• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pendidikan

Dalam dokumen B A B II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 43-62)

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

2.3.1.1. Urusan Pendidikan

a. Pendidikan Dasar

a.a. Angka Partisipasi Sekolah

Capaian kinerja urusan pendidikan diukur dengan indikator: Angka Partisipasi Sekolah SD/MI, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTs, Rasio guru: murid SD/MI, Rasio guru: murid per kelas rata-rata SD/MI, Rasio guru: per kelas rata-rata murid SD /SMP/MTs, Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang pendidikan dasar SD dan SMP/ sederajat mengalami peningkatan setiap tahunnya kurun waktu 2009–2013

Tabel 2.41

Angka Partisipasi Sekolah Kab. Pinrang Tahun 2009 – 2013

N0 Jenjang Pendidikan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Murid Usia 7- 12 tahun 52.332 50.340 51.292 51.710 48.309 2 Jumlah Penduduk Kelompok Usia

7-12 Tahun 46.908 47.478 48.080 48.705 48.977 3 APS / SD / MI 111.56 106.03 106.69 106.17 101,38 4 SMP / MTs

5 Jumlah Murid Usia 13 - 15 tahun 15.685 19.652 19.674 19.847 19.355 6 Jumlah Penduduk Kelompok Usia

13 - 15 Tahun 21.082 21.339 21,592 21,851 22.113 7 APS / SMP / MTs 74.40 92.10 91.12 90.83 88,52 Sumber : Data BPS

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 52

a.b. Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah

Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah adalah indikator untuk mengukur kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk usia pendidikan. Rasio ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan dengan jumlah penduduk usia pendidikan.

Selama kurun waktu 2009-2013 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami kenaikan, setelah periode sebelumnya mengalami kenaikan yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk tidak disertai dengan peningkatan jumlah sekolah SD/MI. Pembangunan jumlah sekolah baru tidak sebanding dengan peningkatan jumlah warga sekolah. Pada tahun 2013, ketersediaan sekolah SD/MI di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2009 sekitar 351, dan pada tahun 2013 berjumlah 348 dengan rasio 141.

Tabel 2.42

Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah Tahun 2009 -2013

N0 Jenjang Pendidikan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 SD / MI

2 Jumlah Gedung sekolah 351 351 350 350 348

3 Jumlah Penduduk Klpk Usia 7-12 Tahun

46.908 47.478 48.080 48.705 49.338

4 Rasio 134 135 137 139 141

5 SMP / MTs

6 Jumlah Gedung sekolah 63 63 71 73 73

7 Jumlah Penduduk Klpk Usia 13-15 Tahun

21.082 21.339 21.592 21.851 22.119

8 Rasio 335 339 304 299 303

Sumber : Data BPS

a.c. Rasio Guru Terhadap Murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat pendidikan.Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Selama kurun waktu tahun 2009-2013 rasio ketersediaan guru di Kabupaten Pinrang mengalami pasang surut untuk tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan untuk jenjang pendidikan SD/MI, dan pada tahun 2013 rasio murid dengan guru pada tahun 2013 untuk SD/Mi sekitar 28 siswa, artinya 1 guru melayani sekitar 28 murid. Untuk Rasio Guru per kelas rata rata jenjang SMP/MTs pada tahun 2009 sebanyak 32 dan

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 53 pada tahun 2013 naik menjadi 35, artinya bahwa 1 guru SMP/MTs melayani (mengajar) sekitar 35 orang / siswa.

Tabel 2.43

Rasio Guru Terhadap Murid 2009 - 2013

N0 Jenjang Pendidikan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1. Jumlah Murid SD/MI 52.365 52.330 50.062 51.710 51.954 1.1 Jumlah Guru SD / MI 3.978 3.978 3.536 3.947 3.414 1.2 Rasio Murid Guru 13,16 13,15 14,15 13,10 15,21 Sumber: Data Dikpora

a.d. Rasio Murid Perkelas Rata Rata

Pada tahun 2009, rasio guru/kelas SD/MI terhadap jumlah murid yang berusia 6 -12 tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 26 pada tahun 2009, dan pada tahun 2013 menjadi 1 : 28 Interpretasi dari angka ditersebut adalah bahwa 1 kelas SD yang dihuni oleh murid sekitar 26 – 28 siswa yang dilayani oleh seorang guru untuk jenjang pendidikan SD/MI sedangkan untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs rata rata siswa perkelas pada tahun 2013 mencapai 35 siswa.

