• Tidak ada hasil yang ditemukan

I JANGKA PENDEK/MENDESAK (TAHUN 2014-2018)

A. Perencanaan Persampahan

7.4.4. Usulan Program Dan Kegiatan

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun berdasarkan paket- paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan.

Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang diajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.

Dari hasil penjabaran mengenai isu strategis, permasalahan dan tantangan Kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten Lampung Selatan ke dalam sasaran analisis kebutuhan program dan kegiatan PLP seperti pada tabel berikut,

7-103 Tabel 7-46. Analisis Permasalahan dan Tantangan Kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten Lampung Selatan

AIR LIMBAH

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

1 Aspek Kelembagaan 1 Pemda Kabupatan Lampung Selatan mewajibkan adanya IPAL di lingkungan industry/jasa atau semua jenis/usaha yang menghasilkan limbah cair

Kurangnya Koordinasi antara Sektor Khususnya bidang sanitasi.

Meningkatkan pembangunan fasilitas pengelolaan limbah cair dari 16% pada Tahun 2012 menjadi 21% pada Tahun 2017

2 Belum ada peraturan/perbub yang mengatur tentang pengelolaan limbah cair domestic

Target Rpjmn masih belum Maksimal

3 Potensi yang ada dalam masyarakat dan dunia usaha terkait sistem pengelolaan air limbah permukiman belum sepenuhnya diberdayakan oleh pemerintah

Pemanfaatan kebijakan global dan nasional.

Tersedianya IPAL Komunal rumah tangga di setiap wilayah permukiman dari 0 pada Tahun 2012 menjadi 4 pada Tahun 2017

4 Masih lemahnya penegakan hukum yang terkait pencemaran air limbah

Masih Belum optimalisasi kewenangan otonomi daerah dibidang sanitasi.

Meningkatkan porsi belanja fisik pada sektor air limbah sebesar 75% pada Tahun 2017

Belum optimalnya kebijakan tata ruang wilayah di sektor sanitasi. Penegakan hukum masih belum Maksimal

2 Aspek Keuangan 1 Anggaran APBD dalam penanganan air limbah tiap tahun meningkat

Masih Minimnya pendanaan dak sektor sanitasi

Memastikan keberadaan IPAL dengan standart teknis yang telah ditetapkan pada Tahun 2017

2 Rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengelolaan dan pengembangan air limbah permukiman

Masih kurangnya porsi dana di sektor swasta ( CSR )

Meningkatkan ketersediaan pengelolaan air limbah industri sebelum di buang ke sungai/saluran sebesar 95% pada Tahun 2017

Minimnya dana dari donor yang bisa dimanfaatkan

Optimalisasi anggaran

pembangunan masih minim yang berpihak ke sektor sanitasi 3 Aspek Teknis Operasional 1 Sudah ada IPLT Lubuk Kamal Belum Maksimalnya tupoksi yang

menangani PLP ( penyehatan lingkungan permukiman )

Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana air limbah, sehingga air limbah yang dibuang ke perairan terbuka

7-104

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

memenuhi baku mutu dari 75% pada Tahun 2010 menjadi 100% pada Tahun 2017

2 Cakupan pelayanan jamban meningkat dengan signifikan (57,6%, 60,7%, 62,3%)

Regionalisasi manajemen pengelolaan wilayah masih minim

Meningkatkan pengetahuan stakeholder tentang opsi teknologi air limbah dengan biaya rendah sehingga teknis operasional pengelolaan air limbah yang terpenuhi dari 40% di Tahun 2010 menjadi 100% di Tahun 2017

3 IPLT Lubuk Kamal berkapasitas terbatas Masih Kurangnya program CSR yang menangani sektor sanitasi.

Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan 0% pada Tahun 2017

Tingkat kesehatan menurun sehingga meningkatnya subsidi kesehatan yang meningkat Pembiayaan air baku yang masih belum maksimal

4 Aspek Komunikasi 1 Media cetak maupun TV local yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan berperan

Kurangnya Koordinasi dengan beberapa media lokal yang ada dikota pontianak ( cetak, radio, tv) menyangkut sektor sanitasi. 2 Warga (RT/RW) mensosialisasikan kebersihan

lingungan hususnya penanganan air limbah permukiman

Masih Minimnya Media komunikasi yang mengaakses Sanitasi

3 Sangat kurangnya sosialisasi penanganan air limbah permukiman

5 SDM 1 Sudah ada SDM dalam uji laboratorium limbah 6 Aspek Partisipasi

Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender

1 Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi di bidang air limbah

Minimnnya investor yang siap melakukan investasi di bidang sanitasi.

