• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPK – SKPD/PPKD

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4.5.2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1. Peraturan pada variabel ini adalah Peraturan, keputusan, prosedur-prosedur dan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan daerah. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Pemerintah daerah harus membuat peraturan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, sistem akuntansi dan kebijakan akuntansi sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan daerah.

b. Peraturan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, sistem dan kebijakan akuntansi harus dibuat dalam peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

c. Pemerintah daerah harus membuat prosedur akuntansi penerimaan kas, dan prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah prosedur akuntansi selain kas.

d. Sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh PKK – SKPD dan sistem akuntansi pemerintah daerah dilakukan oleh PPKD – selaku BUD.

e. PPK – SKPD dan PPKD harus mengkoordinasikan pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi tersebut dengan penatausahaan keuangan pengelolaan keuangan daerah oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.

Variabel ini diukur dengan skala interval. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1 2. Kurang Setuju (KS) Skor 2 3. Ragu-ragu (N) Skor 3 4. Setuju (S) Skor 4 5. Sangat Setuju (SS) Skor 5

2. Latar belakang pendidikan dalam penelitian ini adalah latar belakang pendidikan yang diperoleh pejabat pengelola keuangan Satuan kerja perangkat Daerah (PKK – SKPD) dan pejabat pengelola keuangan Daerah (PPKD) di bangku pendidikan formal menunjang kemampuannya melaksanakan penyusunan laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah sebagai berikut:

a. Pegawai mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi.

b. Penempatan pegawai pada posisi yang tepat dan benar sebagai PPK – SKPD, bendahara penerimaan maupun bendahara pengeluaran.

Variabel ini diukur dengan skala Interval. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut:

2. Kurang Setuju (KS) Skor 2 3. Ragu-ragu (N) Skor 3 4. Setuju (S) Skor 4 5. Sangat Setuju (SS) Skor 5

3. Pelatihan dalam penelitian ini adalah seperangkat penambahan pengetahuan dan keterampilan responden yang bertujuan agar dapat meningkatkan profesionalisme dan produktivitas kerja yang baik dalam kemampuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Adapun penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Adapun indikator pengukuran variabel ini adalah sebagai berikut:

a. Pengalaman bekerja pegawai di bidang pengelolaan keuangan daerah b. Pegawai yang pernah mengikuti pelatihan mengenai akuntansi.

Variabel ini diukur dengan skala interval. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1 2. Kurang Setuju (KS) Skor 2 3. Ragu-ragu (N) Skor 3 4. Setuju (S) Skor 4 5. Sangat Setuju (SS) Skor 5

4. Komitmen artinya adalah keinginan dari setiap Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK – SKPD) dan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) untuk melakukan perubahan sesuai dengan adanya Peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan daerah. Pengukuran variabel diukur melalui sebagai berikut:

a. Pejabat atau pegawai harus mengetahui mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Standar Akuntansi Pemerintahan.

b. Keinginan dan kemauan pejabat dan pegawai harus dimiliki untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Standar Akuntansi Pemerintahan.

c. Penyusunan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah menyebabkan laporan keuangan kurang informatif bagi pengguna.

Variabel ini diukur dengan skala interval. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1 2. Kurang Setuju (KS) Skor 2 3. Ragu-ragu (N) Skor 3 4. Setuju (S) Skor 4 5. Sangat Setuju (SS) Skor 5

5. Perangkat Pendukung dalam penelitian ini adalah ketersediaan perangkat pendukung yang akan membantu mereka dalam melaksanakan tugas seperti ketersediaan perangkat komputer dan software yang berkaitan dengan kebutuhan

dan didukung keahlian pegawai untuk mengoperasikan perangkat komputer tersebut. Variabel ini diukur berdasarkan sebagai berikut:

a. Tersedianya perangkat keras (hardware) untuk melaksanakan program perangkat lunak (software).

b. Tersedianya perangkat lunak (software) untuk memproses data akuntansi. c. Adanya keterampilan dan keahlian pegawai dalam mengaplikasikan komputer

dalam memproses data akuntansi dengan menggunakan perangkat lunak (software).