Tabel 2.44

Rasio Murid Perkelas Rata rata

N0 Jenjang Pendidikan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Rasio guru: murid.per kelas rata-rata SD/MI

26 27 27 28 28

1.2 Rasio guru: per kelas rata-rata murid.SMP/MTs

32 31 33 34 35

Sumber : Dikpora

b. Pendidikan Menengah b.a. Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah untuk jenjang pendidikan SMA / SMK/MA pada tahun 2009 adalah 39.73% dan pada tahun 2013 mencapai 72.70% atau mengalami kenaikan sekitar 33 %.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 54

Tabel 2.45

Angka Partisipasi Sekolah SMA / Sederajat 2009 – 2013

N0 Jenjang Pendidikan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Jumlah Murid Usia 16 - 19 tahun

11.019 11,357 14,613 14,863 22.703

1.2 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16 – 19 Tahun

27,734 27,734 28,577 25,333 31.228

1.3 APS SMA Sederajat 39.73 40.95 51.14 58.67 72,70 Sumber : Dikpora

b.b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Selama kurun waktu 2009-2013 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SMA / Sederajat mengalami kenaikan, setelah periode sebelumnya mengalami kenaikan yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk tidak disertai dengan peningkatan jumlah sekolah.Pembangunan jumlah sekolah baru tidak sebanding dengan peningkatan jumlah warga sekolah. Pada tahun 2013, perbandingan ketersediaan sekolah SMA / Sederajat di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 656. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SMA / Sederajat menampung656 siswa.

Tabel 2.46

Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah 2009 -2013

N0 Jenjang Pendidikan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1. SMA / SMK / MA

1.1 Jumlah Gedung sekolah 25 28 33 40 40

1.2 Jumlah Penduduk Klpk Usia 16 -19 th

27.734 27.734 28.577 25.333 26.233

1.3 Rasio 1.109 991 866 633 656

Sumber : Dikpora

b.c. Rasio Guru Terhadap Murid

Selama kurun waktu tahun 2009-2013 rasio ketersediaan guru di Kabupaten Pinrang mengalami pasang surut pada jenjang pendidikan SMA /SMK/ MA untuk tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan, dan untuk tahun 2013 rasio murid dengan guru pada tahun 2013 sekitar 22 siswa ,artinya 1 guru melayani sekitar 22 murid.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 55

Tabel 2.47

Rasio Guru Terhadap Murid 2009 - 2013

N0 Jenjang Pendidikan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1. Jumlah Murid SMA/SMK/MA 10.052 10.052 11.257 13.808 16.643 1.1 Jumlah Guru SMA/SMK/MA 458 458 622 555 755 1.2 Rasio Guru terhadap Murid 22 22 18 25 22 Sumber: Data Dikpora

b.d. Rasio Guru Terhadap Murid Perkelas Rata Rata

Pada tahun 2009, rasio guru/kelas untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA terhadap jumlah siswa yang berusia 16 – 19 tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 51 pada tahun 2009, dan pada tahun 2013 menjadi 1 : 36 Interpretasi dari angka tersebut adalah bahwa 1 kelas SMA /SMK/ MA yang dihuni oleh murid sekitar 26– 28 siswa yang dilayani oleh seorang guru.

Tabel 2.48

Rasio Murid Perkelas Rata rata

N0 Jenjang Pendidikan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Jumlah Guru 458 458 622 555 755

1.2 Jumlah Kelas 217 221 229 196 442

1.3 Rasio Guru / Kelas 2.11 2.07 2.72 2.83 1,72 1.4 Jumlah siswa 11.019 11.257 14.613 14.863 16.643 1.5 Rasio Jumlah Murid thdp jmlah

kelas

51 51 64 76 38

Sumber : Dikpora

c. Fasilitas Pendidikan

Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Dari tabel dibawah ini menunjukkan bahwa ruang kelas untuk SD pada tahun 2009 dalam

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 56 kondisi baik mencapai 1.807 dari 1.890 total keseluruhan ruang kelas dan pada tahun 2013 mencapai 1.306 dari 1.662 dari total keseluruhan ruang kelas yang ada.