Keragaman etnis dalam mengelola sektor usaha dan sanitasi

Banyaknya sektor swasta yang ada di kota Pontianak yang memiliki kasadaran

7-105

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

Minimnya dukungan kebijakan tentang pemberdayaan masyarakat, gender dan kemiskinan dari pusat Kurangnya bagian yang menangani masalah

pemberdayaan masyarakat dan gender

Adanya misi pemkab dalam hal peningkatan peran perempuan serta pengentasan kemiskinan belum secara maksimal

7 Aspek Sosial Budaya 1 Adanya potensi peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah permukiman

2 Masih ada masyarakat Lampung Selatan yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

8 Demografi dan LH 1 Pengelolaan limbah cair dari toilet ke septic tank dan air limpahan diresapkan kedalam tanah

7-106 PERSAMPAHAN

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

1 Aspek Kelembagaan 1 Pengelolaan sampah secara formal merupakan tanggungjawab Badan Lingkungan Hidup dengan wilayah pelayanan Kota Lampung Selatan

Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan pengangkutan sampah permukiman di wilayah perkotaan 95,71 % di Tahun 2009 menjadi 100 % pada Tahun 2014

2

Kebijakan pengadaan peralatan kebersihan masih kurang

Meningkatkan cakupan pelayanan sampah dari 92,5 % pada Tahun 2010 menjadi 100 % pada Tahun 2014 diwilayah perkotaan.

2 Aspek Keuangan 1 Penambahan anggaran tiap tahun untuk kebersihan

Meningkatkan sistem pengelolaan TPA dari open dumping ke sanitary landfill dari 50% di Tahun 2010 menjadi 75% di Tahun 2017

2 Dukungan anggaran masih terbatas yang berakibat minimnya sarpras sehingga pelayanan kepada masyarakat kurang optimal

Penambahan sarana dan prasarana persampahan seperti truk, alat berat dan lain-lain dari 12 unit pada Tahun 2010 menjadi 18 unit pada Tahun 2017 3 Kantor pemerintah, swasta dan toko membayar

retribusi kebersihan

Meningkatkan kesadaran masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat dalam pengelolaan

persampahan dengan pengelolaan dari sumbernya sebesar 15% pertahun

3 Aspek Teknis Operasional 1 Pengolahan sampah melalui implementasi 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) serta TPA berwawasan lingkungan dengan system controlled landfill

Masih Minim Sumber energi alternatif yang mengatasi masalah sampah.

Meningkatkan pengetahuan stakeholder tentang opsi teknologi persampahan dengan biaya rendah sebesar 100% pada Tahun 2015

2 Pengolahan sampah di TPA Lubuk Kamal masih menggunakan system Controlled Landfill

Masih Kurangnya Pemanfaatan teknologi maju karena

memerlukan pembiayaan yang mahal.

Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana persampahan sebesar 100% pada Tahun 2015

3 Sudah mempunyai 2 TPA Diversifikasi produk masih minim Meningkatkan peran swasta dalam penanganan persampahan sebesar 25% pada Tahun 2017 4 Keterbatasan sarana dan prasarana yaitu alat

berat, truk pengangkut sampah, jalan masuk ke TPA rusak

Tersedianya regulasi tentang pengelolaan sampah dari sumber, TPS dan TPA sebesar 75% pada Tahun 2017

4 Aspek Komunikasi 1 Media cetak maupun TV local yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan berperan

Berkurangnya praktek buang sampah sembarangan sebesar 25% pada Tahun 2017

7-107

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

2 Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program antar SKPD yang menangani persampahan belum berjalan optimal

Meningkatkan pengetahuan stakeholder tentang pemanfaatan sampah sebesar 100% pada Tahun 2015

Meningkatkan praktek buang sampah pada

tempatnya/tempat sampah sebesar 40% pada Tahun 2017

3 Terdapat sarana informasi berupa radio lokal/sound system di Pasar Bunder

Meningkatkan peran swasta dalam pemanfaatan sampah sebesar 100% pada Tahun 2015

5 SDM 1 Volume sampah yang terus meningkat tidak diimbangi dengan peningkatan kemampuan pengelolaan di tingkat instansi pengelola, baik menyangkut sarpras maupun sumber daya masyarakat

Mendorong dan meningkatkan kelompok swadaya masyarakat dalam produksi kompos sebanyak 8 Kelurahan pada Tahun 2017

