• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : MATODOLOGI PENELITIAN

F. Validitas Instrumen

Untuk menguji validitas instrumen, maka dilakukanlah pengujian terhadap instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan cara memberikan kuisioner kepada orang yang lebih ahli dalam bidang metode amenorea laktasi. Dalam hal ini peneliti telah melakukan content validity pada bulan Desember tahun 2008 dengan dokter spesialis kandungan yaitu dr. Chairul Asri Sp.OG dengan Score Validity Indeks 0,79. Tujuan dilakukannya content validity ini

adalah untuk mendapatkan alat ukur yang sahih, dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan.

G. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu : 1. Mendapatkan surat izin pelaksanaan penelitian dari Progran Studi D IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Menyerahkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Hj. Hadijah Saragih Am.Keb selaku pemilik rumah bersalin Hadijah yang merupakan tempat peneliti melakukan penelitian.

3. Meminta persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela.

4. Setelah responden setuju, maka responden menandatangani surat persetujuan sebagai responden.

5. Menjelaskan cara pengisian kuisioner dan mempersilahkan responden untuk mengisi kuisioner.

6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuisioner untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden.

7. Setelah kuisioner diisi oleh responden, selanjutnya kuisioner tersebut dikumpulkan kembali oleh peneliti untuk diperiksa hasil jawaban dari responden dan dianalisa untuk mendapatkan kategori pengetahuan responden.

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan membahas hasil jawaban yang telah diberikan responden. Selanjutnya membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang ditanyakan pada penelitian ini adalah umur, pendidikan dan pekerjaan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi karakteristik responden ibu postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009 No Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%) 1 Umur < 20 20 – 35 > 35 1 30 4 2.9 85.7 11.4 Jumlah 35 100

2 Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD SMP SMA PT - 3 20 12 - 8.6 57.1 34.3 Jumlah 35 100

3 pekerjaan Jumlah Persentase (%)

IRT Dagang Pegawai swasta Guru 31 1 2 1 88.6 2.9 5.7 2.9 Jumlah 35 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang ( 85,7%) responden rata-rata berumur antara 20-35 tahun, dan hanya 1 orang (2,9%) responden yang berumur <20 tahun.

Dilihat dari segi pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang (257,1%), sedangkan pendidikan terendah responden adalah setingkat SMP yaitu sebanyak 3 orang (8,6%)

Pada distribusi karateristik pekerjaan responden yang tampak pada tabel, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang (88,6%), sedangkan responden yang bekerja sebagai pedagang dan guru, masing-masing hanya berjumlah 1 orang (2,9%).

B. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2

Distribusi Hasil Pengetahuan Responden Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai kontrasepsi postpartum Di Rumah Bersalin Hadijah Medan

Tahun 2009

No Bahasan Kuisioner Kategori pengetahuan

Baik % Cukup % Kurang %

1 Pengertian metode amenorea

laktasi 13 37.1 10 28.6 12 34.3

2 Cara kerja metode amenorea

laktasi 8 22.9 11 31.4 16 45.7

3 Efektifitas metode amenorea

laktasi 10 28.6 12 34.3 13 37.1

4 Keuntungan metode amenorea

laktasi 8 22.9 17 48.6 10 28.6

5 Keterbatasan metode amenorea

laktasi 9 25.7 14 40.0 12 34.3

Dari lima pokok bahasan yang dibahas pada kuisioner penelitian ini, diketahui bahwa pengetahuan responden tentang pengertian metode amenorea laktasi masuk kedalam kategori baik yaitu sebanyak 13 orang (37,1%), sedangkan untuk cara kerja dan efektifitas metode amenorea laktasi masuk kedalam kategori

kurang yaitu masing-masing sebanyak 16 orang (45,7%) untuk cara kerja dan 13 orang (37,1%) untuk efektifitas. Untuk keuntungan dan keterbatasan dari metode amenorea lakatsi, rata-rata responden memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah masing-masing sebanyak 17 orang (48,6%) untuk keuntungan metode amenorea laktasi dan 14 orang (40%) untuk keterbatasan metode amenorea laktasi.

C. Kategori Pengetahuan

Tabel 5.3

Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Metode Amanorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum

di Rumah Bersalin HadijahMedan Tahun 2009

No Kategori

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Baik 2 5.7

2 Cukup 18 51.4

3 Kurang 15 42.9

Jumlah 35 100.0

Pengetahan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum terbagi dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata responden memilki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum, yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Sedangkan hanya 2 orang responden (5,7%) yang memiliki pengetahuan baik tentang metode amenorea laktasi ini.

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata umur responden berada antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang (85,7%). Diantara 30 orang responden tersebut, 16 orang diantaranya berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi, 12 orang berpengetahuan kurang dan 2 orang lagi berpengetahuan baik.

Menurut teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an.

Berdasarkan teori Hurlock tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat kesesuaian antara teori Hurlock dengan hasi penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden berumur diantara 20-35 tahun dimana menurut Hurlock pada umur 20-an itulah seseorang mencapai puncaknya dalam berfikir kreatif.

Untuk tingkat pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang responden (57,1%). Diantara 20 orang tersebut, ada 10 orang yang berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi ini, 9 orang berpengetahuan kurang dan 1 orang berpengetahuan baik.

Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip Nursalam, 2001, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.

Sebagian besar responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, hal ini tentunya lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang hanya selesai sekolah sampai tingkat SD ataupun SMP. Jika dilihat dari segi pendidikan responden yang rata-rata SMA dengan teori Kuncoro yang menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka sesuailah pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi ini berada pada kategori cukup.

Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responen tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang (88,6%). 17 orang diantaranya memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi. Sedangkan sisanya berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang dan berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa diperolah dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah. Karena menurut Notoadmodjo, 1997, bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga kemungkinan kurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, karena sebagian besar responden tidak bekerja sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk memperoleh informasi tentang metode amenorea laktasi bila dibandingkan dengan yang sibuk bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum masuk ke dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang responden atau 51,4%, namun masih banyak juga responden yang kurang mengetahui tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum yaitu sebanyak 15 orang (42,9%).

Pengetahuan responden yang rata-rata masuk ke dalam kategori cukup ini bisa dikaitkan dengan karakteristiknya yaitu umur yang berkisar antara 20-35 tahun, pendidikan yang rata-rata sampai tingkat SMA, dan pekerjaan yang hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Karakteristik inilah yang mungkin membuat responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi ini.

Masih banyaknya responden yang kurang mengetahui tentang metode amenorea laktasi ini juga dipengaruhi oleh karakteristiknya. Bisa saja umur responden yang masih teralalu muda sehingga belum matang cara brfikirnya, atau dari segi pendidikan yang hanya sampai tingkat SD atau SMP menyulitkannya dalam menerima informasi sehingga pengetahuannya pun menjadi kurang. Kesibukan dalam bekerja juga bisa mempengaruhi kurangnya pengetahuan responden tntang metode amenorea lakatsi ini. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, maka segala perhatian tercurahkan untuk pekerjaannya sehingga tidak ada waktu lagi untuk mendapatkan informasi dari berbagai media cetak ataupun elektronik.

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Pengetahuan juga

dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya (Istiarti, 2000)

Melihat dari daya efektifitas dan manfaat metode amenorea laktasi yang cukup baik, seharusnya responden ataupun ibu-ibu postpartum lainnya memiliki pengetahuan yang baik tentang metode ini. Karena selain efektifitasnya yang tinggi sebagai kontrasepsi, metode ini juga banyak memberikan keuntungan-keuntungan buat ibu postpartum juga buat bayinya sendiri, seperti murah dan ekonomis, bayi mendapatkan nutrisi terbaik lewat ASI, bisa membantu ibu dalam proses pemulihan uterus atau mempercepat proses involusi uterus dan lain-lain.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak ada menemukan hambatan-hambatan yang berarti. Yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya minat beberapa responden (7-8 responden) untuk menjawab pertanyaan kuisioner. Mereka beralasan kalau kondisi badan mereka masih lemah dan terasa sakit karena baru selesai melahirkan. Untuk mengatasi masalah itu, peneliti berinisiatif membacakan pertanyaan kuisioner dan responden memberikan jawaban yang dianggap paling benar.

Selain itu, jarak yang jauh antara tempat tinggal dan tempat penelitian juga menjadikan keterbatasan tersendiri buat peneliti. Keterbatasan yang dimaksud adalah keterbatasan dari segi transportasi. Ditambah lagi, waktu penelitian yang bersamaan dengan waktu praktik klinik pendidikan, membuat peneliti harus lebih bisa mengalokasikan waktu penelitian disela-sela waktu praktik klinik.

C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, tampak bahwa pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi ini masih berada dalam kategori cukup, namun masih banyak juga yang kurang mengetahuinya.

Didalam penerapannya, responden yang mengetahui tentang metode inipun kurang berminat untuk menerapkannya dalam keadaan nyata dengan alasan kurang mempercayai efektifitas dari metode amenorea laktasi ini. Tentunya hal ini membutuhkan pengarahan yang lebih baik dari pihak-pihak yang terkait seperti bidan, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.

Selain efektifitasnya yang sangat tinggi, metode ini juga sangat efisien sekali. Karena selain bisa memberikan efek sebagai kontrasepsi yang sangat sederhana dan tanpa menggunakan alat, metode ini juga memberikan nutrisi terbaik buat bayi selama 6 bulan, yaitu lewat menyusui eksklusifnya.

Sebagai salah satu metode kontrasepsi yang terbaik dan multifungsi, sudah selayaknya metode ini banyak dipromosikan kepada masyarakat. Promosi yang bisa dilakukan bisa melalui penyuluhan oleh tenaga kesehata, pelayanan pribadi di tempat-tempat bidan praktik swasta, ataupun melalui media elaktronik.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebagian besar responden berusia antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang

(86,7%) dan hanya 1 orang responden yang berusia <20 tahun ( 2,9%).

2. Dari segi pendidikan, sebanyak 20 orang responden sudah menamatkan pendidikan sampai tingkat SMA (57,1%) dan hanya 3 orang saja yang bersekolah sampai tingkat SMP (8,6%)

3. Sebanyak 31 orang (88,6%) responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja dan masing-masing ada 1 orang (2,9%) yang bekerja sebagai pedagang dan guru

4. Rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum berada pada kategori cukup, yaitu berjumlah 18 orang (51,4%).

B. Saran

Beberapa saran untuk memperbaiki pengetahuan responden tentang metode amenorea laktsi sebagai kontrasepsi postpartum ini adalah:

1. Kepada institusi kesehatan

Diharapkan kepada berbagai pihak yang terkait dengan program kesehatan seperti puskesmas wilayah kerja setempat atau rumah bersalin Hadijah sendiri, lebih banyak memberikan informasi yang berkaitan dengan metode

amenorea laktasi ini. Informasi yang diberikan dapat melalui penyuluhan ataupun konseling secara langsung pada saat memberikan pelayanan kesehatan. 2. Kepada peneliti selanjutnya.

Untuk lebih menyempurnakan penelitian ini, perlu diadakan penelitian yang berkesinambungan terkait dengan metode amenorea laktasi. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperdalam dan lebih merincikan lagi masalah-masalah yang terkait dengan metode amenorea laktasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimin. (2002). Prosedur Penelitian. Ed-V. Jakarta: Rineka Cipta

Bennett, Ruth. (1999). Myles Textbook For Midwives. London: Harcourt Brace and Company Limited

Danim, Sudarwan. (2003). Metode Penelitian Kebidanan. Jakara: EGC Depkes RI. (2001). Panduan Menajemen Laktasi: Dit Gizi. Jakarta

Erlina, 2008, Kontrasepsi The Lactatation Amenorrhea Method (LAM), ¶ 2,

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cet-5. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Itiari, T. (2002). Menanti Buah Hati, KaitanAntara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta, Media Pressindo

Nursalam. (2003) Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta,

Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Cet- 2. Jakarta: EGC

. (2002). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Prasetyo, Bambang. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari, (2005). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakara: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Speroff, Leon. (2003). Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA

LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI POSTPARTUM DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN

2009

Saya adalah mahasiswa Program Study D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2009

Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan kepada saudara. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan ahanya akan digunakan dalam penelitian ini.

Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan anda menandatangani formulir ini.

Tanda Tangan Responden

( responden )

Medan, Januari 2009 Peneliti

KUISIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009

No Responden:……….

Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda silang pada jawaban yang benar dilembar kuisiner yang telah disediakan.

I. Karakteristik Responden

I. Umur :………..tahun

II. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Diloma f. Sarjana III. Pekerjaan :

a. Ibu rumah tangga b. Wiraswasta c. Pedagang d. Guru e. Pns f. Lain-lain

I. PENGERTIAN METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

1. Menurut ibu, apakah kontrasepsi itu?

a. Suatu cara untuk menghentikan kehamilan yang sudah terjadi b. Suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan

c. Suatu alat yang dimasukkan kedalan rahim ibu 2. Kontrasepsi paskamelahirkan adalah….

a. Pencegahan kehamilan setahun setelah melahirkan b. Pemakaian alat kontrasepsi pada saat proses persalinan c. Pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan

3. Sehabis melahirkan, ibu bisa menggunakan berbagai macam jenis kontrasepsi. Jenis kontrasepsi yang bisa ibu gunakan setelah melahirkan, yang aman, alami, tanpa alat dan baik untuk proses menyusui bayi ibu adalah………..

a. Menyusui secara eksklusif segera setelah bayi lahir

b. Tidak melakukan hubungan seksual sejak habis melahirkan sampai anak berumur 6 bulan

c. Meminum jamu untuk memperlancar ASI

4. Apakah yang dimaksud dengan masa subur / ovulasi? a. Suatu masa / keadaan yang baik untuk hamil b. Waktu ibu sedang menstruasi

c. Suatu masa ketika ibu baru saja selesai menstruasi 5. Menyusui secara eksklusif adalah……….

a. Pemberian ASI pada bayi mulai dari lahir sampai umur 6 bulan tanpa adanya makanan tambahan

b. Pemberian ASI selama 6 bulan penuh dengan bantuan susu formula c. Proses menyusui yang diberikan hanya apabila bayi menangis.

II. CARA KERJA METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

6. Apakah yang terjadi pada ibu, jika ibu menyusui bayi ibu secara eksklusif ? a. Kesuburan ibu akan cepat kembali kurang dari 6 bulan

b. Bisa mencegah terjadinya haid / menstruasi pada ibu selama 6 bulan c. Berat badan ibu akan turun selama 6 bulan

7. Setelah melahirkan, biasanya ibu akan kembali mengalami menstruasi pada saat…. a. 3 sampai 6 bulan setelah melahirkan

b. 1 sampai 2 tahun setelah melahirkan c. Segera setelah melahirkan

a. Sel darah merah b. Sel darah putih c. Hormon prolaktin

9. Yang mengatur semua proses yang terjadi pada tubuh wanita seperti menstruasi dan terbentuknya ASI adalah….

a. Otak b. Hati c. Jantung

10.Isapan bayi pada putting susu ibu bisa menekan pengeluaran hormon kesuburan, sehingga ibu tidak akan mengalami yang namanya….

a. Mual muntah b. menstruasi

c. peningkatan berat badan

III.EFEKTIFITAS METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

11.Menyusui dapat ibu andalkan sebagai kontrasepsi. Seberapa lama ibu bisa mengandalkan menyusui sebagai kontrasepsi?

a. Selama ibu tidak mendapatkan menstruasi pertamanya setelah melahirkan b. Sampai bayi berumur 2 tahun

c. Selama bayinya masih menyususi

12.Efek kontrasepsi dari menyusui akan terasa lebih bila nutrisi bayi didapat dari……….

a. Makanan dan minuman tambahan yang dibuat ibu

b. Hanya dari ASI saja, tanpa ada makanan tambahan lainnya c. ASI dan susu formula yang terbaik dan termahal

13.Berapa lamakah waktu yang baik untuk menyusui agar berefek sebagai kontrasepsi ? a. Minimal 6 kali menyusui selama 24 jam dengan lama menyusui lebih dari 60

menit per 24 jam

b. Minimal 3 kali selama 24 jam dan lama menyusui cukup 60 menit per 24 jam c. Cukup 3 kali sehari, selama 15 menit tiap kali menyusui.

14.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas yang baik dari menyusui sebagai kontrasepsi adalah

a. Masa menyusui yang lebih singkat

b. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan c. Memberikan ASI hanya bila bayi menangis

15.Efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi bisa berkurang apabila… a. Bayi hanya mendapat ASI saja

c. Lebih sering menyusui berdasarkan kebutuhan bayi

IV. KEUNTUNGAN METODE AMENOREA LAKTASI

16.Untuk 6 bulan pertama, efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi memiliki afektifitas yang bagaimana?

a. Efektifitasnya cukup tinggi b. Efektifitasnya biasa-biasa saja

c. Efektifitasnya tidak dapat diandalkan

17.Menyusui cukup aman digunakan sebagai kontrasepsi, karena : a. Tanpa biaya

b. Tidak ada efek samping secara keseluruhan pada tubuh ibu c. Memberikan nutrisi yang baik buat bayi

18.Selain keuntungan sebagai kontrasepsi, menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi. Menutut ibu, mengapa menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi

a. Karena ASI juga merupakan sumber nutrisi tumbuh kembang bayi

b. Karena ASI bisa menunda menstruasi sehingga bisa menunda kehamilan juga c. Karena dengan menyusui, ibu tidak perlu obat dan alat untuk mencegah

kehamilannya

19.Salah satu keuntungan menyusui yang dirasakan oleh bayi bayi adalah: a. Bayi akan terhindar dari penyakit keturunan yang ada pada ayah ibu nya b. Bayi akan mendapat kan antibodi perlindungan / kekebalan tubuh lewat ASI c. Mengurangi minat bayi terhadap makanan dan minuman tambahan

20.Apakah keuntungan nonkontrasepsi yang dapat dirasakan oleh ibu lewat menyusui bayinya?

a. Ibu jadi tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh bayinya b. Ibu bisa melakukan hubungan seksual tanpa harus takut akan hamil c. Kondisi rahim ibu akan cepat pulih paskamelahirkan karena menyusui

V. KETERBATASAN METODE AMENOREA LAKTASI

21.Salah satu keterbatasan dari metode menyusui sebagai kontrasepsi ini adalah

a. Sangat mudah menentukan kapan seorang ibu akan menstruasi setelah melahirkan

b. Butuh keahlian dalam menentukan ovulasi / masa subur seseorang c. Harus dengan resep dokter

22.Untuk mendapatkan efek kontrasepsi yang baik, ASI harus diberikan sedini mungkin atau sekitar 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini sulit karena….

a. Masih jarangnya fasilitas penolong persalinan yang melakukan penyusuan bayi segera paskamelahirkan

b. Ibu masih merasakan sakit sehabis melahirkan

c. Bayi harus diletakkan diruangan perawatan bayi terlebih dahulu sampai ibu selesai melahirkan

23.Lamanya waktu efektifitas menyusui sebagai kontrasepsi sangat singkat, yaitu : a. 3 minggu

b. 3 bulan c. 6 bulan

24.Menurut ibu, mengapa efektivitas menyusui sebagai kontrasepsi waktunya sangat singkat?

a. Karena ibu akan kembali haid setelah 6 bulan menyusui eksklusif

b. Karena ibu bisa hamil kembali 1 bulan setelah melahirkan walaupun ibu menyusui secara eksklusif

c. Karena ibu tidak dapat menggunakan kontrasepsi lain selama menyusui

25.Seorang Ibu yang bekerja diluar rumah dan terpisah dari bayinya selama bekerja, tetap bisa memberikan ASI nya lewat botol susu yang sudah diperah ibu sebelumnya. Namun hal ini kurang efektif buat efek kontrasepsi ibu, karena :

a. Bayi tidak mengisap putting susu ibu, melainkan mengisap botol susu

b. Walaupun yang bayi minum adalah ASI, tetapi bayi tidak bisa bertemu ibunya c. Bayi tidak bisa mendapatkan ASI lebih bila ASI yang dibotol sudah habis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wiwin Sulistiawati

DATA PRIBADI

Umur : 23 tahun

Tempat/Tgl. Lahir : B.P. Mandoge/ 25 April 1986

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Anak Ke : 2

Alamat : Jl. Yossudarso km.29 Minas, Riau

1. Lulusan SD Inpres 06 B.P. Mandoge, Tahun 1998

PENDIDIKAN

2. Lulusan SMP N 1 B.P. Mandoge, Tahun 2001 3. Lulusan SMU N 4 Pematang Siantar, Tahun 2004

4. Lulusan D- III kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru Riau, Tahun 2007 5. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan, Tahun

2008-2009

Februari-Juli 2008 di Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru

Dokumen terkait