• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Usia Pakai Transformator

Dalam pengoperasian suatu transformator distribusi tentu banyak hal yang dapat terjadi dan mempengaruhi kondisi dan umur transformator.

Suatu transformator yang dibebani akan menimbulkan panas yang mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu. Bagian titik panas yang terdapat di lilitan merupakan bagian yang terpanas pada transformator. Untuk setiap kenaikan suhu sekitar C dari batas yang diizinkan akan mengakibatkan berkurangnya umur transformator.

Berdasarkan SPLN D3.002-1 : 2007, transformator di Indonesia dirancang untuk bekerja pada suhu sekitar tidak melebihi C dan pada suhu rata – rata harian C serta suhu rata – rata tahunan C. International Electrotechnical Commission (IEC) 354 tahun 1972 menetapkan umur transformator 20 tahun atau setara 7300 hari, sehingga susut umur normal adalah 0.0137% per hari. Berikut susut umur karena kenaikan suhu titik panas.

Tabel 2.2 Susut Umur Berdasarkan Kenaikan Suhu Titik Panas

( ) Susut umur (p.u) Umur (tahun)

80 0.125 >20

86 0.25 >20

92 0.5 >20

98 1 20

104 2 10

110 4 5

116 8 2.5

122 16 1.25

128 32 0.625

134 64 0.3125

140 128 0.15625

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Studi penelitian akan dilakukan mengambil tempat di bengkel PT. Razza Prima Trafo yang beralamat di Jalan Williem Iskandar (Jalan Pancing) No. 54 Medan dan mengambil sampel beban PLN Rayon Medan Kota di Jalan Listrik No. 8 Medan. Penelitian akan mulai dilakukan setelah seminar proposal disetujui.

Lama penelitian diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) bulan.

3.2 Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah merek dan data – data transformator distribusi dari PT. Razza Prima Trafo dan data pembebanan transformator distribusi dari PLN Rayon Medan Kota. Peralatan yang akan digunakan untuk perhitungan dan usia pakai transformator serta nilai ekonomisnya adalah dua buah transformator distribusi 200 kVA dengan kode MK160-1 dan MK199-1 dimana kedua transformator merupakan buatan Indonesia.

Transformator Distribusi 200 kVA MK199-1

Tabel 3.1 Spesifikasi Transformator Distribusi MK199-1

DAYA PENGENAL 200 kVA

JUMLAH PHASA 3 

FREKUENSI 50 Hz

JENIS MINYAK DIALA - B

PENDINGINAN MINYAK

KENAIKAN SUHU BELITAN 55 0C KENAIKAN SUHU MINYAK 50 0C

BERAT MINYAK 230 Kg

BERAT TOTAL 985 Kg

TINGKAT ISOLASI DASAR 125 kV

NOMOR SERI 58808

TAHUN PEMBUATAN 2004

STANDAR SPLN D3.002-1 : 2007

TEG.NOMINAL HV/LV 20 Kv / 400 V

ARUS NOMINAL 5.8 A / 288 A

KONSTRUKSI OUTDOOR

VEKTOR GROUP HV/LV D / Yn-5

Transformator Distribusi 200 kVA MK160-1

Tabel 3.2 Spesifikasi Transformator Distribusi MK160-1

DAYA PENGENAL 200 kVA TINGKAT ISOLASI DASAR 125 kV

NOMOR SERI 16124035 TAHUN PEMBUATAN 2007

STANDAR SPLN D3.002-1 : 2007 TEG.NOMINAL HV/LV 20 Kv / 400 V

ARUS NOMINAL 5.774 A / 288.7 A

KONSTRUKSI OUTDOOR

VEKTOR GROUP HV/LV D / Yn-5

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan peneltian, dibutuhkan pengambilan data yang diperlukan terlebih dahulu. Kemudian data – data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan dihitung untuk mendapatkan nilai efisiensi, umur pakai, dan nilai ekonomis transformator.

