• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPLIER PENJUAL

4. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

46

Menurut Kara (2013: 2) dalam tatanan pembangunan nasional, UKMK adalah bagian integral dunia usaha berupa kegiatan ekonomi rakyat yang kedudukan, potensi, dan perannya sangat strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu maka UMKM perlu mendapat perhatian dan perlindungan dari pemerintah.

Sedangkan pengertian UMKM terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu sebagai berikut:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan

dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.

3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

Kriteria mengenai UMKM yang tercantum dalam Undang-undang ini yaitu:

Tabel 2.1 Kriteria UMKM

Uraian Asset Omset

Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta Usaha Kecil >50 juta s/d 500 juta >300 juta s/d 2,5 M Usaha Menengah >500 juta s/d 10 M >2,5 M s/d 50 M

Sumber: www.depkop.go.id

b. Karakteristik UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) UMKM memiliki beberapa karakteristik yang perlu diketahui, adapun karakteristik UMKM menurut Dessy (2009) yaitu, antara lain:

1) Usaha Mikro

Berikut ini ciri-ciri usaha mikro yaitu:

a) Jenis barang atau komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat terganti.

b) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat

48

c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

d) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

e) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain:

a) Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dam dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang.

b) Tidak sensitif terhadap suku bunga.

c) Tetap berkembang walau dalam krisis ekonomi moneter.

d) Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu, dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Namun demikian, didasari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit

perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usha mikro maupun sisi perbankan sendiri.

2) Usaha Kecil

Berikut ini ciri-ciri usaha kecil yaitu:

a) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah.

b) Lokasi/tempat usahanya umumnya sudah menetap tidak

berpindah-pindah.

c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan

walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

e) Sumber daya manusianya (Pengusaha) memiliki

pengalaman dalam berwirausaha.

f) Sebagian besar belum mendapat menejemen usahanya

dengan baik seperti bussines planning.

3) Usaha menengah

50

a) Pada umumnya telah memiliki menejemen dan organisasi

yang lebih baik, lebih teratur, bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain: bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi.

b) Telah melakukan menejemen keuangan dengan

menerapkan system akuntansi dengan teratur, sehingga

memudahkan untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk perbankan.

c) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan, dll.

d) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain: izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll.

e) Pada umumnya sudah memiliki sumber daya manusia

yang terlatih dan terdidik. c. Keunggulan dan kelemahan UMKM

Menurut Titik dan Soejono (2002: 20) beberapa keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh UMKM dibandingkan dengan usaha besar. Adapun keunggulan UMKM yaitu antara lain:

1) Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2) Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam usaha kecil.

3) Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap

kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala besar yang pada umumnya birokratis.

4) Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki UMKM adalah:

1) Kesulitan pemasaran

Hasil baru studi lintas usaha yang dilakukan oleh James dan Akarasanee (1988) di sejumlah negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah permasalahan umum dihadapi oleh pengusaha UMKM adalah tekanan-tekanan persaingan baik di pasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor.

2) Keterbatasan finansial

UKM di Indonesia mengahadapi dua masalah utama dalam aspek fianansial antara lain: modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.

3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam

52

pengembangan produk, kontrol kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi, dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

4) Masalah bahan baku

Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output dan kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa kritis.

5) Keterbatasan Teknologi

Berbeda dengan negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yanag sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi didalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global. Keterbatasan produksi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasn modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai

perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoprasikan mesin-mesin baru.

54 BAB III

Dokumen terkait