PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI POSTPARTUM
DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009
085102048
WIWIN SULISTIAWATI
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Wiwin Sulistiawati
Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009
vii+30 hal + 1 bagan+3 tabel + 10 lampiran
ABSTRAK
Menurut ilmu kesehatan, waktu ideal untuk seorang wanita hamil kembali setelah kehamilannya yang terdahulu adalah 2 tahun agar kesehatan reproduksi tetap terjaga dengan baik. Untuk bisa mencapai hal tersebut, ada banyak pilihan kontrasepsi yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode amenorea laktasi yaitu suatu metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif untuk mencegah terjadinya ovulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu postpartum atau total sampling yang ada di rumah bersalin Hadijah pada saat dilakukannya penelitian yaitu berjumlah 35 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009 sampai 28 februari 2009. Instrumen penelitian ini adalah kuisioner yang berisikan data demografi dan kuisioner tentang metode amenorea laktasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan hanya 2 orang (5,7%) yang berpengetahuan baik, sedangkan sisanya adalah berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 orang ( 42,9%). Diharapkan perhatian dari berbagai pihak terkait untuk lebih mempromosikan metode amneorea laktasi ini, dan diharapkan ada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan metode amenorea laktasi ini dengan pembahasan yang lebih mendalam.
Kata kunci : pengetahuan, ibu postpartum, metode amenorea laktasi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas
ranmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian karya tulis ilmiah
yang berjudul “ Tinjauan Pengetahuan Ibu PostPartum Tentang Metode Amenorea
Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009
“ ini. Shalawat beriring salam, tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan besar
nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya penerang bagi kita semua.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis
untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera utara
3. dr. Rina Amelia selaku dosen pembimbing dalam pembuatan karya tulis ilmiah
yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya agar karya tulis ilmiah ini
bisa selesai dengan baik.
4. Setiawan, S.Kp,.MNS selaku penguji I dan dr. Ichwanul Adenin Sp.OG selaku
penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan untuk karya tulis ilmiah
ini.
5. Seluruh dosen dan staft pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik
6. Kedua orang tua tercinta, ibu Poniaty dan bapak Rasman yang telah memberikan
segala kebaikan dan kasih sayang kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
penelitian karya tulis ilmiah ini.
7. Seluruh keluarga tercinta, Agus Irawadi ST, Sarinah S.Ag, Rani Dahlifa Sari,
Wisnu Ramadhani yang juga menjadi penyemangat penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Seluruh teman, sahabat dan orang terkasih Sarah “Umi” Herlina, Hotmauli
“ndut” Siregar, Erny Silvya, dan Pudup Hakiem yang telah membantu dan
memberi dukungan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun kesempurnaan karya
tulis ilmiah ini, akan dengan senang hati penulis terima.
Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi para pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya. Terima kasih.
Medan, Juni 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR……… ii
DAFTAR ISI...……… iv
DAFTAR BAGAN……….. vi
DAFTAR TABEL……… vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1
B. Rumusan Masalah………. 3
C. Tujuan Penelitian……….. 3
D. Manfaat Penelitian……… 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan……….. 4
B. Metode Amenorea :Laktasi………..………. 8
1. Defenisi……… 8
2. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi……… 9
3. Efektifitas Metode Amenorea Laktasi……… 10
4. Keuntungan Metode Amenorea Laktasi………. 11
5. Keterbatasan Metode Amenorea Laktasi……… 12
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL B. Kerangka Konsep……….. 14
C. Defenisi Operasional………. 14
BAB IV : MATODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian...………..……..……… 16
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi………... 16
2. Sampel……… 16
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian………... 16
1. Lokasi………. 16
2. Waktu Penelitian………. 17
D. Pertimbangan Etik ……… 17
E. Instrumen Penelitian………. 17
G. Pengumpulan Data……… 19
H. Analisa Data……….. 19
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden………. 20
B. Pengetahuan Reponden……….. 21
C. Kategori Pengetahuan Responden……….. 22
BAB VI PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil……… 23
B. Keterbatasan Penelitian………. 26
C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penlitian……… 27
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……… 28
B. Saran………. 28
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Respinden Ibu Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan
2009………... 20
Tabel 5.2 Distribusi Hasil Pengetahuan Responden Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun
2009………... 22
Tabel 5.3 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Wiwin Sulistiawati
Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009
vii+30 hal + 1 bagan+3 tabel + 10 lampiran
ABSTRAK
Menurut ilmu kesehatan, waktu ideal untuk seorang wanita hamil kembali setelah kehamilannya yang terdahulu adalah 2 tahun agar kesehatan reproduksi tetap terjaga dengan baik. Untuk bisa mencapai hal tersebut, ada banyak pilihan kontrasepsi yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode amenorea laktasi yaitu suatu metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif untuk mencegah terjadinya ovulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu postpartum atau total sampling yang ada di rumah bersalin Hadijah pada saat dilakukannya penelitian yaitu berjumlah 35 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009 sampai 28 februari 2009. Instrumen penelitian ini adalah kuisioner yang berisikan data demografi dan kuisioner tentang metode amenorea laktasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan hanya 2 orang (5,7%) yang berpengetahuan baik, sedangkan sisanya adalah berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 orang ( 42,9%). Diharapkan perhatian dari berbagai pihak terkait untuk lebih mempromosikan metode amneorea laktasi ini, dan diharapkan ada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan metode amenorea laktasi ini dengan pembahasan yang lebih mendalam.