1. Pengumpulan Data

Melakukan studi pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :

• Data parameter – parameter transformator distribusi

• Data tahanan isolasi transformator distribusi

• Data pembebanan transformator

2. Melakukan analisis

Dari data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui kualitas dari transformator – transformator distribusi 200 kVA dengan mendapatkan data parameter – parameter transformator distribusi berdasarkan pengujian 20 kV di PT Razza Prima Trafo, menganalisis dan membandingkan nilai tahanan isolasi dengan menghitung indeks polaritas sebelum dan setelah transformator diperbaiki , menganalisis susut umur pakai transformator distribusi, dan membandingkan antara transformator – transformator tersebut dari sisi ekonomis.

3. Menarik Kesimpulan

Dari hasil pengujian serta hasil analisis dapat ditarik kesimpulan dan ditentukan hasil kualitas transformator distribusi, Indeks Polarisasi tahanan isolasi transformator – transformator distribusi, serta mengetahui perkiraan umur pakai dari transformator – transformator tersebut. Dan juga dapat diketahui transformator mana yang lebih efisien dari segi ekonomis.

3.4 Variabel yang diamati

Variabel – variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu :

 Parameter – parameter transformator distribusi

 Beban transformator dalam waktu 24 jam

 Tahanan isolasi transformator distribusi

3.5 Prosedur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah hasil penelitian dan analisis pada PT Razza Prima Trafo serta PT PLN (Persero) Rayon Medan Kota.

4.1 Pengujian 20 kV Transformator

Pengujian 20 kV atau disebut juga sebagai pengujian ketahanan AC transformator yang dilakukan pada bengkel PT Razza Prima Trafo ini bertujuan untuk menguji ketahanan isolasi kumparan dalam memikul tegangan lebih AC transformator – transformator distribusi yang sebelumnya rusak dan sudah melakukan sejumlah perbaikan – perbaikan seperti pergantian kumparan, pengecekan minyak, pergantian insulating paper transformator, dan sebagainya.

Pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter – parameter transformator distribusi seperti , , cos , , frekuensi, dan sebagainya.

Metode pengujian dilakukan sesuai dengan rangkaian uji berikut ini :

Gambar 4.1 Rangkaian pengujian 20 kV Transformator 3 fasa pada PT Razza Prima Trafo

Keterangan Pengujian 20 kV Transformator :

Tegangan supply 380/220 V dari PLN disalurkan masuk ke dalam rangkaian.

Autotrafo menaikkan perlahan – lahan input tegangan menjadi 400 V. Kemudian tegangan 400 V masuk ke sisi primer transformator PLN atau transformator step up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan. Oleh transformator PLN tegangan 400 V dinaikkan menjadi 20 kV. Selanjutnya tegangan 20 kV disalurkan masuk ke sisi primer transformator distribusi 200 kVA sebagai objek uji. Dari masukan tegangan 20 kV menghasilkan output keluaran tegangan 400 V yang kemudian masuk ke dalam alat ukur untuk dilakukan pembacaan parameter transformator.

Selanjutnya parameter – parameter dari hasil pengukuran digunakan sebagai dasar dalam penentuan kualitas transformator sesuai standar nilai dari PLN.

Gambar 4.2 Pengujian 20 kV Transformator

Pada pengujian ini objek yang diuji yaitu transformator distribusi 200 kVA berjumlah 2 buah. Transformator yang diuji merupakan transformator yang kapasitasnya sama tetapi berbeda merek. Pengujian dilakukan sesuai dengan rangkaian pengujian pada Gambar 4.1. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengujian sesuai dengan yang ada pada PT Razza Prima Trafo.

4.1.1 Data hasil pengujian 20 kV Transformator Distribusi 200 kVA pada PT Razza Prima Trafo

Setelah tegangan 20 kV disalurkan ke dalam transformator distribusi 200 kVA dimana sebagai transformator uji, output berupa tegangan 400 V selanjutnya masuk ke dalam alat ukur PM 800 untuk diketahui hasil pengujian berupa parameter – parameter, seperti parameter , , frekuensi, dan sebagainya.

