• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR MELEMPAR DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DI KELAS V SDN CIBEUREUM I KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR MELEMPAR DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DI KELAS V SDN CIBEUREUM I KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BOLA BAKAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DI KELAS V SDN CIBEUREUM I

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh

NURMANSYAH 0903288

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

MENINGKATKAN GERAK DASAR MELEMPAR DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME

TOURNAMENT(TGT) KELAS V SDN CIBEUREUM I KABUPATENSUMEDANG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. TatangMuhtar, M.Si.

NIP.195906031936031005

Pembimbing II,

Dinar Dinangsit, M.Pd

NIP. 198205152010122004

Mengetahui,

Ketua Program StudiPGSD Penjas

UniversitasPendidikan Indonesia KampusSumedang

Drs. RespatyMulyanto, M. Pd

(3)

TOURNAMENT (TGT) DI KELAS V SDN CIBEUREUM I KABUPATEN SUMEDANG

Oleh Nurmansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurmansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

v

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Hasil Penelitian ...9

E. Batasan Istilah ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...11

A. Pendidikan Jasmani ...11

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ...11

2. Tujuan Pendidikan Jasmani...12

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ...12

B. Permainan Bola Bakar ...13

1. Pengertian Permainan Bola Bakar ...13

2. Perlengkapan dan Peraturan Permainan Bola Bakar ...13

a. Lapangan ...14

b. Perlengkapan Permainan Bola Bakar ...18

c. Peraturan Permainan Bola Bakar ...19

3. Keterampilan Dasar Permainan Bola Bakar ...24

C. Model Pembelajaran Kooperatif ...26

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...26

2. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif ...27

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ...27

D. TGT (Teams Games Tournament) ...28

1. Pengertian TGT ...28

2. Langkah-langkah Penerapan TGT ...28

(5)

vi

F. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ...32

G. Hipotesis Tindakan ...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...34

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...34

1. Lokasi Penelitian ...34

2. Waktu Penelitian ...36

B. Subjek Penelitian ...37

C. Metode dan Desain Penelitian ...37

1. Metode Penelitian...37

2. Desain Penelitian ...38

D. Prosedur Penelitian...39

1. Perencanaan Penelitian...39

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I s/d III ...43

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...45

1. Instrument ...46

2. Alat Pengumpul Data ...47

a. Teknik Pengolahan Data...47

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ...52

A. Paparan Data Awal ...52

1. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran...53

2. Hasil Observasi Kinerja Guru...54

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa...56

4. Hasil Observasi Belajar Siswa...57

B. Paparan Data Tindakan ...59

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ...59

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ...59

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ...60

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ...60

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ...68

2. Paparan Data Tindakan Siklus II...75

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ...75

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ...76

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ...76

(6)

vii

d. Analisis Siklus III...100

C. Paparan Pendapat Guru dan Siswa ...103

1. Paparan Pendapat Guru ...103

2. Paparan Pendapat Siswa ...104

D. Pembahasan ...104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...111

A. Kesimpulan ...111

B. Saran ...113

1. Bagi Guru ...113

2. Bagi Siswa ...114

3. Bagi Lembaga Sekolah ...114

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang ...114

5. Bagi Peneliti Lain ...115

DAFTAR PUSTAKA ...116

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...118

(7)

1

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Bucher (Mardiana, dkk, 2009:1.5) menerangkan bahwa;

Kata pendidikan jasmani terdiri dari dua kata, jasmani (physical) dan pendidikan (education). Kata jasmani memberikan pengertian pada kegiatan bermacam-macam kegiatan jasmani, yang meliputi kegiatan jasmani, pengembangan jasmani, kecakapan jasmani, kesehatan jasmani dan penampilan jasmani. Sedangkan tambahan kata pendidikan yang kemudian menjadi pendidikan jasmani (physical education) merupakan suatu pengertian yang tidak dapat dipisahkan antara pendidikan dan jasmani saja.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memberikan perhatian pada aktivitas pengembangan jasmani manusia. Walaupun pengembangan utamanya adalah jasmani, namun tetap berorientasi pendidikan, pengembangan jasmani bukan merupakan tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan umum pendidikan jasmani di Sekolah Dasar adalah membantu agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia seutuhnya. Pencapaian tujuan berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak. Menurut Rosdiana (2012: 37) Secara umum manfaat pendidikan jasmani di Sekolah Dasar mencakup;

1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

(8)

5. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.

Wujud dari pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah berpangkal pada gerak murid dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Namun bukanlah semata-mata hanya berfungsi untuk merangsang dan mengembangkan organ-organ serta fungsinya saja, melainkan juga pembentukan dan pengembangan kepribadian yang utuh dan harmonis di dalam kehidupannya, yaitu dalam rangka membentuk manusia pembangun yang dapat membangun dirinya sendiri dan secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, apabila program pendidikan jasmani yang diterapkan di Sekolah Dasar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan diarahkan, dibimbing dan dikembangkan secara wajar, melalui kurikulum yang telah ditentukan, maka akan dipastikan bahwa pembelajaran ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik khususnya dalam dunia pendidikan itu sendiri.

Selain itu, pembelajaran pendidikan jasmani memberikan manfaat yang lebih untuk peserta didik, manfaat tersebut diantaranya mampu mengenal lingkungan sekitar dan potensi dirinya sendiri, mampu menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna, serta merupakan proses pendidikan yang mampu mengembangkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor peserta didik.

Peran dan tugas guru pada dasarnya ditentukan kedudukannya diantara siswanya sendiri. Secara umum dapat pula dinyatakan bahwa peranan dan tugas guru itu bersifat situasional, bergantung pada karakteristik dan kebutuhan siswa-siswanya. Dengan bahasa strategi dapat dinyatakan bahwa peran dan tugas guru seharusnya dipilih dan ditetapkan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Tanpa memahami peranan-peranan ini, besar kemungkinan guru ini salah bertindak atau salah berperan dalam suatu strategi belajar tertentu.

(9)

tersebut peneliti menemukan beberapa faktor penyebab umum masalah yang terjadi adalah kurangnya pemahaman mengenai cara melempar bola sehingga banyak umpan-umpan yang kurang tepat sasaran serta kurangnya aktivitas bermain bola bakar yang dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah sehingga kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran ini.

Selain hal yang telah disampaikan di atas kemampuan guru dalam menguasai serta memahami teknik dasar gerak dasar bola bakar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara optimal. Selain pemahaman dan penguasaan materi guru juga diharapkan mampu mendesain pembelajaran secara lebih kreatif dan inovatif agar mampu membangkitkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran, tak lupa penggunaan berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan berbagai potensi serta gaya belajar siswa yang berbeda-beda akan menunjang keberhasilan pembelajaran tersebut.

Permainan bola bakar atau bola pukul sebenarnya sudah banyak dikenal masyarakat pada tahun 50-an. Permainan bola bakar merupakan suatu bentuk permainan beregu yang terdiri dari 7 orang atau lebih. Tujuan permainan ini mematikan bola dengan cara mengoper bola (passing) pada rekan satu team. Permainan ini pun sangat populer dan dimainkan di setiap jenjang sekolah dasar bahkan pada masanya sering diadakan pertandingan-pertandingan kejuaraan antar Sekolah. Namun sejalan dengan perkembangan masyarakat, perkembangan era industrialisasi, serta elektronika yang semakin gencar di Indonesia, keberadaan permainan bola bakar semakin terpinggirkan. Walaupun demikian, peneliti akan mencoba mengembangkan kembali permainan ini karena terdapat banyak manfaat yang dapat diambil serta diterapkan bagi siswa khususnya siswa Sekolah Dasar. Manfaat tersebut diantaranya adalah untuk memupuk sikap mental anak yang mencangkup sikap disiplin, sikap jujur, kerjasama, tanggung jawab serta sosial anak.

(10)

diperlukan untuk mampu mempopulerkan kembali permainan tersebut. Maka dari itu, menurut saya mengajar dengan menggunakan metode permainan merupakan salah satu cara yang tepat karena sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar yang senang bermain.

Di dalam proses pembelajaran jasmani, penggunan metode pengajaran merupakan bagian yang penting. Hal ini karena dalam pendidikan jasmani seorang anak dituntut untuk aktif bergerak agar tingkat kebugarannya menjadi lebih meningkat. Selain itu, pendidikan jasmani pada saat ini tidak hanya berorientasi pada pencapaian teknik yang benar melainkan pada pencapaian tingkat kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh anak. Maka dari itu, metode bermain digunakan untuk memberikan macam-macam bentuk aktivitas lempar bagi anak-anak. Menurut Declaration on sport yang dikeluarkan UNESCO (Mardiana, dkk, 2009:1.26) dikemukakan batasan yang disusun oleh Majelis Internasional Olahraga Dan Pendidikan Jasmani (International Council Of Sport Physical Education-ICSPE) sebagai berikut “Setiap aktivitas fisik berupa permainan dan dilakukan dalam bentuk pertandingan, baik melawan unsur-unsur alam, orang lain, maupun diri sendiri disebut olahraga”.

Metode bermain dipilih karena didasarkan pada suatu anggapan bahwa pada dasarnya manusia, khususnya anak-anak, menyukai kegiatan bermain. Bermain bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupannya, dikarenakan sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain. Hal ini pun dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Mardiana, dkk (2009:1.24) bahwa karakteristik bermain meliputi;

(11)

Tabel 1.1

(12)

Berdasarkan tes data awal lempar tangkap pada tabel 1.1 dalam permainan bola bakar di kelas V SDN Cibeureum I dari 30 siswa yang mengikuti tes awal ini, yang terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswi putri, dan dapat diketahui bahwa yang mencapai KKM hanya 20% saja yang terdiri dari 5 orang siswa putra dan 1 orang siswa putri. Dan siswa yang belum mencapai KKM 80% yang terdiri dari 11 siswa putra dan 13 siswa putri.

Jadi berdasarkan analisis proses dan analisis hasil pada data awal tes lempar tangkap tersebut bisa diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai KKM, hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan mengenai gerak dasar permainan bola bakar. Pada saat proses pembelajaran guru kurang mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut menyebabkan siswa jenuh dalam melakukan pembelajaran tersebut, dimana saat proses pembelajaran lempar tangkap pada permainan bola bakar guru mengajarkan dalam formasi yang baku sehingga tidak dalam bentuk suatu yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Mardiana, dkk (Safari, 2011:9) yang mengatakan bahwa „Bahan ajar yang diperlukan dalam pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani dapat berupa permainan, tarian dan latihan‟.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tourmanent) sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang menyenagkan. „Model pembelajaran tipe TGT merupakan suatu bentuk model pembelajaran yang menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan(Safari,2011:35)‟.

(13)

B.Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan pembelajaran di Sekolah Dasar yang hasilnya belum optimal, maka peneliti merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berupa masalah sebagai berikut.

1. Perumusan Masalah

1.Bagaimana perencanaan pembelajaran melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I ?

2.Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I ?

3.Bagaimana aktivitas siswa dalam melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I ?

4.Bagaimana hasil pembelajaran melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang disampaikan di atas, maka langkah selanjutnya mencari alternatif pemecahan masalah yaitu dengan memodifikasi suatu pembelajaran melempar bola bakar melalui Penelitian Tindakan Kelas. diantaranya sebagai berikut .

a.Model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT dalam pembelajaran melempar bola bakar.

b.Menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament

atau TGT dalam pembelajaran bola bakar untuk meningkatkan ketepatan melempar bola pada saat melakukan pembelajaran bola bakar.

c.Penggunaan permainan sebagai penunjang dalam meningkatkan melempar bola dalam pembelajaran bola bakar.

(14)

(2011:166-167) Langkah-langkah model pembelajaran tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu;

a) Class-presentation (Penyajian/Presentasi Kelas) b) Team (Kelompok)

c) Game (Permainan)

d) Tournament (Pertandingan/kompetisi) e) Team-Recognize (Penghargaan Kelompok)

Berdasarkan pendapat tentang langkah-langkah pembelajaran TGT maka dalam pembelajaran yang riil dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;

1. Tim 2. Permainan

3. Turnamen/kompetisi 4. Penghargaan kelompok

Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperbaiki kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar di kelas V SDN Cibeureum I Kabupaten Sumedang. Adapun rincian target yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

a. Proses Pembelajaran 1.Kinerja guru

a)Perencanaan (Target 100%) b)Pelaksanaan (Target 100%) 2.Siswa

Aktivitas Siswa (Target 95%) b. Hasil belajar

Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 27 siswa yang dinyatakan tuntas dari 30 siswa atau 90% mendapatkan nilai diatas KKM.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk.

