PEMBERIAN IZIN USAHA TEMPAT BERJUALAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAD KAB.DELI SERDANG
A. Izin Usaha jualan Pedagang Kaki Lima
Keberadaan pasar-pasar tradisional pada awalnya berada ditanah
masyarakat/desa, tanah kesultanan serta tanah PTPN. Seiring dengan berkembangnya
pasar tersebut kemudian pemerintah kabupaten melakukan pengelolaan dengan
melakukan perbaikan infrastruktur bangunan serta menempatkan aparatur pemerintah
sebagai pengelola dilapangan.
Baru sekitar tahun 70-an Pemerintah Kabupaten dalam hal ini bagian aset
Kabupaten melakukan upaya penerbitan hak atas tanah tersebut. Dengan demikian
keberadaan izin pengelolaan pasar – pasar tradisional tersebut tidak ada, namun
Pemerintah Kabupaten memiliki hak atas tanah dimana lokasi pasar tradisional
tersebut berada.
Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang belum
mengimplementasikan Peraturan Presidean khususnya BAB VI Pasal 12 ayat (1)
bagian a Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Perdagangan
RI No. 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, yang berbunyi : untuk melakukan
usaha pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern wajib memiliki Izin
Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional ( IUP2T ) untuk Pasar Tradisional. Sementara
banyak dilakukan oleh pemerintah khususnya di daerah Lubuk Pakam, Tanjung
Morawa, Deli Tua, Pancur Batu, Batang Kuis, Mandala, Percut Sei Tuan serta
Hamparan Perak.
Hal ini dibuktikan dengan bermunculannya toko- toko modern seperti
indomaret yang sangat mudah kita jumpai. Bahkan di Kota Lubuk Pakam dimana
Pemerintah mengeluarkan izin berdirinya plaza yang persis berada di lokasi pasar
tradisional Lubuk Pakam.
Keberadaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern tersebut penulis
berkesimpulan bahwa Pemerintah Kabupaten telah mengabaikan Peraturan Presiden
No 112 tersebut khususnya BAB II Pasal 4 ayat 1 bagian a dan b yang berbunyi :
Pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib :
a. Memperhitungkan kondisi sosial masyarakat, keberadaan Pasar Tradisional
, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada diwilayah yang
bersangkutan ;
b. Memperhatikan jarak antara Hypermarket dan Pasar tradisional yang telah
ada sebelumnya.
Dalam pengelolaan pasar, pemerintah telah menerbitkan pengaturan tentang
pasar tradisional dan pasar modern, yaitu Peraturan Presiden (Perpes) No. 112 Tahun
2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
Perpres tersebut menerbitkan regulasi tentang peraturan pasar tradisional dan
modern dengan substansi masalah, antara lain mengenai :
a. Masalah Perizinan Pasar Tradisional dan Modern,
b. Masalah Penataan Pasar Tradisional dan Modern,
c. Masalah Pembinaan Dan Pengawasan,dan
d. Masalah Sanksi.
Diantara potensi-potensi daerah, Pedagang Kaki Lima merupakan salah satu
bentuk unit usaha informal yang bernilai bagi pemasukan dari sektor PAD yaitu
retribusi yang berguna untuk mendukung penguatan otonomi daerah di Kabupaten
Deli Serdang. Kontribusi yang diberikan Pedagang Kaki Lima melalui retribusi cukup
besar, hal itu diketahui dari terpenuhinya target yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang.
Menurut Peraturan Daerah No.3 Tahun 2000 tentang Retribusi Pasar yang diatur
dalam,
pasal 2 berbunyi ;
“ Dengan nama retribusi pasar, dipungut retribusi atas pelayanan penyediaan
fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa halaman/ pelataran, loods dan
atau kios yang dikelola oleh pemerintah daerah disediakan untuk pedagang dan
pasal 5 berbunyi ;
“ Retribusi Pasar adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah atas
fasilitas pasar tradisional/ sederhana yang berupa pelataran/ loods yang dikelola
oleh Pemda dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang
dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD)Pasar,termasuk golongan retribusi jasa
umum”.
Berdasarkan pasal tersebut diatas jalas diaturkan bahwa para pedagang
yang memohonkan secara tertulis untuk memakai kios dan loods diwajibkan umtuk
membayar retribusi atas tempat dan pelayanan jasa yang mereka gunakan/ dapatkan.
Pedagang yang ingin memakai kios ataupun loods dapat memintakan izin
pemakaiannya kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pasar.
Berkaitan dengan masalah perizinan pemakaian tempat berjualan, penulis
melihat bahwa keberadaan pasar tradisional di Kabupaten Deli Serdang merupakan
pasar tradisional yang sudah berusia puluhan bahkan ada yang ratusan tahun. Cikal
bakal lahir dan berdirinya pasar tersebut bukanlah suatu upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten namun berawal dari adanya kegiatan transaksi perdagangan
yang dilakukan oleh masyarakat yang kemudian disusul dengan pengelolaan oleh
pemerintah.55
Sehingga pada awalnya pedagang itu tidak memiliki izin apapun namun
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan pasar di Kabupaten Deli Serdang maka -
55
Pemerintah Daerah dalam hal ini yang diwakilkan oleh Dinas Pasar membuat suatu
kebijakan yaitu jika pedagang ingin berjualan dan menempati kios dan loods yang
ada di pasar maka dia harus mendapat izin terlebih dahulu dari Kepala Dinas Pasar
Kabupaten Deli Serdang, yang kemudian Dinas Pasar akan memberikan Kartu Hak
Sewa kepada pedagang sebagai bukti bahwa dia mempunyai hak sewa atas kios atau
loods tersebut.
Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah untuk dalam kegiatan tertentu menyimpang dari
ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan, izin dapat juga diartikan sebagai
dispense atau pembebasan dari suatu laranngan.56
Adapun pengertian dari perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi
pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap
kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.57
Format dari izin ini dapat berbentuk tertulis maupun lisan,yang bertujuan
untuk pengendalian aktivitas pemerintah dalam hal –hal tertentu dimana ketentuannya
berisi pedoman yang harus dilaksanakan oleh baik yang berkepentingan ataupun oleh
pejabat yang berwenang.
Pemberian izin ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu ;
56
. Adrian Sutedi,SH.,M.H.Hukum Perizinan dalam sektor Pelayanaan Publik,Sinar Grafika,Jakarta,hal 167.
57
1. Dari sisi Pemerintah, yaitu untuk melaksanakan peraturan apakah ketentuan
dalam peraturan tersebut sesuai dengan prakteknya atau tidak dan sekaligus
untuk mengatur ketertiban.Dan sebagai sumber PAD dimana jika ada
permohonan izin maka dengan sendirinya pendapatan akan bertambah karena
setiap izin yang dukeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih
dahulu.58
2. Dari sisi masyarakat,yaitu untuk mendapatkan /adanya kepastian hukum,
adanya kepastian hak,untuk mempermudah mendapatkan fasilitas.59
Permohanan izin dimintakan pedagang kepada Kepala Dinas Pasar dengan
mengajukan surat permohanan yang ditanda tangani pedagang, adapun prosedurnya
seperti mekanisme tersebut dibawah ini;
58
.Ibid,hal 200. 59
Mekanisme penerbitan izin kartu hak sewa/pakai kios dan loods; Sumber data;Kabid Intensifikasi Dinas Pasar Kab.Deli Serdang.
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit PEDAGANG KASUBAG UM UM SEKRETARIS KUPTD PASAR Bendahara Penerima KADIS PASAR
Ket:
Sipemohon datang ke KUPTD Pasar (Kepala Unit Teknis Daerah) dengan
membawa surat permohonan dengan melampirkan syarat-syarat,60 kemudian
KUPTD Pasar membawa berkas yang telah lengkap ke Kasubbag Umum untuk
dibuatkan kartu dan kwitansi retribusi tempatnya kemudian Kasubag umum
membawa kartu yang telah diisi dengan data pedagang serta kelengkapan
berkasnya ke Sekretaris untuk mendapat paraf (persetujuan) setelah selesai dari
sekretaris lalu dibawa ke bagian bendahara penerima untuk membayar
retribusinya yang kemudian kwitansi retribusi tersebut dilampirkan bersamaan
dan dibawa ke Kepala dinas oleh Sekretaris untuk mendapat tanda tangan
persetujuan dan setelah itu kartu tersebut dikembalikan ke pedagang.
Pedagang kaki lima ini terbagi menjadi 2 (dua) jenis pedagang yaitu;
1. Pedagang kaki lima yang berjualan dilokasi pasar/ pelataran dan
halaman di dalam pagar pasar,
2. Pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan/ trotoar yang berada
diluar pagar pasar.
Didalam kenyataan dilapangan para pedagang kaki lima ini hanya meminta
izin kepada Kepala Pasar yang merupakan perpanjangan tangan daripada Kepala
Dinas Pasar secara lisan saja, walaupun secara lisan namun mereka tetap dihitung
sebagai pedagang yang informal dan dapat dikenai retribusi tempat.
60
.Syarat pembuatan kartu yaitu;past photo u 3x4 ,kartu hak sewa yang lama,surat permohonan pedagang,kwitansi pembayaran retribusi kartu,surat pernyataan KUPTD Pasar.Kabid Intensifikasi Dinas Pasar Kab.Deli Serdang.
Pedagang kaki lima yang berjualan diluar lokasi pasar ini tetap diperbolehkan
berjualan sepanjang tidak menggangu jalan,keamanan dan ketertiban di lokasi pasar
tersebut.
Pedagang kaki lima yang berjualan di lokasi pasar juga hanya meminta izin
tempat berjualan kepada KUPTD Pasarnya saja, pada dasarnya para KUPTD Pasar
tersebut tidak memberikan izin terhadap para pedagang kaki lima tersebut tapi karena
untuk memenuhi target retibusi yang telah dibebankan kepada KUPTD Pasar maka
memberikan izin tersebut walaupun secara transparan.
Meskipun tidak ada perjanjian secara tertulis namun jika suatu saat ada
peremajaan pasar dan lokasi tempat berjualan mereka itu diperlukan oleh pemerintah
untuk pembangunan maka para pedagang kaki lima tersebut harus bersedia
meninggalkan tempatnya berjuan.61
B. Kontribusi Pengutiban Retribusi Pasar dari Pedagang Kaki Lima pada