• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel penelitian menurut Sugiyono (1999) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu peneliti perlu mengidentifikasi variabel mana saja yang menjadi pokok permasalahan. Setelah menemukan variabel yang menjadi pokok permasalahan, dilakukan definisi operasional pada setiap variabel.

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Tabel variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Pengamatan Wawancara

Privacy

perempuan tidur

Sampel penelitian ini dipilih melalui metode purpossive sampling, karena metode purpossive sampling mengambil sampel yang disengaja atau ditentukan dikarenakan sampel tersebut memenuhi kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni,2014).

Adapun kriteria sampel tersebut:

1. Rumah Keluarga Muslim di Medan 2. Hunian kontemporer minimalis

3. Hunian tipe 1,2,3 yang dihuni keluarga inti

3.4. Metode Pengumpulan Data

Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

Data Primer:

a. Wawancara

Penelitian ini merupakan proses untuk memproleh informasi dengan cara tanya jawab secara tatap muka antara peneliti dan narasumber. Wawancara ini dilakukan dengan menyiapkan beberapa pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Metode Survey

Survey dilakukan untuk mendapatkan gambar rumah tinggal menggunakan kamera. Yaitu bertujuan untuk mendapatkan pola ruang rumah keluarga muslim.

c. Pemetaan dan Penggambaran

Pada tahap ini dilakukan penggambaran ulang denah rumah yang telah disurvey.

Data Sekunder

a. Studi Literatur

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa jurnal, makalah dan buku.

b. Studi Penelitian Sejenis

Dilakukan dengan mencari penelitian-penelitian dengan judul serupa untuk perbandingan dan acuan dalam penelitian.

3.5. Metode Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian bersifat kualitatif. Tahapan analisis data merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dengan tahapan-tahapan lainnya. Data primer dan sekunder dianalisis secara kualitatif, melalui interpretasi atau juga disebut dengan tafsir. Metode untuk menunjang penelitian kualitatif ini juga dilakukan dengan menerapkan metode deskriptif dan menyimpulkan data analisis menjadi satu kesimpulan.

Metode Deskriptif

Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982: 119).

3.6. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang akan dijabarkan dan dibahas ialah rangkaian proses penelitian berupa langkah-langkah yang sesuai dengan urutan kegiatan/proses penelitian. Patokan dalam meneliti dengan menjadikan teori sebagai batasan penelitian.

Place-centered mapping

Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok manusia memanfaatkan, menggunakan atau mengakomodasikan perilakunya dalam suatu situasi waktu dan tempat yang tertentu. Dengan kata lain, perhatian dari teknik ini adalah satu tempat yang spesifik baik kecil atau pun besar. Dalam proses place-centered mapping membutuhkan peta dasar yang sudah dibuat untuk mengamati objek penelitian dan kemudian membuat daftar perilaku yang diamati serta menentukan simbol atau tanda sketsa perilaku. Kemudian data kolektif berdasarkan perilaku di tempat objek penelitian di analisis untuk mendapatkan kesimpulan kecenderungan perilaku. Langkah-langkah yang dilakukan pada teknik ini adalah:

1. Menentukan tempat/ruang yang akan diamati (objek penelitian) 2. Mengamati aktivitas yang terjadi dalam tempat amatan

3. Mencatat aktivitas yang terbentuk di tempat amatan

3.7. Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

PENDAHUL

TUJUAN PENELITIAN

1. Menilai sejauh mana desain rumah dalam mengakomodasi kebutuhan keluarga muslim,

2. Menilai perilaku Islami di dalam rumah.

STUDI

Hubungan antar perilaku dan ruang (privacy, modesty, dan hospitality )

Kesimpulan dan Rekomendasi

BAB IV

TINJAUAN SAMPEL PENELITIAN

4.1. Rumah 1 ( Tipe 110 ) 2 lantai

Rumah yang dibangun pada tahun 2010 oleh developer ini terletak di jalan bajak 2, komplek Grand Gading Residence no. 8A dihuni oleh keluarga muslim yang memiliki 5 anggota keluarga terdiri dari ayah yang bekerja sebagai karyawan swasta, ibu, 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan.