(15)

2. Mengetahui pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I.

3. Mengetahui aktivitas siswa dalam melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I.

4. Mengetahui hasil pembelajaran melempar bola bakar melalui model pembelajaran TGT di SDN Cibeureum I.

D.Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa

a. Dengan adanya model pembelajaran Team Games Tournament, siswa mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat bermain sambil belajar.

b. Meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam melakukan pembelajaran bola bakar.

c. Memotivasi kreatifitas dan semangat belajar siswa.

2. Bagi guru

a. Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament(TGT) sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkat kreatifitas belajar pendidikan jasmani.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

(16)

b. Dapat mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan metode bermain sebagai modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani.

5. UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang melahirkan guru yang kreatif.

6. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.

E.Batasan Istilah

Untuk memperjelas ruang lingkup serta menghindari salah penafsiran istilah, maka peneliti memperjelas istilah-istilah yang digunakan agar lebih jelas. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut;

Model adalah pola (acuan, contoh, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :589).

Pembelajaran adalah sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang. (Rosdiani, 2012:5)

Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali dan membagi ide-ide kepada anak, strategi pembelajaran ini mendorong anak melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap tanggung jawab kepada teman satu kelompoknya dan juga sikap tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Yuda (Safari, 2011:3)

TGT (Team Game Tournament) adalah suatu bentuk model pembelajaran yang menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. (Safari, 2011 : 35)

(17)

34

A.Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SDN Cibeureum 1 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang dengan alamat Jalan Raya Cibeureum Nomor 399 Desa Cibeureum Kulon Kecamatan Cimalaka. Adapun peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena letaknya cukup dekat dengan lingkungan rumah penelitian adanya permasalahan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, terutama mengenai proses pembelajaran lempar tangkap pada permainan bola bakar. Berikut adalah gambar denah dari SDN Cibeueum I.

Gambar 3.1

(18)

a. Jumlah Guru

Jumlah guru atau tenaga pengajar di SDN Cibeureum I sebanyak 18 orang. Tenaga pendidik terdiri dari 15 guru yang sudah PNS, 2 orang sebagai sukwan, dan 1 orang sebagai penjaga. Data lengkapnya adalah sebagai berikut;

Tabel 3.1

Data Guru SDN Cibeureum I No

Urut Nama/NIP GOL/Ruang Jabatan/Guru Jenis Guru

1. Oma Tisna Saputra, S.Pd.SD

196004021982011005 Pembina/IVA Pembina Kepala Sekolah

2. Acep Sudia, S.Pd.SD

196111121982011002 Pembina TkI/IVB Pembina TK I Guru Kelas

3. Yuyun Yuningsih

195910291979082002 Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

4. Ehat Karyati

195903011982042002 Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

5. Cucu Rohaeni, S.Pd.SD

196312031984102011 Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

6. Kokom Komariah, S.Pd.I

196312191984122001 Pembina/IVA Pembina Guru PAI

7. Yeyet Herawati, S.Pd.I

196509261984122001 Pembina/IVA Pembina Guru PAI

8. Ela Hayati, S.Pd.SD

196512101986032018 Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

9. Iyam Mariyam, S.Pd

196408181988032011 Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

10. Sri Kurniasih

131165375 Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

11. Amaludin

196604261988031004 Penata TkI/IIID Guru Dewasa Tk.I Guru PJOK

12. Oyat

196802031991112001 Penata/IIIC Guru Dewasa Guru Kelas

13. Rohayati, S.Pd

197703052000032002 Penata/IIIC Guru Dewasa Guru Kelas

14. Dasih, S.Pd

196707161988032004 Pembina/IVA Pembina Guru PJOK

15. Lilis Kurniasih, S.Pd.SD Pembina/IVA Pembina Guru Kelas

16. Yaya

196601111988031008 II/C - Penjaga

17. Enih - Sukwan Guru Kelas

18. Enok Mariah - Sukwan Guru Kelas

b. Jumlah Siswa

(19)

