• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka

Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan tepat daripada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Usaha melakukan pencegahaan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan beberapa cara, berikut:

2.12.1 Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia, saat menata buku di rak sebaiknya kulit buku tidak lengket antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga padat berilah sisa 20% dari lebar rak. Dengan kesabaran pustakawan memberitahu kepada pembaca perpustakaan bagaimana caranya menggunakan bahan pustaka, cara memeroleh buku, cara mengambil buku dari rak, cara menempatkannya dirak dan sebagainya. Adakan kontrol ketat pada pengambaliaan buku, apakah pembaca membuat kerusakan atau mengotori buku. Memberi denda kepada pembaca atau sanksi yang menyebabkan buku rusak. Secara periodik perlu dilakukan pemeriksaan keutuhan bahan pustaka dan hendaknya dipasang pengaturan penggunaan bahan pustaka.

23 Martoatmodjo,Karmidi.1999.Pelestarian Bahan Pustaka.Jakarta:Universitas Terbuka, hal 68

commit to user

19 2.12.2 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus, membasmi tikus dengan cara memasang perangkap tikus, atau menggunakan lem dan racun tikus. Selain itu juga harus melakukan pemeriksaan secara teratur terhadap gedung, ruang, atau tempat penyimpanan bahan pustaka jika terdapat sarang atau lubanh tikus sebaiknya sarang segera dihancurkan dan lubang ditutup dengan bahan yang sesuai.

2.12.3 Kerusakaan yang disebabkan oleh serangga, dengan penyemprotan bahan insektisida, penggunaan gas beracun, pengguanaan larutan racun ke dalam lubang yang dihuni oleh rayap, meletakan kapur barus atau akar loro satu dibelakang buku di rak.

2.12.4 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir, ikatan bahan pustaka jangan dilepaskan dengan demikian lumpur yang ada pada bagian luar mudah dibersihkan, membersihkan kotoran lumpur sebaiknya menggunakan kapas yang telah dibasahi. Bahan pustaka yang masih basah dikeringkan dengan kipas angin jangan dipanaskan di bawah pancaran sinar matahari.

2.12.5 Kerusakaan yang disebabkan oleh kebakaran, pemeriksaan jaringan kabel listrik di gedung perpustakaan secara berkala. Meletakan alat pemadam kebakaran di tempat yang tetap, mudah dijangkau, harus diisi kembali kalau sudah habis masa berlakunya. Bahan-bahan yang mengandung zat-zat kimia harus ditempatkan di luar. Dilarang merokok atau membuang puntung rokok sembarangan walaupun di luar perpustakaan. Sirine pemadam kebakaran harus dimiliki

commit to user

20 perpustakaan dan ditempatkan di tempat yang strategis dan mudah dijangkau, secara periodik memeriksa alat-alat tersebut masih berfungsi atau tidak.

2.12.6 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu, dengan menggunakan AC kesehatan dan kenyamanan petugas atau pembacapun terjaga, selain itu kontruksi AC harus tertutup rapat sehingga tak mungkin debu masuk ke perpustakaan. Membersihkan buku dengan kuas, vacum cleaner, spon, atau bulu ayam secara berkala.

2.12.7 Mencegah kerusakaan sampul buku, sebelum dimasukkan dalam peredaran buku tersebut di-rebinding dahulu, dijilid ulang dengan sampul yang tebal.

2.12.8 Mencegah kerusakan pada punggung buku, ambil buku dengan cara tertentu yaitu beri jalan ke kiri dan ke kanan buku dengan mendesaknya terlebih dahulu, setelah ada ruangan cukup buku ditarik dari rak, bukan bagian atasnya tetapi bagian tengah-tengah buku agar seimbang, dan menghindari buku sering terjatuh karena akan mengalami gangguan pada punggung buku.24

24 Martoatmodjo,Karmidi.1999.Pelestarian Bahan Pustaka.Jakarta:Universitas Terbuka, hal 68-80

commit to user

21 2.13 Pemeliharaan Bahan Kertas

Pemeliharaan bahan pustaka menurut Lasa HS, sebagai berikut:

2.13.1 Reproduksi

Koleksi langka, penting, bernilai historis, atau mudah rusak perlu direproduksi. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan cara fotokopi, pembuatan bentuk mikro, dan pembuatan duplikasinya.

2.13.2 Penjilidan

Bahan yang perlu dijilid adalah sampul yang mudah rusak, sampulnya terlalu tipis, terlepas jilidannya atau majalah lepas.

2.13.3 Laminasi/Penyampualan

Memberikan perlindungan plastik atau bahan lain agar bahan pustaka itu tidak sobek atau hancur, selain itu dengan penyampulan buku tampak rapi.

2.13.4 Penyiangan

Proses pengeluaran buku dari jajaran koleksi suatu perpustakaan.

Pengeluaran ini didasarkan pada pertimbangan bahwa koleksi itu tidak diminatai lagi, sudah ada edisi baru, atau bertentangan dengan pemerintah dan etika masyarakat.

2.13.5 Fumigasi

Pengasapan yang bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas.25

25 Lasa HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Pinus Book Publisher, hal 163

commit to user

22 2.14 Pemeliharaan Bahan Non Kertas

Bahan pustaka yang terbuat dari film memerlukan perawatan yang hati-hati. Biasanya informasi yang dikandung bahan informasi ini memiliki nilai tinggi yang perlu diawetkan. Daya tahan dokumen berupa film ditentukan oleh kesetabilan kimiawi film itu sendiri, pemrosesan, kondisi tempat penyipanan, perawaatan, dan penggunaanya. Penyimpanan bahan film ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, disimpan dalam ruangan atau kantong almunium. Apabila film itu disimpan dalam ruangan maka, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

2.14.1 Bebas dari debu.

2.14.2 Tidak terkena sinar matahari/lampu langsung.

2.14.3 Kelembaban udara hendaknya dijaga antara 20-40%.

2.14.4 Suhu ruangan hendaknya dijaga agar lebih dari 21 derajat.

2.14.5 Sirkulasi udara dalam ruang dapat berjalan dengan lancar.

2.14.6 Ruangan harus tertutup rapat, terbebas dari debu dari luar, dan terhindar dari kontaminasi zat kimia.

2.14.7 Memiliki alat untuk menjaga keamanan dari bahaya kebakaran dan pencurian.

2.14.8 Penyimpanan film dan rak yang antikarat dan dimasukan ke dalam kotak/tabung dari plastik maupun fiberglass.

2.14.9 Penjagaan kelembaban dan suhu ruangan hendaknya disesuaikan dengan macam film dan jangka penyimpanan.

commit to user

23 Apabila film itu disimpan dalam kantong almunium, maka kantong itu terdiri dari tiga lapis. Lapisan pertama terbuat dari polister agar tidak mudah rusak dan robek. Lapisan tengah terdiri dari almunium agar tidak terjadi kontaminasi, dan lapisan dalam terbuat dari bahan yang memiliki daya rekat. Penyimpanan film dalam kantong digunakan swiss vacuum.

Penyimpanan ini dilakukan dengan cara:

2.14.1 Film Mikro dimasukan dalam kantong almunium kemudian udara di dalam kantong itu dikeluarkan.

2.14.2 Sebagai gantinya gas N dimasukkan agar film-film itu tidak lengket satu dengan yang lain.

2.14.3 Kantong itu dipanaskan ujungnya dengan alat pengelem.26

Dokumen terkait