Gambar 4.3 Pembacaan parameter transformator menggunakan EMT - PORTABLE (PM – 800)

 Transformator 1

Tabel 4.1 Data pengujian 20 kV Transformator 1

No. Parameter R

Tabel 4.2 Data pengujian 20 kV Transformator 2

No. Parameter R

Mengacu pada SPLN 1 :1995 tentang “Standar Tegangan Pelayanan”, transformator 1 dan 2 dinyatakan masih dalam kondisi baik, karena nilai parameter tegangan yang terukur pada alat PM 800 (EMT – PORTABLE) masih sesuai dengan standar tegangan pelayanan yang ditetapkan PLN, dengan kisaran nilai tidak lebih dari 5% dan tidak kurang dari 10% jumlah tegangan nominal.

Tabel 4.3 Standar Tegangan Pelayanan PLN (SPLN 1 : 1995)

Tegangan nominal (V) Variasi tegangan pelayanan (%) 230/400

+5% , -10%

400/690 1000

4.2 Pengukuran tahanan isolasi transformator

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekeringan, kebersihan, dan keamanan isolasi kumparan transformator serta untuk menjamin bahwa transformator masih cukup aman untuk diberi tegangan. Pengukuran tahanan isolasi pada kumparan transformator dilakukan dari isolasi antara kumparan belitan dengan body transformator untuk mendapatkan nilai Indeks Polarisasi. Apabila nilai nya semakin besar maka semakin baik pula nilai tahanannya begitu juga sebaliknya.

Didalam penelitian ini ingin membandingkan tahanan isolasi antara 2 transformator, dalam keadaan sebelum diperbaiki dan setelah diperbaiki.

Gambar 4.4 Pengukuran tahanan isolasi transformator dengan menggunakan Megger

4.2.1 Data Pengukuran Tahanan Isolasi diukur di PT Razza Prima Trafo

Transformator 1

 Sebelum diperbaiki

Tabel 4.4 Data tahanan isolasi transformator 1 sebelum diperbaiki No. Kumparan/ belitan trafo HASIL PENGUKURAN (GΩ)

1 Menit 10 Menit IP 1 Primer – tanah 0.05 GΩ 0.036 GΩ 0.8 2 Sekunder – Tanah 0.076 GΩ 0.04 GΩ 0.52 3 Primer – sekunder 0.026 GΩ 0.91 GΩ 0.40

Perhitungan Indeks Polarisasi (IP) : - IP =

 Primer – tanah

Tabel 4.5 Data tahanan isolasi Transformator 1 setelah diperbaiki No. Kumparan/ belitan trafo HASIL PENGUKURAN (GΩ)

1 Menit 10 Menit IP 1 Primer – tanah 4.5 GΩ 8.5 GΩ 1.88 2 Sekunder – Tanah 12 GΩ 16 GΩ 1.33 3 Primer – sekunder 10 GΩ 14 GΩ 1.4

Perhitungan Indeks Polarisasi (IP) : - IP =

 Primer – sekunder IP =

= 1.4

Transformator 2

Sebelum diperbaiki

Tabel 4.6 Data tahanan isolasi Transformator 2 sebelum diperbaiki No. Kumparan/ belitan trafo HASIL PENGUKURAN (GΩ)

1 Menit 10 Menit IP 1 Primer – tanah 0.1 GΩ 0.063 GΩ 0.63 2 Sekunder – Tanah 0.126 GΩ 0.088 GΩ 0.233 3 Primer – sekunder 0.164 GΩ 0.069 GΩ 0.41

- IP =

 Primer – tanah IP =

= 0.63

 Sekunder – tanah IP =

= 0.233

 Primer – sekunder IP =

= 0.41

Setelah diperbaiki

Tabel 4.7 Data tahanan isolasi Transformator 2 setelah diperbaiki No. Kumparan/ belitan trafo HASIL PENGUKURAN (GΩ)