Kata kunci : pengetahuan, ibu postpartum, metode amenorea laktasi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa postpartum merupakan suatu masa yang dimulai setelah masa persalinan
selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat kandungan akan pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan. Idealnya pasangan harus
menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun untuk hamil kembali (Prawirohardjo, 2005).
Konsultasi kontrasepsi dalam periode postpartum penting untuk mengatur jarak
kehamilan, memberikan pendidikan kepada ibu tentang bentuk-bentuk kontrasepsi, dan
juga kapan waktu yang aman untuk bisa kembali berhubungan seksual. Pilihan
kontrasepsi yang tepat memerlukan pengetahuan tentang motivasi pasien dan
kemanjuran, keamanan, dan kemudahan dari berbagai kontrasepsi (Rayburn, 2001, hlm
209).
Ada beberapa jenis kontrasepsi yang dapat ibu pilih pada masa postpartum.
Contohnya seperti mini pil, AKDR, implant, kontrasepsi injeksi, metode amenorea
laktasi, dan lain-lain. Dalam hal ini, seorang ibu juga harus jeli dalam melihat tingkat
efektifitas dari kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap laktasi (Saifuddin, 2005).
Untuk kontrasepsi hormonal seperti mini pil, AKDR, implant, dan kontrasepsi
injeksi, memang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, yaitu untuk min pil sebanyak
98,5%, AKDR 99,4%, implant 99-99,8% dan kontrasepsi injeksi Depo 99,7%. Namun,
penggunaan kontrasepsi hormonal pada masa postpartum perlu di pertimbangkan,
karena bisa mempengaruhi produksi ASI dan secara teoritis akan berpengaruh terhadap
Menyusui juga bisa digunakan sebagai kontrasepsi pada masa postpartum yang
disebut dengan metode amenorea laktasi. Dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal
diatas, metode amenorea laktasi juga memiliki tingkat efektifitas yang cukup tinggi yaitu
98% (Saifuddin, 2005).
Hubungan antara laktasi dan fertilitas merupakan masalah kesehatan umum yang
penting. Interval kelahiran dua tahun atau lebih, memperbaiki ketahanan hidup bayi dan
menurunkan morbiditas maternal. Di negara berkembang, menyusui memberikan
perlindungan terhadap kehamilan danpenting untuk mencapai interval kehamilan dua
tahun (Speroff,2003)
Pemberian ASI sebagai pencegahan kehamilan sering menjadi pertanyaan
dikalangan ibu yang memberikan ASI, apakah Ibu masih harus ber KB untuk mencegah
kehamilan. Biasanya Ibu yang memberikan ASI (lakstasi) akan mengalami
keterlambatan untuk kembali mendapatkan menstruasinya. (Erlina, 2008)
Dari survei awal berupa observasi yang telah dilakukan peneliti di tiga rumah
bersalin yang ada di sekitar wilayah kota medan, yaitu rumah bersalin Padang Bulan,
Rizki (Tembung) dan Hadijah, peneliti menemukan angka kelahiran yang cukup tinggi
di rumah bersalin Hadijah bila dibandingkan dengn rumah bersalin lainnya. Selain
mengobservasi, peneliti juga bertanya kepada dua orang pasien postpartum yang sedang
dirawat pada saat itu tentang metode amenorea laktasi, dan ternyata mereka berdua tidak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan ibu postpartum tentang metode
amenore laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun
2009?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi
sebagai metode kontrasepsi postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Sebagai bahan bacaan tambahan dan menambah informasi tentang kontrasepsi
khususnya metode amenorea laktasi.
2. Bagi Pihak Rumah Bersalin Hadijah
Sebagai bahan masukan dan informasi sehingga dapat mengambil
langkah-langkah dalam peningkatan pengguna kontrasepsi khususnya metode amenorea
laktasi
3. Bagi penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan
1. Defenisi
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat
mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain
pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu orang lain.
Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)
Pengetahuan (knowlage) adalah suatu proses dengan menggunakan
pancaindera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu sehinga dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007)
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya
pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seeorang
berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Itiari, 2000)
2. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua,
a. Cara Tradisional atau Nonilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan satu
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali kemungkinan
ketiga, keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut metode trial and error.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Sumber pengetahuan didapat dari pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada otorias atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otorotas pemimpin agama, maupun ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan
memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula mengunakan cara
tersebut.
4) Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikirannya.
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modrn dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah
(Notoatmodjo, 2005)
3. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretsikan
materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadapobjek yang dipelajari.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan
penggunaan hukum-hukum rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks dan situasi yang lain.
d. Analisis
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dan formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian ini dilakukan berdasarkan suatu kriteria
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakkan dengan wawancara atau angket
(kuisioner) yang menanyakan tentang materi yang ingi diukur dari subjek
penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diukur atau diketahui dapat
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan
dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2007)
B. Matode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Paskamelahirkan
1. Defenisi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas
(prawirohardjo, 2005, hlm 904).
