• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Variabel dan Definisi Operasional

Dari judul penelitian yang diajukan, terdapat beberapa variabel yang menjadi fokus dalam kajian penelitian ini. Variabel-variabel tersebut kemudian terbagi menjadi dua, yakni; (1) Variabel Independen, merupakan variabel yang menjadi sebab adanya perubahan, diantaranya Model Pembelajaran, Blues, Blues Guitar, dan Supplement Program; (2) Variabel Dependen, merupakan variabel yang menjadi akibat yaitu Apresiasi; dan (3) Variabel Moderator, yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yaitu Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Definisi operasional variabel tersebut adalah: 1. Model Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Offline versi 1.3, 2011), model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Menurut Rusman (2010: 132), model pembelajaran merupakan:

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, merupakan serangkaian perencanaan (konsep) dan komponen-komponen pembelajaran yang meliputi: metode, materi (bahan ajar), media pembelajaran, dan evaluasi. Model yang telah dirancang kemudian akan diujicobakan, guna mencari hambatan- hambatan di dalam proses pelaksanaannya. Hasil dari ujicoba, akan menjadi acuan untuk perbaikan rancangan produk, sehingga dihasilkan satu produk model pembelajaran yang efektif, dan efisien. Dengan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini, mahasiswa D3 Penyaji Musik dengan instrumen mayor Gitar elektrik di Sekolah Tinggi Musik Bandung, dapat meningkatkan keterampilan, pemahaman, terutama apresiasi terhadap musik Blues. Lebih lanjut, Model Pembelajaran dikategorikan ke dalam variabel independen.

2. Blues Guitar

Semenjak awal kemunculan Blues hingga saat ini, Blues hampir selalu diidentikkan dengan gitar. Diawali dengan bermunculannya musisi Blues di era 1920-an yang menyanyi sekaligus memainkan gitar secara individual. Catatan awal dari Handy, yang melaporkan bahwa ia pernah melihat gitaris dari Mississippi, yang bermain gitar di stasiun kereta api di tahun 1903. Wissman (2006: 1) menyatakan: ―kepopuleran Blues gitar diawali oleh rekaman Blind Lemon Jefferson tahun 1926, yang kemudian diikuti oleh sejumlah gitaris solois Blues lainnya. Blues lebih cenderung identik dengan Gitar, jika dibandingkan dengan Jazz, yang lebih identik dengan instrument tiup seperti Horns, Trumpet, Clarinet, dan Saxophones.

Rancangan model pembelajaran ini dikhususkan untuk mahasiswa dengan mayor instrumen Gitar elektrik, yang telah memiliki dasar permainan gitar Blues. Mahasiswa tersebut telah atau sedang menempuh mata kuliah PIM Gitar elektrik III (Style), D3 Penyaji Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Dalam pembelajaran PIM Gitar elektrik III (Style), Blues dipelajari sebagai pengantar dasar untuk kemudian lebih dikembangkan dalam Jazz dan Rock. Seperti dinyatakan oleh Bachtiar dalam wawancara (10 April 2012), ―Konten Blues dipelajari, namun tidak begitu dominan, hanya secara garis besarnya saja. Pembelajaran lebih dititik beratkan pada Modern Rock dan Jazz, dengan Blues (Scale) sebagai dasar.‖

Dengan mengikuti Blues Guitar Supplement Program ini, mahasiswa tersebut mendapatkan tambahan wawasan dan pemahaman mengenai Blues. Bukan hanya bagaimana permainan gitar Blues, namun lebih ditekankan pada kajian kontekstual dari musik Blues itu sendiri. Diharapkan dengan adanya Blues Guitar Supplement Program ini dapat meningkatkan Apresiasi mahasiswa terhadap musik Blues. Lebih lanjut, Blues Guitar ini dikategorikan sebagai variabel independen.

3. Supplement Program

Supplement (suplemen), dapat diartikan sebagai (sesuatu) yang ditambahkan untuk melengkapi; tambahan (KBBI Offline versi 1.3, 2011). Supplement Program yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu program tambahan yang diberlakukan untuk mahasiswa instrumen mayor gitar elektrik, D3 Penyaji

Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan mahasiswa Gitar elektrik Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Program tambahan, yang pada awalnya dirancang untuk melengkapi mata kuliah PIM Gitar elektrik III (Style), yang di dalam mata kuliah praktek tersebut terdapat Blues sebagai salah satu bentuk style yang dipelajari. Sesuai dengan Silabus PIM Gitar elektrik III (Style), yang bertujuan: ―…mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami aspek-aspek musik yang berorientasi pada genre musik Blues, Jazz, dan Fusion.‖ Demikianlah Blues dipelajari dari sisi musikalnya saja. Sehingga dengan dasar minimnya pembelajaran Blues inilah, program dirancang dan diaplikasikan. Lebih lanjut, Supplement Program ini dikategorikan dalam variabel independen.

