• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

G. Validitas dan Reliabilitas

Agar kualitas seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian ini terjaga, maka dilakukan langkah-langkah berikut:

1. Uji validitas

Pengujian validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan terhadap validitas isi (content validity). Menurut Suryabrata (2005), validitas isi adalah sejauh mana alat ukur dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi ditentukan melalui pendapat profesional (professional judgment) dalam proses telaah soal. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi yang menyatakan bahwa skala penyesuaian diri dan skala persepsi mengenai dukungan sosial yang disusun oleh peneliti telah layak untuk dijadikan sebagai alat ukur penelitian. 2. Seleksi item

Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian dari pimpinan masing-masing panti asuhan, peneliti melaksanakan uji coba pada tanggal 22 Februari 2007 – 4 Maret 2007 di 5 panti asuhan terhadap 64 subjek, yang terdiri dari 13 anak asuh Pondok El Jireh, 4 anak asuh PA Reksa Putra Bagian Putri, 13 anak asuh PA Santa Maria Ganjuran, 4 anak asuh PA Reksa Putra Bagian Putra, dan 30 anak asuh PA Yatim Puteri ‘Aisyiyah.

Setelah memperoleh data hasil uji coba, peneliti melakukan seleksi item dengan menggunakan program SPSS 11.0. Seleksi item dilakukan berdasarkan uji daya beda (daya diskriminasi) item. Azwar (2004) mengatakan bahwa indeks daya diskriminasi item merupakan indikator konsistensi antara fungsi item

dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi item-total. Pengujian dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item, sehingga akhirnya didapat koefisien korelasi item-total (rix). Koefisien korelasi item-total (rix) dapat dianggap memuaskan apabila lebih atau sama dengan 0,30. Namun, batas kriteria koefisien tersebut dapat diturunkan menjadi lebih atau sama dengan 0,25 apabila jumlah item yang akan digunakan belum mencukupi.

Hasil seleksi item dapat dilihat sebagai berikut: a. Skala Penyesuaian Diri

Dari hasil analisis terhadap 60 item skala penyesuaian diri, diperoleh rix yang bergerak dari -0,2976 sampai 0,6178. Peneliti lalu melakukan seleksi dengan memilih item-item yang memiliki rix ≥ 0,30. Dari seleksi tersebut, diperoleh 31 item yang sahih dan 29 item yang gugur seperti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Perbandingan Jumlah ItemSkala Penyesuaian Diri (Sebelum dan Setelah Uji-Coba)

Jumlah Item

Aspek Sebelum Sesudah

Kepuasan psikis 10 9

Efisiensi kerja 10 8

Gejala-gejala fisik 10 1

Penerimaan sosial 10 5

Merespon masalah dengan cara yang normal

10 5

Kemampuan belajar dan

memanfaatkan pengalaman masa lalu

10 3

Jumlah 60 31

Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, gugurnya 29 item menyebabkan persebaran komposisi skala menjadi tidak proporsional. Oleh karena itu, peneliti menurunkan standar kriteria rix menjadi ≥ 0,25, namun peneliti masih melakukan pemilihan lagi terhadap item-item yang koefisien korelasi item-item-totalnya berada antara 0,25 dan 0,30. Peneliti menyisihkan item-item tertentu yang memiliki rix paling rendah apabila area batasan aspek yang hendak diungkap sudah terwakili oleh item-item lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menyeimbangkan proporsi antar tiap aspek, namun tetap menjaga kualitas skala.

Dari 10 item yang mengungkap aspek gejala fisik, hanya ada 1 item yang memenuhi syarat rix ≥ 0,25. Hasil tersebut menunjukkan bahwa item-item aspek gejala fisik tidak cukup memiliki daya diskriminatif.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Garber, Walker, dan Zeman (dalam Meesters, Muris, Ghys, Reumerman, dan Rooijmans, 2003), prevalensi terjadinya gangguan psikosomatis (gejala-gejala fisik yang sebenarnya bukan ditimbulkan oleh penyebab fisik, melainkan akibat kondisi psikis) pada anak-anak adalah sebesar 1,1 %. Para ahli tersebut juga mengatakan bahwa beberapa gejala-gejala psikosomatis belum dialami pada usia kanak-kanak. Prevalensi gangguan psikosomatis pada pasien anak-anak yang sedang menjalani rawat jalan psikiatris sebesar 1,3 % (Oatis, 2002). Kedua penelitian di atas menunjukkan bahwa gejala gangguan fisik akibat kondisi psikis relatif jarang ditemukan pada anak-anak. Dengan pertimbangan tersebut, akhirnya peneliti menyisihkan aspek gejala-gejala fisik dari skala penelitian.

Distribusi item skala penyesuaian diri yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri (Untuk Penelitian) Item

Aspek

Favorabel Unfavorabel Jumlah Persentase Kepuasan psikis 16, 23, 30, 34 8, 14, 25, 27, 35 9 24,32 % Efisiensi kerja 2, 12, 19, 29 7, 15, 22, 24, 36 9 24,32 %

Penerimaan sosial 17 3, 20, 28, 31 5 13,51 %

Merespon masalah dengan cara yang normal 5, 21, 26, 32, 33 4, 9, 11, 18 9 24,32 % Kemampuan belajar dan memanfaatkan pengalaman masa lalu 10, 13, 37 1, 6 5 13,51 % Jumlah 17 20 37 100 %

b. Skala Persepsi Mengenai Dukungan Sosial

Berdasarkan hasil analisis terhadap 60 item skala persepsi mengenai dukungan sosial, diperoleh koefisien korelasi item total (rix) yang bergerak dari 0,0344 sampai 0,6699. Selanjutnya, peneliti melakukan seleksi dengan memilih item-item yang memiliki rix ≥ 0,30. Dari seleksi tersebut, diperoleh 45 item yang sahih dan 15 item yang gugur seperti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Perbandingan Jumlah ItemSkala

Persepsi Mengenai Dukungan Sosial (Sebelum dan Setelah Uji-Coba) Jumlah Item Aspek Sebelum Sesudah Dukungan emosional 12 10 Dukungan keberhargaan 12 9 Dukungan instrumental 12 7 Dukungan informasional 12 9 Dukungan jaringan 12 10 Jumlah 60 45

Perbandingan jumlah item yang sahih antara tiap aspek sudah proporsional dan seimbang. Oleh karena itu, peneliti langsung menyusun ulang item-item yang telah sahih tersebut ke dalam skala penelitian dengan distribusi item sebagai berikut:

Tabel 6

Distribusi Item Skala Persepsi Mengenai Dukungan Sosial (Untuk Penelitian)

Item Aspek

Favorabel Unfavorabel Jumlah Persentase Dukungan emosional 7, 15, 22, 39 13, 18, 25, 33, 40, 45 10 22,22 % Dukungan keberhargaan 12, 31, 36, 37 2, 4, 11, 21, 29 9 20 % Dukungan instrumental 6, 19, 26 1, 9, 35, 44 7 15,56 % Dukungan informasional 14, 16, 27 8, 10, 23, 32, 38, 42 9 20 % Dukungan jaringan 17, 30, 34, 43 3, 5, 20, 24, 28, 41 10 22,22 % Jumlah 18 27 45 100 % 3. Uji reliabilitas

Azwar (2004) mengatakan bahwa reliabilitas adalah konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan. Reliabilitas penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha (α) Cronbach karena skala hanya dikenakan satu kali saja pada sekelompok subjek (single-trial administration). Reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisien mencapai 0,900.

Berdasarkan perhitungan statistik, didapatkan bahwa nilai reliabilitas skala penyesuaian diri adalah 0,8850. Pada skala persepsi mengenai dukungan sosial, koefisien reliabilitasnya adalah 0,9239. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa skala penyesuaian diri maupun skala persepsi mengenai dukungan sosial yang disusun oleh peneliti sudah reliabel sebagai alat penelitian.

Dokumen terkait