Kontrasepsi paskamelahirkan adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan setelah melahirkan. Banyak kontrasepsi yang dapat digunakan, salah
satunya adalah metode amenorea laktasi.
Metode amenorea laktasi adalah suatu teknik kontrasepsi alamiah yang
didasarkan pada ibu memberikan ASI eksklusif yang akan menyebabkan tidak
mendapatnya menstruasi (Erlina, 2008, kontrasepsi the lactatation amenorrhea
method (LAM), ¶ 2,
2008)
Menurut buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, metode amenorea
Metode amenorea laktasi dapat digunakan sebagai kontrasepsi bila
menyusui secara penuh, belum mendapatkan haid dan umur bayi kurang dari 6
bulan. Setelah 6 bulan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi
lain (Saifudin, 2005).
2. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi
Metode amenorea laktasi ini menekan terjadinya ovulasi, sehingga tidak
terjadi menstruasi. Penelitian menyatakan bahwa wanita yang memberikan
bayinya ASI secara eksklusif dan belum mendapatkan menstruasinya, maka
biasanya tidak akan mengalami kehamilan selama 6 bulan setelah melahirkan
(Saifudin, 2005).
Kontrasepsi laktasi meningkat sebagai respon terhadap stimulus
pengisapan berulang pada waktu menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi
yang cukup, kadar prolaktin akan tetap tinggi (Speroff, 2003, hlm 292)
Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI turut mengurangi
kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus
haid. Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif
terhadap perangsangan gonadotropin, sehingga mengakibatkan timbulnya
inaktivitas ovarium, kadar estrogen yang rendah dan anovulasi. Bahkan pada saat
aktivitas ovarium mlai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan
fase luteal yang singkat dan fertilitas yang menurun.
Sehingga gambaran dari keadaan 3 minggu pertama postpartum adalah
bertambah lama oleh laktasi dibawah pengaruh sekresi prolaktin (Hartanto, 2004,
hlm 327)
Kontrasepsi prolaktin ini mengesankan karena bekerja baik pada pusat
maupun pada ovarium untuk menyebabkan amenorea laktasi dan anovulasi.
Meskipun demikian, efek langsung prolaktin terhadap perkembangan folikel
ovarium tampaknya bukanlah hal yang utama, namun yang mendominasi adalah
kerja pusat otak ( Speroff, 2003)
3. Efektifitas Metode Amenorea Laktasi
Laktasi dapat diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi.
Kebanyakan ibu-ibu yang sedang menyusui tidak akan mengalami ovulasi untuk
waktu 4 sampai 24 bulan setelah melahirkan, sedangkan ibu-ibu yang tidak
menyusi dapat mengalami ovulasi mulai dari 1 sampai 2 bulan setelah melairkan.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laktasi dapat memberikan
perlindungan yang bermakna terhadap kehamilan. Faktor-faktor yang dapat
menjelaskan efektivitas kontrasepsi yang lebih besar dari laktasi antara lain :
a. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan.
b. Masa laktasi yang lebih lama.
c. Lebih sering menyusui berdasarkan tuntutan bayinya.
d. Menyusui sepanjang hari.
Bayi yang mengisap ASI sebanyak 6 kali atau lebih dalam 24 jam, lama
menyusu lebih dari 60 menit per 24 jam dan menysusu pada malam hari,
merupakan faktor-faktor penting dalam menunda ovulasi (Hartanto, 2004, hlm
Efektifitas kontrasepsi laktasi, juga bergantung pada tingkat nutrisi ibu, intensitas
pengisapan, dan seberapa jauh makanan tambahan diberikan kepada diet bayi
(Speroff, 2003, hlm 292)
4. Keuntungan Metode Amenorea Laktasi
a. Keuntungan Kontrasepsi
1) Efektivitas tinggi, keberhasilan 98 % pada enam bulan pertama
paskamelahirkan.
2) Tidak mengganggu senggama.
3) Tidak ada efek samping secara sistemik.
4) Tidak perlu pengawasan medis.
5) Tidak memerlukan obat atau alat.
6) Tanpa biaya (Saifudin, 2005, hlm Mk 1).
b. Keuntungan Nonkontrasepsi
1) Untuk Bayi
a) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan
lewat ASI).
b) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal.
c) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu lain atau
formula, atau alat minum yang dipakai (Saifudin, 2005, hlm Mk 2).
d) Menurunkan insiden otitis media, dental maloklusi, dan ada
e) Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi (Depkes RI, 2001)
2) Untuk Ibu
a) Mengurangi perdarahan paskapersalinan dan mempercepat prose
involusi uterus, yang disebabkan pelepasan oksitosin dari kelenjar
hypophysis pars posterior oleh rangsangan isapan bayi, yang
selanjutnya menyebabkan timbulnya kontraksi uterus dan uterus
kembali ke ukuran normal.
b) Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi (Saifuddin, 2005,
hlm MK 2)
5. Keterbatasan Metode Amenorea Laktasi
Laktasi dapat diandalkan sebagai suatu metode kontrasepsi sepanjang ibu
tidak mengalami ovulasi, namun sampai sekarang masih sukar sekali
menentukan kapan ovulasi akan kembali (Hartanto, 2004)
Perlunya persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit
paskapersalinan dan pelaksanaan yang sulit dikarenakan kondisi sosial, juga
merupakan keterbatasan dari metode amenorea laktasi. Selain itu keefektifitasan
hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6 bulan, dan tidak melindungi ibu
dari penyakit menular seksual seperti hepatitis B, dan HIV. Untuk wanita pekerja
yang terpisah dari bayinya lebih lama dari 6 jam juga tidak dapat menggunakan
botol susu / dot, tidak dapat menggunakan metode amenorea laktasi ini. Karena
bayi tidak mengisap susu ibu langsung pada putting susu ibu, melainkan dari
botol susu/dot. Sementara isapan bayi pada putting susu ibu sangat berpengaruh
terhadap pengeluaran hormon prolaktin yang dapat mencegah terjadinya ovulasi
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dari penelitian ini adalah :
Bagan 3.1 Kerangka konsep
B. Defenisi Operasional
Pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai
kontrasepsi postpartum adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tersebut tentang
metode amenorea laktasi, yang berkaitan dengan pengertian metode amenorea
laktasi, cara kerja, efektifitas, keuntungan dan keterbatasan metode amenorea laktasi,
yang diajukan melalui pertanyaan dalam lembaran kuisioner. Pengetahuan Ibu
Postpartum
Metode Amenorea Laktasi
Sebagai Kontrasepsi Postpartum : 1. Defenisi
No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Pengetahuan Ibu
postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum Segala sesuatu
yang ibu ketahui
tentang metode
amenorea laktasi
sebagai
kontrasepsi
setelah
melahirkan yang
berkaitan dengan
defenisi, cara
kerja, efektifitas,
keuntungan serta
keterbatasannya
Kuisioner wawancara 1. Baik :
Menjawab
dengan
benar 76%
- 100%
pertanyaan.
2. Cukup :
Menjawab
dengan
benar 60%
- 75%
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang
bertujuan menggambarkan pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea
laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah tahun 2009
B. Populasi Dan Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang ada di
rumah bersalin Hadijah Medan dari tanggal 19 Januari- 28 Februari 2009.
Jumlah ibu postpartum yang ada di Rumah bersalin Hadijah pada saat itu adalah
35 orang
2. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, seluruh populasi menjadi subjek penelitian yaitu sekitar
35 orang.
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah bersalin Hadijah Medan karena pada
rumah bersalin tersebut angka kelahiran cukup tinggi. Pemilik rumah bersalin
organisasi profesi IBI sebagai bidan Delima, sehingga dengan adanya
penghargaan tersebut diharapkan pasien yang datang ke rumah bersalin tersebut
mendapatkan informasi yang lebih baik tentang kontrasepsi postpartum terutama
metode amenorea laktasi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tangal 19 Januari sampai 28 Februari tahun
2009.
D. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua
program studi D IV bidan pendidik fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara,
dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada pemilik rumah bersalin
Hadijah Medan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada
responden. Peneliti tidak akan melakukan pemaksaan kepada responden untuk
menjawab kuisioner yang diajukan peneliti, responden bebas menjawab kuisioner
peneliti secara sukarela, dan berhak mengundurkan diri dari penelitian. Sebagai bukti
persertujuan menjadi responden, maka peneliti akan memberikan lembar persetujuan
menjadi responden kepada calon responden, sebelum mengisi jawaban lembar
kuisioner.
Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak akan dicantumkan pada
lembar kuisioner. Nama responden akan digantikan dengan nomor kode dan
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpulan datanya. Dimana pada lembaran kuisioner
tersebut akan terlampir surat persetujuan sebagai responden dan formulir
karakteristik responden..
Data karakteristik responden yang harus dilengkapi oleh responden meliputi
umur responden, pendidikan dan pekerjaan, dan surat persetujuan ditandatangani
oleh responden.
Sebelum menentukan kategori baik, cukup dan kurang terhadap pengetahuan
responden, terlebih dahulu menentukan tolak ukur / kriteria yang akan dijadikan
penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 25 pertanyaan,
masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan yang salah diberi bobot 0.
Untuk menentukan kategori pengetahuan ibu postpartum baik, cukup atau
kurang, peneliti menentukan standart sebagai berikut:
1. Baik : menjawab 76% - 100% pertanyaan dengan benar
2. Cukup : menjawab 60% - 75% pertanyaan dengan benar
3. kurang : menjawab <60% pertanyaan dengan benar
F. Validitas Instrumen
Untuk menguji validitas instrumen, maka dilakukanlah pengujian terhadap
instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan
cara memberikan kuisioner kepada orang yang lebih ahli dalam bidang metode
amenorea laktasi. Dalam hal ini peneliti telah melakukan content validity pada bulan
Desember tahun 2008 dengan dokter spesialis kandungan yaitu dr. Chairul Asri
adalah untuk mendapatkan alat ukur yang sahih, dapat dilaksanakan dan dapat
diandalkan.
G. Pengumpulan Data
Ada beberapa prosedur yang telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu :
1. Mendapatkan surat izin pelaksanaan penelitian dari Progran Studi D IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Menyerahkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Hj. Hadijah
Saragih Am.Keb selaku pemilik rumah bersalin Hadijah yang merupakan tempat
peneliti melakukan penelitian.
3. Meminta persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela.
4. Setelah responden setuju, maka responden menandatangani surat persetujuan
sebagai responden.
5. Menjelaskan cara pengisian kuisioner dan mempersilahkan responden untuk
mengisi kuisioner.
6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuisioner untuk menjelaskan
apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden.
7. Setelah kuisioner diisi oleh responden, selanjutnya kuisioner tersebut
dikumpulkan kembali oleh peneliti untuk diperiksa hasil jawaban dari responden
dan dianalisa untuk mendapatkan kategori pengetahuan responden.
I. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan membahas hasil jawaban yang
telah diberikan responden. Selanjutnya membahas hasil penelitian dengan menggunakan
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden
yang ditanyakan pada penelitian ini adalah umur, pendidikan dan pekerjaan
responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Distribusi karakteristik responden ibu postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009
No Karakteristik Responden
Jumlah Persentase (%) 1 Umur
< 20 20 – 35 > 35 1 30 4 2.9 85.7 11.4
Jumlah 35 100
2 Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD SMP SMA PT - 3 20 12 - 8.6 57.1 34.3
Jumlah 35 100
3 pekerjaan Jumlah Persentase (%)
IRT Dagang Pegawai swasta Guru 31 1 2 1 88.6 2.9 5.7 2.9
Jumlah 35 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang ( 85,7%) responden
rata-rata berumur antara 20-35 tahun, dan hanya 1 orang (2,9%) responden yang
Dilihat dari segi pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan
pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang (257,1%), sedangkan
pendidikan terendah responden adalah setingkat SMP yaitu sebanyak 3 orang (8,6%)
Pada distribusi karateristik pekerjaan responden yang tampak pada tabel,
dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya sebagai ibu
rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang (88,6%), sedangkan responden yang
bekerja sebagai pedagang dan guru, masing-masing hanya berjumlah 1 orang (2,9%).
[image:30.612.106.548.396.576.2]B. Pengetahuan Responden
Tabel 5.2
Distribusi Hasil Pengetahuan Responden Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai kontrasepsi postpartum Di Rumah Bersalin Hadijah Medan
Tahun 2009
No Bahasan Kuisioner Kategori pengetahuan
Baik % Cukup % Kurang %
1 Pengertian metode amenorea
laktasi 13 37.1 10 28.6 12 34.3
2 Cara kerja metode amenorea
laktasi 8 22.9 11 31.4 16 45.7
3 Efektifitas metode amenorea
laktasi 10 28.6 12 34.3 13 37.1
4 Keuntungan metode amenorea
laktasi 8 22.9 17 48.6 10 28.6
5 Keterbatasan metode amenorea
laktasi 9 25.7 14 40.0 12 34.3
Dari lima pokok bahasan yang dibahas pada kuisioner penelitian ini,
diketahui bahwa pengetahuan responden tentang pengertian metode amenorea
laktasi masuk kedalam kategori baik yaitu sebanyak 13 orang (37,1%), sedangkan
kurang yaitu masing-masing sebanyak 16 orang (45,7%) untuk cara kerja dan 13
orang (37,1%) untuk efektifitas. Untuk keuntungan dan keterbatasan dari metode
amenorea lakatsi, rata-rata responden memiliki pengetahuan yang cukup dengan
jumlah masing-masing sebanyak 17 orang (48,6%) untuk keuntungan metode
amenorea laktasi dan 14 orang (40%) untuk keterbatasan metode amenorea laktasi.
[image:31.612.169.491.343.448.2]C. Kategori Pengetahuan
Tabel 5.3
Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Metode Amanorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum
di Rumah Bersalin HadijahMedan Tahun 2009
No Kategori
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1 Baik 2 5.7
2 Cukup 18 51.4
3 Kurang 15 42.9
Jumlah 35 100.0
Pengetahan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai
kontrasepsi postpartum terbagi dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata responden memilki pengetahuan
yang cukup tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum,
yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Sedangkan hanya 2 orang responden (5,7%)
BAB VI PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata umur responden berada antara
20-35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang (85,7%). Diantara 30 orang responden tersebut,
16 orang diantaranya berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi, 12
orang berpengetahuan kurang dan 2 orang lagi berpengetahuan baik.
Menurut teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut
dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya.
Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an.
Berdasarkan teori Hurlock tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat kesesuaian
antara teori Hurlock dengan hasi penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa
sebagian besar responden berumur diantara 20-35 tahun dimana menurut Hurlock
pada umur 20-an itulah seseorang mencapai puncaknya dalam berfikir kreatif.
Untuk tingkat pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan
pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang responden (57,1%).
Diantara 20 orang tersebut, ada 10 orang yang berpengetahuan cukup tentang
metode amenorea laktasi ini, 9 orang berpengetahuan kurang dan 1 orang
berpengetahuan baik.
Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip Nursalam, 2001, semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin
Sebagian besar responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat
SMA, hal ini tentunya lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang hanya
selesai sekolah sampai tingkat SD ataupun SMP. Jika dilihat dari segi pendidikan
responden yang rata-rata SMA dengan teori Kuncoro yang menyebutkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang
dimiliki, maka sesuailah pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi ini
berada pada kategori cukup.
Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responen tidak bekerja atau hanya
sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang (88,6%). 17 orang
diantaranya memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi.
Sedangkan sisanya berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang dan berpengetahuan
cukup sebanyak 1 orang.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa
diperolah dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal
ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah. Karena menurut
Notoadmodjo, 1997, bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak
waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan
memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk
memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga
kemungkinan kurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, karena sebagian besar
responden tidak bekerja sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk memperoleh
informasi tentang metode amenorea laktasi bila dibandingkan dengan yang sibuk
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata
pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi
postpartum masuk ke dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang responden atau
51,4%, namun masih banyak juga responden yang kurang mengetahui tentang
metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum yaitu sebanyak 15 orang
(42,9%).
Pengetahuan responden yang rata-rata masuk ke dalam kategori cukup ini
bisa dikaitkan dengan karakteristiknya yaitu umur yang berkisar antara 20-35 tahun,
pendidikan yang rata-rata sampai tingkat SMA, dan pekerjaan yang hanya sebagai
ibu rumah tangga saja. Karakteristik inilah yang mungkin membuat responden
memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi ini.
Masih banyaknya responden yang kurang mengetahui tentang metode
amenorea laktasi ini juga dipengaruhi oleh karakteristiknya. Bisa saja umur
responden yang masih teralalu muda sehingga belum matang cara brfikirnya, atau
dari segi pendidikan yang hanya sampai tingkat SD atau SMP menyulitkannya dalam
menerima informasi sehingga pengetahuannya pun menjadi kurang. Kesibukan
dalam bekerja juga bisa mempengaruhi kurangnya pengetahuan responden tntang
metode amenorea lakatsi ini. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, maka segala
perhatian tercurahkan untuk pekerjaannya sehingga tidak ada waktu lagi untuk
mendapatkan informasi dari berbagai media cetak ataupun elektronik.
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk,
dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya (Istiarti, 2000)
Melihat dari daya efektifitas dan manfaat metode amenorea laktasi yang
cukup baik, seharusnya responden ataupun ibu-ibu postpartum lainnya memiliki
pengetahuan yang baik tentang metode ini. Karena selain efektifitasnya yang tinggi
sebagai kontrasepsi, metode ini juga banyak memberikan keuntungan-keuntungan
buat ibu postpartum juga buat bayinya sendiri, seperti murah dan ekonomis, bayi
mendapatkan nutrisi terbaik lewat ASI, bisa membantu ibu dalam proses pemulihan
uterus atau mempercepat proses involusi uterus dan lain-lain.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak ada menemukan
hambatan-hambatan yang berarti. Yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya
minat beberapa responden (7-8 responden) untuk menjawab pertanyaan kuisioner.
Mereka beralasan kalau kondisi badan mereka masih lemah dan terasa sakit karena
baru selesai melahirkan. Untuk mengatasi masalah itu, peneliti berinisiatif
membacakan pertanyaan kuisioner dan responden memberikan jawaban yang
dianggap paling benar.
Selain itu, jarak yang jauh antara tempat tinggal dan tempat penelitian juga
menjadikan keterbatasan tersendiri buat peneliti. Keterbatasan yang dimaksud adalah
keterbatasan dari segi transportasi. Ditambah lagi, waktu penelitian yang bersamaan
dengan waktu praktik klinik pendidikan, membuat peneliti harus lebih bisa
C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, tampak bahwa pengetahuan
responden tentang metode amenorea laktasi ini masih berada dalam kategori cukup,
namun masih banyak juga yang kurang mengetahuinya.
Didalam penerapannya, responden yang mengetahui tentang metode inipun
kurang berminat untuk menerapkannya dalam keadaan nyata dengan alasan kurang
mempercayai efektifitas dari metode amenorea laktasi ini. Tentunya hal ini
membutuhkan pengarahan yang lebih baik dari pihak-pihak yang terkait seperti
bidan, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.
Selain efektifitasnya yang sangat tinggi, metode ini juga sangat efisien sekali.
Karena selain bisa memberikan efek sebagai kontrasepsi yang sangat sederhana dan
tanpa menggunakan alat, metode ini juga memberikan nutrisi terbaik buat bayi
selama 6 bulan, yaitu lewat menyusui eksklusifnya.
Sebagai salah satu metode kontrasepsi yang terbaik dan multifungsi, sudah
selayaknya metode ini banyak dipromosikan kepada masyarakat. Promosi yang bisa
dilakukan bisa melalui penyuluhan oleh tenaga kesehata, pelayanan pribadi di
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar responden berusia antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang
(86,7%) dan hanya 1 orang responden yang berusia <20 tahun ( 2,9%).
2. Dari segi pendidikan, sebanyak 20 orang responden sudah menamatkan
pendidikan sampai tingkat SMA (57,1%) dan hanya 3 orang saja yang
bersekolah sampai tingkat SMP (8,6%)
3. Sebanyak 31 orang (88,6%) responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu
rumah tangga saja dan masing-masing ada 1 orang (2,9%) yang bekerja sebagai
pedagang dan guru
4. Rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai
kontrasepsi postpartum berada pada kategori cukup, yaitu berjumlah 18 orang
(51,4%).
B. Saran
Beberapa saran untuk memperbaiki pengetahuan responden tentang
metode amenorea laktsi sebagai kontrasepsi postpartum ini adalah:
1. Kepada institusi kesehatan
Diharapkan kepada berbagai pihak yang terkait dengan program
kesehatan seperti puskesmas wilayah kerja setempat atau rumah bersalin Hadijah
amenorea laktasi ini. Informasi yang diberikan dapat melalui penyuluhan
ataupun konseling secara langsung pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
2. Kepada peneliti selanjutnya.
Untuk lebih menyempurnakan penelitian ini, perlu diadakan penelitian
yang berkesinambungan terkait dengan metode amenorea laktasi. Untuk
penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperdalam dan lebih merincikan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimin. (2002). Prosedur Penelitian. Ed-V. Jakarta: Rineka Cipta
Bennett, Ruth. (1999). Myles Textbook For Midwives. London: Harcourt Brace and Company Limited
Danim, Sudarwan. (2003). Metode Penelitian Kebidanan. Jakara: EGC
Depkes RI. (2001). Panduan Menajemen Laktasi: Dit Gizi. Jakarta
Erlina, 2008, Kontrasepsi The Lactatation Amenorrhea Method (LAM), ¶ 2,
Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cet-5. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Itiari, T. (2002). Menanti Buah Hati, KaitanAntara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta, Media Pressindo
Nursalam. (2003) Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta,
Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Cet- 2. Jakarta: EGC
. (2002). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Prasetyo, Bambang. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, Abdul Bari, (2005). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakara: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Speroff, Leon. (2003). Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI POSTPARTUM
DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009
Saya adalah mahasiswa Program Study D IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian ini dengan tujuan
untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai
kontrasepsi postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2009
Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang
membahayakan kepada saudara. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat
sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi
apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan ahanya akan
digunakan dalam penelitian ini.
Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan anda
menandatangani formulir ini.
Tanda Tangan Responden
( responden )
Medan, Januari 2009 Peneliti
KUISIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN
DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009
No Responden:……….
Diisi oleh peneliti
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda silang pada jawaban yang benar dilembar kuisiner yang telah disediakan.
I. Karakteristik Responden
I. Umur :………..tahun
II. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah b. SD
c. SMP d. SMA e. Diloma f. Sarjana
III. Pekerjaan :
I. PENGERTIAN METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN
1. Menurut ibu, apakah kontrasepsi itu?
a. Suatu cara untuk menghentikan kehamilan yang sudah terjadi b. Suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
c. Suatu alat yang dimasukkan kedalan rahim ibu
2. Kontrasepsi paskamelahirkan adalah….
a. Pencegahan kehamilan setahun setelah melahirkan b. Pemakaian alat kontrasepsi pada saat proses persalinan c. Pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan
3. Sehabis melahirkan, ibu bisa menggunakan berbagai macam jenis kontrasepsi. Jenis kontrasepsi yang bisa ibu gunakan setelah melahirkan, yang aman, alami, tanpa alat dan baik untuk proses menyusui bayi ibu adalah………..
a. Menyusui secara eksklusif segera setelah bayi lahir
b. Tidak melakukan hubungan seksual sejak habis melahirkan sampai anak berumur 6 bulan
c. Meminum jamu untuk memperlancar ASI
4. Apakah yang dimaksud dengan masa subur / ovulasi? a. Suatu masa / keadaan yang baik untuk hamil b. Waktu ibu sedang menstruasi
c. Suatu masa ketika ibu baru saja selesai menstruasi
5. Menyusui secara eksklusif adalah……….
a. Pemberian ASI pada bayi mulai dari lahir sampai umur 6 bulan tanpa adanya makanan tambahan
b. Pemberian ASI selama 6 bulan penuh dengan bantuan susu formula c. Proses menyusui yang diberikan hanya apabila bayi menangis.
II. CARA KERJA METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN
6. Apakah yang terjadi pada ibu, jika ibu menyusui bayi ibu secara eksklusif ? a. Kesuburan ibu akan cepat kembali kurang dari 6 bulan
b. Bisa mencegah terjadinya haid / menstruasi pada ibu selama 6 bulan c. Berat badan ibu akan turun selama 6 bulan
7. Setelah melahirkan, biasanya ibu akan kembali mengalami menstruasi pada saat…. a. 3 sampai 6 bulan setelah melahirkan
b. 1 sampai 2 tahun setelah melahirkan c. Segera setelah melahirkan
a. Sel darah merah b. Sel darah putih c. Hormon prolaktin
9. Yang mengatur semua proses yang terjadi pada tubuh wanita seperti menstruasi dan terbentuknya ASI adalah….
a. Otak b. Hati c. Jantung
10.Isapan bayi pada putting susu ibu bisa menekan pengeluaran hormon kesuburan, sehingga ibu tidak akan mengalami yang namanya….
a. Mual muntah b. menstruasi
c. peningkatan berat badan
III.EFEKTIFITAS METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN
11.Menyusui dapat ibu andalkan sebagai kontrasepsi. Seberapa lama ibu bisa mengandalkan menyusui sebagai kontrasepsi?
a. Selama ibu tidak mendapatkan menstruasi pertamanya setelah melahirkan b. Sampai bayi berumur 2 tahun
c. Selama bayinya masih menyususi
12.Efek kontrasepsi dari menyusui akan terasa lebih bila nutrisi bayi didapat dari……….
a. Makanan dan minuman tambahan yang dibuat ibu
b. Hanya dari ASI saja, tanpa ada makanan tambahan lainnya c. ASI dan susu formula yang terbaik dan termahal
13.Berapa lamakah waktu yang baik untuk menyusui agar berefek sebagai kontrasepsi ? a. Minimal 6 kali menyusui selama 24 jam dengan lama menyusui lebih dari 60
menit per 24 jam
b. Minimal 3 kali selama 24 jam dan lama menyusui cukup 60 menit per 24 jam c. Cukup 3 kali sehari, selama 15 menit tiap kali menyusui.
14.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas yang baik dari menyusui sebagai kontrasepsi adalah
a. Masa menyusui yang lebih singkat
b. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan c. Memberikan ASI hanya bila bayi menangis
15.Efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi bisa berkurang apabila… a. Bayi hanya mendapat ASI saja
c. Lebih sering menyusui berdasarkan kebutuhan bayi
IV. KEUNTUNGAN METODE AMENOREA LAKTASI
16.Untuk 6 bulan pertama, efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi memiliki afektifitas yang bagaimana?
a. Efektifitasnya cukup tinggi b. Efektifitasnya biasa-biasa saja
c. Efektifitasnya tidak dapat diandalkan
17.Menyusui cukup aman digunakan sebagai kontrasepsi, karena : a. Tanpa biaya
b. Tidak ada efek samping secara keseluruhan pada tubuh ibu c. Memberikan nutrisi yang baik buat bayi
18.Selain keuntungan sebagai kontrasepsi, menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi. Menutut ibu, mengapa menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi
a. Karena ASI juga merupakan sumber nutrisi tumbuh kembang bayi
b. Karena ASI bisa menunda menstruasi sehingga bisa menunda kehamilan juga c. Karena dengan menyusui, ibu tidak perlu obat dan alat untuk mencegah
kehamilannya
19.Salah satu keuntungan menyusui yang dirasakan oleh bayi bayi adalah: a. Bayi akan terhindar dari penyakit keturunan yang ada pada ayah ibu nya b. Bayi akan mendapat kan antibodi perlindungan / kekebalan tubuh lewat ASI c. Mengurangi minat bayi terhadap makanan dan minuman tambahan
20.Apakah keuntungan nonkontrasepsi yang dapat dirasakan oleh ibu lewat menyusui bayinya?
a. Ibu jadi tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh bayinya b. Ibu bisa melakukan hubungan seksual tanpa harus takut akan hamil c. Kondisi rahim ibu akan cepat pulih paskamelahirkan karena menyusui
V. KETERBATASAN METODE AMENOREA LAKTASI
21.Salah satu keterbatasan dari metode menyusui sebagai kontrasepsi ini adalah
a. Sangat mudah menentukan kapan seorang ibu akan menstruasi setelah melahirkan
b. Butuh keahlian dalam menentukan ovulasi / masa subur seseorang c. Harus dengan resep dokter
a. Masih jarangnya fasilitas penolong persalinan yang melakukan penyusuan bayi segera paskamelahirkan
b. Ibu masih merasakan sakit sehabis melahirkan
c. Bayi harus diletakkan diruangan perawatan bayi terlebih dahulu sampai ibu selesai melahirkan
23.Lamanya waktu efektifitas menyusui sebagai kontrasepsi sangat singkat, yaitu : a. 3 minggu
b. 3 bulan c. 6 bulan
24.Menurut ibu, mengapa efektivitas menyusui sebagai kontrasepsi waktunya sangat singkat?
a. Karena ibu akan kembali haid setelah 6 bulan menyusui eksklusif
b. Karena ibu bisa hamil kembali 1 bulan setelah melahirkan walaupun ibu menyusui secara eksklusif
c. Karena ibu tidak dapat menggunakan kontrasepsi lain selama menyusui
25.Seorang Ibu yang bekerja diluar rumah dan terpisah dari bayinya selama bekerja, tetap bisa memberikan ASI nya lewat botol susu yang sudah diperah ibu sebelumnya. Namun hal ini kurang efektif buat efek kontrasepsi ibu, karena :
a. Bayi tidak mengisap putting susu ibu, melainkan mengisap botol susu
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wiwin Sulistiawati
DATA PRIBADI
Umur : 23 tahun
Tempat/Tgl. Lahir : B.P. Mandoge/ 25 April 1986
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Anak Ke : 2
Alamat : Jl. Yossudarso km.29 Minas, Riau
1. Lulusan SD Inpres 06 B.P. Mandoge, Tahun 1998
PENDIDIKAN
2. Lulusan SMP N 1 B.P. Mandoge, Tahun 2001
3. Lulusan SMU N 4 Pematang Siantar, Tahun 2004
4. Lulusan D- III kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru Riau, Tahun 2007
5. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan, Tahun
2008-2009
Februari-Juli 2008 di Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru
PENGALAMAN BEKERJA
Nama Orang Tua
DATA ORANG TUA
Ayah : Rasman
Ibu : Poniatik
Pekerjaan
Ayah : Petani
Ibu : Ibu Rumah Tangga