• Tidak ada hasil yang ditemukan

JLH Meninggal

2.1.5.4 Urusan Wajib Infrastruktur

Infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan daya saing di dunia internasional, disamping sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, telekomunikasi dan energi. Melalui kebijakan dan komitmen pembangunan infrastruktur yang tepat, maka hal tersebut diyakini dapat

kesenjangan antar-kawasan maupun antar-wilayah, memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi jumlah pengangguran dalam suatu negara.

Pembangunan infrastruktur mempunyai manfaat langsung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur pekerjaan umum yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga akan dapat memperbaiki kualitas permukiman.

Disamping itu, infrastruktur juga berperan sebagai pendukung kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor pertanian, industri, kelautan dan perikanan. Pembangunan infrastruktur berperan sebagai stimulan dalam mendukung perkembangan ekonomi wilayah yang signifikan. Oleh karenanya, upaya pembangunan infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan daerah dan nasional pada umumnya, termasuk kaitannya dengan pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mendatang.

Dengan demikian, pembangunan infrastruktur pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals, yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan c) meningkatkan kualitas lingkungan.

Perwujudan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum tersebut terlihat melalui:

(i) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berperan untuk mendukung distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun pembentuk struktur ruang wilayah;

(ii) Infrastuktur sumber daya air yang berperan dalam penyimpanan dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumah tangga),

industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan pelaksanaan konservasi sumber daya air, serta pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; dan

(iii) Infrastruktur permukiman yang berperan dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan dan revitalisasi kawasan serta pengembangan kawasan agropolitan. Seluruh penyediaan infrastruktur tersebut diselenggarakan berbasiskan penataan ruang. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi (economic gains), menghadirkan keuntungan sosial (social benefits), meningkatkan layanan publik (public services), serta meningkatan partisipasi politik (political participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dan permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk dapat mendukung perekonomian dalam mengarahkan strukturisasi pusat-pusat kegiatan, infrastruktur jalan sangat mutlak diperlukan sebagai sarana pemasokan bahan, distribusi dan pemasaran hasil-hasil pertanian dan perkebunan, industri maupun usaha dibidang jasa. Untuk itu, harus ada akses dengan kapasitas kompetitif yang mampu melayani akses ke permukiman, akses ke pelabuhan laut, akses ke kawasan industri serta akses ke kawasan-kawasan wisata, terutama apabila terkait dengan jalur-jalur wisata menarik maupun secara estetika menjadi icon suatu daerah.

Jaringan Prasarana Jalan

Penyelenggaraan jalan, di Kabupaten Karimun terdapat tiga penyelenggara jalan, yaitu jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dengan total panjang jaringan jalan nya adalah 507,92 Km dan telah tercatat sepanjang 401, 80 Km dalam kondisi ber aspal.

Untuk jalan nasional, secara umum kondisi jalan sampai dengan akhir tahun 2013 : Panjang jalan 26,64 Km, 100 % kondisi baik (aspal), 0 % sedang, 0 % rusak ringan, 0 % rusak berat atau 100 % kondisi mantap dan 0 % kondisi tidak mantap. Jaringan jalan nasional akan terus ditingkatkan sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan arah dan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N).

Untuk jalan Provinsi, secara umum kondisi jalan sampai dengan akhir tahun 2013 : Panjang jalan 124, 85 Km, 119,55 Km ber aspal, 85,03 % kondisi baik, 0 % kondisi sedang, 10,54 % kondisi rusak ringan dan 4,43 % kondisi rusak berat atau 85. 03 % kondisi mantap dan 14,97 % kondisi tidak mantap. Kondisi jaringan jalan provinsi di Kabupaten Karimun bila dibandingkan dengan tahun 2012 telah banyak mengalami perubahan yang signifikan yang mengarah ke degradasi / penurunan kualitas jalan, antara lain kondisi baik menurun 1,98 %, rusak ringan meningkat dari 2,59 % menjadi 10,54 %. Turunnya kualitas jalan provinsi selain disebabkan oleh beban lalulintas dan faktor alam, juga terjadi karena penyelenggara jalan yang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepri belum fokus menangani pemeliharaan jaringan jalan provinsi, sebagian besar hanya menangani ruas jalan non status di Kabupaten Karimun. Kemudian, kondisi rusak berat jalan provinsi pada tahun 2012 tercatat 4,83 % atau 6,05 Km, menurun sebesar 0,59 % atau 750 m, hal ini karena telah terjadi review design atau perubahan trase pembangunan jalan pesisir pantai (coastal area) yang tadinya melewati daratan berubah design sehingga melewati bibir pantai karena terkait pembebasan lahan.