Tabel 2.49

Fasilitas Pendidikan SD

N0 Bidang / JUrusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Jumlah Ruang Kelas SD Kondis baik 1.807 1.807 1.429 1.174 1.306 1.2 Jumlah Ruang Kelas Seluruh SD 1.890 1.890 1.863 1.662 1.662 1.3 Sekolah SD kondisi baik ( % ) 95.60 95.60 76,70 70,64 78,58 Sumber : Dikpora

Untuk fasilitas pendidikan, ruang kelas untuk SMP pada tahun 2009 dalam kondisi baik mencapai 305 dari 396 total ruang kelas atau persentasenya sekitar 70.02 % dan pada tahun 2013 ruang kelas dalam keadaan baik mencapai 443 dari total 511 ruang kelas atau pada kisaran 86.69%, atau mengalami kenaikan sekitar 15 %.

Tabel 2.50

Fasilitas Pendidikan SMP

N0 Bidang / JUrusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Jumlah Ruang Kelas SMP Kondisi baik 305 305 442 443 443 1.2 Jumlah Ruang Kelas Seluruh SMP 396 396 530 511 511 1.3 Sekolah SMP kondisi baik ( % ) 70,02 70,02 83,40 86,69 86,69 Sumber : Dikpora

Pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa ruang kelas untuk SMA pada tahun 2009 dalam kondisi baik mencapai 166 dari total 199 ruang kelas keseluruhan atau mencapai 83.42 % dan pada tahun 2013 mencapai 165 dari 181 keseluruhan ruang kelas atau sekitar 91.16% yang artinya mengalami peningkatan sekitar 8%.

Tabel 2.51

Fasilitas Pendidikan SMA

N0 Bidang / JUrusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Jumlah Ruang Kelas SMA / SMK Kondis baik 166 166 175 140 165 1.2 Jumlah Ruang Kelas Seluruh SMA/SMA 199 199 194 161 181 1.3 Sekolah SMA / SMK kondisi baik (% ) 83,42 83,42 90,20 86,96 91,16

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 57 d. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak- anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal , non formal dan informal. Perkembangan pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 – 2013 khusus untuk APK, pada tahun 2009 mencapai sebesar 8,98 % dan pada tahun 2013 sebesar 14,3 % atau mengalami kenaikan 5,42 % sebagaimana digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 2.52

Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2009-2013

N0

Bidang / JUrusan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah murid pada jenjang TK 5.693 11.561 5.748 8.158 8.555 2 Jumlah Anak Usia 4 – 6 tahun 63.390 64.198 55.595 58.868 60.504 3 P A U D ( % ) 8.98 18.00 10.33 13,85 14,13 Sumber : BPS, Dikpora

e. Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah pada Usia Sekolah 7-12 tahun ( SD / MI ), untuk usia 13 -15 tahun ( SMP / MTs ), dan Usia 16 – 19 Tahun adalah untuk ( SMA / SMK / MA ). Di Kabupaten Pinrang untuk priode tahun 2009 – 2014 mengalami kenaikan.Angka putus Sekolah usia 7 – 12 (SD/MI) pada tahun 2009 sebesar 133 dan pada tahun 2012 menjadi 42% atau mengalami penurunan. Demikian halnya angka putus sekolah pada jenjang usia 13 – 15 tahun ( SMP/MTs) mengalami penurunandari 183 pada tahun 2009 menjadi 105 pada tahun 2013, sedangkan untuk jenjang pendidikan usia 16 – 19 tahun ( SMA/ SMK ./ MA ) mengalami penurunan dimana pada tahun 2009 sebesar 93 dan pada tahun 2013 menjadi 60.

Tabel 2.53

Angka Putus Sekolah 2009 -2013

N0

Bidang / JUrusan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Angka Putus Sekolah SD / MI 133 133 88 42 37 2 Angka Putus Sekolah SMP/MTs 183 196 120 105 96 3 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 93 91 84 75 60 Sumber : Data BPS, Dikpora

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 58 f. Angka Kelulusan

Angka kelulusan menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Pinrang selama kurun waktu 2009 – 2013 yaitu angka kelulusan SD pada tahun 2009 sebesar 7.727 dan selama tiga tahun berturut-turut angka kelulusan untuk SD menghampiri 100%. sedangkan angka kelulusan untuk SMP sebesar 4.523 pada tahun 2009 dan pada tahun 2012 adalah 6.231 dengan rata rata 99,9 %. Sementara anagka kelulusan untuk SMA dan SMK pada tahun 2011 sebesar 1.885 dan pada tahun 2012 menjadi 2.151 dengan akumulasi rata rata 99, 90 %