Gambar 4.1. Lokasi rumah 1

Gambar 4.2. Rumah 1

Pada keluarga ini, hubungan baik pada tetangga dekatnya hanya sekedar menyapa dan berkenalan, tetapi tidak untuk tetangga yang jauh dari area rumah mereka.

Adapun kebiasaan mereka di rumah seperti, makan, tidur, belajar, memasak, istirahat, menjaga kebersihan rumah, berinteraksi sosial dan di waktu pagi seorang ayah pergi bekerja hingga sore. Keadaan sosial keluarga ini cukup terpenuhi akan segala kebutuhan mereka. Keadaan sekitar rumah mereka yang jauh dari interaksi tetangga yang memiliki budaya dan tradisi adat membuat keluarga ini tidak mengikuti tradisi adat karo.

Pendapat keluarga ini tentang privat, yakni berpakaian normal ( tidak tertutup ) ketika di dalam rumah, tetapi menjaga kesopanan dalam berpakaian ( menutup aurat ) apabila ada seseorang yang bukan mahram datang berkunjung. Dari segi modesty, mereka lebih banyak menghabiskan waktu ibadah di rumah karena waktu sholat sudah terlambat, dan membiarkan tamu yang datang berkunjung dipersilahkan untuk sholat di salah satu kamar anak-anak dan itu tidak membuat mereka merasa menggangu area privat. Dan dari segi hospitality, mereka dengan senang hati menerima dan melayani tamu yang datang berkunjung.

Gambar 4.3. Denah rumah 1

4.2. Rumah 2 ( Tipe 70 )

Rumah yang dibangun keluarga muslim pada tahun 2008 sesuai desain klien (menyewa jasa arsitek) ini terletak di jalan satria, perumahan Mekar Sari Indah blok A no.11 dihuni oleh keluarga muslim yang memiliki 4 anggota keluarga terdiri dari ibu yang bekerja sebagai pegawai BUMN, ayah, 1 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan.

Lantai dasar Lantai 2

kiblat

Gambar 4.4. Lokasi rumah 2

Gambar 4.5. Rumah 2

Pada keluarga ini, hubungan baik pada tetangga dekatnya hanya sekedar menyapa dan berinteraksi sosial dalam kegiatan Islam. Adapun kebiasaan mereka di rumah seperti, makan, tidur, belajar, memasak, istirahat, menjaga kebersihan rumah, berinteraksi sosial dan di waktu pagi ibu dan ayah pergi bekerja hingga sore.

Keadaan sosial keluarga ini sangat terpenuhi akan segala kebutuhan mereka.

Karena kesibukan masing masing anggota keluarga, mereka tidak ada mengikuti kegiatan tradisi adat minang dan jawa, tetapi sebelum bepergian jauh baisanya keluarga mempersiapkan masakan khas minang.

Pendapat keluarga ini tentang privat, yakni berpakaian normal ( tidak tertutup ) ketika di dalam rumah, tetapi menjaga kesopanan dalam berpakaian ( menutup

aurat ) apabila ada seseorang yang bukan mahram datang berkunjung. Dari segi modesty, mereka lebih banyak menghabiskan waktu ibadah di kamar dan di mesjid dekat rumah mereka, dan membiarkan tamu yang datang berkunjung dipersilahkan untuk sholat di mesjid di dekat area rumah karena itu membuat mereka merasa menggangu area privat. Dan dari segi hospitality, mereka berpendapat bahwa rumah sebagai tempat privat (istirahat) keluarga dan bukan sarana buat menerima tamu, tetapi keluarga ini sangat menghormati dan melayani tamu yang datang berkunjung. Adapun pemisahan penerimaan ruang tamu pada rumah ini, karena keluarga ini sangat menjaga privasi perempuan yang ada di keluarga ini.

Gambar 4.6. Denah rumah 2 Lantai dasar kiblat

4.3. Rumah 3 (Tipe 60)

Rumah yang dibangun pada tahun 2017 ini terletak di pancursiwa pales 7U gg. Anggrek 2 no, 27 dihuni oleh keluarga muslim yang memiliki 4 anggota keluarga terdiri dari ayah yang bekerja sebagai pengajar olahraga di salah satu sekolah di Medan, ibu dan 2 orang anak laki-laki kecil.

