• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008: 38). Dalam penelitian ini akan digunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008: 39), variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat”. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Di dalam variabel penelitian akan dibahas beberapa hal sebagai berikut: (1) identifikasi variabel, (2) hubungan antar variabel, dan (3) definisi operasional variabel. Penjelasan dari bagian tersebut adalah sebagai berikut:

3.3.1 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemandirian siswa.

3.3.2 Hubungan Antar Variabel

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (X) layanan bimbingan kelompok dan variabel terikat (Y) kemandirian siswa. Variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Hubungan antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Hubungan Antar Variabel

Keterangan :

X : Layanan bimbingan kelompok (variabel bebas) Y : Kemandirian siswa (variabel terikat)

Pemberian layanan bimbingan kelompok sebagai variabel bebas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemandirian siswa melalui layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok ini mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu berpengaruh terhadap kemandirian siswa. (X) Variabel Bebas (Y) Variabel Terikat

3.3.3 Definisi Operasional Variabel

Sesuai dengan identifikasi variabel, dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi fokus penelitian. Dua variabel tersebut adalah variabel bebas (X) layanan bimbingan kelompok dan variabel terikat (Y) kemandirian siswa. Untuk memberikan pemahaman tentang dua variabel tersebut, maka akan dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:

3.3.3.1Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah aktivitas bimbingan yang diberikan oleh konselor sebagai pemimpin kelompok kepada beberapa individu (10-15 orang) dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas topik permasalahan tertentu yang mempunyai fungsi pemahaman dan pengembangan. Bimbingan kelompok ini dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan, yaitu tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran.

Dalam penelitian ini bimbingan kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan nilai karakter mandiri siswa di SMP Negeri 3 Kembang Kabupaten Jepara.

3.3.3.2Kemandirian Siswa

kemandirian merupakan cara bersikap, berfikir, dan berperilaku individu secara nyata yang menunjukkan kondisi mampu mengarahkan diri dengan segala kemampuan yang dimiliki, tidak bergantung kepada orang lain dalam hal apapun, dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Adapun indikator bahwa seorang siswa mampu mempunyai kemandirian, yaitu : 1) percaya diri, 2) mampu bekerja sendiri, 3) menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan

kerjanya, 4) menghargai waktu, 5) bertanggung jawab, 6) memiliki hasrat bersaing untuk maju, dan 7) mampu mengambil keputusan.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Kembang Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara, yang berjumlah 36 siswa. Pengambilan populasi ini berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru pembimbing dan guru mata pelajaran bahwa kelas VIIIA memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelas VIII lainnya. Pengambilan populasi ini berdasarkan rekomendasi juga dari guru pembimbing serta beberapa guru mata pelajaran.

3.4.2 Sampel

”Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2009: 118). Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenai penyelidikan yang dapat mewakili populasi.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 siswa. Pertimbangan jumlah anggota 12 siswa yaitu karena dipandang lebih efisien dan efektif. Efesien yang dimaksud adalah mempertimbangkan karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana. Sedangkan efektif dimaksudkan sejumlah subyek yang diambil sebagai sampel dalam penelitian sudah tepat, dalam hal ini pengambilan subyek berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian yaitu siswa-siswa yang tingkat kemandiriannya sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi.

3.4.3 Teknik Sampling

Cara pengambilan sampel dalam penelitian kali ini adalah dengan

probability sampling. Probability sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel” (Sugiyono, 2008: 82). Penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik

proportionate stratified random sampling adalah “teknik penentuan sampel dimana populasinya mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional” (Sugiyono, 2008: 82). Cara pengambilan sampel secara

proportionate stratified random sampling ini memberikan hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.

Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengukur tingkat kemandirian siswa dengan menggunakan skala karakter

2. Mengklasifikasikan dan menghitung hasil skala karakter mandiri dalam lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi, sehingga akan diperoleh data siswa yang memiliki kemandirian sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

3. Mengambil sampel penelitian dengan cara membuat proporsi untuk setiap kategori. Dalam penelitian ini akan diambil 12 siswa yang memiliki kemandirian rendah sampai sangat tinggi.

Dalam penelitian ini diambil sampel 12 siswa dikarenakan di dalam bimbingan kelompok dituntut adanya homogenitas dan heterogenitas. Homogen karena anggota memiliki tingkat perkembangan yang relatif sama (umur), sedangkan heterogen yaitu anggota merupakan pribadi yang unik, karakteristik yang berbeda, latar belakang sosial ekonomi yang beragam dan pendidikan yang beragam.

Tabel 3.2

Sampel Penelitian Bimbingan Kelompok No. Kode responden

1. R-01 2. R-05 3. R-10 4. R-13 5. R-14 6. R-15 7. R-18 8. R-22 9. R-25 10. R-30 11. R-32 12. R-33

3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data

Dokumen terkait