Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 7.5
Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Sektor PBL Kabupaten Biak Numfor
NO URAIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN TAHUN
1 Penyusunan RTBL Destinasi Wisata Kawasan Kampung
Sepse Pantai Samares Distrik Biak Timur Biak Timur 1 Lap 2019 2 Penyusunan RTBL Pengembangan Destinasi Wisata
Kawasan Pulau Numfor
Kab. Biak
Numfor 1 Lap 2019 3 Penyusunan RTBL Pengembangan Destinasi Wisata
Kawasan Goa Jepang
Kab. Biak
Numfor 1 Lap 2019 4 Penyusunan RTBL Pengembangan Destinasi Wisata Pulau
Pakreki
Kab. Biak
Numfor 1 Lap 2020 5 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Biak
-Bosnik
Kab. Biak
Numfor 1 Kws 2018 6 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Biak
-Bosnik
Kab. Biak
Numfor 1 Kws 2019 7 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Biak
-Bosnik
Kab. Biak
Numfor 1 Kws 2020 8 Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Kampung
RPIJM Bidang Cipta Karya | 2018 – 2022
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIAK NUMFOR
9 Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Pulau Numfor Numfor 1 Kws 2020 10 Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Biak Kota 1 Kws 2020 11 Pengembangan Destinasi Wisata Pulau Pakreki Biak Timur 1 Kws 2021 12 Fasilitasi Percontohan Ruang Terbuka Publik Revolusi
RPIJM Bidang Cipta Karya | 2018 – 2022
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIAK NUMFOR
Tabel 7.6
Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan
Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Biak Numfor
NO URAIAN KEGIATAN LOKASI VOL SATUAN TAHUN
SUMBER PEMBIAYAAN (Rp.1000,-) APBN DAK APBD PROV APBD KAB/KOTA BUMD SWASTA/ MASYAR AKAT CSR Rp. MURNI
1 Penyusunan RTBL Destinasi Wisata Kawasan
Kampung Sepse Pantai Samares Distrik Biak Timur Biak Timur 1 Lap 2019 1.000.000 500.000 2 Penyusunan RTBL Pengembangan Destinasi
Wisata Kawasan Pulau Numfor
Kab. Biak
Numfor 1 Lap 2019 1.000.000 500.000 3 Penyusunan RTBL Pengembangan Destinasi
Wisata Kawasan Goa Jepang
Kab. Biak
Numfor 1 Lap 2019 1.000.000 500.000 4 Penyusunan RTBL Pengembangan Destinasi
Wisata Pulau Pakreki
Kab. Biak
Numfor 1 Lap 2020 1.000.000 500.000 5 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional
Biak - Bosnik
Kab. Biak
Numfor 1 Kws 2018 10.000.000 1.000.000 6 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional
Biak - Bosnik
Kab. Biak
Numfor 1 Kws 2019 10.000.000 1.000.000 7 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional
Biak - Bosnik
Kab. Biak
Numfor 1 Kws 2020 10.000.000 1.000.000 8 Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan
Kampung Sepse Pantai Samares Distrik Biak Timur Biak Timur 1 Kws 2020 10.000.000 1.000.000 9 Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Pulau
Numfor Numfor 1 Kws 2020 10.000.000 1.000.000
10 Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa
Jepang Biak Kota 1 Kws 2020 10.000.000 1.000.000
11 Pengembangan Destinasi Wisata Pulau Pakreki Biak Timur 1 Kws 2021
10.000.000 1.000.000 12 Fasilitasi Percontohan Ruang Terbuka Publik
Revolusi Mental Kabupaten Biak Numfor Biak Kota 1 Kws 2020 1.000.000 100.000
TOTAL
RPIJM Bidang Cipta Karya | 2018 – 2022
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIAK NUMFOR
7.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:
1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Pada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005 – 2025
RPIJM Bidang Cipta Karya | 2018 – 2022
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIAK NUMFOR
Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan.
3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.
RPIJM Bidang Cipta Karya | 2018 – 2022
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIAK NUMFOR
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.
Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen. Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta
RPIJM Bidang Cipta Karya | 2018 – 2022
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIAK NUMFOR
fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun fungsinya antara lain mencakup:
• Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum;
• Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan sistem penyediaan air minum termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
• Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;
• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air minum.
7.3.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan