• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Definisi Operasional

1. Variabel independen

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Hipotesis

Ada hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian gingivitis pada remaja di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung.

C. Definisi Operasional

1. Variabel independen

a. Definisi Operasional :Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.

b. Alat Ukur : Kuesioner

c. Hasil

1) Pengetahuan baik : Apabila responden bisa menjawab kuesioner > 75%

Pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut

Kejadian Gingivitis

19

2) Pengetahuan cukup : Apabila responden bisa menjawab kuesioner 40% - 75%

3) Pengetahuan kurang baik : Apabila responden bisa menjawab < 40%

d. Skala Ukur : Ordinal

2. Variabel dependen

a. Definisi Operasional : Gingivitis adalah radang pada gingiva, melibatkan daerah interdental papil, tepi gusi, gusi cekat atau kombinasinya, pengukurannya menggunakan Modifikasi Gingival Indeks.

b. Alat Ukur : Kaca mulut

c. Cara Ukur : Observasi

d. Hasil Ukur Kriteria

Sehat : 0

Peradangan Ringan : 0,1 - 1,0 Peradangan Sedang : 1,1 - 2,0 Peradangan Berat : 2,1 - 3,0

e. Skala Ukur : Ordinal

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan bersifat analitik dengan desain Cross Sectional dimana variabel independen yaitu pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan variabel dependen yaitu kejadian gingivitis dimana data didapat secara bersamaaan dan subjek penelitian diperiksa dalam 1 waktu.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2015 yang bertempat di SMA Yayasan Pesantren Islam Jl. Muhammad No. 17 Kota Bandung.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi SMA Yayasan Pesantren Islam yang berjumlah 38.

2. Sampel

Sampel pada penelitian yaitu siswa/siswi SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung kelas 1 dan kelas 2, tidak termasuk kelas 3 karena sedang mempersiapkan Ujian Nasional.

21

3. Teknik sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Total Sampling.

D. Jenis dan Pengumpulan data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, data primer didapat dari pemeriksaan langsung pada sampel yang diteliti dan data sekunder didapat dari pihak sekolah yaitu nama siswa dan siswi, umur dan jumlah siswa dan siswi SMA Yayasan Pesantren Islam.

2. Pengumpulan data a. Instrumen penelitian

Untuk memperoleh data tentang pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, instrumen yang digunakan berupa daftar pertanyaan terbuka.

b. Cara pengumpulan data

Data diambil dari sampel, sebelumnya diberikan informed consent terlebih dahulu, jika responden setuju untuk menjadi objek penelitian maka akan diberikan kuesioner dan akan dilakukan pemeriksaan.

E. Pengolahan Data dan Analisis Hasil

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan ditabulasikan, data yang sudah terkumpul dilakukan pengecekan apakah sudah lengkap atau belum selanjutnya dilakukan pengkodean dalam daftar berdasarkan jumlah responden dan dilakukan pengolahan data.

2. Analisis hasil

Analisis data untuk mengetahui gambaran pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan kejadian gingivitis dari responden ditabulasikan disajikan secara kategorik dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian gingivitis dari hasil data tabulasi maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan fisher exact.

23 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung, mengenai hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian gingivitis pada remaja, hasil penelitian tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut SMA Yayasan Pesantren Islam

Kota Bandung Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (50%), sedangkan pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (50%).

Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 0 0

Cukup 19 50

Kurang 19 50

Jumlah 38 100

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Modifikasi Gingival Indeks Pada Remaja SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung Tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki peradangan ringan sebanyak 29 responden (76,31%).

Tabel 5.3

Hubungan Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Kejadian Gingivitis SMA Yayasan Pesantren Islam

Kota Bandung Tahun 2015

Pada tabel 5.3 tidak dicantumkan pengetahuan baik dan gingivitis berat karena tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan baik dan gingivitis berat. Tabel tersebut menginformasikan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan cukup yang mempunyai peradangan ringan sebanyak 39,5%, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan kurang yang mempunyai peradangan ringan sebanyak 36,8%.

Setelah dilakukan uji statistik fisher exact dengan menggunakan SPSS didapatkan hasil P (0,73) > α (0,05), menunjukan bahwa tidak ada hubungan

Modifikasi Gingival Indeks Jumlah Persentase (%)

Sehat 5 13,16

Peradangan Ringan 29 76,31

Peradangan Sedang 4 10,53

Peradangan Berat 0 0

Jumlah 38 100

25

antara pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada remaja dengan kejadian gingivitis di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung tahun 2015.