Tabel 2.54

Angka Kelulusan Sekolah 2009 -2013

N0 Bidang / JUrusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Angka Kelulusan SD 7.727 7.727 7.469 8.050 8.000 2 Angka Kelulusan SMP 4.523 4.523 5.627 6.231 6.031

3 Angka Kelulusan SMA - - 1.885 2.151 2.237

4 Angka kelulusan SMK - - 1.524 1.680 1.747

Sumber : Data BPS, Dikpora

f.a. Angka Melanjutkan ( AM ) dari SD/MI ke SMP/MTS dan dari SMP /MTS ke SMA/SMK

Berdasarkan data menunjukkan bahwa angka melanjutkan pendidikan dari jenjang SD/MI ke jenjang SMP/MTs untuk kurun waktu 2009 – 2013 mengalami peningkatan setiap tahun, pada tahun 2009 angka melanjutkan dari SD /MI ke SMP/MTs dicapai 99,00% dan pada tahun 2013 menjadi 99,99 %. Untuk jenjang melanjutkan dari SMP/MTs ke jenjang SMA/SMK pada tahun 2009 dicapai 99,75% dan pada tahun 2014 dicapai 99,90% atau mengalami kenaikan setiap tahunnya hal ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat/siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi sangat menonjol sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah.

Tabel 2.55

Angka Melanjutkan Sekolah Sekolah 2009 -2013

N0 Bidang / JUrusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Angka Melanjutkan (AM ) dari SD/MI ke

SMP/ MTs ( % ) 99 99 99 99,99 99,99

2 Angka Melanjutkan (AM ) dari SMP/MTs

ke SMA / SMK ( % ) 99,75 99,75 99,80 99,80 99,90 Sumber : Data BPS, Dikpora

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 59 f.b. Guru yang Memenuhi kualifikasi S1 / D IV

Kualifikasi guru adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan guru dengan melalui pendidikan khusus keahlian, guru yang qualified adalah guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Artinya guru pada tiap satuan pendidikan harus memenuhi kualifikasi akademik dengan bidang keilmuan yang relevan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah sehingga mereka disebut kompoten untuk bidang pekerjaannya. Guru yang memenuhi kualifikasi S1 / D IV. Pada tahun 2009 jumlah guru yang memenuhi sebanyak 5.870 guru dan pada tahun 2014 menjadi 5.920 guru.

Tabel 2.56

Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1 – D IV tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Guru Ijaza S1 - D IV 5.870 5.883 5.894 5.900 5.920 2 Jumlah Guru SD - SMA 5.888 5.893 5.902 5.915 5.937 3 Guru Memenuhi Kulaifikasi S1- D IV 99,69 99,83 99,86 99,75 99,71 Sumber : Dikpora

2.3.1.2 Kesehatan

a. Rasio Posyandu Persatuan Balita

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mengsinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial.

Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare. Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat utamanya adalah bayi, anak balita, Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS).

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 60 Berdasarkan data tersebut dibawah ini menunjukkan jumlah posyandu dan jumlah balita yang ada di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2009 – 2013 mengalami peningkatan, pada tahun 2009 jumlah posyandu sebanyak 350 dan pada tahun 2013 manjadi 354, dan untuk jumlah balita pada tahun 2009 sebanyak 24.477anak dan pada tahun 2013 menjadi 24.175 Balita atau menagalami penurunan sekitar 302 Balita.

