• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas Prediktif Ujian Nasional terhadap Prestasi Belajar

BAB II. LANDASAN TEORI

F. Validitas Prediktif Ujian Nasional terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2005 Universitas Sanata

Dharma

Universitas Sanata Dharma, khususnya Fakultas Psikologi merupakan salah satu institusi pendidikan yang memiliki misi untuk mendidik mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, sekaligus lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional (www.usd.ac.id). Untuk mewujudkan misi tersebut maka dibutuhkan generasi-generasi mahasiswa yang terbaik.

Generasi-generasi mahasiswa yang terbaik tersebut diperoleh berdasarkan sistem seleksi yang secara independent diberikan oleh universitas dengan menggunakan Tes Potensi Akademik Plus.

Perkembangan dalam dunia pendidikan kita telah memberikan sebuah wacana bahwa Ujian Nasional (UN) akan digunakan sebagai alat seleksi untuk masuk perguruan tinggi. Hal tersebut memang sudah tertuang dalam tujuan UN yakni sebagai seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya (Ps. 4, Permendiknas RI No.1/2005), akan tetapi pelaksanaannya masih terbatas pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) saja. Berdasarkan wacana di atas, tidak dapat dipungkiri bila UN pada tingkat pendidikan menengah (SMA) selanjutnya akan dipergunakan sebagai alat seleksi masuk perguruan tinggi. Padahal UN sebelumnya hanya dipergunakan sebagai syarat kelulusan saja. Atau dengan kata lain, adanya penambahan fungsi UN sebagai alat seleksi masuk perguruan tinggi.

UN merupakan sebuah alat evaluasi peserta didik yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dilaksanakan pada akhir masa jenjang pendidikan. UN dapat kita golongkan sebagai salah satu bentuk tes psikologi yang penggunaannya terbatas hanya dibidang pendidikan saja. UN ini memuat kumpulan pertanyaan yang obyektif, standar dan sistimatik yang memiliki tujuan tersendiri terkait dengan penggunaannya di area pendidikan. Hasil dari UN

ini pun mendeskripsikan perilaku atau dalam hal ini kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi para peserta didik dalam bentuk nilai-nilai murni dari mata pelajaran yang diujikan.

UN sebagai salah satu bentuk tes psikologi memiliki fungsi-fungsi layaknya alat tes lainnya. UN merupakan salah satu bentuk tes yang memiliki fungsi untuk mengevaluasi program. Penyelenggaraan UN tersebut bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program pendidikan pada tiap-tiap jenjang pendidikan. UN juga memiliki fungsi lain yakni fungsi klasifikasi khususnya dalam seleksi. UN merupakan salah satu bahan pertimbangan kelulusan seorang peserta didik ketika akan mendaftar ke jenjang pendidikan selanjutnya (Ps. 4, Permendiknas RI No. 1/2005).

Fungsi seleksi inilah yang masih menjadi pro dan kontra ketika keberadaan UN akan dipergunakan untuk mengintegrasikan antara sistem pendidikan dasar, pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi. Untuk mencapai fungsi di atas maka alat seleksi dituntut untuk mampu memenuhi aspek prediction effectiveness. Aspek tersebut memiliki makna bahwa hasil seleksi dapat meramalkan keberhasilan mahasiswa Suryabrata (1987). Pada jangka pendek berarti mahasiswa yang terpilih oleh sistem seleksi akan menunjukkan prestasi yang baik, dan dapat menyelesaikan pendidikannya dalam waktu yang telah ditentukan.

Kemampuan prediktif merupakan salah satu cara membuktikan validitas alat ukur, yang sering disebut sebagai validitas prediktif. Guna

mengetahui kelayakan UN digunakan sebagai alat seleksi di masa yang akan datang maka diperlukan pengujian yaitu dengan uji validitas prediktif terhadap UN. Validitas prediktif sangat penting artinya bila tes tersebut berfungsi sebagai prediktor bagi performansi di masa yang akan datang (Azwar, 2003).

Validitas prediktif memerlukan kriteria pembanding dan tes yang kita uji validitas prediktifnya akan menjadi prediktor (Azwar, 2003). Ukuran atau data yang digunakan sebagai kriteria, diperoleh setelah selang waktu tertentu sejak pengukuran atau pengambilan data tes yang menjadi prediktornya.

UN yang dipergunakan sebagai prediktor dioperasionalkan dalam bentuk skor komposit beserta skor tiap-tiap subtesnya. Skor tiap-tiap subtesnya akan berbeda-beda berdasarkan jurusan mahasiswa ketika di SMA. Skor komposit tersebut juga akan dibedakan berdasarkan jurusan yang ditempuh mahasiswa yaitu IPA, IPS, dan bahasa. Pembedaan ini bertujuan untuk melihat jurusan manakah yang berpotensi memiliki keberhasilan apabila seorang mahasiswa diterima di Fakultas Psikologi. Hal tersebut bertujuan untuk melihat jurusan manakah yang berpotensi memiliki keberhasilan, khususnya apabila seorang mahasiswa diterima di Fakultas Psikologi. Hasil penelitian tersebut akan sangat berguna untuk menjaring calon mahasiswa dengan kriteria yang diharapkan.

Kriteria pembanding dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar merupakan suatu istilah yang menunjukan

tingkat keberhasilan mahasiswa mencapai tujuan belajarnya setelah mengikuti proses belajar dari suatu program yang ditentukan. Prestasi belajar secara umum adalah bukti usaha yang dapat dicapai, atau bukti perubahan yang dapat terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar (Winkel, 1996).

Calon mahasiswa yang memperoleh nilai UN tinggi berarti calon mahasiswa tersebut dianggap mempunyai potensi atau kemampuan belajar yang tinggi. Kemampuan belajar yang baik akan memudahkan mahasiswa untuk menguasai setiap mata kuliah yang diikuti sehingga setelah mengikuti evaluasi hasil belajar kemungkinan memperoleh indeks prestasi yang baik akan semakin besar.

Sebaliknya, apabila calon mahasiswa yang memperoleh nilai UN rendah berarti calon mahasiswa tersebut dianggap mempunyai potensi atau kemampuan belajar yang rendah pula. Kemampuan belajar yang kurang akan menghambat mahasiswa untuk menguasai setiap mata kuliah yang diikuti sehingga setelah mengikuti evaluasi hasil belajar kemungkinan memperoleh indeks prestasi yang baik semakin kecil.

Berdasarkan analogi di atas, UN ditempatkan sebagai alat yang mampu mengukur dan menilai kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi para siswa yang terwujud dalam bentuk nilai-nilai mata pelajaran yang diujikan dalam UN. Prestasi belajar dapat ditempatkan sebagai bukti usaha yang telah dicapai atau bukti perubahan yang terjadi

dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil dari proses belajar yang terwujud dalam indeks prestasi.

Koefisien korelasi antara skor tes dan skor kriteria merupakan indikator mengenai saling hubungan antara prediktor dengan kriterion yang merupakan koefisien validitas prediktif (Azwar, 2006). Jadi hasil korelasi antara nilai UN dengan indeks prestasi merupakan koefisien validitas prediktif. Angka korelasi ini dapat ditentukan layak atau tidaknya UN sebagai alat seleksi perguruan tinggi di masa yang akan datang.

Dokumen terkait