• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Metode Penelitian

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

3.2 Variabel Operasional dan Definisi Operasional

Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) atau variabel independen merupakan variabel yang variasinya menyebabkan perubahan pada variabel lain. Dalam kata lain variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain hendak diketahui (Azwar,2007). Dalam penelitian ini flexible work arrangement .merupakan variabel bebas (X) yang menjadi sebab perubahan variabel terikat

b. Variabel Terikat (Y)

41 Variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel penelitian yang digunakan

untuk menjabarkan besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain (Azwar,2007), dalam penelitian ini adalah variabel bebas. Pada penelitian ini kinerja karyawan sebagai variabel terikat yang mendapat pengaruh dari variabel bebas.

42 TABEL 3.1

VARIABEL OPERASIONAL

Variabel Dimensi Indikator Item Skala

Kinerja Karyawan Kualitas Kemampuan mengevaluasi pekerjaan

1 Ordinal (Y)

Robbins

(2006:260) Kesesuaian hasil kerja 2 Ordinal

berdasarkan kualitas kerja

Kuantitas Pencapaian target 3 Ordinal penyelesaian pekerjaan

Tepat waktu dalam 4 Ordinal menyelesaikan pekerjaan

Ketepatan Ketepatan waktu dalam 5 Ordinal

Waktu Bekerja

Tingkat kedisiplinan 6 Ordinal Karyawan

Kemandirian Karyawan 7 Ordinal

Mempertimbangkan pendapat karyawan lainnya

Work Life Balance WIPL Pekerjaan Mempengaruhi Kehidupan Pribadi

8 Ordinal

PLIW Kehidupan Personal

Mempengaruhi Pekerjaan 9 Ordinal

43 WPLE Pekerjaan dan Kehidupan

Personal Saling Berpengaruh 10 Ordinal

Flexible Work

Arrangement Ruang Sejauh mana kelonggaran pekerja dalam menentukan

lokasi Bekerja

11 Ordinal

Waktu

Sejauh mana kebebasan pekerja dalam Menentukan

durasi dan waktu lamanya Bekerja

12 Ordinal

Peran sosial

Sejauh mana karyawan bisa memberikan peran bagi

perusahaan

1 Ordinal

Total 13

44 3.2.1 Definisi operasional flexible working arrangement

Selby dan Wilson (2003) mengatakan bahwa fleksibilitas tempat kerja didefinisikan sebagai pengaturan jam kerja fleksibel (flexible working arrangement) merupakan salah satu spektrum struktur kerja yang mengubah waktu kerja atau tempat kerja selesai dilakukan secara teratur. Jenis pengaturan jam kerja fleksibel secara rinci menyebutkan aspek-aspek yang diterapkan melalui jenis pengaturan jam kerja antara lain; (1) tempat kerja, menuntut pekerja melakukan pekerjaan dari kantor atau suatu tempat yang secara tetap digunakan sebagai lokasi kerja. (2) waktu kerja, memberi kebebasan bagi pekerja dengan persetujuan perusahaan dalam jam kerja di luar jam kerja tetap yang berlaku diperusahaan.

3.2.2 Work Life Balance

Work-life Balance Work-life Balance/work family balance adalah keseimbangan hidup individu terkait dengan keterlibatannya dalam membagi peran di dunia pekerjaan maupun dunia pribadi, porsi keterikatan dan kepuasan antara dua domain tersebut dapat berjalan seimbang dengan konflik seminimal mungkin (Fisher, Stanton, Jolteon, &

Gavin, 2003).

3.2.3 Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2019:151) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Pada penelitian ini, skala yang digunakan yaitu skala ordinal a. Skala Ordinal

Menurut Suliyanto (2018 : 140) skala ordinal merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, akan tetatpi jarak atau interval antar tingkatan belum jelas. Skala ordinal mempunyaai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal karena tidak hanya menyataakan suatu kategori saja tetapi sudah dapat untuk menyataka peringkat.

45 3.3 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari kegiatan awal penelitian hingga berakhir di kesimpulan dan saran. Gambar 3.1 berikut menunjukkan langkah-langkah penelitian :

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian (Sumber: Sugiyono (2015:82), 2020) 3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2019:126), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sementara menurut Indrawati (2015:164), populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau benda-benda yang menarik untuk diteliti.

Berdasarkan pengertian definisi populasi di atas maka, populasi dalam penelitian ini adalah staf karyawan Yayasan BMT Dharmasraya.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2019:127) sampel merupakan wakil dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2019:128), teknik non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Kemudian purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Yang dimaksud dengan pertimbangan

46 tertentu yaitu misalnya orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan.

Diketahui jumlah sampel dari staff karyawan Yayasan BMT Dharmasraya adalah sebanyak 60 orang. Cara pengambilannya sampelnya dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada para karyawan yang bekerja di yayasan BMT Dharmasraya.

3.4.3 Teknik Sampling

Dalam memperoleh sampel yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, teknik sampling merupakan teknik untuk membantu menentukan sampel. Menurut Sugiyono (2017: 81) Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2018:84) non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik non probability sampling terdiri dari sampling sistematis, sampling purposive, sampling kuota, sampling incidental, sampling jenuh, dan snowball sampling. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara sampling jenuh, yaitu teknik penentuan penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel Sugiyono (2018:84). Pengambilan sampel tanpa pilih atau pandang bulu, yang didasarkan prinsip.

3.5 Sumber Data

Dokumen terkait