Tabel 2.57

Rasio Posyandu persatuan balita Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Posyandu 350 353 353 353 354

2 Jumlah Balita 24.477 23.738 23.267 23.343 24.175 3 Rasio Posyandu Persatuan Balita 14.43 14,90 15,10 15,10 14,60 Sumber : Dinkes

b. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Persatuan Penduduk

Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Pinrang apada tahun 2009 sebesar 0,20 dan pada tahun 2013 menjadi 0,17 % atau mengalami penurunan sekitar 0,03%

Tabel 2.58

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Puskesmas dan

Jumlah Pustu 67 61 61 62 62

2 Jumlah Penduduk 342.119 350.925 353.367 354.652 360.019 3 Rasio Puskesmas, pustu

persatuan Penduduk 0.2 0.17 0.17 0.18 0.17 Sumber : Dinkes

c. Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk

Penyediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit Oleh Pemerintah adalah untuk melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan kesehatan masyarakat serta melaksanakan rujukan.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 61 Pada tahun 2009 jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Pinrang sebanyak 3 unit , dan pada tahun 2013 menjadi 3 unit, dalam jangka waktu lima tahun tidak terjadi penambahan rumah sakit akan tetapi fasilitas dan kelengkapan lainnya tetap menjadi kebutuhan utama .

Tabel 2.59

Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Rumah Sakit Negeri 1 1 1 1 1

2 Jumlah Rumah Sakit Swasta 2 2 2 2 2

3 Total R.Sakit Negeri dan Swasta

3 3 3 3 3

4 Jumlah Penduduk 342.119 350.925 353.367 354.652 360.019 5 Rasio Rumah Sakit dan

Penduduk

0.0088 0.0086 0.0085 0.0085 0.0083

Sumber : BPS, Dinkes

d. Rasio Dokter Persatuan Penduduk

Jumlah Dokter di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 sebanyak 48 dokter, pada tahun 2014 bertambah menjadi 60 dokter dengan rasio pada tahun 2009 sekitar 0,14 dan tahun 2013 sekitar 0,17 hal ini menunjukkan kenaikan yang tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk yang akan dilayani.

Tabel 2.60

Rasio Dokter Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 - 2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Dokter Umum 34 34 39 46 36

2 Jml Dokter Spesialis &Gigi 14 17 19 24 24

3 Total Dokter 48 56 58 70 60

4 Jumlah Pendudk 342.119 350.925 354.652 360.019 361.293 5 Rasio Dokter Persatuan Penduduk 0.14 0.16 0.16 0.19 0.17 Sumber : Dinkes

e. Rasio Tenaga Medis Persatuan Penduduk.

Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2009 – 2013 mengalami penambahan jumlah dimana pada tahun 2009 jumlah tenaga medis sekitar 48 orang dan pada tahun 2014 naik menjadi 60 orang dengan rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk sekitar 0,17

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 62 Tabel 2.61

Rasio Tenaga Medis Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah tenaga Medis 48 56 58 70 60

2 Jumlah Penduduk 342.119 350.925 353.367 354.652 360.019 3 Rasio Tenaga Medis

Persatuan Penduduk

0.14 0.16 0.16 0.20 0.17 Sumber : Dinkes

f. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani adalah Ibu hamil dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas, Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal emergensi Komprehensif) dimana pada tahun 2009 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2009 sebanyak 98,84 %. dan pada tahun 2013 sebanyak 96,08 % perkembangan ini menunjukkan bahwa resiko kematian ibu melahirkan dapat ditekan sekecil mungkin.

Tabel 2.62

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Ibu Hamil 8.705 8.400 8.420 7.332 7.415

2 Jumlah Bidan 145 146 170 169 160

3 Cakupan pertolongan persalianan olehtenaga kesehatan yang memiliki kopetensi kebinanan ( % )

98.84 95,00 97,00 104,00 96,08 Sumber : Dinkes

g. Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI )

Salah Satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya UCI yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di seluruh desa/kelurahan sesuai dengan Keputusan Menkes Ri dan Riskesdas (2010)

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 63 menyatakan UCI adalah suatu keadaaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Pertumbuhan pencapaian Desa/Kelurahan UCI selama ini belum secara merata mencapai 100% bahkan masih banyak yang belum mencapai target. Dari data di bawah ini menunjukkan bahwa dari 108 Desa Kelurahan yang baru terjangkau UCI pada tahun 2009 sebanyak 94 Desa dan pada tahun 2013 sudah mencapai 101 Desa/Kel atau sekitar 93,52 %.

Tabel 2.63

Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI ) Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Desa/ Kelurahan UCI 94 64 102 102 101 2 Jumlah Seluruh Desa/Kelurahan 104 104 104 108 108 3 Cakupan desa/ Kelurahan Universal

Child Immunization (UCI ) 90.4 61,54 98,08 98,08 93.52 Sumber : Dinkes

h. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Cakupan Balita gizi buruk di Kabupaten Pinrang yang mendapat perawatan sudah mencapai 100% pada tahun 2014. Sejak tahun 2009 perawatan gizi buruk pada anak sudah ditangani melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dimana pada tahun 2009 yang mendapat perawatan sebanyak 86 bayi dan pada tahun 2013 menjadi 7 bayi.