Selanjutnya, secara umum kondisi jalan kabupaten sampai dengan akhir tahun 2013 : Panjang jalan 356, 43 Km, 255,61 Km beraspal, 81,24 % kondisi baik, 2,01 % kondisi sedang, 14,76 % kondisi rusak ringan dan 1,99 % kondisi rusak berat atau 83, 26 % kondisi mantap dan 16, 74 %

kondisi tidak mantap. Masih panjangnya kondisi jaringan jalan yang tidak mantap, selain disebabkan oleh keterbatasan dana, hal ini terutama disebabkan disiplin pengguna jalan seperti penggunaan kendaraan yang melebihi muatan yang diizinkan, kejadian bencana alam yang menyebabkan kerusakan jalan serta masih perlu ditingkatkannya kompetensi pelaksana proyek. Sampai pada tahun 2013 dihadapi tantangan menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan dan dimensi berlebih yang antara lain ditangani meskipun belum menyeluruh melalui pembangunan jalan buah rawa – dusun nyiur Kecamatan Moro, peningkatan jalan Desa Parit Kecamatan Karimun, peningkatan jalan pantai timun – bukit senang Kecamatan Kundur Barat.

Tantangan lain yang sering dihadapi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun dalam penyelenggaraan jaringan jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten meliputi :

1. Meningkatnya muatan dan dimensi berlebih.

2. Masih tingginya kesenjangan antar wilayah dan terbatasnya akses dari pusat produksi ke pemasaran, termasuk masih banyaknya daerah yang terisolasi.

3. Banyaknya kerusakan prasarana jalan akibat bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor menyebabkan alokasi yang semula untuk pemeliharaan jalan berubah untuk penanganan tanggap darurat.

4. Mewujudkan keseimbangan dan keterkaitan pembangunan dan pengembangan wilayah (termasuk daerah terisolasi, daerah perbatasan, pulau-pulau kecil) dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI.

Untuk Infrastruktur jalan, pada tahun anggaran 2013 bidang bina marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun telah melaksanakan beberapa program, antara lain : program peningkatan jalan dan jembatan, program pembangunan jalan dan jembatan, program rehabilitasi / pemelharaan jalan dan jembatan.

Tabel 2.45

Daftar Status dan Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Karimun s.d Tahun 2013 No Penyelenggara Jalan Total Panjang Jaringan Jalan (M) Panjang Jalan Beraspal (M) Kondisi Jalan (M)

Baik % Sedang % Rusak

Ringan % Rusak Berat % 1 JALAN NASIONAL 26,641 26,641 26,641 100 - 0 - 0 - 0 2 JALAN PROVINSI 124,850 119,550 101,650 85,03 - 0 12,600 10,54 5,300 4,43 3 JALAN KABUPATEN 356,435 255.610 207,665 81,24 5,150 2,01 37,720 14,76 5,075 1,99

Total Panjang Jalan di

Kab. Karimun 507,926 401,801 335,956 83,61 5,150 1,28 50,320 12,52 10,375 2,58

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun Tahun 2014

Air Minum

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target Water Supply and Sanitations_Millennium Development Goals (WSS_MDGs), yaitu dengan menurunkan jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi melalui berbagai program, antara lain program pelayanan air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, penduduk Kabupaten Karimun memperolehnya dari mata air, air tanah dan air permukaan. Sedangkan penyediaan air bersih perpipaan dilaksanakan melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan produksi air bersih pada tahun 2011 sebesar 1.177.812 m3 dengan jumlah pelanggan sebanyak 4.837 unit.

Sampai dengan akhir tahun 2013 persentase Rumah Tangga yang mendapatkan air bersih tercatat sebesar 36,42 persen atau terealisasi sebesar 28.837 KK dari 79.168 KK. Dan angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 34,58 persen. Dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah membuat sumur gali, solar water cell dan dengan menjadi pelanggan pada UUAB maupun swasta. Pembangunan penyediaan sarana air bersih ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingginya kebutuhan masyarakat akan air bersih,

sementara pengelolaan air bersih di Kabupaten Karimun belum memadai. Hai ini dipicu dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Air tanah sudah mulai tercemar, khususnya di tempat-tempat yang padat penduduk. Diharapkan hingga akhir tahun 2015, separoh proporsi penduduk kabupaten karimun telah mendapatkan akses air bersih sesuai dengan kesepakatan internasional yang tertulis dalam Millenium Development Goals (MDG’s).