B. Pembahasan

Pada tabel 5.1 pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di SMA Yayasan Pesantren Islam berkriteria cukup dan kurang. Hal ini disebabkan tidak adanya penyuluhan sama sekali mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil tahu seseorang mengenai objek yang diperoleh dari indera yang dimilikinya.

Dari hasil wawancara mendalam dengan 19 responden yang memiliki pengetahuan cukup. Sebanyak 16 responden mendapatkan informasi kesehatan gigi dan mulut lewat media televisi seperti iklan, 2 responden lewat orang tua (ibu), 1 responden lewat media televisi dan orang tua (ibu).

Berdasarkan tabel 5.2 dari 38 responden terdapat 33 responden mempunyai peradangan gingiva, peradangan gingiva ringan maupun sedang.

Hampir semua responden yang mengalami peradangan mempunyai kebiasaan teknik menyikat gigi yang kurang tepat. Selain itu faktor lain yang menyebabkan terjadinya gingivitis sebanyak 22 responden mempunyai karang gigi, 9 responden mempunyai karang gigi dan gigi berjejal. Hanya 2 responden yang mengalami peradangan gingiva karena teknik menyikat gigi yang kurang tepat tanpa dipengaruhi faktor lain. Peradangan gingiva yang dialami responden karena teknik menyikat gigi yang kurang tepat, karang gigi

dan gigi berjejal. Teknik menyikat gigi yang kurang tepat dapat menyebabkan penumpukan plak yang dapat menyebabkan gingivitis. Menurut Martariwansyah (2008) faktor utama yang menyebabkan terjadinya radang gusi adalah penumpukan plak. Faktor - faktor pendukung yang memodifikasi terjadinya gingivitis, seperti adanya karang gigi (kalkulus), gigi yang berjejal (crowding), merokok, dan pembuatan gigi tiruan yang buruk.

Pada tabel 5.3 sebanyak 5 responden dengan tingkat pengetahuan cukup dan kurang mempunyai gingiva sehat. Dari hasil wawancara mendalam responden sering makan buah - buahan dan sayur - sayuran. Menurut Martariwansyah (2008) serat dan air yang terdapat pada buah - buahan dapat digunakan sebagai sikat gigi alami yang dapat membantu meningkatkan kebersihan rongga mulut yang mampu mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi dan gusi sehingga dapat mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi lainnya.

Responden dengan tingkat pengetahuan cukup yang memiliki peradangan sedang sebanyak 1 responden, dikarenakan pengetahuannya tidak diikuti tindakan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), menurut Rogers (dalam Notoatmodjo, 2012) mengadopsi perilaku itu tidak hanya pengetahuan akan tetapi membutuhkan kesadaran, sebelum orang mengadopsi perilaku baru, apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari pengetahuan, kesadaran, dan sikap postif maka perilaku

27

tersebut akan bersikap langgeng (lost lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Setelah dilakukan uji statistik fisher exact dengan menggunakan SPSS didapatkan hasil P (0,73) > α (0,05) yang berarti bahwa pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak ada hubungannya dengan kejadian gingivitis pada remaja di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung 2015. Hasil data pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di SMA Yayasan Pesantren Islam mempunyai kriteria cukup dan kurang sedangkan kejadian gingivitisnya sehat, peradangan ringan, dan peradangan sedang.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mintjelungan, dkk., (2013) mengenai hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan gingiva pada penyandang tunanetra di Panti Tunanetra Manado bahwa pengetahuan tidak mempengaruhi status kesehatan gingiva.

Pengetahuan responden mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut hanya sekedar tahu, tetapi tidak diaplikasikan, sehingga peradangan gingiva tetap terjadi walaupun responden memiliki pengetahuan baik atau cukup.

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian gingivitis pada remaja di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan remaja mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yaitu 19 responden (50%) cukup dan 19 responden (50%) kurang.

2. Kejadian gingivitis sebanyak 29 responden (76,31%) peradangan ringan.

3. Tidak adanya hubungan antara pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian gingivitis pada remaja di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota bandung.

B. Saran

1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada siswa/siswi SMA Yayasan Pesantren Islam dan masyarakat lainnya.

2. Diharapkan kepada instansi SMA Yayasan Pesantren Islam untuk menempelkan media penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut disetiap ruang sekolah.

3. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pengetahuan terhadap kejadian gingivitis pada remaja dengan memperhatikan faktor - faktor lain yang berhubungan dengan kejadian gingivitis.