Gambar 4.7. Lokasi Rumah 3

Gambar 4.8. Rumah 3

Pada keluarga ini, hubungan sangat baik pada tetangga dengan menjaga tata krama dan bersosial. Adapun kebiasaan mereka di rumah seperti, makan, tidur, belajar, memasak, istirahat, menjaga kebersihan rumah, berinteraksi sosial dan di waktu pagi ayah dan ibu pergi bekerja hingga sore dan anak mereka pergi ke sekolah. Keadaan sosial keluarga ini cukup terpenuhi akan kebutuhan mereka.

Karena belajar Islam adalah kebutuhan mereka, tradisi adat jawa tidak diterapkan dalam keluarga ini dan mengikuti tradisi budaya Islam.

Pendapat keluarga ini tentang privat, yakni berpakaian normal ( tidak tertutup ) ketika di dalam rumah, tetapi menjaga kesopanan dalam berpakaian ( menutup aurat ) apabila ada seseorang yang bukan mahram datang berkunjung. Dari segi modesty, mereka lebih banyak menghabiskan waktu ibadah di area tengah rumah karena mereka menganggap sholat berjamaah serta mengajarkan kegiatan ibadah Islam pada anak anaknya adalah kewajiban. Dan dari segi hospitality, mereka dengan senang hati menerima dan melayani tamu yang datang berkunjung.

Gambar 4.9. Denah Rumah 3 4.4. Rumah 4 (Tipe 100) 2 lantai

Rumah yang dibangun pada tahun 2015 oleh developer ini terletak di jalan menteng raya gg. Setia no,6 dihuni oleh keluarga muslim yang memiliki 5 anggota keluarga terdiri dari ayah yang bekerja sebagai Dosen agama di salah

Lantai dasar kiblat

satu Universitas Medan, ibu, 1 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan.

Gambar 4.10. Lokasi rumah 4

Gambar 4.11. Rumah 4

Pada keluarga ini, hubungan sangat baik dan dekat dengan tetangga dengan berkomunikasi, menjaga keakraban sosial dan saling membantu sama lain.

Adapun kebiasaan mereka di rumah seperti, makan, tidur, belajar, memasak, istirahat, menjaga kebersihan rumah, berinteraksi sosial dan di waktu pagi ayah dan kakak pergi bekerja hingga sore. Keadaan sosial keluarga ini cukup terpenuhi akan kebutuhan mereka. Karena belajar Islam adalah kebutuhan keluarga mereka, tradisi adat minang tidak diterapkan dalam keluarga ini dan mengikuti syariat Islam.

Pendapat keluarga ini tentang privat, yakni berpakaian normal ( tidak tertutup ) ketika di dalam rumah, tetapi menjaga kesopanan dalam berpakaian ( menutup aurat ) apabila ada seseorang yang bukan mahram datang berkunjung. Dari segi modesty, mereka lebih banyak menghabiskan waktu ibadah di masjid dekat rumah, untuk anggota keluarga perempuan biasanya menghabiskan waktu ibadah di kamar. Dan dari segi hospitality, mereka dengan senang hati menerima dan melayani tamu yang datang berkunjung.

Gambar 4.12. Denah rumah 4

Lantai dasar Lantai 1

kiblat

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Rumah 1 ( Tipe 110 ) 2 lantai 1. Prvacy

Privasi di rumah Muslim, di Indonesia, secara eksplisit diikuti sesuai dengan ajaran-ajaran ini dan melibatkan tiga lapisan privasi yang berbeda.

Ini termasuk:

a. Privacy Keluarga - Tetangga

Pada rumah ini dirancang selaras dengan alam yang di aplikasikan dengan merancang halaman yang cukup membatasi view ke dalam rumah, meningkatkan privasi yang tinggi, karena ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang lebat dan tinggi. Salah satu cara berbuat baik kepada tetangga dan sebaliknya ialah menjaga privasi tetangga dan tidak mengganggunya. Rumah ini telah membatasi privasinya dengan tetangga sekitar dengan membangun pagar setinggi 1,5 m di sepanjang halaman depan rumah guna untuk mengantisipasi di mata-matai tetangga.

Gambar 5.1. Tumbuhan pada halaman depan (kiri) dan pagar (kanan) sebagai pembatas privasi dengan tetangga.