Tabel 2.46

Daftar Perkembangan Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Air Minum di Kabupaten Karimun Tahun 2011

Nama Perusahaan Air Minum Jumlah Produksi (m3) Jumlah yang disalurkan (m3) Jumlah Pelanggan Nilai Produksi (Rp) UUAB Tg. Balai Karimun NA 953.278 3.766 2.910.505.800 UUAB Tg. Batu NA 95.389 525 305.515.900 UUAB Moro NA 129.145 546 413.978.200 Total NA 1.177.812 4.837 2.910.505.800

Sumber : Perusda UUAB Kabupaten Karimun. Tahun 2013 2.1.5.5. Urusan Pariwisata

Salah satu tujuan mendasar yang ingin dicapai negara berkembang seperti Indonesia saat ini adalah tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan mantap di semua sektor. Usaha kepariwisataan merupakan salah satu sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah satu andalan kegiatan perekonomian nasional dan daerah.

Penerimaan devisa dan pendapatan daerah dari sektor pariwisata masih belum memenuhi jumlah yang diharapkan, sehingga peran serta pemerintah, dunia usaha dan masyarakat masih terus dituntut peran aktifnya. Berkembangnya kegiatan pariwisata di suatu daerah akan memberikan pengaruh dan mendorong pembangunan sektor-sektor lain, khususnya dalam hal memperluas lapangan pekerjaan dan peluang untuk berusaha.

Sejalan dengan itu, dalam Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa kewenangan Pemerintah

Daerah Provinsi dalam sektor pariwisata hanya terbatas pada promosi pariwisata. Dengan demikian, pengelolaan obyek wisata telah menjadi kewenangan Pemerintah Kota atau Kabupaten masing-masing.

Kedatangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan obyek wisata yang tersedia. Beberapa obyek wisata yang tersedia di Kabupaten Karimun antara lain berupa Objek Wisata Religius, Objek Wisata Budaya/Sejarah, Objek Wisata Alam, Objek Wisata Pantai dan Agro Wisata. Berikut ini adalah tabel jenis obyek wisata di Kabupaten Karimun.

Adapun jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Karimun berdasarkan data BPS pada tahun 2013 berjumlah 104.889 orang, mengalami penurunan sebesar 4,6 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 109.715 orang.

Tabel 2.47

Jenis-Jenis Objek Wisata Kabupaten Karimun NO Jenis Objek

Wisata Objek Wisata

1. Objek Wisata

Religius Mesjid Tua R. Abdul Gani, Mesjid Al Mubarak Meral, Klenteng Tua, Geraja 2. Objek Wisata

Budaya/Sejarah Prasasti Pasir Panjang, Makam Badang, Keramat Tanjung Gelam, Adat Perkawinan, Barongsai, Reog, Mandi Syafar, Sampan Layar, Jong, Kesenian Kompang

3. Objek Wisata

Alam Air Terjun Pongkar, Air Panas Tanjung Hutan, Air Terjun Bukit, Tembaga (sememal) 4. Objek Wisata

Pantai Pantai Pongkar, Pantai Pelawan, Pantai Lubuk, Pantai Gading,Resort Telunas, Pantai Sugi-Moro, Pantai Pulau Tulang, Pantai Timun

5. Agro Wisata Agrowisata Durian, Agrowisata Nenas, Agrowisata Rambutan, Agrowisata Cempedak Sumber : Buku Fakta dan Analisa-Review RTRW Kab. Karimun Tahun

2010-2030, RPJMD Kab.Karimun 2011-2016 2.1.5.6 Urusan Keagamaan

Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik pula. Pada Tahun 2010 jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Karimun tercatat sebanyak 494 buah sarana ibadah, dimana sarana ibadah Agama

Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola sebanyak 413 Buah. Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 32 buah Gereja, 48 buah Vihara, dan 1 Buah Klen-teng . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.48

Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun, 2013

Kecamatan Mesjid Surau Mushalla Gereja Protestan

Gereja

Katolik Vihara Cetiya Klenteng

Moro 28 21 4 3 1 4 3 - Durai 12 7 1 - - - - - Kundur 24 33 5 3 1 2 - - Kundur Utara 15 15 3 - - 3 - - Kundur Barat 20 24 3 1 - 2 2 - Karimun 16 7 3 - - - 1 - Buru 12 13 - - - - - - Meral 29 19 12 2 1 6 2 - Tebing 14 8 1 - - - 4 - Jumlah 21 15 3 3 1 1 11 -

Sumber : Kantor Departemen Agam

Dokumen terkait