Tabel 3.2

Jumlah Siswa SDN Cibeureum I

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 12 20 32

2. II 21 10 31

3. III 17 16 33

4. IV 27 15 42

5. V 17 13 30

6. VI 32 18 50

126 92 218

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 5 bulan, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai dengan Mei 2013. Karena penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas, yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan dapat diatasi. Untuk itu, diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan penelitian ini. Berikut adalah jadwal dari penelitian yang dilakukan;

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No Uraian Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Membuat

Proposal

2. Seminar Proposal

3 Pelaksanaan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

4. Pembuatan

Laporan

(20)

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini, yaitu pihak-pihak yang menjadi bahan untuk pengumpulan data. Data yang dikumpulkan diperoleh dari guru dan siswa selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan adalah lempar tangkap pada permainan bola bakar, dengan menggunakan model kooperatif TGT. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SDN Cibeureum 1, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 30 peserta didik.

(Data terlampir)

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cibeureum 1, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang pada siswa kelas V dengan jumlah 30 peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil) pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Wardhani (2007: 1.4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah “Penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”.

Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2009: 13) yang dimaksud penelitian tindakan kelas adalah “bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode penelitian yang direncanakan sedemikian rupa, yang kemudian dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pembelajaran sebelumnya, guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

Adapun manfaat PTK yaitu :

(21)

3. Meningkatkan profesionalisme. 4. Akan lebih bersikap terbuka.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66) yang dimulai dari suatu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai.merujuk pada model siklus Kemmis dan Taggart, gambaran prosedur atau alur penelitian ini tampak pada gambar berikut:

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis Dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)

PLAN

ACTION

OBSER

REFLEC

PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

Revised PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

Revised PLAN

ACTION OBSERVE

(22)

Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan tindakan (planing) yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku sebagai solusi; penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang diinginkan; mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang akan dilakukan; dan melakukan refleksi (reflection) yaitu suatu kegiatan mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatutindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D.Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus, peneliti berencana akan menggunakan tiga siklus dalam penelitian ini. Akan tetapi hal itu bergantung pada keberhasilan dan target yang dicapai oleh peserta didik, karena bisa saja target yang dimaksud tercapai pada siklus dua. Maka, penelitian tidak perlu dilanjutkan kepada siklus tiga. Merujuk pada model Kemmis dan Mc.Taggart di atas ada empat komponen yang menjadi konsep penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu.

a. Perencanaan ( planning ) b. Tindakan ( action )

c. Pengamatan (observation ) d. Refleksi ( reflecting )

(23)

komponen tersebut menunjukan langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut;

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media, bahan, alat, instrument observasi, evaluasi dan refleksi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang telah disiapkan. Kegiatan ini bisa dikatakan kegiatan pokok/utama dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Pada kegiatan ini juga dilaksanakan kegiatan pengumpulan data yang terdiri dari observasi kinerja guru, aktivitas peserta didik serta evaluasi hasil belajar peserta didik.

c. Observasi

Observasi merupakan upaya untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan pelaksanaan tindakan melalui pengamatan dokumentasi. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian berbagai tujuan untuk menentukan perlu tidaknya tindak lanjut dalam mencapai tujuan akhir.

Dari tahapan-tahapan di atas maka langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut;

a. Rencana Tindakan

1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar.

(24)

yang di perbesar serta peletakan pecahan genteng pada kaleng besar, dan siklus 3 melalui permainan boy-boyan pada lapangan bola bakar yang sebenarnya.

3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan mengenai langkah-langkah penerapan memotivasi anak untuk belajar. 4) Meyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan pembelajaran

lempar tangkap melalui model koopertif tipe TGT. 5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:

a) Apakah pembelajaran lempar tangkap dapat meningkat?

b) Apakah model pembelajaran kooperatif TGT akan mampu menjadikan alat bantu untuk meningkatkan pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar?

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan tindakan metode demonstrasi dan penguasaan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut;

1) Kegiatan awal (±10 menit)

a) Menyiapkan alat-alat pembelajaran. b) Guru dan peserta didik berdoa bersama.

c) Peserta didik dan guru melakukan pemanasan sesuai petunjuk guru. d) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan peserta

didik. Pada kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi peserta didik belajar atau berlatih yang berorientasi pada keberhasilan.

