• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Penelitian

Dalam dokumen HUBUNGAN ANTARA KEBERSIHAN DIRI DENGAN K (Halaman 29-35)

Metode Penelitian 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

3.7. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Konsep seperti umur, pendidikan, pekerjaan, penyakit, kepuasan. Konsep apapun asal mempunyai ciri bervariasi disebut variabel. Variabel merupakan segala sesuatu yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecacingan pada anak. b. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kebiasaan mencuci tangan. 3.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain.16 Definisi operasional Variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen

Variable Dependen

Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

a.Kebiasaan mencuci tangan

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit,kedua belah tangan dengan menggunakan

sabun atau air Kuesioner Wawancara

-baik : >5 -sedang: 5 -tidak: <5 Ordinal

b.Kecacingan Kecacingan adalah penyakit yang ditularkan melalui tanah sebgai media penularannya yang disebabkan oleh cacing gelang(ascharis lumbricouides), cacing cambuk( Trichuris trichiura), dam cacing tambang(Necator americanus) Pemeriksa an tinja Cairan lugol - Ya : Ditemuka n telur cacing dalam tinja -Tidak : Tidak ditemuka n cacing dalam tinja Ordinal 3.9. Instrumen Penelitian

a. Kuesioner, digunakan untuk memperoleh data primer meliputi kebiasaan cuci tangan .

b. Hasil dari data siswa yang bersekolah di SDN 11 Langkai Palangkaraya, untuk mengetahui jumlah populasi anak usia 6 – 12 tahun.

c. Pemeriksaan tinja, untuk memperoleh data sekunder mengenai kejadian kecacingan.

3.10. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan data. 3.11. Cara Pengolahan Data dan Analisis Data

a Data primer yang diperoleh dari :

1. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah di SDN 11 Langkai Palangkaraya, mengenai sudah pernah atau belum pernah diadakannya praktik cuci tangan di SDN 11 Langkai Palangkaraya.

2. Hasil observasi yang dilakukan di Sekolah SDN 11 Langkai Palangkaraya, mengenai kebiasaan mencuci tangan.

3. Hasil kuesioner yang diisi oleh anak yang berpedoman pada kuesioner meliputi usia, cuci tangan, dan pernah terkena penyakit kecacingan atau tidak.

4. Hasil dari pemeriksaan tinja dengan metode pemeriksaan lugol pada anak SDN 11 Langkai Palangkaraya.

b. Data sekunder yang diperoleh dari :

1. Hasil dari data siswa yang bersekolah di SDN 11 Langkai Palangkaraya Tabel 3.12. Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan Minggu II & IV 2013 Bulan Februari 2014 Bulan Maret 2014 Bulan April 2014 Pengambilan Data

(Minggu II & IV)

Wawancara dan penelitian sampel

Memeriksa hasil kuisoner, lab Pengolahan Data Pembuatan Laporan Penelitian

BAB IV HASIL

IV.1 Tabel : Distribusi Frekuensi dari Kebersihan Diri Anak SD X

Kebersihan Diri N %

Baik 20 9,90

Sedang 138 68,3

Kurang 44 21,7

Jumlah 202 100

Sumber : Hasil pengolahan data penelitian

Menurut tabel univariat kebersihan diri diatas dapat diketahui bahwa anak dengan kebersihan diri yang baik di SD X ada sebanyak 20 orang dengan jumlah presentase 9,90%, anak yang memiliki kebersihan diri yang sedang ada sebanyak 138 orang anak dengan total presentase 68,3% dan anak dengan kebersihan diri yang kurang ada sebanyak 44 orang dengan total presentase 21,7%. Total seluruh anak dengan kebersihan baik, sedang maupun kurang adalah sebanyak 202 orang anak dengan total presentase 100%.

