasian wewenang yang sistematis.

Efisiensi dapat pula dicapai melalui sistem penggerakan yang merangsang para

bawahan bekerja dengan ikhlas, jujur, dan loyal. Singkatnya efisiensi dapat

ditingkatkan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi organik dan fungsi pelengkap

dengan setepat-tepatnya.

Salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan

kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-maksimalnya.

Seperti menurut Siagian (2003: 113) menyatakan bahwa fungsi organik

pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaan

fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula

Dokumen terkait