2) Kegiatan inti (±50 menit)

a) Pada siklus 1, peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat, yang mana siklus 1 melakukan pembelajaran lempar tangkap melalui permainan boy-boyan dengan lapangan yang di perkecil. b) Pada siklus 2, peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan

(25)

pembelajaran lempar tangkap melalui permainan boy-boyan dengan lapangan yang di perbesar serta peletakan pecahan kenteng pada kaleng besar.

c) Pada siklus 3, peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat, yang mana siklus 3 melakukan pembelajaran lempar tangkap melalui permainan boy-boyan dengan lapangan bola bakar yang sebenarnya.

3) Kegiatan akhir (±10 menit)

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung kedalam lembar observasi yang disiapkan.

b) Peserta didik duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.

c. Observasi

Selama pelaksanaan, tugas peneliti adalah mengobservasi semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian. Obyek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa pada saat pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang yang bersifat individu maupun secara klasikal.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah di analisis, kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.

(26)

1) Analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 3) Apabila hasil refleksi menunjukan belum ada peningkatan optimal maka

dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat langkah-langkah seperti siklus 1.

Kesemua tahapan itu dilaksanakan setelah melakukan observasi awal guna memperoleh gambaran mengenai karakteristik aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Penjas khususnya materi lempar tangkap dalam permainan bola bakar.

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I S/D Siklus III Siklus I

a. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran Penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP), dengan menekankan perilaku guru pada penerapan strategi motivasi peserta didik berlatih, yang berorientasi pada kunci keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam siklus 1, peneliti merencanakan penerapan kooperatif TGT melalui permainan boy-boyan dengan lapangan yang di perkecil.

b. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah di tetapkan pada siklus 1. Dalam siklus 1, peneliti merencanakan penerapan kooperatif TGT melalui permainan boy-boyan dengan lapangan yang diperkecil.

c. Observasi

(27)

d. Refleksi

Dalam refleksi peneliti mengevaluasi secara total perihal yang berkenaan dengan proses dan hasil pada siklus 1 untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.

Siklus II a. Perencanaan

Materi pembelajaran di sesuaikan dengan program pengajaran Penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan menekankan perilaku guru pada penerapan strategi motivasi peserta didik berlatih yang berorientasi pada kunci keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam siklus II, peneliti merencanakan penerapan kooperatif TGT melalui permainan boy-boyan dengan lapangan yang di perbesar serta peletekan pecahan kenteng pada kaleng besar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah di tetapkan pada siklus II. Dalam siklus II, peneliti merencanakan penerapan kooperatif TGT melalui permainan boy-boyan dengan lapangan yang di perbesar serta peletakan pecahan kenteng pada kaleng besar.

c. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku peserta didik dan guru Penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dan kinerja guru.

d. Refleksi

(28)

Siklus III a. Perencanaan

Materi pembelajaran di sesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan menekankan perilaku guru pada penerapan strategi motivasi peserta didik berlatih yang berorientasi pada kunci keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam siklus III, peneliti merencanakan penerapan kooperatif TGT melalui permainan boy-boyan dengan ukuran lapangan bola bakar sebenarnya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah di tetapkan pada siklus III. Dalam siklus III, peneliti merencanakan penerapan kooperatif TGT melalui permainan boy-boyan dengan ukuran lapangan bola bakar yang sebenarnya.

c. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku peserta didik dan guru Penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dan kinerja guru.

d. Refleksi

Dalam refleksi ini, peneliti mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang kemudian memasuki tahap teknik pengolahan data.

E. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

(29)

1. Instrumen

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian mengenai penerapan model kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar adalah sebagai berikut;

Menurut Suherman (2012:79) observasi adalah “pengamatan langsung terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.”

Lembar observasi yang digunakan adalah sebagai berikut;

a. Lembar Instrumen Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)

Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran yang digunakan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lempar tangkap di SDN Cibeureum 1 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Lembar IPKG 1 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

b. Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 2)

Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 2) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran yang digunakan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lempar tangkap di SDN Cibeureum 1 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Lembar IPKG 2 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa ini dilakukan oleh peneliti atau untuk mengetahui keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

d. Format Tes Keterampilan

Menurut Suherman (2012: 78) tes adalah “berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.”