1 Menit 10 Menit IP 1 Primer – tanah 2.5 GΩ 3.5 GΩ 1.40 2 Sekunder – Tanah 4.5 GΩ 6.0 GΩ 1.33 3 Primer – sekunder 7.0 GΩ 9.0 GΩ 1.28

- IP =

 Primer – tanah IP =

= 1.40

 Sekunder – tanah IP =

= 1.33

 Primer – sekunder IP =

= 1.2

4.3 Analisis perhitungan umur pakai transformator

Perhitungan umur pakai transformator dilakukan dengan menggunakan data pembebanan dua buah transformator dengan kapasitas dan beban yang sama yang diambil dari PT PLN Rayon Medan Kota dengan kode MK199-1 dan MK160-1.

4.3.1 Data beban Transformator Distribusi PT PLN Rayon Medan

4.3.2 Perhitungan susut umur transformator

Dari data hasil pengukuran pada PT PLN Rayon Medan Kota dapat diperkirakan susut umur dari dua transformator. Analisis perhitungan dilakukan mengacu pada Tabel 2.2, serta suhu lilitan untuk pembebanan 100% mencapai .

Berdasarkan Tabel 2.2, nilai suhu terendah yang tertera yaitu , maka diasumsikan untuk suhu < , perkiraan susut umur nya juga sama dengan yang yaitu 0.125. Untuk waktu pembebanan selama 24 jam siang dan malam, diasumsikan untuk waktu beban puncak (WBP) terjadi mengikuti beban malam hari selama 4 jam (18.00 – 22.00) sedangkan untuk diluar waktu beban puncak (LWBP) terjadi mengikuti beban siang selama 20 jam (22.00).

a. Transformator MK160-1

 Beban LWBP : 23 %

Suhu lilitan = 23% x =

 Beban WBP : 49%

Suhu lilitan = 49% x =

- Suhu lilitan selama beban puncak berlangsung (4 jam) adalah dan diluar waktu beban puncak berlangsung adalah

- Jadi diperkirakan selama 4 jam transformator tersebut dibebani pada suhu dan selama 20 jam pada suhu .

- Perkiraan perhitungan susut umur selama satu hari satu malam berdasarkan kenaikan suhu titik panas adalah :

Diasumsikan untuk suhu ≤ perkiraan susut umur = 0.125.

Pada suhu perkiraan susut umut nya (p.u) = 0.125 dan suhu perkiraan susut umur (p.u) = 0.125.

- Perkiraan susut umur selama satu hari satu malam adalah :

= (Rentang waktu WBP x (p.u)) + (Rentang waktu LWBP x (p.u))

= (4 x 0.125) + (20 x 0.125)

= 0.5 + 2.5

= 3 jam  <24 jam

Dari hasil perhitungan didapat perkiraan susut umur transformator selama satu hari satu malam adalah 3 jam.

Apabila dari hasil perhitungan perkiraan susut umur transformator hasilnya kurang dari 24 jam, maka umur transformator tidak mengalami penyusutan.

 Jadi, perkiraan umur transformator MK160-1 masih diatas 20 tahun.

b. Transformator MK199-1

 Beban LWBP : 23 %

Suhu lilitan = 23% x =

 Beban WBP : 34%

Suhu lilitan = 49% x =

- Suhu lilitan selama beban puncak berlangsung (4 jam) adalah dan diluar waktu beban puncak berlangsung adalah - Jadi diperkirakan selama 4 jam transformator tersebut dibebani pada

suhu dan selama 20 jam pada suhu .

- Perkiraan perhitungan susut umur selama satu hari satu malam berdasarkan kenaikan suhu titik panas adalah :

Diasumsikan untuk suhu ≤ perkiraan susut umur = 0.125.

Jadi, pada suhu perkiraan susut umut nya (p.u) = 0.125 dan suhu perkiraan susut umur (p.u) = 0.125.

- Perkiraan susut umur selama satu hari satu malam adalah:

= (Rentang waktu WBP x (p.u)) + (Rentang waktu LWBP x (p.u))

= (4 x 0.125) + (20 x 0.125)

= 0.5 + 2.5

= 3 jam  <24 jam

Dari hasil perhitungan didapat perkiraan susut umur transformator selama satu hari satu malam adalah 3 jam.

