• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wiriaatmadja (2009: 168-171) keabsahan data penelitian dapat dilihat dari “kemampuan menilai data dari aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, member chek, audit trail dan expert opinion”. Berikut adalah penjelasan dari keempat teknik tersebut;

1. Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh. Maka penelti melakukan kegiatan sebagai berikut; a. Kegiatan yang memvalidasi data

1) Mengkaji kurikulum yang berlaku.

2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan kelas V.

3) Menyesuaikan dengan kompetensi dasar. b. Waktu pelaksanaan

Hari : Rabu

Observer : Amaludin

Kelas : V

Tempat : SDN Cibeureum I

c. Peneliti mengadakan diskusi dengan:

1) Guru penjas : Amaludin

NIP : 196604261988031004

2) Kepala Sekolah : Oma Tisna Saputra, S.Pd.SD

NIP : 196004021982011005

2. Member Check

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan diskusi balikan dengan Kepala Sekolah. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang kompeten. Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut. Maka kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek;

a. Daftar hadir kelas V SDN Cibeureum I b. Nomor induk siswa

c. Daftar I

d. Jadwal pelajaran

3. Audit Trial

Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.

Audit trail yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.

Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang;

b. Data akhir hasil observasi nilai aktifitas peserta didik, dan nilai akhir belajar peserta didik pada setiap siklus dalam pembelajaran permainan boy-boyan melalui beberapa macam latihan.

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert Opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Pembimbing I : Dr. Tatang Muhtar, M.Si

NIP : 195906031986031005

b. Pembimbing II : Dinar Dinangsit, M.Pd

NIP : 198205152010122004

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar diperoleh kesahihan. Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu;

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian

Masalah yang akan dibahas dalam beberapa pertemuan adalah sebagai berikut;

a. Jadwal penelitian b. Masalah penelitian c. Pemecahan masalah

111

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar melempar pada siswa kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam pembelajaran. Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar melempar, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penerapan model pembelajaran koperatif tipe TGT untuk meningkatan gerak dasar melempar. Kemudian peneliti menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah KBM berlangsung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif TGT. Dan pada akhirnya peneliti telah berhasil mencapai target yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan gerak dasar melempar. Dimana penilaian dilakukan pada akhir pembelajaran dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek semangat, kerjasama, dan disiplin. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes

praktik melakukan permainan boy-boyan pada pembelajaran lempar tangkap bola bakar. Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama proses pembelajaran berlangsung dan peneliti telah berhasil mencapai target.

3. Aktivitas Siswa

Berdasarkan data hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dapat disimpulkan persentase hasil aktivitas siswa mulai dari data awal yang hanya sedikit siswa yang tuntas dan pada siklus I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan. Melihat dari peningkatan hasil aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran gerak dasar melempar, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dalam melakukan pembelajaran gerak dasar melempar mengutamakan aspek semangat, kerjasama, dan disiplin pada saat mengikuti proses pembelajaran Siswa kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang telah berhasil.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes praktek lempar tangkap yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa mulai dari data awal yang hanya sedikit siswa yang tuntas dan pada siklus I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan. Melihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar melempar, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dalam melakukan gerakan dasar melempar mengutamakan aspek posisi tangan dan lengan pada saat melakukan sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir pada Siswa kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang telah berhasil.

B. Saran

Pembelajaran lempar tangkap melalui suatu model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan lemparan dalam pembelajaran permainan bola bakar. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Model pembelajaran kooperatif TGT merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran permainan bola bakar. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan model pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan model pembelajaran melalui pendekatan perlombaan sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator dan membimbing siswa sebaik-baiknya.

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar melempar perlu diajarkan kepada para siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan lemparan yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar nantinya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran

pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

d. Siswa harus mempunyai minat dan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Lembaga Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga UPI

Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi,khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan suatu model pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan model pembelajaran kooperatif TGT sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola bakar ini lebih lengkap.

d. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga temuan-temuan yang didapatkan dalam penelitian lebih lengkap lagi.

e. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan model pembelajaran disarankan untuk memilih model pembelajaran yang memiliki nilai edukatif dan dapat meningkatkan keantusiasan siswa sehingga tidak membosankan dan dapat tercapainya tujuan dari penelitian.

Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar: Jakarta.

Karwapi, M. (2012).Manfaat dan Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning.[Online].

Tersedia:http://karwapi.wordpress.com/2012/11/16/manfaat-dan-keterbatasan-model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/ [14 februari 2013]

Lutan, R, Sumardiyanto.dan Safari, I. (2009), Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Bintang Warli Artika.

Mahendra, A. (2004). Falsafah Pendidikan Jasmani. [online]. Tersedia: http://file.upi.edu/browse.php?dir.=Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAH

RAGA/196308241989031-AGUS_MAHENDRA/Asas_dan_Falsafah_Penjas_Agus_Mahendra/ Mardiana, Ade, dkk. (2009). Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.Jakarta :

universitas Terbuka.

Noviyanto, Fajar. (2012). Upaya Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Permainan Bola Bakar Melalui Modifikasi Alat Pemukul Pada Kelas Vi SD Negeri 02 Gerdu Kecamatan Karangpandan Kabupaen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret. [online]. Tersedia: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/penjaskesrek/article/view/946/601. [2 april 2013]

Nur, M. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PUSAT SAINS DAN MATEMATIKA SEKOLAH UNESA

Safari, Indra. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika

Setiawan, Indra. (2011). Meningkatkan Keterampilan Lempar Tangkap Bola Kasti Melalui Modifikasi Permainan Boy-Boyan Pada Siswa Kelas Iv Sdn Tarikolot Ii Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Prodi Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Kampus Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Slamet, Suherman. (2008). Teori Bermain. [online]. Tersedia: file.upi.edu/browse.php?dir.=Direktori/FPOK/JUR._PEND.OLAHRAGA/1 97603082005011-SLAMET_SLAMET/Modul_bermain_08/. [22 februari 2013].

Slavin, E.R. (2005). Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Nusa Media

Suherman, A. (2012). Penelitian pendidikan. Sumedang: Bintang Warli Artika. Sumiati, Sri. (2010). Penerapan Model Permainan Boy-Boyan Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Kasti (PTK Di Kelas Iv Sdn Buahdua Ii Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang). Prodi Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Kampus Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Susilawati, Dewi. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Wardhani, IGAK. et. al. ( 2007 ). Penelitian Tindakan Kelas. Edisi pertama. Jakarta: Universitas Terbuka

Dokumen terkait