Keluarga di rumah ini mengajarkan adab dalam bertetangga, agar tidak menganggu privacy tetangga, walaupun rumah ini berbatasan langsung dengan rumah tetangga tetapi tingkat kebisingan relatif rendah. Untuk menutup kemungkinan keamanan dari luar, bukaan seperti jendela dengan (kaca bening dan buram), pemasangan kisi-kisi pada jendela dan tirai jendela membuat tingkat exclosure di rumah ini cukup tinggi dan tingkat exposure pada rumah ini cukup untuk menerangi segala sisi rumah.

Gambar 5.2. Jendela depan rumah b. Privacy Antara Laki-laki dan Perempuan

Menjaga privat juga penting bagi penghuni rumah, seperti kamar tidur anak dan orang tua. Pada rumah ini 2 orang anak laki-laki juga terpisah antara posisi kamar laki-laki dan perempuan. Untuk kamar laki laki berada di lantai 1 dan kamar perempuan berada di lantai dasar, untuk kamar utama berada di lantai 1 menghadap depan rumah. Di setiap kamar tidak ada pemisah antara laki-laki dan perempuan. Untuk penggunaan kamar mandi tak ada pemisahan gender.

Salah satu indikator privat antar gender ialah penggunaan kamar mandi, di rumah ini penggunaan kamar mandi tak ada batasan gender.

c. Privacy Keluarga – Kerabat

Dalam berkeluarga, Islam menganjurkan agar menghormati tamu/kerabat yang datang ke rumah. Untuk menjaga privasi dan kerabat, keluarga ini hanya menyediakan ruang- ruang yang ada di lantai dasar untuk digunakan.

Gambar 5.3. Privacy area 2. Modesty

Dalam Islam berperilaku sopan mengacu pada sikap pemalu, sopan, kerendahan hati dan tidak melakukan tindakan ekstrem. Dalam keluarga ini, perempuan memiliki sikap pemalu, sopan dalam menutupi diri dengan

pakaian yang menutup aurat setidaknya jika yang bukan mahram-nya.

Bersikap rendah hati dalam melayani dan menyayangi keluarganya dan orang lain serta tidak melakukan hal hal yang bisa merugikan orang lain. Adapun lelaki dalam keluarga ini juga menutupi auratnya jika bertemu dengan yang bukan mahram-nya.

Modesty Islam fisik lainnya dapat direpresentasikan dalam bentuk desain bangunan. Di rumah ini, ruang interior tamu dan ruang keluarga dibatasi dengan funitur rak besar yang menutupi sebagian area privasi yang tak dapat dilihat langsung. Lokasi kamar mandi umum nya juga tak dapat dilihat langsung dari ruang tamu yang dibatasi oleh akses tangga yang memberikan kenyamanan privasi penggunanya.

Gambar 5.4. Rak sebagai pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga Rumah seorang Muslim juga merupakan tempat untuk melakukan dan berlatih agama kegiatan seperti beribadah, belajar dan membaca Al-Quran. Hal ini biasa dilakukan di area privasi pengguna termasuk di kamar tidur masing-masing.

Gambar 5.5. Area Ibadah

Gambar 5.6. Modesty area kiblat

3. Hospitality

Menerima tamu adalah etiket dalam berumah tangga, Islam menganjurkan agar menghormati tamu yang datang ke rumah. Rumah ini menyediakan ruang tamu untuk menjamu tamu laki-laki dan tamu perempuan, apabila keadaan tidak memungkinkan batasan mahram-nya, tamu perempuan akan dijamu di ruang keluarga yang berdekatan dengan dapur dan ruang makan.

Gambar 5.7. Ruang formal tamu laki-laki (kiri) dan ruang formal tamu perempuan (kanan)

Tamu juga akan dilayani dengan seduhan minum yang disediakan oleh seorang anak laki-laki ataupun ibu. Tamu dipersilahkan menggunakan wc di lantai dasar dan beberapa ruangan lain seperti teras belakang dan dapur untuk mengobrol dan sebagainya.

Gambar 5.8. dapur (kiri) dan teras belakang (kanan)

Gambar 5.9. Hospitality area 5.2. Rumah 2 ( Tipe 70 )

1. Prvacy

Privasi di rumah Muslim, di Indonesia, secara eksplisit diikuti sesuai dengan ajaran-ajaran ini dan melibatkan tiga lapisan privasi yang berbeda.