Tabel 2.64

Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah Balita gizi buruk yg mendapat Perawatan di sarana Kesehatan

86 36 24 23 7

2 Jumlah seluruh Balita Gizi Buruk yg

ditemukan 86 36 24 23 7

3 Cakupan Balita Gizi Buruk yg

mendapat Perawatan 100 100 100 100 100

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 64 I. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC / BTA

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC /BTA selama kurun waktu tahun 2009-2013 pada dasarnya menunjukkan trend penurunan. Kenaikan penderita baru hanya terjadi pada kurun waktu 2009-2010. Selanjutnya kuantitas penderita terus mengalami penurunan sampai tahun 2013. Angka sebagaimana ditunjukkan tabel 52 di bawah sesungguhnya menunjukkan fluktuasi penurunan yang masih rendah. Hasil survey menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh sikap sebagian masyarakat yang dropout dalam berobat. Secara lebih detail, perkembangan cakupan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.65

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC / BTA Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah penderita baru TBC / BTA yang ditemukan dan diobati disuatu wilayah

277 452 381 369 358

2 Jumlah Perkiraan Penderita baru

TBC / BTA 1.634 2.170 993 567 2.845

3 Cakupan Penemuan dan penanganan Penderita Penyakit TBC / BTA

100 88,42 100 100 100

Sumber : Dinkes Kab. Pinrang

j. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita penyakit DBD

Penyakit-penyakit yang ditularkan vektor dan menjadi masalah kesehatan di Indonesia adalah malaria, filariasis dan demam berdarah. Penularannya dari orang ke orang dengan perantaraan nyamuk, demam berdarah sendiri ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedesalbopictus. Penyakit DBD dapat dijumpai di daerah subtropik dan tropik dari data tersebut dibawah ini menunjukkan bahwa jumlah penderita DBD yang ditangani pada tahun 2009 sebanyak 731 penderita, dan pada tahun 2013 sebanyak 394 penderita dan cakupan penanganannya rata-rata 100 %.

Tabel 2.66

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP

731 550 51 48 394

2 Jumlah Penderita DBD yang ditemukan

731 622 51 48 394

3 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyekit DBD

100 88,42 100 100 100 Sumber : Dinkes

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 65 k. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah rujukan pasien masyarakat miskin dibagi dengan jumlah pasien masyarakat miskin kali 100 di wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cakupan ini tergantung pada kondisi kesehatan masyarakat miskin sehingga cakupannya tidak 100%. Namun pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan semuanya tertangani. Pada tahun 2009 kunjungan pasien miskin sebanyak 50.267 pasien dan pada tahun 2012 kunjungan mencapai 107.396 pasien dan pada tahun 2013 turun menjadi 89.735 pasien .

Tabel 2.67

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah kunjungan pasien miskin

50.267 52.943 96.042 107.396 89.735 2 Jumlah seluruh masyarakat

miskin

78.500 78.500 78.500 78.500 124.156 3 Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100 100 81 100 100

Sumber : DinkesKab. Pinrang

l. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4(empat) kali, pada kurun waktu 2009-2013 cenderung fluktuatif, pada tahun 2009 jumlah kunjungan bayi yg memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak 7.203 bayi dan pada tahun 2013 turun menjadi 6.978 bayi.

Tabel 2.68

Cakupan Kunjungan Bayi Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah kunjungan bayi yg

memperoleh pelayanan kesehatan 7.203 7.084 7.315 6.323 6.978 2 Jumlah seluruh bayi hidup pada

waktu yg sama 7.203 7.741 7.434 6.424 7.290 Sumber : Dinkes Kab. Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 66 2.3.1.3. Pekerjaan Umum

a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan

Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah tersedianya jalur transportasi berupa jaringan jalan yang baik. Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik dan memadai.

Tabel 2.69

Proporsi Panjang Jalan Kab. Pinrang 2009 -2013

N0 Bidang / Urusan Tahun

Dalam dokumen B A B II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 43-62)

Dokumen terkait