4. Blues

Mengacu pada pernyataan Komara (2006: 105), mengenai pengertian Blues: Blues adalah jenis musik yang berdasar pada penggunaan progresi akor Blues dan blue notes. Blues muncul pada akhir abad 19, yang ditemukan sebagai bentuk ekspresi diri di komunitas Afrika-Amerika. Blues umumnya memiliki bentuk 8, 12, dan 16 bar, menggunakan salah satu skala melodi dan skema sajak dan dinyanyikan atau ditampilkan baik dengan ataupun tanpa alat musik, dengan melodi sebagai komponen utamanya.

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini meliputi materi- materi musik Blues, musikal (tekstual) dan non musikal (kontekstual). Materi tekstual dalam bentuk praktik yang meliputi Blues Scales, Blues Licks, 12 Bar Blues Chords Progression, Blues Improvisation. Materi kontekstual yang meliputi kajian sejarah, dari perbudakan dan musik-musik yang melatari Blues, perkembangan Blues, esensi dan filosofi Blues, dalam bentuk diskusi (curah pendapat). Penggabungan pemahaman tekstual dan wawasan kontekstual Blues

ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada peningkatan keterampilan, pemahaman, dan khususnya apresiasi mahasiswa instrumen mayor Gitar elektrik, D3 Penyaji Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan mahasiswa Gitar elektrik Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung. Lebih lanjut, Blues sebagai variabel dikategorikan ke dalam variabel independen.

5. Apresiasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Offline versi 1.3, 2011), apresiasi dapat diartikan sebagai: (1) kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; dan (2) penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu.

Menurut Miller dalam Pengantar Apresiasi Musik (1987: 1-2), apresiasi musik dapat didefinisikan sebagai dicapainya kemampuan untuk mendengarkan musik dengan penuh pengertian.

Meskipun orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam daya tangkap musikal mereka, tak seorangpun lahir dengan kemampuan ini; ia hanya bisa dicapai. Menyukai dan menghargai adalah istilah-istilah yang berhubungan, keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin untuk menyukai musik— yakni, untuk menerima kesenangan darinya—tanpa memahaminya atau sungguh-sungguh mengapresiasikannya. Juga sangatlah mungkin untuk memahami secara teknis sebuah komposisi musik tanpa menyukai sepenuhnya.

Pengukuran atau evaluasi hasil dari Blues Guitar Supplement Program ini, dapat dilakukan terhadap ranah psikomotorik (keterampilan), pemahaman (kognitif), dan terutama apresiasi (afektif). Hal tersebut dapat dianalisis melalui dokumentasi, wawancara, dan diskusi yang berlangsung sebelum program, saat program berlangsung, dan setelah program berlangsung. Lebih lanjut, apresiasi dikategorikan ke dalam variabel dependen.

6. Sekolah Tinggi Musik Bandung

Beralamat di Jl. Lamping No. 16 Cipaganti – Bandung 40161. Sekolah tinggi musik yang berdiri di kota Bandung pada tanggal 18 Oktober 2001 dengan ijin operasional berdasarkan SK Mendiknas No. 129/D/O/2001. Setelah melewati proses penilaian dan evaluasi selama dua tahun dari Departemen Pendidikan Nasional cq Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, ijin tersebut diperbaharui dengan keluarnya SK Mendiknas No. 614/D/T/2004.

Blues Guitar Supplement Program ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Musik Bandung, atas dasar pertimbangan bahwa di kampus ini, terdapat Program Studi D3 Penyaji Musik, yang berorientasi industri musik. Salahsatu mata kuliahnya yaitu PIM Gitar Elektri III (Style) untuk mahasiswa dengan instrumen mayor Gitar elektrik, yang kemudian menjadi acuan pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program. Analisis kebutuhan, validasi produk, dan uji coba terbatas dilakukan di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Lebih lanjut, Sekolah Tinggi Musik Bandung dikategorikan ke dalam variabel moderator.

7. Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Bertempat di Kampus IV Unpas, Jl. Dr. Setiabudi No. 193 Bandung ini berdiri pada Juli 1999, yang pada awalnya mengkhususkan pada Industri Musik program D3. Baru pada tahun 2004, Program Studi Seni Musik FISS Unpas membuka program S1 Seni Musik. Terdapat spesialisasi individual Gitar elektrik, dengan jumlah mahasiswa yang cukup banyak, sehingga Program Studi Seni Musik ini dipilih menjadi lokasi data untuk uji coba lebih luas, produk Model

Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program. Lebih lanjut, Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung dikategorikan kedalam variabel moderator.

Dokumen terkait