(30)

pembelajaran guna mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Lembar tes untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

e. Wawancara

Menurut Suherman (2012: 79) wawancara adalah “suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara atau narasumber”. Dan menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 117) wawancara adalah „suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟.

Dalam wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa di setiap tindakan dalam proses pembelajaran penjas dalam hal ini materi bola bakar yaitu teknik dasar lempar tangkap, guna mengetahui pendapat narasumber mengenai pembelajaran teknik dasar lempar tangkap.

f. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2009: 125) catatan lapangan adalah “data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya”.

Catatan lapangan ini sangatlah penting bagi penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan ini berguna untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran. Catatan lapangan ini digambarkan dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

g. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian.

(Data terlampir)

2. Alat Pengumpul Data a. Teknik Pengolahan Data

(31)

1) Data Proses

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan data proses yaitu dengan penilaian terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru, aktivitas siswa, wawancara, tes, catatan lapangan.

2) Data Hasil Belajar

Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar adalah dengan menilai dari sikap awal, pelaksanaan gerak dan sikap akhir.

b. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus perolehannya berdasarkan tiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul yang diperoleh dari seluruh instrumen penelitian yang dibaca dan ditelaah.

Miles and Huberman (Sugiyono. 2005 : 91) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas analisis data dalam model Miles and Huberman ini meliputi tiga tahapan, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification.

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Sugiyono (2005:92) “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya”

Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan perumusan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi dan data kasar yang diperoleh menjadi informasi hasil tindakan.

2) Data Display (Penyajian Data)

(32)

Tujuan dari penyajian data ini adalah untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan apa yang harus dikerjakan atau diperbaiki pada siklus berikutnya.

3) Conclusion drawing/verification

Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles and Huberman adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh yang mungkin ada, alur kausitas dari fenomena dan proporsi selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan, disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa kesalahannya.

F. Validasi Data

Wiriaatmadja (2009: 168-171) keabsahan data penelitian dapat dilihat dari “kemampuan menilai data dari aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, member chek, audit trail dan expert opinion”. Berikut adalah penjelasan dari keempat teknik

tersebut;

1. Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh. Maka penelti melakukan kegiatan sebagai berikut; a. Kegiatan yang memvalidasi data

1) Mengkaji kurikulum yang berlaku.

2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan kelas V.

3) Menyesuaikan dengan kompetensi dasar.

b. Waktu pelaksanaan

Hari : Rabu

(33)

Observer : Amaludin

Kelas : V

Tempat : SDN Cibeureum I

c. Peneliti mengadakan diskusi dengan:

1) Guru penjas : Amaludin

NIP : 196604261988031004

2) Kepala Sekolah : Oma Tisna Saputra, S.Pd.SD

NIP : 196004021982011005

2. Member Check

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan diskusi balikan dengan Kepala Sekolah. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang kompeten. Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut. Maka kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek;

a. Daftar hadir kelas V SDN Cibeureum I b. Nomor induk siswa

c. Daftar I

d. Jadwal pelajaran

3. Audit Trial

Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.

Audit trail yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.

Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang;

(34)

b. Data akhir hasil observasi nilai aktifitas peserta didik, dan nilai akhir belajar peserta didik pada setiap siklus dalam pembelajaran permainan boy-boyan melalui beberapa macam latihan.

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert Opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Pembimbing I : Dr. Tatang Muhtar, M.Si

NIP : 195906031986031005

b. Pembimbing II : Dinar Dinangsit, M.Pd

NIP : 198205152010122004

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar diperoleh kesahihan. Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu;

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian

Masalah yang akan dibahas dalam beberapa pertemuan adalah sebagai berikut;

(35)

111

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar melempar pada siswa kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam pembelajaran. Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar melempar, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penerapan model pembelajaran koperatif tipe TGT untuk meningkatan gerak dasar melempar. Kemudian peneliti menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah KBM berlangsung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif TGT. Dan pada akhirnya peneliti telah berhasil mencapai target yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan

(36)

praktik melakukan permainan boy-boyan pada pembelajaran lempar tangkap bola bakar. Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama proses pembelajaran berlangsung dan peneliti telah berhasil mencapai target.