Ini termasuk:

a. Privacy Keluarga – Tetangga

Pada rumah ini dirancang dengan nuansa tertutup di aplikasikan dengan merancang teras depan ditutup menggunakan pintu jerjak besi yang menutup view depan rumah disertai penggunaan kisi-kisi pada bagian tiang tiang besi, hal ini menjaga jarak perspekstif orang lain sehingga privasi tetangga terjaga. Rumah ini telah membatasi privasinya dengan

tetangga sekitar dengan membangun pintu jerjak di sisi depan setinggi 2,5 m.

Gambar 5.10. Pintu jerjak (kiri) dan kisi kisi (kanan) untuk menutup tampilan rumah

Keluarga di rumah ini mengajarkan adab dalam bertetangga, agar tidak menganggu privacy tetangga, walaupun rumah ini berbatasan langsung dengan rumah tetangga tetapi tingkat kebisingan relatif rendah. Untuk menutup kemungkinan keamanan dari luar, bukaan seperti jendela dengan kaca hitam bening, pemasangan jerjak besi pada jendela dan tirai jendela membuat exclosure di rumah ini sangat tinggi.

Gambar 5.11. Jendela rumah b. Privacy Antara Laki-laki dan Perempuan

Menjaga privat juga penting bagi penghuni rumah, seperti kamar tidur anak dan orang tua. Pada rumah ini posisi kamar laki-laki dan perempuan terpisah. Untuk kamar laki laki berada di depan dan kamar perempuan berada di belakang, untuk kamar utama juga berada di belakang. Di setiap

pintu kamar ada tirai sebagai batas pemisah antara laki-laki dan perempuan. Untuk penggunaan kamar mandi tak ada pemisahan gender, tetapi pada umumnya penggunaan kamar mandi di belakang selalu dipakai anggota keluarga laki-laki.

c. Privacy Keluarga – Kerabat

Dalam berkeluarga, Islam menganjurkan agar menghormati tamu/kerabat yang datang ke rumah. Untuk menjaga privasi dan kerabat, keluarga ini hanya menyediakan ruang- ruang yang ada di depan dan ruang dapur.

Gambar 5.12. Privacy area 2. Modesty

Dalam Islam berperilaku sopan mengacu pada sikap pemalu, sopan, kerendahan hati dan tidak melakukan tindakan ekstrem. Dalam keluarga ini, perempuan memiliki sikap pemalu, sopan dalam menutupi diri dengan pakaian yang menutup aurat setidaknya jika yang bukan mahram-nya.

Bersikap rendah hati dalam melayani dan menyayangi keluarganya dan orang lain serta tidak melakukan hal hal yang bisa merugikan orang lain. Adapun

lelaki dalam keluarga ini juga menutupi auratnya jika bertemu dengan yang bukan mahram-nya.

Modesty Islam fisik lainnya dapat direpresentasikan dalam bentuk desain bangunan. Di rumah ini, ruang interior tamu dan ruang keluarga tak ada pemisah. Untuk bagian depan rumah dan belakang rumah memiliki pemisah berupa tirai. Tirai juga digunakan sebagai pemisah ruang depan dengan ruang dapur sehingga menjaga privasi setiap ruang yang ada. Letak kamar mandi umum nya juga tak dapat dilihat langsung dari ruang tamu yang tertutup tirai pembatas yang memberikan kenyamanan privasi penggunanya.

Gambar 5.13. Tirai sebagai pemisah antara area publik dan area privat Rumah seorang Muslim juga merupakan tempat untuk melakukan dan berlatih agama kegiatan seperti beribadah, belajar dan membaca Al-Quran. Hal ini biasa dilakukan di area privasi pengguna termasuk di kamar tidur masing-masing.

Gambar 5.14. Modesty area 3. Hospitality

Menerima tamu adalah etiket dalam berumah tangga, Islam menganjurkan agar menghormati tamu yang datang ke rumah. Rumah ini menyediakan teras depan untuk menjamu tamu laki-laki dan ruang tamu untuk tamu perempuan, apabila keadaan tidak memungkinkan batasan mahram-nya, tamu perempuan akan dijamu di ruang keluarga.