Apabila dari hasil perhitungan perkiraan susut umur transformator hasilnya kurang dari 24 jam, maka umur transformator tidak mengalami penyusutan.

 Jadi, perkiraan umur transformator MK199-1 masih diatas 20 tahun.

4.4 Perbandingan transformator pada saat terpasang sebelum dan sesudah diperbaiki

a. Tahanan Isolasi

Standar indeks polarisasi transformator (IP) , apabila hasil pengukuran nilai nya di bawah 1.1 – 1.25, maka perlu penanganan lebih lanjut apakah transformator kotor, lembab, atau sudah bocor. Dari hasil pengukuran transformator, dilihat bahwa IP sebelum diperbaiki nilai nya <1, direkomendasikan transformator perlu ditindaklanjuti seperti dilakukan uji kadar minyak dan uji tan delta. Sedangkan IP transformator setelah diperbaiki nilainya menunjukkan 1.25 – 2, yang artinya sudah dalam keadaan baik.

 Transformator 1

No Hubungan

Sebelum perbaikan (GΩ)

Setelah perbaikan (GΩ)

1 Min 10 Min IP 1 Min 10 Min IP

1. Primer – tanah 0.05 0.036 0.8 4.5 8.5 1.88 2 Sekunder – tanah 0.076 0.04 0.52 12 16 1.33 3. Primer – sekunder 0.026 0.91 0.40 10 14 1.4

 Transformator 2

No Hubungan

Sebelum perbaikan (GΩ)

Setelah perbaikan (GΩ)

1 Min 10 Min IP 1 Min 10 Min IP

1. Primer – tanah 0.1 0.063 0.63 2.5 3.5 1.40 2 Sekunder – tanah 0.126 0.088 0.23 4.5 6.0 1.33 3. Primer – sekunder 0.164 0.069 0.41 7.0 9.0 1.28

b. Umur transformator

Umur transformator dibandingkan pada saat sebelum terpasang (mengacu pada tahun pembuatan transformator dan sesuai standar International Electrotechnical Commission (IEC) 354 tahun 1972) dan setelah terpasang di jaringan distribusi pada PLN Rayon Medan Kota.

 Transformator MK199-1

No. Standar Umur

1. 2004 & IEC 354 1972 20 tahun (tahun 2024) 2. Perhitungan data beban saat terpasang di PLN

Rayon Medan Kota

>20 tahun (diatas tahun 2024)

 Transformator MK160-1

No. Standar Umur

1. 2011 & IEC 354 1972 20 tahun (tahun 2031) 2. Perhitungan data beban saat terpasang di PLN

Rayon Medan Kota

>20 tahun (diatas tahun 2031)

4.5 Analisis Ekonomis

Nilai ekonomis yang dibahas disini adalah tentang kualitas dari transformator yang dipakai menyalurkan tegangan selama waktu tertentu dan telah dilakukan perawatan dan perbaikan – perbaikan agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang diharapkan.

Umur teknis transformator ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : a. Kekuatan dan kualitas isolasi

b. Pembebanan

c. Perbaikan – perbaikan dan perawatan

a. Kekuatan isolasi transformator

Tahanan isolasi bertujuan untuk membatasi aliran arus antara belitan dan inti besi agar transformator tidak terjadi panas yang dapat merusak transformator tersebut. Indikator untuk mengetahui masih baik atau tidaknya nilai tahanan isolasi suatu transformator adalah dengan melihat nilai Indeks Polarisasi (IP). Semakin besar nilai IP, maka semakin

bagus nilai tahanan.

Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan tahanan isolasi transformator 1 dan transformator 2 sebelum dan sesudah diperbaiki, dapat dibandingkan nilai tahanan isolasi sebelum diperbaiki pada transformator 1 dan transformator 2 nilai Indeks Polarisasi kedua nya berkisar <1 yang artinya dalam kondisi berbahaya, sedangkan setelah diperbaiki Indeks Polarisasi tahanan isolasi pada transformator 1 bernilai paling rendah 1.33 dan paling tinggi 1.88. Ini artinya nilai tahanan isolasi transformator 1 setelah diperbaiki berada pada kondisi baik. Sedangkan pada transformator 2 yang telah diperbaiki Indeks Polarisasi tahanan isolasi nya bernilai paling rendah 1.28 dan paling tinggi 1.40. Ini juga berarti transformator 2 setelah diperbaiki berada pada kondisi baik. Kesimpulannya transformator 1 dan transformator 2 mengalami peningkatan kualitas dari perbaikan tahanan isolasinya

b. Pembebanan

Pembebanan terhadap suatu transformator akan mengakibatkan kenaikan suhu yang ditimbulkan oleh panas. Pada PLN Rayon Medan Kota yang merupakan pusat perkotaan, mayoritas beban yang dilayani meliputi beban penerangan, perkantoran, dan juga beban rumah – rumah masyarakat.

Berdasarkan analisis perhitungan susut umur transformator dengan menggunakan data beban transformator dari PLN Rayon Medan Kota dengan mengambil 2 buah transformator yang memiliki kapasitas dan

beban yang sama dengan kode MK160-1 dan MK199-1, dan beban transformator berturut – turut MK160-1 dan MK199-1 sebesar 23% beban LWBP 49% beban WBP dan 23% LWBP 34% WBP, didapatkan susut umur kedua transformator sebesar 3 jam dalam 1 hari. Karena nilai nya masih <24 jam, maka umur transformator masih diatas 20 tahun (tidak mengalami penyusutan).

Hasil kesimpulan perhitungan bahwa kedua transformator masih dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama dan dapat dipakai untuk melayani beban – beban untuk menghasilkan profit bagi perusahaan PLN khususnya PLN Rayon Medan Kota.

c. Perbaikan – perbaikan dan perawatan

Pemeliharaan transformator distribusi dilakukan untuk menjaga efektivitas dan daya tahan peralatan sistem tenaga listrik, agar dapat bekerja dan menjaga kontinuitas penyaluran daya listrik.

Pemeriksaan fisik dan pengukuran parameter transformator distribusi yang dilakukan secara berkala sebagai salah satu langkah pemantauan transformator. Hasil ukur parameter transformator dapat dianalisis, sehingga transformator dapat terhindar dari kerusakan.

Pada bengkel PT Razza Prima Trafo dilakukan perbaikan – perbaikan transformator distribusi. Kemudian transformator diuji melalui pengujian 20 kV untuk mengetahui hasil ukur parameter – parameter transformator. Dari hasil pengukuran parameter – parameter ini dapat

ditentukan kondisi transformator masih dalam keadaan baik untuk dioperasikan atau perlu dilakukan perbaikan.

Berdasarkan hasil pengujian 20 kV yang telah dilakukan, diketahui hasil uji parameter dan yang terukur pada sisi sekunder Transformator 1 dan Transformator 2 nilai nya tidak lebih dari 5% dan tidak kurang dari 10%, sesuai dengan standar SPLN 1 :1995 tentang

“Standar Tegangan Pelayanan”. Dapat disimpulkan bahwa kedua transformator masih dalam kondisi yang baik.

Ditinjau dari hasil studi analisis kualitas kondisi transformator dan perhitungan tahanan isolasi transformator di bengkel PT Razza Prima Trafo untuk transformator yang memiliki kapasitas dan beban yang sama dengan sampel data beban dari PLN Rayon Medan Kota untuk perhitungan perkiraan umur transformator, dapat dikatakan bahwa kedua transformator (MK199-1 dan MK160-1) masih ekonomis karena transformator masih dapat digunakan sampai dengan mencapai umur 20 tahun dan masih dapat memikul panas dari beban sekian persen yang diberikan dan transformator yang telah diperbaiki dapat disimpan untuk menjadi cadangan apabila terdapat keperluan untuk mengganti transformator yang rusak oleh PLN.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan studi yang dilakukan di bengkel PT Razza Prima Trafo, diketahui bahwa transformator yang sebelumnya rusak dan telah diperbaiki mengalami peningkatan kualitas efisiensi seperti nilai tahanan isolasi dan pengujian 20 kV yang dilakukan.