2 Belum semua desa/kantor/dinas mengelola sampah 3R/ didaur ulang

6 Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender

1 Pengelolaan sampah menjadi kompos dilakukan di Pasar Natar dan Kalianda bekerja sama dengan pihak ketiga

2 Belum semua rumah tangga melakukan pemilahan sampah

7 Aspek Sosial Budaya 1 Peran serta masyarakat dalam penglolaan sampah banyak dilakukan dalam bentuk kerja bakti masal.

2 Masih adanya perilaku buruk dalam penanganan sampah seperti membuang sampah

sembarangan, membakar sampah, menimbun sampah tanpa ada pemilahan

8 Demografi dan LH 1 Bertambahnya jumlah penduduk bertambah pada peningkatan timbunan sampah

7-108 DRAINASE

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

1 Aspek Kelembagaan 1 Sudah ada lembaga yang menangani drainasi yaitu DPU dan UPTD

Terwujudnya perencanaan drainasi yang terstruktur (masterplant) sebesar 0 % dari rencana pada Tahun 2013

2 Kurang berpartisipasinya SKPD selain DPU terkait penanganan drainasi

Menurunkan jumlah titik genangan air di wilayah permukiman sebesar 10 % pada Tahun 2017 2 Aspek Keuangan 1 Penggunaan dana APBD untuk perawatan

drainasi tiap tahuh meningkat

Menurunnya tinggi genangan air dari 15 cm sampai 0 cm pada Tahun 2017

2 Keuangan perlu adanya penambahan anggaran Menurunnya lama genangan air dari 10 menit sampai 0 menit pada Tahun 2017

3 Belum maksimalnya dana APBN dari Pusat dan Provinsi

Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan drainasi sebesar 75% dari rencana pada Tahun 2017 4 Belum ada bantuan dari pihak luar

(mengandalkan Pemda/Pemerintah saja)

Meningkatkan pengetahuan stakeholder tentang opsi teknologi drainasi dengan biaya rendah sebesar 100% pada Tahun 2017

3 Aspek Teknis Operasional 1 Pembangunan drainasi di Kabupaten Lampung Selatan dilakukan secara intensif

Perencanaan penataan

lingkungan kota dan permukiman masih minim sekali yang berpihak ke sektor sanitasi.

Meningkan penanganan daerah rawan banjir sebesar 0 % pada Tahun 2017

2 Belum adanya masterplant drainasi Masih Kurangnya kerja sama dengan pihak swasta dan donor

Mendorong partisipasi masyarakat dalam

pembangunan sarana dan prasarana drainasi secara mandiri sebesar 100% pada Tahun 2017

4 Aspek Komunikasi 1 Media cetak maupun TV local yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan berperan

Berkurangnya praktek buang sampah di saluran atau drainasi 0% pada Tahun 2017

2 Kurangnya koordinasi antar SKPD dalam pengelolaan drainasi

Berkurangnya timbunan sampah dari saluran drainasi 0 % pada Tahun 2017

5 SDM 1 Perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Terpenuhinya kebutuhan dasar (basic need) drainasi bagi kawasan hunian dan wilayah kota Lampung Selatan sebesar 100% pada Tahun 2017

6 Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender

1 Pertisipasi masyarakat sudah ada dan perlu ditingkatkan

7-109

No ASPEK NON TEKNIS No ISU STRATEGIS TANTANGAN SASARAN

7 Aspek Sosial Budaya 1 Kesadaran masyarakat menbuang sampah pada tempatnya perlu ditingkatkan (bukan disaluran drainasi)

2 Kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya masih kurang Buang sampah di drainasi)

8 Demografi dan LH 1 Masih tingginya sedimentasi sungai & drainasi sehingga sering terjadi banjir

7-110 Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket proyek/program. Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);

2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);

3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL); 4. Operasi dan pemeliharaan;

5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah;

6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan pemeliharaan sarana yang telah dibangun.

7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam Pengelolaan Persampahan meliputi kegiatan berikut ini: 1. Pembangunan prasarana dan sarana TPA sampah;

2. Pembangunan prasarana dan sarana TPST 3R; 3. Operasi dan pemeliharaan;

4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan persampahan; 5. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan 3R;

6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan meliputi kegiatan- kegiatan berikut ini:

1. Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada; 2. Pembangunan saluran yang baru;

3. Operasi dan pemeliharaan;

4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan drainase;

5. Penyuluhan dan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan drainase bagi Pemerintahan Kabupaten/Kota dan masyarakat;

6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Macam bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.

Dokumen terkait