Tamu juga akan dilayani dengan seduhan minum dan makanan yang disediakan oleh anggota keluarga perempuan. Tamu dipersilahkan menggunakan wc di sisi kiri dan beberapa ruangan lain seperti ruang keluarga dan dapur untuk mengobrol dan sebagainya.

Gambar 5.15. Teras depan (kiri) dan ruang tamu (kanan) kiblat

Gambar 5.16. Hospitality area 5.3. Rumah 3 (Tipe 60)

1. Prvacy

Privasi di rumah Muslim, di Indonesia, secara eksplisit diikuti sesuai dengan ajaran-ajaran ini dan melibatkan tiga lapisan privasi yang berbeda.

Ini termasuk:

a. Privacy Keluarga – Tetangga

Rumah ini dirancang lebih tinggi dari permukaan jalan. Rumah ini telah membatasi privasinya dengan tetangga dengan membangun pagar setinggi 1,7 m di area akses menuju depan rumah.

Gambar 5.17. Pagar rumah

Keluarga di rumah ini juga mengajarkan adab dalam bertetangga, agar tidak menganggu privacy tetangga, tingkat kebisingan di rumah ini relatif rendah, karena di sebelah rumah masih asri akan tumbuhan liar. Untuk menutup kemungkinan keamanan dari luar, bukaan seperti jendela dengan kaca gelap, pemasangan gorden pada jendela dan besi besi jerjak pada jendela membuat exclosure di rumah ini cukup tinggi.

Gambar 5.18. Jendela rumah b. Privacy Antara Laki-laki dan Perempuan

Menjaga privat antar gender juga penting bagi penghuni rumah ini, tetapi hampir di setiap ruang tidak ada pemisah, begitu juga untuk penggunaan kamar mandi tak ada pemisahan gender. Tetapi pemisahan ruang publik dengan ruang privasi seperti wc ada pemisahan dinding masif, yang membuat pengguna wc merasa aman baik itu laki-laki maupun perempuan.

c. Privacy Keluarga – Kerabat

Dalam berkeluarga sangat menghormati tamu/kerabat yang datang ke rumah. Untuk menjaga privasi dan kerabat, keluarga ini bahkan menyediakan ruang kamar dan ruang ruang umum seperti ruang keluarga dan ruang tamu.

Gambar 5.19. Privacy area

2. Modesty

Dalam Islam berperilaku sopan mengacu pada sikap pemalu, sopan, kerendahan hati dan tidak melakukan tindakan ekstrem. Dalam keluarga ini, perempuan memiliki sikap pemalu, sopan dalam menutupi diri dengan pakaian yang menutup aurat, bersikap rendah hati dalam melayani dan menyayangi keluarganya dan orang lain serta tidak melakukan hal hal yang bisa merugikan orang lain. Adapun lelaki dalam keluarga ini juga menutupi auratnya jika bertemu dengan yang bukan mahram-nya.

Kesopanan Islam fisik lainnya dapat direpresentasikan dalam bentuk desain bangunan. Di rumah ini, ruang publik dan ruang semi publik tak ada pemisah, tetapi letak kamar mandi umum nya juga tak dapat dilihat langsung dari ruang tamu yang dibatasi oleh dinding masif yang memberikan kenyamanan privasi penggunanya.

Rumah seorang Muslim juga merupakan tempat untuk melakukan dan berlatih agama kegiatan seperti beribadah, belajar dan membaca Al-Quran. Untuk kegiatan beribadah keluarga ini menggunakan jalur akses antara ruang keluarga dan ruang dapur, untuk kegiatan sholat berjama’ah mereka menggunakan ruang keluarga. Karena di ruang keluarga tidak ada perabot ataupun furniture yang masif.

Gambar 5.20. Area Ibadah

Gambar 5.21. Modesty area kiblat

3. Hospitality

Menerima tamu adalah etiket dalam berumah tangga, Islam menganjurkan agar menghormati tamu yang datang ke rumah. Rumah ini menyediakan teras dan ruang tamu untuk menjamu tamu laki-laki dan ruang keluarga untuk tamu perempuan,

Tamu juga akan dilayani dengan seduhan minum yang disediakan oleh ibu.

Tamu juga akan dilayani dengan seduhan minum yang disediakan oleh ibu.

Dokumen terkait