IV.2 Tabel : Distribusi Frekuensi dari Prevalensi Kecacingan

Kecacingan N %

+ 114 56,4

- 88 43,6

Jumlah 202 100

Menurut tabel univariat kecacingan diatas jumlah anak yang positif mengalami kecacingan adalah sebanyak 114 orang anak dengan presentase 56,4% dan anak yang negative kecacingan ada sebanyak 88 orang dengan presentase 43,6%. Total keseluruhan sampel adalah 202 orang anak dengan presentase 100%.

IV.3 Tabel : Crosstab (Hubungan Antara Kebersihan Diri dengan Kecacingan Anak SD X Kebersihan

Diri

Kecacingan (+) Kecacingan (-) Total

n % N % N %

Baik 7 35 13 65 20 100

Sedang 71 51,4 67 48,6 138 100

Kurang 36 81,8 8 18,2 44 100

Sumber : Hasil pengolahan data penelitian

Menurut tabel bivariat hubungan kebersihan diri dengan kejadian kecacingan di SD X Tahun 2008 dengan total sampel 202 orang anak SD dapat diketahui hampir seluruh siswa yaitu sebesar 81,8% siswa SD sebanyak 36 orang mengalami kecacingan dengan kebiasaan kebersihan diri kurang, sebanyak 51.4% siswa SD sebanyak 71 orang terinfeksi cacing dengan kebersihan diri sedang dan sebanyak 35% siswa SD sebanyak 7 orang dengan kebersihan diri kurang. Sedangkan anak yang tidak mengalami kecacingan dengan kebersihan diri yang baik ada sebanyak 13 orang dengan presentase 65%, anak dengan kebersihan diri yang sedang ada sebanyak 67 orang dengan presentase 48,6% dan anak yang kerbersihan diri yang kurang ada sebanyak 8 orang dengan presentase 18,2%. Sehingga total keseluruhan anak yang kebersihan dirinya baik tetapi yang positif kecacingan maupun tidak adalah 20 orang anak dengan total presentase 100%, anak yang kebersihan dirinya sedang, baik yang positif ataupun negatif kecacingan adalah 138 orang anak dengan total presentase 100% dan total anak yang kebersihan dirinya kurang baik yang positif mengidap kecacingan maupun tidak adalah 44 orang anak dengan presentase total 100%.

BAB V

HASIL PEMBAHASAN

Dari penelitian diatas maka diketahui anak yang mengalami kecacingan 36 orang(81,8%) dari 44 orang anak yang menyebabkan kecacingan adalah kebersihan diri yang kurang. Sedangkan anak yang kebersihan dirinya sedang ada 71 orang(51,4%) dari 138 yang mengalami kecacingan. Serta, anak dengan kebersihan baik ada 7 orang (35) dari 20 orang yang mengalamin kecacingan.

Simpulan

1. Dari analisi data yang ada di pemicu maka diketahui P=0,001,karana di awal telah ditetapkan untuk sarjana kesehatan nilai ά=0,05. Jadi nilai pada P<α =H0 ditolak. Jadi kesimpulan dari analisis data penelitian ini “Terdapat hubungan antara kebersihan diri dengan kejadian kecacingan pada SD X tahun 2008

2. Prevalensi di SD X adalah 81,8 (%) terinfeksi dan 44 siswa tidak terinfeksi 3. Anak yang bersekolah di SDN 11 Langkai memiliki kebersihan diri

Saran

Dari hasil penelitian disarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi atau Kota untuk memberikan penyuluhan atau pendidikan mengenai kecacingan kepada siswa siswi agar mengurangi tingkat kejadian kecacingan di sekolah. Disarankan juga kapada pihak sekolah untuk menyediakan sarana atau memberlakukan kegiatan sekolah yang mendukung kegiatan mencuci tangan dengan sabun agar tercipta kebiasaan mencuci tangan dengan sabun disekolah. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui secara spesifik hubungan kebersihan diri dengan kejadian cacingan.

Dalam dokumen HUBUNGAN ANTARA KEBERSIHAN DIRI DENGAN K (Halaman 29-35)

Dokumen terkait