2. Berdasarkan pengujian 20 kV yang dilakukan, disimpulkan bahwa Transformator 1 dan Transformator 2 dalam kondisi kualitas yang baik karena nilai parameter yang terukur masih sesuai standar. (SPLN 1 – 1995) 3. Berdasarkan analisa dan perhitungan pembebanan pada PLN Rayon Medan Kota, dapat diketahui bahwa umur transformator menunjukkan keduanya masih diatas 20 tahun.

4. Dari hasil pengukuran tahanan isolasi, nilai IP (Indeks Polarisasi) kedua transformator setelah transformator dilakukan perbaikan menunjukkan rata - rata masih diatas 1.25 artinya dalam keadaan baik

5. Berdasarkan analisa dan pembahasan, kedua Transformator MK160-1 dan MK 199-1 dikatakan masih ekonomis, karena masih dalam keadaan baik dan dapat dipakai sampai mencapai umur 20 tahun, karena susut umur akibat pembebanan tidak lebih dari 24 jam dapat disimpan untuk cadangan apabila terdapat keperluan untuk mengganti transformator yang rusak oleh PLN

5.2 Saran

1. Sebaiknya penelitian berikutnya membandingkan lebih dari 2 transformator distribusi dengan kapasitas yang lebih besar.

2. Sebaiknya dilakukan perbaikan – perbaikan transformator lainnya untuk mendapatkan efisiensi yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. SPLN 1 : 1995 Tegangan Standar (PDF)

2. Adipriyatna, Anggi. Studi Perkiraan Umur Transformator Distribusi 160 kVA Menggunakan Metode Tingkat Tahunan pada PT.PLN (PERSERO) APJ Cirebon. Cirebon : Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.

3. Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

4. Suresh Khrisnamoorthy and Devishree Jayabal. 2015. “Evaluation of transformer loading and energy loss for increasing energy efficiency in distribution system”, on Electrical Engineering/Electronics, Computer, Telecommunications and Information Technology (ECTI-CON) 12th International Conference, IEEE, pp-1-4.

5. R.Gouws and O.Dobzhanskyi. 2013. Efficiency analysis of a three-phase power transformer for industry applications operated under different load conditions, Proceedings of the 10th Industrial and Commercial Use of Energy Conference, IEEE Conference Publications, pp-1-1

6. Sofyan. Herawati, Afriyastuti. 2015. Pengaruh Pembebanan Terhadap Efisiensi dan Usia Transformator (Studi Kasus Transformator IV Gardu Induk Sukamerindu Bengkulu) Berdasarkan Standar IEC 60076, Jurnal Amplifier Vol.5 No.2 : Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu

7. Kodoati, Krestovel Alvian, Fielman Lisi and Marthinus Pakiding. Analisa Perkiraan Umur Transformator. Manado : Jurusan Teknik Elektro-FT UNSRAT, 2015

8. (The Electric Power Engineering Handbook) James H. Harlow, Electric Power Transformer Engineering, Third Edition-CRC Press (2012)

9. Anindyantoro, Muhammad Syahendra. 2017.Analisa Tahanan Isolasi Pada Transformator Tenaga Di Gardu Induk Wonogiri. Skripsi.

Surakarta : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

10. Situmorang, Benson Marnata. 2011. Analisis Biaya Trafo Akibat Rugi – Rugi Daya Total Dengan Metode Nilai Tahunan (Annual Worth Method). Skripsi. Depok : Program Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

LAMPIRAN

PT PLN (Persero) CABANG MEDAN Unit : RAYON MEDAN KOTA

Beban (%) Cos phi Tanggal Pengukuran

(kVA) LWBP WBP LWBP WBP LWBP WBP

Dokumen terkait