29

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, R.E.L., 2008. “Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Hemoglobin Sewaktu Hamil di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008”, skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. https:/

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14742/1/09E00548.pdf, diakses pada tanggal 7 Juli 2015

Djamil, M.S. 2011.A-Z Kesehatan Gigi. Solo: Metagraf

Houwink, dkk. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Lebukan, BJ., 2013. “Faktor-faktor Penyebab Penyakit Periodontal (Studi Kasus Masyarakat Pesisir Pantai Kecamatan Bacukiki Barat Kota Pare-Pare)”, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

https://repository.unhas.ac.id , diakses pada tanggal 23 Februari 2015 Machfoedz, I. dan Zein, A.Y. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Anak-Aanak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Martariwansyah. 2008. Gigiku Kuat,Mulutku Sehat. Bandung: Karya Kita

Mitjelungan, C.,Tambunan, E. dan Takahin dangen, S., 2013. “Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Status Kesehatan Gingiva Pada Penyandang Tunanetra di Panti Tunanetra Manado”, e-journal, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. https:/

ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3214, diakses pada tanggal 7 Juli 2015

Hongini, S.Y dan Aditiawarman, M. (2012). Kesehatan Gigi dan Mulut Buku Lanjutan Dental Terminology. Bandung: Pustaka Reka Cipta

Nandya, dkk., 2011. “Status Kesehatan Jaringan Periodontal Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dibandingkan dengan Pasien Non Diabetes Mellitus Berdasarkan GPI”, e-journal, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Air Langga. https://journal.unair.ac.id, diakses pada tanggal 23 Februari 2015

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

Pratiwi, D. 2007. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari. Jakarta: Buku Kompas _______. 2009. Gigi Sehat dan Cantik Perawatan Praktik Sehari-hari. Jakarta:

Buku Kompas

Putri, M.H. Herijulianti ,E.Nurjanah, N. 2012. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC

Ramadhan, A.G. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune Riset Kesehatan Dasar. 2013. http:// www.litbang.depkes.go.id, diakses pada

tanggal 28 September 2014

Riyanti, E., 2010. “Penatalaksanaan Terkini Gingivitis Kronis Pada Anak”.

http://pustaka.unpad.ac.id, diakses pada tanggal 23 Februari 2015

Susanto, MI.G.W. 2011. Terapi Untuk Kesehatan dan kecantikan Gusi. Jakarta:

Esensi Erlangga Group

Soebroto, I. 2009. Apa yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang Kesehatan Gigi Anda. Jogjakarta: Bookmarks

Usri, dkk. 2012. Diagnosis & Terapi Penyakit Gigi dan Mulut Edis2. Bandung:

LSK

Yusuf, S. 2010. Psikologi dan Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

29

LAMPIRAN

Lampiran 2

2. Apa penyebab terjadinya gingivitis?

3. Berapa kali menyikat gigi dalam sehari?

4. kapan waktu menyikat gigi dalam sehari?

5. Apa anda tahu alat bantu untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut?

6. Tangkai sikat gigi yang baik itu seperti apa?

7. Bulu sikat gigi yang baik itu seperti apa?

8. Bagaimana teknik menyikat gigi pada bagian depan ?

9. Bagaimana teknik menyikat gigi untuk bagian pengunyahan ? 10. Bagaimana teknik menyikat gigi untuk bagian yang menghadap ke

pipi?

11. Bagaimana teknik menyikat gigi untuk bagian yang menghadap ke lidah?

12. Pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung apa ? 13. Setiap berapa bulan sekali kontrol ke klinik gigi ? 14. Untuk apa buah-buahan dan sayuran ?

15. Makanan apa yang bisa membersihkan gigi ?

29

Lampiran 3 SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :………

Umur :………

Alamat :………

Bersedia mengizinkan anak,

Nama :………

Umur :………

Alamat :………

Untuk ikut berpatisipasi sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Lia Astrina

NIM : P17325112036

Judul Penelitian : “Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Kejadian Gingivitis pada remaja di SMA Yayasan Pesantren Islam Kota Bandung”

Persetujuan ini diberikan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Bandung,……….2015

(………)

Lampiran 4 LEMBAR PEMERIKSAAN

Nama : Umur : Jenis Kelamin : L/P

Gigi Indeks

Bukal /Labial Palatal/Lingual Distal Mesial

Modifikasi Gingival Indeks =

  

         

29

DATA INDEKS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SMA YAYASAN PESANTREN ISLAM

KOTA BANDUNG

33 NA 0,67 0,67 1,34 Sedang

34 RM 0,00 0,00 0,00 Baik

35 RH 1,00 0,67 1,67 Sedang

36 RR 0,67 0,33 1,00 Baik

37 SW 0,83 0,67 1,50 Sedang

38 TS 0,17 0,00 0,17 Baik

Dokumen terkait