Variabel ini diukur dengan skala interval. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1 2. Kurang Setuju (KS) Skor 2 3. Ragu-ragu (N) Skor 3 4. Setuju (S) Skor 4 5. Sangat Setuju (SS) Skor 5

Atas hal tersebut maka dapat disusun matriks operasional variabel pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

Jenis Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

A. Dependen 1. Kemampuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah B. Independen 1. Peraturan Kemampuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah adalah Kemampuan dari masing-masing SKPD dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang disusun dan disajikan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sesuai dengan permendagri 13 Tahun 2006 dan Estándar

Akuntansi Pemerintahan. Peraturan adalah Peraturan, keputusan, prosedur-prosedur dan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan

Daerah

a. Laporan keuangan SKPD yang disusun terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. b. Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah yang disusun terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

c. PPKD menyusun Laporan

keuangan Pemerintah Daerah dengan cara menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD. d. SKPD dan Pemerintah daerah harus

menyusun laporan keuangan tepat waktu yaitu untuk laporan keuangan SKPD disusun paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir, sedangkan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

a. Pemerintah daerah harus membuat peraturan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, sistem akuntansi dan kebijakan akuntansi sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan daerah.

b. Peraturan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, sistem dan kebijakan akuntansi harus dibuat dalam peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. c. Pemerintah daerah harus membuat prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas dan prosedur akuntansi aset tetap/ barang milik daerah dan prosedur akuntansi selain kas.

d. Sistem akuntansi SKPD

dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan sistem akuntansi pemerintah daerah dilakukan oleh PPKD selaku BUD.

Interval

Jenis Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala 2. Latar belakang pendidikan 3. Pelatihan 4. Komitmen Berdasarkan latar belakang pendidikan adalah latar belakang pendidikan yang diperoleh pejabat pengelola keuangan satuan kerja perangkat Daerah (PPK-SKPD) dan pejabat pengelolaan keuangan daerah (PPKD) di bangku pendidikan formal penunjang kemampuannya melaksanakan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah Pelatihan adalah seperangkat penilaian pengetahuan dan keterampilan responden yang

bertujuan agar dapat meningkatkan

profesionalisme dan produktivitas kerja yang baik dalam kemampuan

penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

Komitmen adalah keinginan dari setiap pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

e. PPK-SKTP dan PPKD harus mengkoordinasikan pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi tersebut dengan penatausahaan keuangan pengelolahan keuangan daerah oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.

a. Pegawai mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi. b. Penempatan pegawai dalam posisi

yang tepat dan benar sebagai PPK-SKPD bendahara penerimaan maupun bendahara pengeluaran.

a. Pengalaman bekerja pegawai liker di bidang pengelolaan keuangan daerah.

b. Pegawai yang pernah mengikuti pelatihan mengenai akuntansi.

a. Sejauhmana pengetahuan pejabat atau pegawai mengenai tatacara penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006 dan standar akuntansi

Interval

Interval

Interval Lanjutan Tabel 4.2

Jenis Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala 5. Perangkat Pendukung (PPK-SKPD) dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk melakukan perubahan sesuai dengan adanya

Peraturan dan perundangan yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan daerah Perangkat pendukung adalah ketersediaan perangkat pendukung yang akan membantu

mereka dalam

melaksanakan tugas seperti ketersediaan perangkat komputer dan software yang berkaitan dengan kebutuhan dan didukung keahlian pegawai untuk mengoperasikan perangkat komputer tersebut. pemerintahan.

b. Keinginan dan kemauan pejabat dan pegawai untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan standar akuntansi pemerintahan.

c. Penyusunan laporan keuangan daerah yang tidak sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006 dan standar akuntansi pemerintahan daerah menyebabkan laporan keuangan kurang informatif bagi pengguna.

a. Tersedianya perangkat keras (hardware) dan perangakat lunak (software) untuk memproses data akuntansi.

b. Adanya keterampilan dan keahlian pegawai dalam mengaplikasikan komputer dalam memproses data akuntansi.

Interval

4.6. Metode Analisis Data