3. Aktivitas Siswa

Berdasarkan data hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dapat disimpulkan persentase hasil aktivitas siswa mulai dari data awal yang hanya sedikit siswa yang tuntas dan pada siklus I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan. Melihat dari peningkatan hasil aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran gerak dasar melempar, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dalam melakukan pembelajaran gerak dasar melempar mengutamakan aspek semangat, kerjasama, dan disiplin pada saat mengikuti proses pembelajaran Siswa kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang telah berhasil.

4. Hasil Belajar

(37)

B. Saran

Pembelajaran lempar tangkap melalui suatu model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan lemparan dalam pembelajaran permainan bola bakar. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Cibeureum I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Model pembelajaran kooperatif TGT merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran permainan bola bakar. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan model pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

(38)

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar melempar perlu diajarkan kepada para siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan lemparan yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran lempar tangkap dalam permainan bola bakar nantinya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran

pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

d. Siswa harus mempunyai minat dan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Lembaga Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga UPI

(39)

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan suatu model pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan model pembelajaran kooperatif TGT sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya

menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola bakar ini lebih lengkap.

d. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan

agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga temuan-temuan yang didapatkan dalam penelitian lebih lengkap lagi.

e. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan model pembelajaran

(40)

Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar: Jakarta.

Karwapi, M. (2012).Manfaat dan Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning.[Online].

Tersedia:http://karwapi.wordpress.com/2012/11/16/manfaat-dan-keterbatasan-model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/ [14 februari 2013]

Lutan, R, Sumardiyanto.dan Safari, I. (2009), Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Bintang Warli Artika.

Mahendra, A. (2004). Falsafah Pendidikan Jasmani. [online]. Tersedia: http://file.upi.edu/browse.php?dir.=Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAH

RAGA/196308241989031-AGUS_MAHENDRA/Asas_dan_Falsafah_Penjas_Agus_Mahendra/ Mardiana, Ade, dkk. (2009). Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.Jakarta :

universitas Terbuka.

Noviyanto, Fajar. (2012). Upaya Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Permainan Bola Bakar Melalui Modifikasi Alat Pemukul Pada Kelas Vi SD Negeri 02 Gerdu Kecamatan Karangpandan Kabupaen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret. [online]. Tersedia: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/penjaskesrek/article/view/946/601. [2 april 2013]

Nur, M. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PUSAT SAINS DAN MATEMATIKA SEKOLAH UNESA

Safari, Indra. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika

(41)

Slamet, Suherman. (2008). Teori Bermain. [online]. Tersedia: file.upi.edu/browse.php?dir.=Direktori/FPOK/JUR._PEND.OLAHRAGA/1 97603082005011-SLAMET_SLAMET/Modul_bermain_08/. [22 februari 2013].

Slavin, E.R. (2005). Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Nusa Media

Suherman, A. (2012). Penelitian pendidikan. Sumedang: Bintang Warli Artika. Sumiati, Sri. (2010). Penerapan Model Permainan Boy-Boyan Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Kasti (PTK Di Kelas Iv Sdn Buahdua Ii Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang). Prodi Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Kampus Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Susilawati, Dewi. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Wardhani, IGAK. et. al. ( 2007 ). Penelitian Tindakan Kelas. Edisi pertama. Jakarta: Universitas Terbuka

Gambar

Tabel 1.1
gambar denah dari SDN Cibeueum I.
Tabel 3.1 Data Guru SDN Cibeureum I
Tabel 3.2 Jumlah Siswa SDN Cibeureum I
+2

Referensi

Dokumen terkait

Virtual lab dengan mata kuliah Logika dan Algoritma ini terdiri dari tiga kali pertemuan, di dalamnya terdapat modul yang berisi materi seperti teori dasar graf, pewarnaan graf

[r]

[r]

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

أام ضعب مه ف رقي نأ نوعيطتسي ء او مه كلو ةيسارد ةدام ا ومهفي ها اديج امهف...

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai